Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut,

Tabel 4.1 Pengamatan pada Suhu Udara Pengering Skala 6 (Percobaan 1)


No Waktu (menit) Berat Pasir Rata
Kadar Air Laju Pengeringan
Rata (Kg)
1 10 0,86114 0,051901466 1,261916462
2 20 0,84517 0,032393759 0,873906634
3 30 0,83761 0,023159053 0,891597052
4 40 0,8326 0,017039228 0,590859951
5 50 0,82179 0,003834575 0,007076167

Tabel 4.2 Pengamatan pada Suhu Udara Pengering Skala 7 (Percobaan 2)


No Waktu (menit) Berat Pasir Rata
Kadar Air Laju Pengeringan
Rata (Kg)
1 10 0,84889 0,036937821 2,706633907
2 20 0,83689 0,022279557 1,415233415
3 30 0,82827 0,011750037 0,091990172
4 40 0,82646 0,009539082 0,001179361
5 50 0,82627 0,009306993 0,022407862

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kurva Karakteristik
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan dengan variabel suhu udara yang
berubah dengan laju alir udara tetap. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan
tray drier dilakukan selama 100 menit dengan interval waktu pengukuran laju
pengeringan setiap 10 menit. Percobaan diawali dengan mengukur kadar air mula-
mula, pengukuran dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 1100C hingga
berat pasir konstan.
Pengukuran laju alir udara dilakukan dengan anemometer, pengukuran laju
udara dilakukan secara triplo. Pengukuran temperatur dry bulb dan wet bulb
digunakan psycometer, pengukuran temperatur ini dilakukan untuk mengetahui

1
suhu pada saat pengeringan berlangsung. Adapun kurva karakteristik adalah
sebagai berikut,

Laju Pengeringan
1.4
A
1.2 B
C
1

0.8 D
0.6 laju pengeringan

0.4

0.2
E
0
0 0.02 0.04 0.06

Gambar 4.1 Kurva karakteristik Laju Pengeringan VS Kadar Air Pada Laju alir
Udara pada Skala 6 dan Suhu pada Skala 6

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa laju pengeringan sesuai dengan kurva
karakteristik teoritis dimana adanya fase awal pengeringan, fase laju pengeringan
konstan serta fase laju penurunan. Pada awal pengeringan, tampak grafik naik, hal
ini disebabkan pada awal pengeringan kadar air yang terdapat didalam sampel
cukup banyak sehingga massa air mudah teruapkan. Selanjutnya laju pengeringan
mengalami penurunan, hal ini dikarenakan suhu awal padatan lebih tinggi
dibanding suhu bola basah. Selanjutnya tampak laju pengeringan mendekati
konstan dimana pada kondisi ini penguapan air yang merata hingga mendekati
menit akhir terjadi penurunan laju pengeringan yang disebabkan oleh
berkurangnya kadar air didalam bahan yang mampu teruapkan. Hal ini
menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan pengeringan pada sampel.

4.2.2 Pengaruh Suhu Udara Terhadap Laju Pengeringan


Pada percobaan ini dilakukan pengaliran udara pada sampel pasir halus
dengan suhu udara yang berbeda dengan skala suhu udara skala 7. Pengeringan
dilakukan selama 70 menit dengan interval waktu pengukuran laju pengeringan

2
setiap 10 menit . Udara yang dialirkan tersebut bertujan untuk mengurangi kadar
air di dalam sampel.
Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa suhu udara
mempengaruhi laju alir pengeringan, semakin tinggi suhu udara yang digunakan
maka semakin tinggi laju alir pengeringan.

laju pengeringan
3
C B
2.5

1.5
A
laju pengeringan
1 D
0.5
E
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08

Gambar 4.2 Perbandingan laju pengeringan pada skala suhu udara 7

Pada gambar 4.1 dan 4.2 dapat dilihat bahwa laju pengeringan pada suhu
udara 7 lebih besar daripada suhu udara 6. Hal ini disebabkan semakin tinggi suhu
udara maka semakin besar panas yang mengalir yang menyebabkan semakin besar
kemampuan udara tersebut dalam membawa dan menampung air pada sampel,
sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat.
4.2.3 Perbandingan Laju Pengeringan Hasil Percobaan dan Laju
Pengeringan Teoritis
Pada percobaan ini laju pengeringan hasil percobaan pertama diambil nilai
rata rata pada saat laju pengeringan konstan untuk menentukan laju pengeringan
yang terjadi, pada percobaan ini laju pengeringan pada percobaan pertama adalah
1,315 kg air/m2·jam. Pada percobaan kedua diambil rata rata laju pengeringan
pada saat konstan, pada percobaan kedua didapat laju pengeringan adalah 2,46 kg
air/m2·jam.

3
Laju Pengeringan teoritis ditentukan dengan menggunakan persamaan
yang melibatkan perhitungan bilangan Reynold, Nusselt dan Prandtl, serta dengan
menghitung panas yang dibutuhkan. Dari hasil perhitungan didapatkan laju
pengeringan secara teoritis adalah 0,135 kg air/m2·jam. Sehingga rasio
perbandingan antara laju pengeringan teoritis dengan laju alir percobaan pada
suhu udara skala 6 adalah 75% sedangakan pada suhu udara skala 7, rasio
perbandingannya adalah 77,74%.

4
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaandapat disimpulkan bahwa,
1. Laju pengeringan pada proses pengeringan dipengaruhi oleh laju alir udara
dan temperatur
2. Pada percobaan ini laju pengeringan terbesar adalah pada suhu udara
dengan skala 7 pada tray drier dengan suhu pengeringan sebesar 32oC
5.2 Saran
1. untuk praktikan selanjutnya diharapkan teliti ketika mengambil data suhu
dan pengukuran kecepatan laju alir menggunakan anemometer.
2. Praktikan selanjutnya menggunakan variable laju alir udara supaya
mengetahui pengaruh laju alir udara terhadap laju pengeringan suatu
bahan.

Anda mungkin juga menyukai