Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum “Fisika Dasar”

Modul L3 – Daya Hantar Larutan Elektrolit


Mohammad Arkan Zaky Maulana/22513032
Asisten: Jamilatusholikhah
Tanggal praktikum: 19 september 2022
Teknik LIngkungan – Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Abstrak— Pada percobaan praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami apa itu daya
hantar jenis dari suatu larutan dan dapat memahami azas jembatan wheatstone,larutan yang digunakan
kali ini adalah larutan CuSO 4 sebagai bahan ujinya dan di praktikum kali ini menggunakan metode
jembatan wheatstone,dimana cara menggunakan metode ini dengan menghubungkan larutan elektrolit
(CuSO4) ke rangkaian jembatan wheatstone

Kata kumci—jembatan wheatstone, ohm, larutan elektrolit

I. PENDAHULUAN
Prinsip dan tujuan dari praktikum daya hantar larutan elektrolit kali ini yaitu agar
mahasiswa dapat terampil dalam praktikum penentuan daya hantar suatu larutan sesuai prosedur dan
standar keselamatan kerja di laboratorium. Kemudian mahasiswa juga dapat memahami azaz
dari jembatan wheatstone. Selain itu, tujuan dari praktik kali ini adalah mahasiswa dapat menentukan
daya hantar jenis suatu larutan. Dalam praktik kali ini, mahasiswa menggunakan larutan CuSO4
sebagai bahan ujinya. Sehingga diharuskan untuk mahasiswa memahami dan dapat menentukan
daya hantar jenis larutan CuSO4 tersebut. Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan larutan
CuSO4 sebagai salah satu bahan ujinya, dan memvariasi konsentrasi dari larutan. Setelah
melakukan praktik sesuai dengan langkah yang diminta dan standar keamanan laboratorium,
kemudian praktikan akan mendapatkan beberapa data yang diperlukan dalam pengolahan data
agar mendapatkan hasil akhir daya hantar larutan. Data yang diperoleh ditulis dalam tabel pada Bab
III Data Percobaan. Beberapa data yang diperoleh praktikan yaitu variasi konsentrasi larutan
dari 100% hingga 0% dengan selisih konsentrasi 20% hasil dari proses pengenceran. Kemudian
hambatan R2 dengan satuan ohm yang didapatkan dari pemutaran skala pada galvanometer
hingga menunjukkan arus 0 A. Selain itu juga data hambatan R3 dengan satuan ohm yang
semuanya pada tiap konsentrasi. Kemudian untuk tiap tiap hambatan, didapatkan 3 data tiap
hambatan dan tiap konsentrasi, karena praktikan melakukan percobaan sebanyak 3x pengulangan.
Selain hambatan, praktikan juga memeroleh data diameter dalam tabung U sebesar 2,21 cm,
diameter elektroda sebesar 1,75 cm yang keduanya diukur menggunakan jangka sorong. Selain itu,
praktikan juga memeroleh data volume cairan 170mL dan hambatan R1 2000 ohm. Kemudian
setelah memeroleh data yang diperlukan, praktikan akan menggunakan data data tersebut untuk
mendapatkan hasil akhir daya hantar jenis larutan menggunakan beberapa persamaan.
Pengolahan data tersebut dilakukan pada bab IV Analisis Data. Analisis data diawali dengan
mengkonversikan beberapa data seperti diameter tabung dan elektroda dari satuan cm ke satuan m.
Dalam perhitungan kali ini, praktikan melakukan perhitungan yang cukup panjang dan sedikit rumit.
Praktikan harus teliti sejak awal menghitung, terutama saat perhitungan basic data di awal.
Karena data tersebut berhubungan dan digunakan dalam perhitungan nilai daya hantar larutan.
Sehingga apabila terjadi kesalahan perhitungan sedikit saja, hasil akhir perhitungan juga akan
berbeda. Selain itu, dalam perhitungan ralat daya hantar 𝑅2 𝑑𝑎𝑛 𝑅3 juga mengharuskan
praktikan untuk teliti, karena hasil akhirnya berhubungan dengan penentuan nilai daya hantar.
Tak terkecuali juga perhitungan nilai hantar larutan Y ± ΔY yang berhubungan dengan perhitungan
akhir. Jika terjadi kesalahan data sedikit saja, maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir
nilai daya hantar larutan itu sendiri. Selain itu, dalam perhitungan tak jarang praktikan
mendapatkan jawaban dengan 3 angka 0 di belakang koma sehingga sedikit menyulitkan
perhitungan praktikan. Cara lain yang dapat diambil praktikan adalah dengan menuliskannya
dengan x 10* (dikali sepuluh pangkat). Hal tersebut dapat meminimalkan banyaknya angka di
belakang. Tidak lupa juga penulisan satuan yang tepat pada saat penulisan laporan ,karena
penggunaan satuan pada laporan itu sangat penting
II. METODE PRAKTIKUM
Menyambungkan kabel jumper pada R1 dan R3

Langkah percobaan

Mengukur diameter elektroda dan diameter dalam


tabung U menggunakan jangka sorong

Menuangkan 170 mL larutan CuSo4 kedalam


tabung U dan tutup dengan elektroda

Menghubungkan rangkaian ke sumber listrik dan


nyalakan saklar

Mengamati jarum galvanometer dan atur hambatan


geser samapi jarum berada di titik nol dengan
mengubah variabel

Mencatat skala yang terukur pada hambatan


geser sebagai data R2, lakukanlah pengulangan
sebanyak 3 kali

Melakukan langkah yang sama untuk setiap


konsentrasi
Alat dan bahan

Gambar 1. Tabung U
Sumber: www.bukalapak.com

Gambar 2. Corong
Sumber: www.Blogkimia.com

Gambar 3. Elektroda
Sumber : uii.panopto

Gambar 4. Pengaduk
Sumber: www.tokopedia.com

Gambar 5. Pipet tetes


Sumber: www.tokopedia.com

Gambar 6. Gelas beaker


Sumber: www.tokopedia.com
Gambar 7. Gelas ukur
Sumber: www.lazada.co.id

Gambar 8. Rangkaian jembatan wheatstone


Sumber: www.ui.ap.panopto

Gambar 9. Kabel jumper


Sumber: www.blibli,com

Gambar 10. Jangka sorong


Sumber: www.shoppee.co.id

Gambar 11. Larutan CuSo4


Sumber: www.istockphoto.com

Gambar 12. Air


Sumber: www.docplayer.info
III. Data Percobaan

Konsentrasi R2 (ohm) Rata-rata R3 (ohm) Rata-rata


% 1 2 3 1 2 3
850 830 Tabel
840 1. 160 150 170 160
100 840
80 820 810 810 813,33 180 190 190 186,67

60 770 770 770 770 770 230 230 230

40 640 640 640 640 360 360 360 360

20
0 110 110 110 110 890 890 890 890

Setelah melakukan praktik dengan langkah


langkah yang benar, maka praktikan akan
mendapatkan beberapa data yang kemudian
ditulis dalam tabel data percobaan sebagai
berikut.

Diameter Tabung : 23,2 mm


Diameter elektroda : 18,6 mm
Volume cairan : 170 ml
R1 : 2000 ohm
IV. Analisis Data
1. Menghitung volume pengenceran larutan CuSO 4
a. Untuk konsentrasi 100%
V 1 x M 2= V 2 x M 2
100 x V 1 = 80 x 170
80 x 170
V 1=¿
100 = 136 ml
b. Untuk konsentrasi 100%
V 1 x M 2= V 2 x M 2
100 x V 1 = 60 x 170
60 x 170
V 1=¿
100 = 102 ml
c. Untuk konsentrasi 100%
V 1 x M 2= V 2 x M 2
100 x V 1 = 40 x 170
40 x 170
V 1=¿
100 = 68 ml
d. Untuk konsentrasi 100%
V 1 x M 2= V 2 x M 2
100 x V 1 = 20 x 170
80 x 170
V 1=¿
100 = 34 ml

2. Menentukan jari jari tabung U


d t 23,2
rt =
2 = 2 = 0.116 M
Menentukan jari – jari Elektroda
d e 18,6
rt =
2 = 2 = 0,0093 M

5 3
3. Volume cairan = 170 ml = 0,00017 = 1,7 x 10 = 170.000 m

4. Luas tabung U

At = 3,14 x 11,62
= 422,5184 m2
= 422,52 m2

5. Panjang tabung
v 170000
L = A t = 422,51 = 402 ,3

6. Luas Elektroda
Ae = π r e 2 =3,14 x 86,49 = 271,6 m

7. A. konsentrasi 100 %

R2 δ R 2( R2- R2 ) I δR2 ( R2- R2 )I


840 0π 0 π2
850 10 π 100 π 2
830 10 π 100 π 2
Σ=¿ 2520 Σ=¿ 200 π 2

Σ R2 2520
R 2=
n = 3 = 840 Ω

∆ R 2= √ Σ¿ ¿ ¿ =
√ 200
3−1 = 10 Ω

Jadi, R2 ± ∆ R 2 = (840 ± 10)

B. Konsentrasi 80 %

R2 δ R 2( R2- R2 ) IδR 2( R2- R2 )I


820 6,7 π 44,89 π
2

810 3,3 π 10,89 π


2

810 3,3 π 10,89 π 2


Σ=¿ 2440 Σ=¿ 66,67 π 2

Σ R2 2440
R 2=
n = 3 = 813,3 Ω


∆ R 2= √ Σ¿ ¿ ¿ = 66,67 = 5,77 Ω
3−1

Jadi, R2 ± ∆ R 2 = ( 813,33 ± 5,77 ¿

C. Konsentrasi 60 %

R2 δ R 2( R2- R2 ) IδR 2( R2- R2 )I


770 0π 0 π2
770 0π 0π
2

770 0π 0 π2
Σ=¿ 2310 Σ=¿ 0 π 2

Σ R2 2310
R 2=
n = 3 = 770 Ω

∆ R 2= √ Σ¿ ¿ ¿ = 0 Ω
Jadi, R2 ± ∆ R2 = (770 ± 0 ¿

D. Konsentrasi 40 %

R2 δ R 2( R2- R2 ) IδR 2( R2- R2 )I


640 0π 0 π2
640 0π 0 π2
640 0π 0 π2
Σ=¿ 1920 Σ=¿ 0 π 2

Σ R2 1920
R2=
n = 3 = 640 Ω

∆ R 2= √ Σ¿ ¿ ¿ = 0 Ω

Jadi, R2 ± ∆ R 2 = (640 ± 0 ¿

E. Konsentrasi 0 %

R2 δ R 2( R2- R2 ) IδR 2( R2- R2 )I


110 0π 0 π2
110 0π 0 π2
110 0π 0π
2

Σ=¿ 330 Σ=¿ 0 π 2

Σ R2 330
R 2= = =
n 3 = 110 Ω

∆ R 2= √ Σ¿ ¿ ¿ = 0 Ω

Jadi, R2 ± ∆ R 2 = (110 ± 0 ¿

8. Menentukan nilai rerata R3

A. Konsentrasi 100 %
R3 δ R 3( R3- R3 ) IδR 3( R3 - R3 )I
160 0π 0 π3
150 10 π 100 π
3

170 10 π 100 π
3

Σ=¿ 480 Σ=¿ 200 π 3

Σ R3 480
R3 = = =
n 3 = 160 Ω


∆ R3 = √ Σ¿ ¿ ¿ = 200 = 10 Ω
2

Jadi, R3 ± ∆ R3 = (160 ± 10 ¿

B. Konsentrasi 80 %
R3 δ R 3( R3- R3 ) IδR 3( R3 - R3 )I
180 6,6 π 43,56 π 3
190 3,4 π 11,56 π 3
190 3,4 π 11,56 π 3

Σ=¿ 560 Σ=¿ 66,68 π 3

Σ R3 560
R3 = = =
n 3 == 186,6 Ω


∆ R3 = √ Σ¿ ¿ ¿ = 66,68 = 33,34 Ω
2

Jadi, R3 ± ∆ R3 = (560 ± 33,34 )

C. Konsentrasi 60 %
R3 δ R 3( R3- R3 ) IδR 3( R3 - R3 )I
230 0π 0 π3
230 0π 0π
3

230 0π 0π
3

Σ=¿ 690 Σ=¿ 0 π 3

Σ R3 690
R3 = ==
n 3 = 230 Ω

∆ R3 = √ Σ¿ ¿ ¿ = 0 Ω

Jadi, R 3 ± ∆ R3 = (230 ± 0)
D. Konsentrasi 40 %

R3 δ R 3( R3- R3 ) IδR 3( R3 - R3 )I
360 0π 0 π3
360 0π 0 π3
360 0π 0 π3

Σ=¿ 1080 Σ=¿ 0 π 3

Σ R3 1080
R3= ==
n 3 = 360 Ω

∆ R3 = √ Σ¿ ¿ ¿ = 0 Ω

Jadi, R 3 ± ∆ R3 = (360 ± 0 ¿

E. Konsentrasi 0 %

R3 δ R 3( R3- R3 ) IδR 3( R3 - R3 )I
890 0π 0 π3
890 0π 0 π3
890 0π 0 π3

Σ=¿ 2670 Σ=¿ 0 π 3

Σ R3 2670
R3 = = =
n 3 =890 Ω

∆ R3 = √ Σ¿ ¿ ¿ = 0 Ω

Jadi, R 3 ± ∆ R3 = (890 ± 0 ¿

9. Nilai hantar larutan Y ± ∆ Y


a. Konsentrasi = 100 %
R2 840 −3
Y = R 1 R = 2000 π x 160 ⊓ = 2,625 x 10 Ω
3

∆Y= Ι
√ 1
2000 x 160
Ι 102 Ι + Ι -
840
2000 x 160
2
Ι ❑ Ι 10 Ι ❑
2

√ 976,56+0.00068906 = 31,24
Jadi Y ± ∆ Y = ( 2,625 ± 31,24 ¿

b. Konsentrasi = 80 %
R2 813,3 −3
Y = R 1 R = 2000 π x 186,6 ⊓ = 2,179 x 10 Ω
3

∆Y= Ι
√ 1
2000 x 186,6
2 2 2
Ι ❑ Ι 5,77 Ι ❑ + Ι -
813,3
2000 x 186,6
2
Ι ❑ Ι 33,34 Ι ❑
2

√ 239,009729+0,0000052777 = 15,45
Jadi Y ± ∆ Y = ( 2,179 ± 15,45¿

c. Konsentrasi = 60 %
R2 770
=¿ −3
Y = R 1 R = 2000 π x 230 ⊓ 1,673 x 10 Ω
3

∆Y= Ι
√ 1
2000
2 2
Ι ❑ Ι 0 Ι ❑ + Ι-
770
2000 x 230
2 2
Ι❑ Ι0Ι❑ = 0

Jadi Y ± ∆ Y = ( 1,673 ± 0 ¿

d. Konsentrasi = 40 %
R2 640
=¿ −3
Y = R 1 R = 2000 π x 360 ⊓ 8,889 10 Ω


3

1 110 2 2
∆Y= Ι Ι ❑2 Ι 0 Ι ❑2 + Ι - Ι❑ Ι0Ι❑ = 0
2000 x 360 2000 x 360

Jadi Y ± ∆ Y = ( 0.00089 ± 0 ¿

e. Konsentrasi = 0 %
R2 110
Y = R 1 R = 2000 π x 890 ⊓ = = 6,180 Ω
3

∆Y= Ι
√ 1
2000 x 890
Ι ❑2 Ι 0 Ι ❑2 + Ι -
110
2000 x 890
2 2
Ι❑ Ι0Ι❑ = 0

Jadi Y ± ∆ Y = ( 0,00062 ± 0 ¿

10. Nilai hantar jenis larutan σ ± ∆ σ


a. Konsentrasi 100 %
ι 402,3
σ= Y = 10−3 = 3,88 ohm-1 m-1
Ae 271,6 x 2,625 x


∆ σ = 402,3 Ι ❑2 Ι 31,24 Ι ❑2=¿ ¿
271,6
= √ 2,194 x 975,3 = 46,27 ohm-1 m-1
Jadi, σ ± ∆ σ = ( 3,88 ±46,27 )

b. Konsentrasi 80 %
ι 402,3
σ= Y =
−3
10 = 3,227 ohm-1 m-1
Ae 271,6 x 2,179 x


∆ σ = Ι 402,3 x Ι 15,45 Ι 2=¿¿
271,6

= √ 2,194 x 238,7 = 22,84 ohm-1 m-1


Jadi, σ ± ∆ σ = ( 3,227 ± 22,84 )

c. Konsentrasi 60 %
ι 402,3
σ= Y =
−3 −3
10 = 3,915 x 10 ohm-1 m-1
Ae 271,6 x 1,67 x


∆ σ = 402,3 x|0| =¿ ¿ 0 ohm-1 m-1
271,6
2

Jadi, σ ± ∆ σ = ( 3,915 x 10−3 ± 0 )

d. Konsentrasi 40 %
ι 402,3
σ= Y =
−3 −3
10 = 13,166 x 10 ohm-1 m-1
Ae 271,6 x 8,889 x


∆ σ = 402,3 x|0| =¿ ¿ 0 ohm-1 m-1
271,6
2

Jadi, σ ± ∆ σ = ( 13,166 x 10−3 ± 0 )

e. Konsentrasi 0 %
ι 402,3
σ= Y =
−3 −3
10 = 91,524 x 10 ohm-1 m-1
Ae 271,6 x 61,79 x


∆ σ = 402,3 x|0| =¿ ¿ 0 ohm-1 m-1
271,6
2

Jadi, σ ± ∆ σ = (91,524 x 10−3 ± 0 )

11. Chart Title

100% 80% 60% 40% 0%


Grafik Y

Chart Title
100000
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
100% 80% 60% 40% 0%

Series 1 Column1 Column2

Grafik σ
V. Pembahasan
Prinsip dan tujuan dari pelatihan konduktivitas larutan elektrolit kali ini adalah agar mahasiswa
mengetahui cara praktis menentukan konduktivitas larutan di laboratorium sesuai pedoman dan standar
keselamatan kerja. Kemudian siswa juga akan memahami prinsip jembatan Wheatstone. Selain itu,
tujuan dari tugas ini adalah agar siswa dapat menentukan jenis konduktivitas suatu larutan. Dalam tugas
ini, siswa menggunakan larutan CuSO
sebagai bahan uji. Oleh karena itu, mahasiswa harus memahami dan mengetahui cara
menentukan konduktivitas suatu larutan CuSO
jenis tertentu. Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan larutan CuSO
sebagai salah satu bahan uji dan mengubah konsentrasi larutan tersebut. Setelah pelatihan tentang
langkah-langkah yang diperlukan dan standar keselamatan laboratorium, praktisi menerima informasi
yang diperlukan tentang pemrosesan data untuk mendapatkan hasil akhir konduktivitas larutan. Data
yang diperoleh ditulis dalam tabel data eksperimen pada Bab III. Informasi yang diterima dokter adalah
variasi konsentrasi larutan dari 100% menjadi 0 dengan perbedaan konsentrasi 20% karena proses
pengenceran. Kemudian hambatan R2 dalam ohm diperoleh dengan memutar skala galvanometer untuk
menunjukkan arus 0 A. Juga, semua data resistansi untuk R3 dalam ohm untuk setiap konsentrasi.
Kemudian untuk setiap hambatan diperoleh 3 data untuk masing-masing hambatan dan setiap
konsentrasi karena peneliti melakukan percobaan sebanyak 3 kali. Selain hambatan, praktikan juga
mendapat informasi tentang diameter dalam tabung U 2,21 cm dan diameter elektroda 1,75 cm yang
keduanya diukur dengan kaliper rem. Selain itu, dokter menerima informasi tentang volume cairan 170
ml dan resistansi R1 2000 ohm. Kemudian, setelah memperoleh informasi yang diperlukan, dokter
menggunakan informasi yang diperoleh untuk memperoleh hasil akhir konduktivitas jenis larutan
menggunakan beberapa persamaan. Pengolahan data berlangsung di bab IV Analisis data. Analisis data
dimulai dengan mengubah data tertentu seperti diameter pipa dan elektroda dari satuan cm ke m. Dalam
perhitungan ini, praktikan membuat perhitungan yang agak panjang dan agak rumit. Praktisi harus
berhati-hati saat menghitung dari awal, terutama saat menghitung informasi dasar. Karena data tersebut
dikorelasikan dan digunakan untuk menghitung nilai konduktivitas larutan. Jadi jika ada kesalahan
perhitungan kecil, hasil perhitungan akhir juga akan berbeda. Selain itu, perhitungan kesalahan
konduktivitas 2 3 juga mengharuskan praktisi untuk berhati-hati karena hasil akhir terkait dengan
penentuan nilai konduktivitas. Perhitungan nilai konduktivitas Y ± Y larutan, yang terkait dengan
perhitungan akhir, tidak terkecuali. Jika ada kesalahan kecil pada data, maka akan sangat mempengaruhi
hasil akhir dari nilai konduktivitas larutan itu sendiri. Juga, dalam perhitungan, tidak jarang praktisi
mendapatkan jawaban dengan angka 3 0 setelah koma, yang membuat perhitungannya agak sulit. Pilihan
lain yang dapat digunakan praktisi adalah menuliskannya sebagai x 10* (dikalikan dengan pangkat
sepuluh). Ini dapat meminimalkan jumlah digit tambahan

VI. Kesimpulan
Daya hantar listrik merupakan kemampuan suatu pengantar listrik untuk memindahkan arus listrik.
Daya hantar listrik suatu larutan dipengaruhi oleh konsentrasi, volume,dan jenis larutan. Semakin tinggi
konsentrasi dari suatu larutan makasemakin besar pula daya hantar listrik larutan tersebut.

Jembatan Wheatstone berfungsi sebagai pembagi tegangan karena sumber arusnya adalah arus bolak-
balik untuk mencegah terjadinya penumpukan pada elektroda akibat proses elektrolisis sehingga arus
yang melalui elektroda tidak berkurang

Daftar Pustaka
[1] Jayamurti, Fathan Baskara .2021.Laporan praktikum fisika dasar
[2] Bird, Tony. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas
[3] Laboratorium Fisika Dasar Universitas Indonesia.2020.Modul Praktikum Fisika Dasar
[4] Islam, Muhammad Qoidul.2020.Laporan praktikum fisika dasar

Anda mungkin juga menyukai