Anda di halaman 1dari 6

PROSES PRODUKSI SEMEN PT.

INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk


Diagram Alir Proses Pembuatan Semen
Raw Meal Halus

RP Flue Gas
Batu Kapur Pasir Besi
Raw Meal

Tanah Liat Produk Mill

Raw Meal
Kasar
Udara Tersier Batu bara + udara
Gas Buang

Batu Bara +Udara Primer Kiln Flue Gas

Hot Klinker

Hot Meal
Udara Sekunder

Cement Mix Semen Halus

Trass Produk Mill


Limestone

Gypsum
Quenching Air

Semen Kemasan

Cold Clinker Cement Mix


Kasar
Raw Mill
Raw Mill merupakan peralatan untuk menggiling dan mengeringkan bahan mentah semen.
Prinsip kerja dari Raw Mill yaitu penghancuran dan penghalusan campuran tepung baku dari
sekitar 25 mm menjadi sekitar 90 mikron dengan menggunakan tumbukan dan gesekan antara
bola-bola baja serta perputaran dari Ball Mill.

Bahan baku harus melalui proses penggilingan dan pengeringan sebelum ke kiln.

Hal ini dimaksudkan untuk:

a. Mengeringkan bahan baku hingga kadar airnya tidak boleh >1%.

b. Mereduksi ukuran bahan baku hingga ukurannya 170 mesh (90 mikron) untuk mempercepat
proses pembakaran di kiln.

c. Mencampur bahan baku dengan perbandingan tertentu.

d. Memperoleh campuran yang lebih homogen.

Tahapan Proses

1. Penggilingan dan Pengeringan Bahan Baku (Raw Meal Unit)


Proses pengeringan berlangsung dalam rotary drier dan impact drier dan penggilingan
berlangsung dalam raw grinding mill dengan memanfaatkan sisa gas panas dari exhaust
gas suspension preheater dengan suhu 350 – 3800C.
Langkah-langkah proses pengeringan yang dilakukan terhadap raw material adalah :
Batu kapur dari tempat penyimpanan (limestone storage) digaruk oleh reclaimer ke
belt conveyor. Kemudian diteruskan ke impact drier untuk memperkecil ukuran menjadi
30 mm dengan kadar air 5 – 6,5 %.
Tanah liat diangkut oleh over head crane dimasukkan ke double roll crusher, dan
kemudian melalui belt conveyor menuju rotary drier dimana terjadi pengeringan secara
cocurrent oleh gas panas dari suspension preheater dengan suhu sekitar 375 C. Setelah
keluar dari rotary drier, tanah liat dimasukkan ke storage bin dengan belt conveyor, lalu
menuju hopper dengan bucket elevator. Gas buang dari rotary drier diusahakan bersuhu
sekitar 1100C agar tidak terjadi pengembunan uap air sehingga mengganggu ducting
gas buang ke electrostatic precipitator (EP).
Silica sand dan pyrite cinder atau besi oksida langsung dimasukkan ke dalam hopper
dengan menggunakan over head crane dan belt conveyor.
Dari masing-masing hopper, material ditimbang menggunakan weighing feeder dan
dialirkan ke dalam air separator untuk memisahkan partikel halus dan kasar. Partikel
halus akan terbawa udara panas ke dalam cyclone dan mengalami pemisahan partikel
halus dengan udara panas dengan menggunakan separator fan. Partikel halus masuk ke
dalam air blending silo untuk homogenisasi dan partikel kasar masuk kembali ke dalam
raw grinding mill untuk dihancurkan lagi. Partikel yang kasar digiling dengan bantuan
grinding media berupa bola-bola baja (steel ball) yang berdiameter 30 – 90 mm. Partikel-
partikel halus dimasukkan dalam air separator untuk diproses kembali. Partikel halus
dari cyclone dimasukkan ke air blending silo. Setelah melalui proses blending dan
komposisi raw material dinyatakan telah sesuai oleh PCM Department lalu material
diturunkan ke dalam storage silo sebagai kiln feed. Hasil akhir udara panas dari raw mill
dialirkan ke electrostatic precipitator untuk pemisahan partikel halus (debu). Sedangkan
debu sisa dari sistem transportasi ditangkap oleh dust collector dan dimasukkan kembali
ke dalam air blending silo.
Pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9, Cirebon menggunakan sistem
penggilingan tertutup (closed circuit grinding) dengan metode penggilingan sambil
dikeringkan (drying during grinding). Tujuan dari penggilingan ini adalah untuk
memperluas permukaan sehingga dapat mempercepat reaksi pada proses pembakaran di
Rotary Kiln. Pada Plant 10, pengeringan dan penggilingan tepung baku terjadi di satu alat
yaitu Raw Meal. Jenis Raw Meal yang digunakan adalah Vertical Roller Mill dengan
kapasitas 280 ton/jam. Alat ini terdiri dari sebuah Grinding Table, tiga buah Roller
penggiling dan classifier yang terpasang diatasnya.
Material yang masuk raw mill mempunyai kehalusan 0 – 25 mm dengan kadar air
maksimum 9,5 persen dan diinginkan produk dengan ukuran 170 mesh dengan residu <
12 persen diatas ayakan 90 mikron dan kadar air 0,5 – 1 persen. Pengaturan kadar air
dalam Vertical Roller Mill dimaksudkan untuk memperoleh karakteristik aliran yang
baik. Material masuk berlawanan arah (counter-current) dengan aliran gas panas yang
merupakan gas buang Reinforced Suspension Preheater (RSP). Sebelum gas panas masuk
Vertical Roller Mill, gas panas masuk ke dalam stabilizer untuk diturunkan suhunya dari
437 C menjadi 340 C untuk menurunkan temperatur gas demi menjaga effisiensi
penangakapan debu dalam EP karena pada temperature tinggi EP tidak dapat bekerja
secara optimal dalam menjaga emisi debu pengeluaran agar tetap 70 mg/Nm2.
Prinsip kerja dari Stabilizer yaitu dengan cara mengkabutkan gas panas yang masuk ke
dalam Stabilizer dengan menggunakan water spray. Gas panas berasal dari Reinforced
Suspensin Preheater masuk ke Vertical Roller Mill bersuhu antara 340C dan keluar dari
Roller Mill bersuhu maksimal 105C. Material yang masuk Raw Mill akan dijatuhkan ke
pusat meja bundar yang diputar oleh motor penggerak. Di atas meja tersebut tergantung
tiga pasang Roller yang berputar pada sumbunya. Proses penggilingan terjadi karena
material yang berada di atas meja yang berputar cenderung bergerak ke arah tepi meja
akibat adanya gaya sentrifugal.
Pada saat melewati Roller, material akan tergilas karena adanya gaya tekan antara Roller
dan Grinding Table. Tekanan tersebut berasal dari silinder hidraulik yang dipasang
sebanyak 1 buah untuk tiap roller. Selama proses penggilingan berlangsung, material juga
dikeringkan oleh udara panas dengan suhu 340oC yang berasal dari Suspension Preheater.
Material yang telah digiling di meja penggiling akan terbawa oleh udara panas dari
Suspension Preheater akibat hisapan Electrostatic PrecipitatormFan dengan kekuatan
hisap 1050 mmH2O, maka material akan terbawa keatas menuju Classifier untuk
dipisahkan antara material kasar dan halus. Disini material hasil penggilingan yang masih
kasar akan terlempar ke dinding Classifier dan dijatuhkan kembali ke meja penggilingan
sedangkan material yang sudah halus diisap oleh EP fan.
Material yang terlempar dari Grinding Table dikumpulkan oleh Scrapper dan dijatuhkan
ke Truck Chain Conveyorlalu diangkut secara vertikal dengan Bucket Elevator. Oleh
Truck Chain Conveyor lagi material dimasukkan dari atas Classifier dan dijatuhkan
kembali ke meja penggiling untuk kembali digiling. Sedangkan material halus berupa
debu yang lolos dari Classifier dibawa oleh aliran gas panas menuju Electrostatic
Precipitator untuk dipisahkan gas panas dengan material halusnya.
Di dalam EP, debu yang tidak dapat tertangkap dibuang ke udara bebas melalui chimney.
Batas emisi debu adalah 70 mg/Nm2. Prinsip kerja dari EP adalah memisahkan material
dari gas panasnya dengan menggunakan elektroda, di dalam EP terdapat 2 macam
elektroda, yaitu collecting electrode dimana elektroda ini bermuatan positif dan discharge
electrode dimana elektroda ini bermuatan negatif. Pada discharge electrode dialiri listrik
arus DC bertegangan tinggi sehingga akan terjadi perpindahan electron menuju ke
collecting electrode yang bermuatan positif, aliran electron ini akan menabrak debu yang
ada diantara dua lempeng elektroda. Pada awalnya debu bermuatan netral akibat adanya
energi aktivasi besar dari debu maka debu mudah terionisasi oleh elektron sehingga
muatannya menjadi negatif. Debu yang bermuatan negatif bergerak menuju
collectingelectrode karena adanya medan listrik antara discharge electrode dan collecting
electrode.
Selanjutnya debu bermuatan negatif ini akan menempel pada lempeng collecting
electrode dalam bentuk material halus. Karena elekroda-elektroda pada EP mengalami
pemukulan secara periodik oleh Hammer maka material halus yang menempel pada
elektroda akan terlepas dan jatuh ke rotary feeder, kemudian oleh Truck Chain Conveyor
dan Air Slide Conveyor dibawa masuk ke BeltBucket Elevator dan dialirkan ke
Homogenizing Silo untuk ditampung serta dihomogenasi.Raw Meal masuk ke
Homogenizing Silo pada suhu 85 C

Flue Gas

m,P,T bahan baku m,P,T bahan baku


Raw Mill

udara
M,P,T SP

Anda mungkin juga menyukai