Anda di halaman 1dari 34

DEHUMIDIFIKASI

By :
Beta Salsabila A 3D - TKE
Cipta Tri S
Putri Hanifah S
PENGERTIAN PROSES

PARAMETER
YANG PENERAPAN
BERPENGARUH

CONTOH
PENERAPAN
PENGERTIAN
Dehumidifikasi adalah proses perpindahan/pengembunan
uap cairan (A) dari campuran [uap air (A) dan gas (B)] karena
proses pendinginan maupun kontak antara cairan (A) (yang
temperaturnya lebih rendah) dengan campurannya.

*Syarat : gas B tidak melarut ke dalam cairan A.


Dehumidifier adalah alat yang digunakan untuk menurunkan
kelembaban udara melalui proses dehumidifikasi.
PROSES
PROSES SECARA GARIS BESAR
mempunyai dua cara proses, yaitu dengan pemanasan dan tanpa pemanasan.
Kesemuanya itu tergantuk cara mengatur valve yang ada. Pada proses ini, gas
dilewatkan pada sebuah kolom yang yang didalamnya terdapat zat penyerap
(absorbent) dan juga dengan memperbesar tekanan. Data yang diambil pada
percobaan ini seperti, suhu gas masuk (Tdin dan Twin), suhu gas keluar (Tdout dan
Twout), beda tekanan pada kolom ( P), dan suhu keluaran kolom bagian (A, B,
C, dan D) yang menempel pada kolom.
PROSES DEHUMIDIFIKASI

Ada cara untuk menghilangkan uap air dari udara: dengan pendinginan untuk
memadatkan uap air, dengan meningkatkan tekanan total yang juga
menyebabkan kondensasi atau dengan melewatkan udara melalui pengering
yang menarik uap air dari udara melalui perbedaan tekanan uap.
1. Pendinginan Berbasis Dehumidifikasi

Ketika udara didinginkan di bawah suhu dewpoint, kelembaban


mengembun di dekat permukaan. Udara telah dehumidifikasi oleh
proses pendinginan dan kondensasi. Jumlah embun yang hilang
bergantung pada betapa dingin udara bisa dingin, semakin rendah
suhu, pengering udara.
Mechanical Cooling System
2. Pengering Dehumidifiers
Pengering Dehumidifiers sangat berbeda dari pendinginan berbasis
dehumidifiers. Alih-alih pendinginan udara untuk menyingkat kelembaban,
desiccants menarik kelembaban dari udara dengan menciptakan daerah tekanan
uap rendah di permukaan pengering tersebut. Tekanan yang diberikan oleh air
di udara lebih tinggi, sehingga molekul air bergerak dari udara untuk pengering
dan udara dehumidified.
Siklus Pengering
PARAMETER YANG MEMPENGARUHI
Menurut Brooker et al. (1974), beberapa parameter yang mempengaruhi lama
waktu yang dibutuhkan pada proses dehumidifikasi antara lain:
a. Suhu udara pengeringan
Suhu udara pengeringan akan mempengaruhi laju penguapan air bahan dan
mutu pengeringan. Semakin tinggi suhu maka panas yang digunakan untuk
penguapan air akan meningkat sehingga waktu pengeringan akan menjadi lebih
singkat. Agar bahan yang dikeringakan tidak sampai rusak, suhu harus dikontrol
terus-menerus.
b. Kelembaban relative (RH) udara pengering
Kelembaban relative menentukan kemampuan udara pengering untuk
menampung kadar air bahan yang telah diuapkan. Jika RH semakin rendah
maka semakin banyak uap air yang diserap udara pengering, demikian juga
sebaliknya RH dan suhu pengering akan menentukan tekanan uap jenuh.
Perbedaan tekanan uap air pada udara pengering dan pemukaan bahan akan
mempengaruhi laju pengering. Untuk proses pengering yang baik diperlukan
RH yang rendah sesuai dengan kondisi bahan yang dikeringkan. Sedangkan
untuk Kelembaban relatif (RH), Dapat dirumuskan dengan persamaan:
……………………………………………………..…………(2.1)
c. Kecepatan aliran udara pengering
Aliran udara pada proses pengeringan berfungsi membawa panas untuk
menguapkan kadar air bahan serta mengeluarkan uap air hasil penguapan
tersebut. Uap air hasil penguapan bahan dengan panas harus segera dikeluarkan
agar tidak membuat jenuh udara pada permukaan bahan, yang akan
mengganggu proses pengeringan, semakain besar volume udara yang mengalir
maka akan semakin besar kemampuannya dalam membawa dan menampung air
dari permukaan bahan.
d. Kelembaban Spesifik
Kelembaban spesifik atau ratio kelembaban (w), dinyatakan dalam besaran masa
uap air yang terkandung di udara per satuan masa udara kering yang diukur
dalam gram per kilogram dari udara kering (gr/kg) atau kg/kg. Pada tekanan
barometer tertentu, kelembaban spesifik merupakan fungsi dari suhu titik
embun. Tetapi karena penurunan tekanan barometer menyebabkan volume
per satuan masa udara naik, maka kenaikan tekanan barometer akan
menyebabkan kelembaban spesifik menjadi turun. Hal ini dinyatakan dengan
persamaan: …………………………………………………...……(2.2)
e. Kadar Air Bahan
Keragaman kadar air awal bahan sering dijumpai pada proses pengeringan dan
hal ini juga menjadi suatu masalah. Kadar air akhir bahan merupakan tujuan
proses pengeringan, besarnya kadar akhir air akan menentukan lamanya proses
pengeringan berlangsung.
Kadar air dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu kadar air basah (Mw) dan
kadar air basis kering (M). Kadar air basah biasanya digunakan dipasaran untuk
menentukan kadar air bijibijian, sementara kadar air basis kering yang sering
digunakan dalam perhitungan-perhitungan engineering.
f. Kalor
Kalor adalah energi yang diterima suatu benda, yang dapat menyebabkan suhu
atau wujud benda berubah. Kalor merupakan suatu bentuk energi yang dapat
dipindahkan, tetapi tidak dapat dihilangkan. British Thermal Unit (BTU) adalah
jumlah kalor yang diperlukan untuk memanaskan atau mendinginkan 1 pound
air sampai suhunya naik atau turun 1°F dinamakan 1 BTU.
BTU = 0, 252 KCal = 1,055 K J = 1055 Joule
PENERAPAN
Proses Dehumidifikasi digunakan hampir diseluruh industri antara lain contohnya :

• Industri Makanan dan minuman • Ruang Arsip


• Industri Pharmasi • Pengeringan kayu
• Rumah Sakit / Ruang operasi /Ruang • Industri Alkohol
Isolasi
• Industri Listrik dan Elektronik
• Penyimpanan Ragi/Yeast
• Perpustakaan
• Pabrik kopi / Pengering biji kopi
• Pabrik Teh
• Laboratorium
• Industri tekstil
• Ruang Server / Komputer
Contoh Dehumidifikasi pada Madu
Badan Litbang Kehutanan di Sumbawa dan Koperasi Hanjuang di Banten.
Penurunan Kadar Air Madu
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menurunkan kadar air pada madu, diantaranya
adalah :
1. Pemanasan secara langsung : dilakukan dengan memasak madu melalui perebusan
madu. Namun cara ini tidak menjamin kualitas madu tetap terjaga
2. Pemanasan tidak langsung (dehidrasi-vacum) : dilakukan dengan menggunakan
dehidrator – vakum dan pemanasan dengan suhu rendah. Namun pemanasan yang
dilakukan tetap akan berpengaruh pada enzim diastase yang juga mempengaruhi
kualitas madu
3. Penguapan (dehumidifikasi) : Dengan menggunakan dehumidifi er. Cara ini akan
lebih aman dalam menjaga kualitas madu dibandingkan dengan teknik lainnya karena
menggunakan suhu rendah (suhu ruangan).
Bahan dan Peralatan
1. Bangunan / ruangan penurunan kadar air madu
2. Badan Litbang Menggunakan bangunan dilengkapi dengan AC sebagai
ruangan penurunan kadar air madu. Koperasi hanjuang menggunakan etalase
kaca berukuran 200 cm x 60 cm x 120 cm sebagai ruang penurunan kadar air.
3. Dehumidifier : menurunkan kadar air madu berdasarkan prinsip hubungan
keseimbangan antara kelembapan udara dan kadar air madu dimana semakin
rendah kelembapan ruangan maka semakin besar kandungan air dalam madu
yang dapat dikeluarkan.
4. Refraktometer kadar air madu : Alat ini digunakan untuk
mengukur kadar air madu.

5. Rak penyimpan : Digunakan untuk meletakkan wadah penyimpan


madupada proses dehumidifikasi. Sebaiknya terbuat dari bahan yang
aidak mengkontaminasi madu. Yang digunakan oleh Badan Litbang
Kehutanan maupun Koperasi Hanjuang tebuat dari stainless steel

6. Wadah Penyimpan Madu : Digunakan unuk menyimpan madu


yang akan dikurangi kadar airnya., kemudian disusun pada rak
penyimpanan. Wadah penyimpan juga dibuat dari bahan yang tidak
mengkontaminasi madu. Seperti plastik atau stainless steel.
Gambar : Etlase Kaca dan dehumidifier pada dehumidifikasi madu di
Koperasi Hanjuang (dokumentasi Koperasi Hanjuang)
Proses Dehumidifikasi Madu
Untuk proses penurunan kadar air madu, ada 2 tahapan proses penurunan kada air madu, antara lain :
Tahapan Persiapan :
a. Pembersihan ruangan penurun kadar air madu dan peralatan yang digunakan. Kebersihan dan higienitas
bangunan, ruang penurun kadar air madu, wadah madu, serta perlatan-peralatan yang digunakan selama
proses penurunan kadar air madu. Peralatan yang digunakan dan lingkungan disekitarnya harus dijaga
untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi madu oleh pengotor fisik (debu) dan mikroba.
b. Madu disaring terlebih dahulu menggunakan saringan nylon yang berfungsi untuk memisahkan
kotoran-kotoran yang tersimpan pada madu
c. Madu yang telah disaring ditentukan kadar airnya menggunakan refraktometer kadar air. Selanjutnya
madu dituang dalam wadah dengan ketebalan sesuai kebutuhan.
d. Madu disimpan dalam rak penyimpanan dan ditutup wadahnya terlebih dahulu.
e. Penimbangan madu dalam wadah.
Tahapan pelaksanaan. :

a. Ruangan penurun kadar air madu dikondisikan terlebih dahulu dengan suhu 25°C dan dehumidifier (kelembaban) dalam
ruangan 40% dengan kondisi ruangan tertutup rapat.

b. Wadah yang tersusun di rak dibuka tutupnya dan proses alat dalam ruangan berjalan selama 24 jam.
c. Pengukuruan kembali kadar air dengan refraktometer. Apabila penurunan kadar air telah mencapai 22 atau < 22 % (standar
SNI), wadah ditutup rapat untuk mengurangi udara yang dapat menaikan kembali kadar air madu. Apabila belum mencapai
kadar air yang ditentukan maka proses penurunan kadar air terus dilanjutkan sampai hari berikutnya.

d. Proses kerja alat dalam ruangan dapat di hentikan apabila seluruh kadar air madu dalam wadah telah memenuhi standar kadar
air.

e. Masukan madu dalam botol atau jerigen didalam ruangan utama dalam k dehumidifier berjalan. f. Selanjutnya madu dikemas
dalam botol sesuai kebutuhan .
Gambar: Madu dalam kemasan botol (Dokumentasi Badan Litbang Kehutanan)
Kadar Air Madu Setelah Dehumidifikasi
Dari Penelitian dehumidifikasi yang dilakukan oleh Badan Litbang Kehutanan pada Kelompok Tani
Madu Hutan Alam di Sumbawa, pengaturan pengaturan suhu AC sebesar 25°C, alat dehumidifier
(kelembaban) 40% serta ketebalan madu dalam wadah 4 cm mampu menurunkan kadar air madu dari
26,46% menjadi 19,88% dalam waktu 8 hari. Bangunan yang digunakan berukuran 4,5 x 2 m dan mampu
mengolah madu sebanyak 240-480 kg dalam 120 wadah penyimpan.
Koperasi Hanjuang melakukan dehumidifikasi madu dalam etalase kaca dengan rak tiga tingkat dan
dehumidifier type drytronics DT 300 dengan kelembaban 40 %. Ketebalan madu dalam wadah stainless
adalah 1 cm. Dalam waktu 12 jam dicapai penurunan kadar air madu dari 26 % menjadi 22 %. Dengan
kondisi yang sama, Kadar air 21 % dapat dicapai dalam waktu dehumidifikasi 24jam. Etalase
kaca/ruangan dehumidifikasi yang dimiliki koperasi ini mampu menampung 15 wadah stainless dan
mengolah 19, 9 kg madu. Dari kadar air madu 26 % menjadi 21 % terjadi penyusutan berat sebesar 5.8 kg.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai