Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN KADAR AIR

PTB1412 TEKNIK PASCA PANEN I

Dosen Pengampu :
Dr. Imam Sofi’I, S.TP., M.Si.
Ir. Winarto, M.P.

Teknisi/PLP :
M. Yusfiar, A.Md.
Dwi Ferdiana, S.T

Oleh :
joko romadhon
20732021

PROGRAM STUDI MEKANISASI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Air merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Air dibutuhkan untuk proses biokimiawi organisme hidup. Air terdapat pada
setiap bahan yang disebut kadar air. Kadar air adalah perbedaan antara berat
bahan sebelum sebelum dan sesudah sesudah dilakukan dilakukan pemanasan.
pemanasan. Bahan yang diletakkan diletakkan di udara terbuka kadar airnya akan
mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara lingkungannya. Penentuan
kadar air dalam bahan dapat dilakukan dengan  beberapa  beberapa cara antara
lain metode pengeringan pengeringan (thermogravimetri), (thermogravimetri),
metode destilasi (thermovolumtetri), metode khemis, metode fisis, dan metode
khusus. Metode khusus misalnya dengan kromatografi dan nuclear magnetic
resonance. Pengukuran kadar air perlu dilakukan untuk mengetahui kandungan air
dalam  bahan sehingga sehingga dapat ditentukan ditentukan daya tahan bahan
tersebut. tersebut. Praktikum Praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran kadar
air menggunakan metode pengeringan. Metode  pengeringan  pengeringan atau
metode oven merupakan merupakan suatu metode untuk mengeluarkan
mengeluarkan sebagian air dari suatau bahan dengan cara menguapkan air
tersebut menggunakan energi panas. Praktikum ini menggunakan alat
moisturemeter untuk mengukur kadar air bahan.

2. Tujuan Praktikum :
1. Mempelajari prinsip pengukuran kadar air bahan pertanian.
2. Mempelajari cara pengukuran kadar air bahan pertanian dengan
moisturemeter.
3. Mempelajari perubahan berat dan keterkaitan dengan kadar air
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Dasar Teori
Kadar air suatu bahan sangat menentukan lamanya waktu penyimpanan.
Semakin rendah kadar air bahan, semakin tahan terhadap serangan jamur dan
mikroorganisme.

Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Penentuan kadar air yang dilakukan di
laboratorium dengan metode oven lebih akurat dibandingkan dengan metode
lainnya. Sehingga menjadi bahan bandingan pada proses kalibrasi pada
metode lainnya.

Pengukuran dengan metode oven dilakukan pada suhu 105°-110°C


selarna 3 jam atau sampai didapat berat konstan. Selisih berat sebelum, dan
sesudah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan. Untuk bahan yang
tidak tahan panas seperti bahan berkadar gula, minyak, daging dan kecap,
pengeringan dilakukan pada oven vacum dengan suhu lebih rendah. Kadang-
kadang pengeringan dilakukan tanpa pernanasan, yaitu dengan memasukkan
bahan ke dalarn decikator yang didalamnya terdapat H2SO4 pekat hingga
beratnya konstan.

Penentuan kadar air dari bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung
senyawa-senyawa yang mudah menguap (volitile) seperti sayuran dan susu
menggunakan cara destilasi dengan pelarut tertentu, misalnya toluena, xinol
dan heptana yang berat jenisnya lebih rendah dari air.

Untuk menyatakan kadar air dari suatu bahan digunakan dua cara, yaitu
kadar air berdasarkan basis kering (dry basis) dan kadar air berdasarkan basis
basah (wet basis).

Kadar air basis kering yaitu bobct air yang divapkan dibagi dengan berat
keringnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Dimana :
KAdb : kadar air basis kering
A1 : berat bahan sebelum pengeringan
A2 : berat bahan kering
Kadar air berdasarkan berat basah (wet basis) dinyatakan sebagai bobot
air yang diuapkan dibagi dengan berat bahan sebelum pengeringan. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Dimana :
KAwb : kadar air basis basah
A1 : berat bahan sebelum pengeringan
A2 : berat bahan kering

Berat bahan kering adalha berat bahan setelah mengalami pengeringan


beberapa waktu tertentu sehingga beratnya konstan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

1. Alat Dan Bahan


a. Bahan
- Padi
- Beras
- Kacang merah
- Kedelai
- Alumunium foil
- Plastik
- Kain

b. Alat
- Oven pengering
- Palu
- Timbangan elektonik
- Moisture tester

2. Prosedur Praktiku
a. Prosedur kerja penentuan kadar air dengan moisture tester
- Persiapkan bahan yang akan diukur kadar airnya
- Tumbuk bahan hingga berukuran kecil
- Ukur kadar air bahan sesuai petunjuk
- Catat akhir dan kadar air bahan tersebut pada panel indikator
- Ulangi langkah diatas hingga 5 ulangan

b. Prosedur kerja penentuan kadar air dengan metode oven


- Persiapkan bahan yang akan diukur kadar airnya
- Tumbuk hingga bahan berukuran lebih kecil
- Masukkan kedalam cawan oven dan timbang berat awalnya
- Setiap 15 menit timbang berat bahannya
- Langkah “d” diulang hingga beratnya konstan
- Hitung kadar air bahan tersebut dengan basis basah dan basis
kering
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

1. Penentuan kadar air dengan moisture tester


a. Padi

Ulangan Kadar Air Bahan


1 13.6
2 14.3
3 14.7
4 14.0
5 14.0
Average 14.1

b. Beras

Ulangan Kadar Air Bahan


1 12.5
2 12.2
3 12.3
4 12.3
5 12.2
Average 12.2

c. Kedelai

Ulangan Kadar Air Bahan


1 11.2
2 10.9
3 11.2
4 10.9
5 11.0
Average 11.0

d. Kacang merah

Ulangan Kadar Air Bahan


1 16.9
2 16.9
3 19.1
4 17.4
5 16.7
Average 17.4
2. Penentuan kadar air dengan oven
a. Padi

30 45 60 75
Berat 15 menit
menit menit menit menit
Sampel sebelum setelah di
setelah setelah setelah setelah
pengeringan oven
di oven di oven di oven di oven
1 0.939 0.898 0.876 0.872 0.872 0.869
2 0.718 0.683 0.672 0.669 0.668 0.663
3 1.136 1.070 1.051 1.045 1.044 1.035
4 0.849 0.800 0.789 0.781 0.782 0.773
5 0.964 0.914 0.902 0.897 0.896 0.885

b. Beras

30 45 60 75
Berat 15 menit
menit menit menit menit
Sampel sebelum setelah di
setelah setelah setelah setelah
pengeringan oven
di oven di oven di oven di oven
1 0.929 0.878 0.855 0.851 0.850
2 0.782 0.749 0.733 0.728 0.728
3 1.345 1.174 1.139 1.134 1.32
4 0.988 0.935 0.910 0.908 0.906
5 0.963 0.913 0.897 0.892 0.890

c. Kedelai

30 45 60 75
Berat 15 menit
menit menit menit menit
Sampel sebelum setelah di
setelah setelah setelah setelah
pengeringan oven
di oven di oven di oven di oven
1 0.944 0.914 0.905 0.895 0.890 0.889
2 0.841 0.816 0.810 0.801 0.798 0.797
3 0.812 0.787 0.780 0.773 0.771 0.771
4 0.807 0.779 0.773 0.761 0.759 0.758
5 0.936 0.899 0.894 0.883 0.880 0.879

d. Kacang merah

30 45 60 75
Berat 15 menit
menit menit menit menit
Sampel sebelum setelah di
setelah setelah setelah setelah
pengeringan oven
di oven di oven di oven di oven
1 0.543 0.510 0.509 0.508 0.508
2 0.707 0.651 0.645 0.587 0.587
3 0.529 0.490 0.489 0.484 0.484
4 0.664 0.613 0.609 0.601 0.601
5 0.896 0.827 0.819 0.806 0.806
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini dilakukan pengukuran kadar air pada gabah, beras,
kedelai, dan kacang merah. Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan
metode oven. Sampel bahan ditimbang kemudian di oven dengan lama
pengovenan 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 75 menit.

Berdasarkan teori, semakin lama pengovenan suatu  bahan maka semakin


berkurang kadar air bahan tersebut. Semakin berkurang kadar bahan tersebut
maka semakin menurun pula massa bahan tersebut. Pengovenan selama 15 menit
menghasilkan pengurangan massa kurang lebih 0.20 gram. Pengovenan selama 30
menit terjadi kenaikan massa pada ulangan 1 sebanyak 0,01 gram dan pada
ulangan 2 sebanyak 0,02 gram. Kenaikan massa ini kemungkinan terjadi karena
posisi sampel saat ditimbang tidak tepat ditengah timbangan sehingga hasil
pengukuran massa gabah tersebut tidak akurat. Pengovenan selama 15 menit
mengalami penurunan massa pada ulangan 1 sebanyak 0,02 sebanyak 0,02 gram
dan u ulangan 2 sebanyak 0,01 gram. Hal ini kemungkinan terjadi karena
kesalahan meletakkan posisi sampel pada timbangan yang tidak tepat ditengah
timbangan sehingga massa yang diukur tidak akurat. Banyaknya sampel yang
digunakan dengan dilakukannya pengovenan pada waktu yang sama pada satu
oven mengakibatkan air yang menguap dari suatu bahan dapat berpindah ke bahan
yang berpindah ke bahan yang lain sehingga mempengaruhi kadar air bahan-
bahan yang lain. Selain itu, intensitas buka-tutup oven juga mengakibatkan
pengovenan tidak berjalan sempurna karena udara dari luar yang membawa uap
air dapat masuk kedalam oven dan mempengaruhi kadar air bahan.
BAB VI
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Kadar air adalah persentase kandungan air pada bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat keringnya.
2. Salah satu metode pengukuran kadar air adalah dengan cara
metode  pengeringan menggunakan  pengeringan menggunakan
oven.
3. Kadar air dapat diukur Kadar air dapat diukur menggunakan
menggunakan moisturemeter.
4. Semakin lama proses pengeringan suatu bahan maka semakin
berkurang kadar air bahan tersebut.
5. Semakin berkurang kadar air suatu bahan maka semakin berkurang
juga massa bahan tersebut.
6. Keadaan lingkungan pengeringan mempengerahui hasil dari
pengeringan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai