Anda di halaman 1dari 9

MODUL 3

PENGUKURAN VISKOSITAS DENGAN


REDWOOD VISCOMETER
REVISI RESUME

NAMA : KHEMAL ABIDIN


NIM : 12208021
SHIFT : RABU II
TANGGAL PRAKTIKUM : 15 OKTOBER 2009
TANGGAL PENYERAHAN: 17 NOVEMBER 2009
DOSEN : DR. IR. TAUFAN MARHAENDRAJANA
ASIST : 1.DANTO PRIHANDONO (12206010)
2.SAMUEL SINAGA (12206046)

LABORATORIUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2009
I. Judul
Pengukuran Viskositas dengan Redwood Viscometer

II. Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan pada praktikum modul 3 ini adalah menghitung waktu alir
sampel minyak sejumlah 50 cc ke dalam gelas ukur menggunakan Redwood
Viscometer dalam temperature tertentu. Dengan melihat waktu tersebut maka dapat
diperolehlah SG sampel dengan menggunakan picnometer. Lalu dari waktu tersebut
pula dapat diperoleh viskositas kinematiknya dengan menggunakan persamaan
konversi Viskositas Kinematik. Dan viskositas dinamik juga dapat diperoleh
( μ=v × ρ ) . Dengan ρ di dapat dari selisih berat picno+sampel dan picno kosong lalu
di bagi dengan volume picno.

III. Data Percobaan


a. Berat Picno kosong : 26,06  ;  26,04  ;  26,03  (g)
Berat picno kosong rata-rata = 26,043 g

b. Waktu T = 1000 F, waktu pengaliran sample = 32,4 s


Waktu T = 1200 F, waktu pengaliran sample = 31,4 s
Waktu T = 1400 F, waktu pengaliran sample = 30,5 s
Waktu T = 2100 F, waktu pengaliran sample = 28,5 s

c. Berat picno + sample :

Temperatur, T (oF) Wpicno+sampel (g)


100 67,29  ;  67,29  ;  67,31
120 67,16  ;  67,12  ;  67,14
140 67,06  ;  67,05  ;  67,04
210 66,71  ;  66,72  ;  66,73

d. Massa jenis air, ρ air


ρ air = 1.00 g/ml
e. Volume Picnometer
V picno = 50 ml

IV. Pengolahan Data


W 1+W 2+W 3
a. Cari W picno+sampel ratarata = g.
3
26.06+26.04+26.03
W picno+sampel ratarata = = = 26.043 g
3

W picno + sampel rata rata−W picno kosong


b. Cari ρ oil = V picnometer
67.297−26.043
ρ 100 ℉= =0.8251 g/ml
50
67.14−26.043
ρ 120 ℉= =0.8219 g /ml
50
67.05−26.043
ρ 140 ℉= =0.8201 g/ml
50
66.73−26.043
ρ 210 ℉= =0.8137 g /ml
50

c. Berikut pengolahan data dari a. dan b.


Wpicno+sampel
T (oF) t(s) ratarata (g) ρoil (g/ml)
100 32,4 67,297 0,8251
120 31,4 67,14 0,8219
140 30,5 67,05 0,8201
210 28,5 66,73 0,8137
d. Specific gravity (SG) dan 0API dapat dihitung dari rumus
ρoil
a. SG =
ρwater
141.5
b. 0API = SG - 131.5
0
T (oF) ρoil (g/ml) SG API
100 0.8251 0.8251 39.99436

120 0.8219 0.8219 40.66206

140 0.8201 0.8201 41.03993

210 0.8137 0.8137 42.39701

e. Pada saat minyak mengalir dibutuhkan waktu kurang dari 43 saat menggunakan
Redwood Viscometer, jadi nilai viskositas kinematiknya menggunakan

3.74
persamaaan v=0.00147 te− cm2/sec. Di mana te tersebut harus memenuhi t
te
engler yaitu = 1.8645t0.9923. Dengan t adalah waktu yang didapat dari pengaliran
sampel pada Redwood Viscometer.
Viskositas dinamiknya diperoleh dari μ=v × ρ Poise.

T (0F) te v (cm2/sec) ρoil (g/ml) μ (g/cm.sec)

100 58.813 0.022864 0.8251 0.018865

120 57.012 0.018443 0.8219 0.015158

140 55.390 0.013902 0.8201 0.011401

210 51.785 0.003902 0.8137 0.003175

f. Dalam menghitung Viscosity Index


L−U
VI = ×100 ;
L−H
Karena v pada 2100F mempunyai harga <2 cSt, maka digunakan rumus
L = Y(1.655+1.2665Y)
H = Y(0.1725+0.34984Y)
dengan a = 1.14673; b = 1.7576; c = -0.109; d = 0.84155; e = 1.5221; f = -0.07
dan Y viskositas kinematik pada 2100F.
L = 0.3902(1.655+1.2665*0.3902) = 0.86464 cSt
H = 0.3902(0.1725+0.34984*0.3902) = 0.12497 cSt
dengan U viskositas kinematik pada 1000F
0.86464−2.2864
VI = ×100=−194.054
0.86464−0.12497

V. Analisa Percobaan Alat


Percobaan kali ini kita menghitung waktu alir dari suatu sampel
mengunakan alat yang bernama Redwood Viscometer. Sampel tersebut dimasukkan
ke dalam oil cup dan untuk perantara panas yang lebih cepat kita menggunakan
waterbath yang airnya dipanaskan terlebih dahulu pada suhu-suhu 100oF , 120oF ,
140oF dan 210 oF. Diusahakan suhu pada saat air dipanaskan lebih tinggi sedikit agar
sampel mencapai panas yang diinginkan. Lalu dilakukan pencatatan waktu alir
sampel tersebut ketika valve dibuka dan telah mencapai volume 50 cc pada flash yang
diletakkan di bawah orifice.
Pada penggunaan Redwood Viscometer, suhu yang diusahakan pada sampel
kemungkinan tidak bisa meerima seluruh kalor dari air yang dipanaskan karena tidak
ada bahan/penghantar yang dapat menghantarkan dengan sempurna dalam kasus ini
adalah oil cupnya.
Lalu pada saat akan mengukur berat dari picnometer+sampel, nilai berat
akan memengaruhi densitas dari sampel tersebut dan pada saat tersebut kemungkinan
suhu akan sudah turun sedikit dan hal itu pasti akan memengaruhi dari densitas real si
sampel yang berbeda pada suhu suhu tertentu.
Walaupun sudah diaduk dan dipanaskan. Pada saat penimbangan berat pada
neraca elektronik, kemungkinan masih ada sisa sisa minyak yang tidak kering di
bagian luar picnometer yang menyebabkan adanya berat tambahan di data W picno+sampel.
Kemungkinan juga pengisian sampel ke dalam picnometer tidak penuh sehingga
kesalahan mendapatkan data terjadi.
VI. Analisa Data
Pada data dapat dilihat bahwa ketika temperature semakin naik berat
dari picnometer+sampel akan semakin berkurang dan bila dikorelasikan lagi,
densitas akan semakin berkurang. Hal tersebut menunjukan bahwa ada hubungan
antara temperature dan densitas. Ketika temperature naik, densitas akan berkurang.
Saat perhitungan SG, kita lihat bahwa nilainya berkurang seiring dengan
bertambahnya suhu. Seharusnya nilai dari SG haruslah tetap, hal ini disebabkan
karena menggunakan masa jenis air yang tetap yaitu 1 g/cc pada suhu yang berbeda.
Karena densitas air juga berbeda pada setiap suhu walaupun mendekati 1 g/cc.
Sehingga seharusnya didapat niali oAPI yang sama pada suatu sampel. oAPI
menunjukan seberap berat atau ringan oil terhadap water.
Pada saat perhitungan viskositas kinematik, yang digunakan adalah
rumus dari Engler karena pada data, waktu pengucuran air tidak memenuhi
persamaan untuk redwood yang tertera di modul. Jadi digunakan lah rumus

3.74
v=0.00147 te− . dengan te = = 1.8645t0.9923. Dan diperhatikan viskositas
te
kinematik akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya suhu. Hal ini
disebabkan karena pada saat dipanaskan gaya cohesive antar molekul berkurang
sehingga gaya tarik menarik antar molekul juga berkurang dan mempengaruhi volum
dari sampel serta mengurangi viskositas dari fluida tersebut. Viskositas dinamik juga
sama dengan viskositas kinematik karena berbanding lurus dengan viskositas
kinematik. Lalu nilai VI bila diperhatikan bernilai minus, ada kemungkinan terjadi
kesalahan pada penggunaan data dalam pegolahan rumus.

VII. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini, mengukur keengganan suatu minyak untuk
mengalir (viskositas) didapatkan dari pengukuran waktu yang dibutuhkan suatu
sampel minyak untuk mengalirkan volume 50cc dengan Redwood Viscometer.
Dengan mengetahui waktu alir, viskositas didapat dari table konversi viskositas
kinematik. Di mana viskositas kinematiknya dalam fungsi waktu pengaliran :

0.50
v=0.00247 t− cm2/sec, pada Temperature lebih dari 1000F.
t

Dan dapat disimpulkan bahwa ketika temperature dinaikkan, densitas akan turun
karena pengaruh gaya kohesi antar molekul yang berkurang sehingga interaksi antar
molekul akan turun yang sebabkan volum berkurang dan berat yang didapat pada
neraca elektronik akan rendah dan didapatlah densitas yang lebih kecil. Viskositas
dinamik menunjukan keengganan suatu fluida untuk mengalir ketika sedang bergarak.
Viskositas dinamik berbanding lurus dengan viskositas kinematiknya. Yaitu μ=v × ρ
dalam Poise.
Dan hal tersebut akan berpengaruh dengan SG pada sampel oil tersebut
haruslah konstan terhadap temperature dan oAPI menunjukan berat atau ringan dari
suatu sampel. VI dari suatu sampel menunjukan perubahan viskositas suatu sampel
dengan pengaruh waktu. Mengetahui VI penting untuk memilih lubrikan untuk
sebuah penggunaan di minyak terutama pada cuaca yang ekstrim.
VIII. Pesan, Kesan dan Saran
Praktikum kemarin cukup menengangkan, mungkin karena pada mau UTS
termo dan asistennya pengertian menurut saya. Praktikumnya juga cukup asik karena
masih ada waktu berpikir yang tidak terdesak. Dapat juga pengetahuan yang cukup
baru . Sarannya pembahasannya dibuat yang santai aja dan lebih banyak informasi
informasi yang beda dari praktikum.

IX. Daftar Pustaka


McCain, William D.Jr, “The Properties of Petroleum Fluids”, 2nd Ed, PennWell
Publishing Co., 1990, Oklahoma.
American Society for Testing and Materials, “ASTM Viscosity Tables for Kinematic
Viscosity Conversions and Viscosity Index Calculations”, 1972.
Buku Petunjuk Praktikum Fluida Reservoir TM-2108 Fluida Reservoir Semester I
2009/2010.

http://www.engineeringtoolbox.com/dynamic-absolute-kinematic-viscosity-d_412.html

X. Jawaban Pertanyaan
a. Definisi dan perbedaan Viskositas dinamik dan Viskositas kinematik :
Viskositas kinematik adalah viskositi suatu fluida di bawah pengaruh gravitasi
dan diberikan beban tekanan sebesar berat molekunya.
Viskositas dinamik adalah viskositi suatu fluida ketika fluida tersebut bergerak.
Yaitu viskositas kinematic dikalikan dengan densitasnya.
Perbedaan dari kedua viskositas tersebut ialah ketika mengukur viskositas
kinematik kita hanya berpatokan dari gravitasi saja dan pada viskositas dinamik
terjadi perubahan gaya dengan bergerak.
b. Dua istilah viskositas:
1. Thixotropic Fluid : mengurangi viskositas sebagai agitasi atau tekanan naik
pada temperature konstan.
2. Dilatant Fluids : meningkatkan viskositas dengan agitasi.

Anda mungkin juga menyukai