Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA


DESTILASI

Dosen Pembimbing Semarang, 10 April 2023


Praktikan,

Ir. Sari Purnavita,M.T Anggita Violasya Duiafani


A. Tujuan Praktikum
1. Dapat mengetahui dan menentukan temperatur bola basah dan
temperatur bola kering pada proses humidifikasi.
2. Dapat mengetahui nilai H’, VH, Tdp, Hp, Ys’, dan Y’ menggunakan
psychometric chart.
3. Dapat mengetahui perhitungan humidity dan humid heat proses
humidifikasi.
B. Dasar Teori

Humidifikasi adalah proses perpindahan cairan ke dalam campuran gas (udara


dan uap air). Humidifikasi lebih lengkapnya yaitu suatu proses peningkatan
jumlah kadar air dalam aliran gas dengan melewatkan aliran gas di atas
cairan yang kemudian akan menguap ke dalam gas. Dalam proses ini gas
dikontakkan dengan air yang berada di dalam labu secara counter current dimana
air mengalir dari atas dan gas mengalir ke atas dari bawah, dengan laju alir
sirkulasi air tertentu. Sedangkan dehumidifikasi adalah proses perpindahan uap air
dari campuran gas (udara dan uap air) ke fase cair.
Dalam pemrosesan bahan sering diperlukan untuk menentukan uap air dalam
aliran gas. Operasi ini dikenal sebagai proses humidifikasi. Sebaliknya, untuk
mengurangi uap air dalam aliran gas sering disebut proses dehumidifikasi. Dalam
humidifikasi, kadar dapat ditingkatkan dengan melewatkan aliran gas di atas
cairan yang kemudian akan menguap ke dalam aliran gas. Perpindahan ke aliran
utama berlangsung dengan cara difusi dan pada perbatasan interface perpindahan
panas dan massa yang berlangsung terus menerus, sedangkan dalam
dehumidifikasi dilakukan pengembunan kondensasi parsial dan uap yang
terkondensasi dibuang. Penggunaan yang paling luas dari proses humidifikasi dan
dehumidifikasi menyangkut system udara- air.
Tujuan dari humidifikasi adalah:
1. Pendinginan air dengan udara luar.
2. Pengendalian suhu atau kandungan uap air dalam gas.
3. Mengurangi kandungan uap dalam gas.
4. Pendinginan gas panas.
5. Pendinginan penguapan.
Untuk bisa memperoleh nilai humidity diperlukan data temperatur bola
basah, temperatur bola kering
Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam proses humidifikasi :
1. Dry bulb temperature (Td)
Merupakan temperatur campuran uap dan gas yang diukur oleh termometer
yang tercelup di dalam campuran itu.
2. Persen saturasi
Disebut juga persen absolute humidity (HP) yang didefinisikan sebagai:
HP = 100 Y’/Y’s
Dimana harga pada keadaan jenuh dihitung pada dry bulb temperatur dari
campuran
3. Dew point (Tdp)
Merupakan temperatur dimana campuran uap dan gas yang tidak
berhubungan dengan cairannya menjadi jenuh karena didinginkan pada
tekanan total yang tetap.
4. Humid volume (VH)
Merupakan volume campuran (dalam cuft) setiap 1 lb gas kering yang berada
dalam campuran tersebut pada temperatur dan tekanan yang bersangkutan.
5. Humid heat (CS)
Merupakan panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 oF dari 1 lb
gas dalam campurannya pada tekanan tetap.
Cs = Cb + Y’ Ca
6. Enthalpy (H’)
Merupakan jumlah dari (relative) enthalpy gas dan uap yang terkandung.
7. Wet bulb temperature (Tw)
Merupakan temperature keseimbangan yang dicapai apabila cairan diuapkan
ke dalam campuran uap gas yang tidak jenuh.
8. Humidity (H)
Humidity adalah campuran udara dan uap air yang didefinisikan sebagai 1 kg
uap air yang terkandung dalam 1 kg udara kering.
H = Cs (td-t0) + Y’ λ0
C. Metodologi
Pada praktikum humidifikasi ini digunakan 2 perlakuan berbeda yaitu
suhu air masuk pada suhu 60oC dan suhu 50oC.
 Alat dan bahan:
Alat = hot plate, labu destilasi , thermometer, kondensor, gelas ukur,
piknometer, beakerglass, erlenmeyer, corong, klem, statif, dan
krop.
Bahan = aquadest dan etanol
 Cara kerja:
1) Lakukan perhitungan untuk mengukur banyaknya aquades dan
etanol.
2) Timbang dan ukur aquades dan etanol.
3) Campurkan keduanya dan masukkan kedalam labu destilasi.
4) Rangkai alat destilasi.
5) Panaskan pada suhu 78oC, tamping destilat yang keluar setiap
10 ml sekali.
6) Setelah destilat dingin timbang dan ukur densitynya.
7) Ulangi pengukuran sampai tidak ada destilat yang keluar lagi.
8) Timbang dan ukur massa pada bottom yang terdapat dalam
labu, lalu ukur density pada bottom.
9) Setelah itu buat kurva kalibrasi untuk mengukur density vs
kadar etanol.
 Rangkaian alat
D. Hasil
Percobaan 1

Xf = 40% berat etanol


F = 200 gr
Destilas Massa destilat Density (gr/ml) X
(gr)
D1 8 0,8 92%
D2 7,97 0,797 94%
D3 7,88 0,788 96%
D4 7,94 0,794 95%
D5 7,92 0,792 95%
D6 7,92 0,792 95%
D7 8 0,8 92%
D8 8,15 0,815 88,5%

Bottom = 107,11 gr
Massa pada pikno = 9,62 gr
Density bottom = 0,96 gr/ml
Suhu tetesan pertama = 75oC
XB = 10%
Percobaan 2
Xf = 20% berat etanol
F = 200 gr
Destilas Massa destilat Density (gr/ml) X
(gr)
D1 8,43 0,843 75,5%
D2 8,55 0,855 71,5%
D3 8,53 0,853 72,5%
D4 8,81 0,881 56%

Bottom = 141 gr
Massa pada pikno = 9,63 gr
Density bottom = 0,96 gr/ml
Suhu tetesan pertama = 79oC
XB = 10%

Y-Values
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
0.8 0.82 0.84 0.86 0.88 0.9 0.92 0.94 0.96 0.98

E. Pembahasan
Humidifikasi yaitu suatu proses peningkatan jumlah kadar air
dalam aliran gas dengan melewatkan aliran gas di atas cairan yang
kemudian akan menguap ke dalam gas. Dalam proses ini gas dikontakkan
dengan air yang berada di dalam labu secara counter current dimana air
mengalir dari atas dan gas mengalir ke atas dari bawah, dengan laju alir
sirkulasi air tertentu.
Pada praktikum humidifikasi ini digunakan 2 perlakuan berbeda
yaitu percobaan pertama air masuk pada suhu 60 oC dan percobaan kedua
air masuk pada suhu 50 oC. Diperoleh data dari gas yang masuk dan keluar
nilai Tw selalu lebih kecil dari nilai Td, hal ini sesuai dengan literatur.
Karena adanya efek pendinginan ini wet bulb selalu menunjukkan
temperatur yang rendah dibandingkan dry bulb. Ketika kelembaban udara
kecil, maka air akan mengambil panas dari termometer tersebut sehingga
suhu pada termometer bola basah akan menurun.
Pada proses humidifikasi, aliran gas dan dan aliran air dikontakkan
secara counter current dimana air mengalir dari atas dan gas/udara
mengalir ke atas dari bawah dengan bantuan kompresor dengan laju alir
sirkulasi air tertentu. Keran harus diatur lajunya agar air dari tangki
penampung dapat keluar menjadi dingin (pendinginan secara adiabatis).
Bila keran dibuka terlalu besar maka fungsi dari udara yang dikontakan
menjadi percuma. Tekanan pada kompresor juga harus diatur agar sesuai
dengan air yang keluar pada tangki penampung.
Pada percobaan kali ini. data yang diambil seperti, suhu air di
dalam tangki penampung, suhu gas masuk (Td dan Tw), dan suhu gas
keluar ( Td dan Tw).Dengan bertambahnya jumlah aliran air yang
dikontakkan dengan udara proses maka akan meningkatkan kandungan air
dalam udara sampai mencapai kondisi jenuh. Dapat diketahui bahwa pada
percobaan pertama kelembaban lebih tinggi dibanding kelembaban kedua,
hal ini menunjukan pada percobaan pertama air yang terperangkap dalam
udara lebih besar nilainya daripada percobaan kedua. Faktor yang
kemungkinan terjadi adalah adanya perbedaan tekanan pada kompresor
dan air yang keluar dalam tangki dan besar kecilnya keran yang dibuka
pada tangki penampung.

F. Kesimpulan
Dapat disimpulkan pada praktikum humidifikasi ini pada percobaan
pertama dengan variable suhu 60 oC diperoleh nilai humidity 40,88 Btu/lb
udara kering dan humid heat sebesar 0,25 Btu/lb udara kering. Pada
percobaan kedua dengan variable suhu 50 oC diperoleh nilai humidity
36,33 Btu/lb udara kering dan nilai humid heat sebesar 0,25 Btu/lb udara
kering.
G. Daftar Pustaka
Christie J. Geankoplis, Transport Processes and Unit Operations
M. N. Fahmi, E. Yohana, and S. Sugiyanto, "Simulasi Distribusi Suhu Dan
Kelembapan Relatif Pada Rumah Tanaman (Green House) Dengan
Sistem Humidifikasi," Jurnal Teknik Mesin, vol. 2, no. 1, pp. 41-
48, Jan. 2014
Pramudono, Bambang. 1987. Humidifikasi dan Pengeringan. Yogyakarta:
Proyek. Peningkatan Pengembangan Perguruan Tinggi UGM.

Anda mungkin juga menyukai