DASAR
KOEFESIEN MUAI PANJANG
Grup : 1K4
POLITEKNIK-STTT BANDUNG
2021
ABSTRAK
Pada praktikum ini mahasiswa melakukan praktikum untuk mencari nilai koefisien
muai. Mahasiswa mula-mula menyiapkan alat dan bahan yang akan di praktikan untuk
eksperimen, setelah itu mahasiswa melakukan eksperimen. Setelah itu mahasiswa di
tuntut untuk mencari nilai koefisien pada data yang sudah diberikan, dengan cara
mencari ∆L, Mgradien, Mgradien1, Mgradien2, hingga mencari nilai ralat dan di
cocokan dengan literatur koefisien muai Panjang supaya tau za tapa yang berada pada
logam tersebut.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Pemuaian peristiwa memuainya sebuah zat karena peningkatan suhu yang terjadi. Benda bisa
berubah bentuknya menjadi bertambah panjang, lebar, luas, ataupun berubah volumenya.
Sedangkan penyusutan merupakan peristiwa menyusutnya suatu zat karena penurunan suhu.
Benda yang menyusut bisa berkurang panjang, lebar, luas, dan volumenya.
Dilihat dari bentuk zatnya, terdapat tiga macam pemuaian. Ketiga macam ini adalah pemuaian
zat padat, pemuaian zat cair, dan pemuaian zat gas.
TEORI DASAR
Pada buku Fisika untuk SMA Kelas X, pemuaian didefinisikan sebagai perubahan ukuran
suatu benda yang disebabkan oleh pengaruh perubahan suhu atau perubahan kalor [5].
Pemuaian dapat dialami oleh benda padat, cair, ataupun gas. Jenis pemuaian yang dapat
dialami oleh benda adalah pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volum. Ketika
benda mengalami perubahan suhu karena perubahan kalor, misalnya saat dipanaskan,
maka sebenarnya benda mengalami pemuaian ke segala arah. Hal inilah yang disebut
sebagai pemuaian volume. Tetapi jika ketebalan dari benda tersebut sangat kecil, atau
dengan kata lain benda yang memuai sangat tipis, maka yang diperhitungkan hanyalah
perubahan luas penampang saja. Inilah yang disebut sebagai pemuaian luas, yaitu ketika
ketebalan benda dapat diabaikan. Selanjutnya jika luas penampang sangat kecil yang
disebabkan ketidakseimbangan panjang dan lebar suatu benda, maka yang diperhitungkan
adalah perubahan panjang pada sisi terpanjang saja. Inilah yang disebut sebagai pemuaian
panjang, yaitu ketika salah satu panjang sisi dapat diabaikan. Pada benda cair dan gas,
jenis pemuaian yang terjadi secara logis hanyalah pemuaian volum saja. Ketidakbiasaan
atau anomali terjadi pada unsur air yang padat atau dikenal sebagai es. Ketika es yang
memiliki suhu di bawah 0 derajat celcius dipanaskan terjadi pemuaian volume, sehingga
volume es tersebut akan terus bertambah. Penambahan volume ini terjadi hingga es
mencapai suhu 0 derajat celcius. Pada saat es mulai mencair pada suhu 0 derajat celcius,
terjadi penyusutan volume, dimana volume es semakin berkurang. Hal ini terjadi hingga
suhu air mencapai 4 derajat celcius. Tepat setelah suhu air melebihi 4 derajat celcius,
volume air akan mengalami pemuaian lagi. Inkonsistensi dalam peristiwa pemuaian dan
penyusutan air ini disebut sebagai anomali air.
Rumus muai panjanng
Rumus Muai Volume
METODE EKSPERIMEN
Dicatat pertambahan Panjang Δ𝐿 dan juga pertambahan suhu Δ𝑇 saat suhu maksimum
kemudian diamati penurunan suhu dan penyusutan kembali panjang
Dapat digunakan persamaan(1) untuk menentukan koefisien muai Panjang dengan cara
membuat plot grafik
BAB IV
No T ∆𝑇 ∆𝐿 ∆𝐿
10-4
𝐿𝑜
1 75℃ 48℃
2 25℃ 0
4.2 Pembahasaan
Cari ∆𝐿
𝑟
∆𝐿 = . ∆𝐿
𝑅
0,995
= 22,1 1,56
1,55
= 22,1
= 0,070 cm
∆𝑇 = 𝑇1 − 𝑇𝑜
= 75 – 25
= 50℃
Δ𝐿 0,070
𝐿𝑜 = 60
= 0,001166
= 11,66 𝑥 10−4℃
No T ∆𝑇 ∆𝐿 ∆𝐿
10-4
𝐿𝑜
2 25℃ 0℃ 0 0
Hitung 𝖺 / M Gradien
∆𝐿
= 𝖺. ∆𝑇
𝐿𝑜
0,070
10−4 = 𝖺 . 48
60
11,66 −4
48 10 = 𝖺
𝖺 = 0,24 𝑥 10−4 ℃
Hitung Mgradien 1 dan Mgradien2
∆𝐿
Mgradien1 = 𝐿𝑜 + 5 𝑥 10−4
∆𝑇
11,66 + 5
= 48 𝑥 10−4
= 0,34 𝑥 10−4
∆𝐿
Mgradien2 = 𝐿𝑜 − 5 𝑥 10−4
∆𝑇
11,66 − 5
= 48 𝑥 10−4
= 0,13 𝑥 10−4
Mencari Nilai Ralat
|𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑1 − 𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑| + |𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑2 − 𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑| 𝑥10−4
𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑 =
2
= 0,105 x10-4
(𝑀 ± ∆𝑀) = ( 0,24 ± 0,105 )𝑥10−4
BAB V
KESIMPULAN
Dari data hasil perhitungan koefesien muai dan di cocokan dengan literatur
didapat logam yang digunakan adalah Almunium.
DAFTAR PUSTAKA