Anda di halaman 1dari 16

PROSES ENERGI HUMIDIFIKASI MENGGUNAKAN

HUMIDIFIER DENGAN AC SPLIT


Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Proses
Energi II

Tanggal Praktikum : 13 Maret 2018


Tanggal Laporan : 27 Maret 2018
Dosen Pembimbing : Purwinda Iriani, M.Si

Kelompok :6
Nama Praktikan : Sentauri (151734030)
Anggota Praktikan : Rifqi M Romdon (151734025)
Rizki Azka F (151734027)

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONSERVASI ENEGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Definisi Humidifikasi


Humidifikasi adalah proses perpindahan air dari fasa cair (A) ke dalam
campuran gas yang terdiri dari udara (B) dan uap air (A) dengan syarat B tidak larut
dalam A.

2.2. Jenis-Jenis Humidifikasi

2.3. Tujuan Humidifikasi


1) Pengendalian kondisi udara (kelembaban dan Suhu)
2) Pendinginan gas untuk mengembunkan uap cair dalam gas

2.4. Proses Humidifikasi

2.5. Alat-alat Humidifikasi


1) Kolom Percik

2) Multiple Nozzle

3) Crosscurrect Spray
4) Kolom Isian

5) Kolom Piring
2.6. Istilah dalam Humidifikasi
1) Kelembaban Absolut
Kelembaban absolut adalah perbandingan antara massa uap terhadap massa gas.
Satuan Y = kg H2O/kg Udara kering
PAV  n A RT dan PBV  nB RT
bila n  w / M
w wB
PAV  A RT PBV  RT
MA MB
wA PA M A PA M A
   H ...........................................3.1
wB PA M A Pt  PA M A
2) Kelembaban Jenuh
Gas jenuh ialah gas dimana uap berada dalam keseimbangan dengan zat cair pada
suatu gas.
Satuan Ys = kg H2O/kg Udara kering

PAS M A
HS 
Pt  PAS M B
3) Kelembaban Relatif
Kelembaban relative didefinisikan sebagai rasio antara tekanan bagian uap dan
tekanan uap zat cair pada suhu gas.
Dinyatakan dalam %

PA
H R  100
PAS
4) Presentasi Kelembaban
Persentase kelembaban ialah rasio kelembaban nyata terhadap kelembaban jenuh
pada suhu gas, juga atas dasar persen,
18 P
 A 100
29 P  PA P P  PAS
YP   A  100
18

PAS P AS P  PA
29 P  PAS
5) Titik Embun
Suhu dimana campuran uap – gas menjadi jenuh (uap mulai mengembun)
6) Suhu Bola Basah
Suhu udara yang diukur dengan menggunakan termometer yang dibalut dengan
kain basah di bahagian bulinya.
7) Suhu Bola Kering
Biasanya disebut sebagai suhu udara, merupakan istilah yang umum digunakan.
Ketika orang menyebut suhu udara, biasanya mereka mengacu pada temperatu bola
kering. Disebut suhu bola kering karena dalam mekanisme kerjanya tidak
terpengaruh oleh kelembaban udara.

8) Volume Lembab
Volume lembab ialah volume total satu satuan massa gas bebas uap beserta segala
uap yang dikandungnya, pada tekanan 1 atm dan suhu gas

0,0224 T  1 H 
VH    
273  MB MA 
9) Kalor Lembab
Kapasitas panas satu satuan massa gas kering beserta kandungan uap yang
dikandungnya

CH  CB  Y .C A
Untuk system udara – Gas
CB = Cgas = 1,005 KJ/Kg.K
CA = Cair = 1,88 KJ/Kg.K
10) Entalphi
adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari
suatu sistem termodinamika.Dinyatakan dalam Kj/Kg

HY  H B  Y.H A
Dimana:

HY= enthalpy campuran uap –gas


HA= enthalpy kompponen A (uap)
HB= enthalpy kompponen B (gas)
2.7. Parameter yang Mempengaruhi Humidifikasi
Parameter ini akan dilihat karakteristiknya, lalu dapat digunakan dalam
perhitungan dan menunjukan kinerja proses

1) Temperatur air panas di inlet cooling tower


2) Temperatur air dingin di outlet cooling tower
3) Temperatur udara di inlet cooling tower
4) Laju alir air panas
5) % relative humidity di inlet cooling tower
6) Temperatur udara di outlet cooling tower
7) % relative humidity di outlet cooling tower
8) Kecepatan angin/udara
9) Tegangan motor untuk ID fan
10) Arus motor untuk ID fan
11) cos ∅ motor untuk ID fan
12) Daya motor untuk ID fan

2.8. Kinerja Humidifikasi


Kinerja ini memperlihatkan seberpa baik alat untuk menjadi sebuah humidifier
𝑻𝒘 𝒊𝒏−𝑻𝒘 𝒐𝒖𝒕
𝛈= x 100%
𝑻𝒘 𝒊𝒏−𝑻𝒂 𝒘𝒃

Kinerja Cooling Tower dapat dianalisa dari nilai T range dan T approach.
1) T range Merupakan beda antara suhu air masuk dan keluar cooling tower. Range
yang tinggi menunjukkan bahwa cooling tower mampu menurunkan suhu air
secara efektif, dan kinerjanya bagus.
2) Sedangkan T approach Merupakan beda antara suhu air dingin keluar cooling
tower dan suhu wet bulb ambien. Semakin rendah approach semakin baik
kinerja cooling tower. Approach merupakan indikator yang lebih baik untuk
kinerja cooling tower.
2.9. Contoh Penerapan di Industri
1) Rumah Sakit:
a. Ruang Operasi
b. Ruang Isolasi
c. Laboratorium
2) Industri yang menggunakan humidifikasi:
a. Industri Makanan & Minuman
b. Industri Pharmasi
c. Industri Tekstil
d. Industri Elektronik
e. Industri Alkohol
3) Perpustakaan menggunakan prinsip humidifikasi dalam penyimpanan buku:
a. Ruang Arsip
b. Penyimpanan Kertas
c. Musium
d. Toko Buku
4) Bangunan untuk kenyamanan penghuni seperhi Hotel dan Perkantoran
5) Pertanian dan perkebunan:
a. Produksi Jamur
b. Produksi Madu
c. Produksi Kopi
d. Pabrik Teh
6) Equiptment di Industri
a. Cooling Tower
b. Pump
c. Exhaust Fan
d. Absorber
e. Filter

BAB III
METODA PENGUJIAN
3.1. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Gambar
1 Humidifier

2 AC

3 Anemometer
4 Gelas Ukur

5 Tabung Erlenmeyer

6 Meteran

8 Clamp On
3.2. Prosedur Percobaan
3.3. Rangkaian Percobaan
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1. Neraca Massa dan Energi Proses Energi
Kondisi Operasi LOW

V air= 0,5 ml/menit Humidifier


Rh% = 63,2
T = 19,775oC
v = 2,4 m/s

Rh% = 60,975
AC Ruangan T = 16,475 oC
V = 3,75 m/s
AC Rh% = 60,975
T = 16,475 oC
A V = 3,75 m/s

Rh% = 60,5
T = 20,325oC
Kondisi Operasi MEDIUM v = 1,275 m/s

V = 1,2 ml/menit Humidifier


Rh% = 69,7
T = 19,4oC
v = 4,125 m/s

Rh% = 60,975
AC
Ruangan T = 16,475 oC
V = 3,75 m/s
ACRh% = 66,25
T = 19 oC
A V = 5,125 m/s
Kondisi Operasi HIGH Rh% = 62,725
T = 20,5oC
v = 2,875 m/s

V = 3,75 ml/menit Humidifier


Rh% = 71,4
T = 18,9oC
v = 9,375 m/s

Rh% = 60,975
AC
Ruangan T = 16,475 oC
V = 3,75 m/s
ACRh% = 67,275
T = 19,475 oC
A V = 3,5 m/s

4.2. Data Pengamatan Proses Energi


4.3. Perhitungan
4.4. Profil Kurva
4.5. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai