Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

VISKOSITAS LARUTAN
(UJI VISKOSITAS dan BERAT JENIS SEDIAAN LARUTAN DENGAN
VISKOMETER OSWALD dan KAPILER)

DISUSUN OLEH :

DOSEN PEMBIMBING : Dr. ACHMAD RADJARAM

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
 Menentukan viskositas air suling, etanol, dan sirup parasetamol
 Menentukan berat jenis air suling, etanol, dan sirup
parasetamol
 Menggunakan alat penentuan viskositas dengan viscometer
Ostwald dan viscometer cup and bob

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan


hambatan untuk mengalir, dimana makin tinggi kekentalan maka makin besar
hambatannya. Kekentalan didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati
permukaan datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara
permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya.
Satuan dasar yang digunakan adalah poise ( 1 poise = 100 sentipoise ).

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan


oleh fluida bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi
semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak
didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya
kohesi antar partikel zat cair.

Dalam fluida Newtonian terdapat hubungan linear antara besarnya tegangan


geser yang diterapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan. Namun,
apabila hubungannya tak linear maka disebut non-Newtonian.
Aliran yang ada di dalam fluida terbagi dua yaitu, aliran laminar didefinisikan
sebagai aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau lamina-lamina
dengan satu lapisan yang meluncur secara merata. Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan-kecenderungan terjadinya
gerakan relatife antaralapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum
viskositas Newton dalam pipa tertutup dengan arah aksial. Kedua aliran turbulent
merupakan aliran acak dan mempunyai kecepatan beraneka ragam. Aliran ini
terjadi di air dan udara. Aliran ini lebih efficient dalam mengangkut dan
menjalankan sediment karena beranekaragamnya gradient kecepatannya.

Suatu lapisan pada jarak r (dari sumbu pipa) yang bergerak dengan
kecepatan tertentu. Gaya f yang diperlukan untuk mempertahankan kecepatan,
dc, antara lapisan ini dan lapisan diantaranya diungkapkan sebagai persamaan
(1) sebagai berikut ;
𝑭 𝒅𝒚
= 𝛈 𝒅𝒓 persamaan (1)
𝑨

A = Luas penampang pipa

η =koe. Viskositas (dyne 𝑐𝑚−1 det) 1Poise = 100centipoise

salah satu cara mementukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari
Poseville. Pada metode ini diukur waktu (t) yang diperlukan untuk volume
tertentu cairan (v) mengalir melalui pipa kapiler dibawah pengaruh tekanan
penggerak (P) yan tetap. Dalam hal ini,, untuk cairan yang mengalir dengan
aliran laminar, persamaan Poiseville dinyatakn sebagai berikut ;

𝛑𝐫 𝟒 𝐏𝐭 𝛑𝐡𝐫 𝟒 𝐭
𝛈= = 𝐏𝐠 → persamaan (2)
𝟖𝐕𝐈 𝟖𝐕𝐈

η = viskositas dinamik

V = Volume cairan yang mengalir P = h.p.g = tekanan aliran rata-rata

r = Jari-jari kapiler t = waktu

I = Pnajang pipa kapiler g = gravitasi

Viskometer Kapiler ;
Metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode Poiseville

𝐠𝛑𝐡𝐫 𝟒
𝛈= persamaan (3)
𝟖𝐕𝐈

Dari persamaan (2) dan (3) didapat persamaan

η = k.p.t persamaan (4)

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
- Viskositas Ostwald
- Statif dan klem
- Penghisap
- Viscometer
- Stopwatch
- Gelas beaker
- Timbangan analitik
- Piknometer
- termometer
b. Bahan
- Aquadest
- Alcohol/ etanol
- Larutan glukosa 5%
- Es batu

IV. SKEMA KERJA


PROSEDUR PERCOBAAN
Pengukuran Viskositas dengan Viskosimeter Ostwald
Sejumlah tertentu cairan dimasukkan ke dalam
kapiler C,kemudian ditiup,cairan bergerak ke
A,sampai melewati tanda B, cairan tepat pada tanda
B, dibiarkan mengalir secara bebas dan waktu yang
diperlukan mengalir dari m ke n diukur. Perhitungan
viskositas suatu cairan dapat ditentukan dengan
membandingkan kecepatan alir suatu cairan yang
akan ditentukan viskositasnya dengan viskositas
cairan pembanding.

 Viskositas Kapiler

Cairan yang akan ditentukan kekentalanya di masukan melalui pipa secukupnya

Cairan dihisap melalui pipa sampai naik garis batas A

Cairan dibiarkan turun sampai garis batas B

Catat waktu yang dibutukan cairan untuk mengalir dari garis A ke B

Lakukan 3 kali pengulangan data


VI. DATA DAN PERHITUNGAN

A. Viskometer Cup - Bob

B. Pengukuran Waktu Aliran


Viskometer oswald

t sampel 1 t sampel 2 Viskositas sampel 1 Viskositas sampel 2


(Aquadest) (etanol) (Aquadest) (etanol)
10,9 13,0 0,75 0,90
10,6 12,9 0,73 0,89
10,4 12,8 0,72 0,89
10,2 12,7 0,70 0,88
10,6 12,8 0,73 0,89
𝑥̅ = 10,54 𝑥̅ = 12,84 𝑥̅ = 0,73 𝑥̅ = 0,89
Data didapatkan dari rumus perhitungan ;

0,12
𝜗= → 𝑉 = 𝑘(𝑡 − 𝜗)
𝑘. 𝑡
K = 0,07 dari buku petunjuk viskometer ostwald

a. Aquadest

0,12
a.1 𝜗 = = 0,1573 → 𝑉 = 0,07 ( 10,9 − 0,1573 ) = 0,75
0,07.10.9

0,12
a.2 𝜗 = = 0,1617 → 𝑉 = 0,07 ( 10,6 − 0,1617 ) = 0,73
0,07.10.6

0,12
a.3 𝜗 = = 0,1648 → 𝑉 = 0,07 ( 10,4 − 0,1648 ) = 0,72
0,07.10.4

0,12
a.4 𝜗 = = 0,1681 → 𝑉 = 0,07 ( 10,2 − 0,1681 ) = 0,70
0,07.10.2

0,12
a.5 𝜗 = = 0,1617 → 𝑉 = 0,07 ( 10,6 − 0,1617 ) = 0,73
0,07.10.6

(0,75+0,73+0,72+0,70+0,73)
𝑥̅ = = 0,73
5

b. Etanol

0,12
b.1 𝜗 = = 0,1319 → 𝑉 = 0,07 ( 13,0 − 0,1319 ) = 0,90
0,07.13,0

0,12
b.2 𝜗 = = 0,1329 → 𝑉 = 0,07 ( 12,9 − 0,1329 ) = 0,89
0,07.12,9

0,12
b.3 𝜗 = = 0,1339 → 𝑉 = 0,07 ( 12,8 − 0,1339 ) = 0,89
0,07.12,8

0,12
b.4 𝜗 = = 0,1350 → 𝑉 = 0,07 ( 12,7 − 0,1350 ) = 0,88
0,07.12,7

0,12
b.5 𝜗 = = 0,1617 → 𝑉 = 0,07 ( 10,6 − 0,1617 ) = 0,89
0,07.12,8

(0,90+0,89+0,89+0,88+89)
𝑥̅ = = 0,89
5
C. Piknometer

No Larutan M sampel BJ Sampel


1 M1 = 24,0 g 0,97 g/ml
2 Aquadest M2 = 24,2 g 0,98 g/ml
3 M3 = 24,2 g 0,98 g/ml
4 M1 = 20,7 g 084 g/ml
5 Etanol M2 = 20,7 g 0,84 g/ml
6 M3 = 20,7 g 0,84 g/ml
7 M1 = 23,6 g 0,9 5 g/ml
8 Emulsi M2 = 23,6 g 0,95 g/ml
9 M3 = 23,6 g 0,95 g/ml
10 M1 = 30,0 g 1,21 g/ml
11 Sirup M2 = 30,1 g 1,21 g/ml
12 M3 = 30,1 g 1,21 g/ml

Data didapatkan dari perhitungan rumus BJ ;

𝑚 (𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡+𝑖𝑠𝑖) – (𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)


𝜌= =
𝑣 𝑉 𝑑𝑖 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑡𝑒𝑟

 Aquadest
57,0𝑔−33,0𝑔
1. 𝜌 = = 0,97 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
57,2𝑔−33,0𝑔
2. 𝜌 = = 0,98 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
57,2𝑔−33,0𝑔
3. 𝜌 = = 0,98 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙

 Etanol
53,7𝑔−33,0𝑔
1. 𝜌 = = 0,84 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
53,7𝑔−33,0𝑔
2. 𝜌 = = 0,84 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
53,7𝑔−33,0𝑔
3. 𝜌 = = 0,84 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
 Emulsi
56,6𝑔−33,0𝑔
1. 𝜌 = = 0,95 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
56,6𝑔−33,0𝑔
2. 𝜌 = = 0,95 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
56,6𝑔−33,0𝑔
3. 𝜌 = = 0,95 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙

 Sirup
63,0𝑔−33,0𝑔
1. 𝜌 = = 1,21 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
63,1𝑔−33,0𝑔
2. 𝜌 = = 1,21 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
63,1𝑔−33,0𝑔
3. 𝜌 = = 1,21 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙

VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk mengetahui viskositas dari suatu
cairan. Penentuan viskositas ini ditentukan menggunakan alat viskometer.
Viskometer yang digunakan adalah Viskometer Ostwald dan viskometer rotasi.
Untuk pengukuran waktu aliran air, etanol dan sirup , pengukurannya dilakukan
sebanyak tiga kali kemudan dirata-ratakan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat karena alat yang digunakan tidak bisa menentukan
pengukuran secara pasti. Setelah dirata-ratakan. Aquades 1 memiliki berat 24,04
gram, densitas 0,9881 g/ml dengan waktu rata rata 14,67 detik,Aquades 2
memiliki berat 24,14 gram, densitas 0,9881g/ml dengan waktu rata rata 14,67
detik, Aquades 3 memiliki berat 24,07gram, densitas 0,9881g/ml dengan waktu
rata rata 14,67 detik, etanol 1 memiliki berat 19,55 gram, densitas 0,8026 g/ml
dengan waktu rata rata 13,03 detik, etanol 2 memiliki berat 19,56 gram, densitas
0,8026 g/ml dengan waktu rata rata 13,03 detik,etanol 3 memiliki berat 19,57
gram, densitas 0,8026g/ml dengan waktu rata rata 13,03 detik. Kemudian
pengukuran viskositas sirup enggunakan viskometer rotasi didapatkan hasil berat
sirup 1 memiliki berat 28,02 gram, densitas 1,1522 g/ml dengan viskositas 17
cps, sirup 2 memiliki berat 28,11 gram, densitas 1,1522 g/ml dengan viskositas
17 cps, sirup 3 memiliki berat 28,10 gram, densitas 1,1522 g/ml dengan
viskositas 17 cps.
Menurut teori semakin lama waktu alir suatu fluida maka semakin tinggi
viskositas fluida tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dimana aquades
yang memiliki waktu alir yang lebih lama memiliki viskositas yang lebih tinggi
dibandingkan etanol yang memiliki waktu alir lebih cepat dengan aquades. Maka
hasil pengamatan ini bisa dikatakan tidak sesuai terhadap teori. Hal ini didasarkan
pada berat molekul dari setiap fluida tersebut. seperti yang telah disebutkan diatas,
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas, salah satunya adalah
berat molekul. Berat molekul sirup lebih besar dibanding berat molekul air,
dimana semakin tinggi berat molekul maka semakin tinggi viskositas suatu fluida.

Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa :
 Besarnya nilai viskositas suatu cairan dapat ditentukan dengan metode
viskometer Ostwald dimana cairan yang akan diukur viskositasnya
dimasukkan ke dalam pipa A kemudian dibwa ke B dan dibiarkan
mengalir serta diukur waktu alirnya dari tanda m ke n. Dan selain itu
juga, dapat ditentukan dengan viscometer cup and bob Prinsip kerjanya
sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding
dalamdari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
 Sirup yang memiliki viskositas yang lebih tinggi dengan niai BJ yang
tinggi dibandingkan etanol maupun aquades yang memiliki waktu alir
lebih cepat dengan sirup. Berat molekul sirup lebih besar dibanding
berat molekul air, dimana semakin tinggi berat molekul maka semakin
tinggi viskositas suatu fluida.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi , edisi keempat.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Martin, Alfred, dkk. 2008. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, edisi
kelima. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai