Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENCELUPAN 1

PENGARUH VARIASI VLOT PADA PENCELUPAN KAIN KAPAS DENGAN


ZAT WARNA BELERANG METODE EXHAUST

Disusun oleh :

Kelompok 3

Nahdiya Firqiyani Hanifah 21420051

Invo Kafit Elmaryana 21420055

Salwa Azzahra Sayidatina 21420056

Septa Ringga Yadi P 21420060

Fadia Shabrina Karami 21420061

GRUP : 2K3

Dosen : Elly Koeneliawati, S.Teks, M.Pd

Asisten Dosen : Yayu E.,S.S.T.David Christian, SST

POLITEKNIK STTT BANDUNG

KIMIA TEKSTIL

2022
I. MAKSUD DAN TUJUAN
 Mengetahui dengan baik prinsip dasar proses pencelupan kapas
dengan zat warna belerang (sulfur).
 Memahami karakter kapas,zat warna belerang(sulfur),zat
pembantu dan alat celup yang akan dipakai..
 Mampu melakukan proses pencelupan dengan hasil pencelupan
yang rata dan tahan luntur yang memadai sesuai target.
 mengetahui pengaruh variasi vlot terhadap proses pencelupan
kain kapas dengan zat warna belerang.
II. TEORI DASAR
II.1. Kapas
Serat Kapas Serat selulosa merupaka serat yang bersifat hidrofil
yang strukturnya berupa polimer selulosa, dengan derajat
polimerisasi yang bervariasi. Makin rendah DP maka daya serap
serat makin besar contoh : (MR) rayon 11-13% dan kapas 7-8%.
Struktur serat selulosa adalah sebagai berikut,

Gambar Struktur molekul selulosa Gugus hidroksil primer pada


selulosa merupakan gugus fungsi yang berperan untuk mengadakan
ikatan dengan zat warna direk berupa ikatan hidrogen. Serat selulosa
umumnya lebih tahan alkali tapi kurang tahan asam, sehingga
pengerjaan proses persiapan penyempurnaan dan pencelupannya
lazim dilakukan dalam suasana netral atau alkali. Bahan yang akan
dicelup biasanya sudah melalui proses pre-treatment.
II.2. Zat warna belerang
Zat warna belerang Zat warna belerang adalah zat warna yang setiap
struktur molekulnya selalu terdapat rantai belerang. Zat warna
belerang tidak larut di dalam air, tetapi dapat larut dalam larutan
natrium sulfida sebagai larutan pereduksi, dengan atau tanpa
penambahan natrium karbonat. Natrium sulfida yang bertindak
sebagai pereduksi, memutuskan rantai belerang dan memecahkan
molekul menjadi komponen yang lebih sederhana yang larut dalam
suasana alkali dan substantif terhadap serat selulosa. Terbentuknya
tiolat yang mengandung gugus SNa, akan terserap oleh serat dan
akan mudah teroksidasi membentuk zat warna yang mengendap
didalam serat dan memberikan ketahanan luntur yang sangat baik
dalam pencucian.

Struktur molekul zat warna belerang, CI Sulphur Red 5


II.2.1. Sifat umum zat warna belerang
Sifat umum zat warna belerang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Zat warna belerang adalah zat warna yang mengandung unsur
belerang sebagai kromofor dan gugusan samping yang berguna
dalam proses pencelupan.
2. Struktur molekulnya sangat kompleks dan zat warna belerang tidak
larut dalam air, karena itu diperlukan reduktor dalam suasana alkali
untuk melarutkannya.
3. Murah harganya dan mudah pemakaiannya
4. Ketahanan luntur warna terhadap terhadap pencucian baik,
sedangkan terhadap sinar cukup.
5. Tidak tahan terhadap klor
6. Warnanya agak suram. Umumnya zat warna semula akan terbentuk
setelah dilakukan proses oksidasi dengan udara atau semua jenis
oksidator kecuali oksidator yang mengandung klor seperti kaporit dan
natrium hipoklorit.
7. Pereduksi kuat akan menguraikan ikatan sulfida. Jenis pereduksi
yang sering digunakan adalah natrium sulfida dan natrium hidrosulfit.
8. Zat warna belerang dalam bentuk tereduksi mempunyai sifat seperti
zat warna direk,yang penyerapannya meningkat dengan
penambahan elektrolit.
9. Cara penyimpanan zat warna belerang dalam bejana tertutup,
terhindar dari sinar matahari langsung dan dalam kondisi kering.
Meskipun tindakan pencegahan ini dilakukan, zat warna belerang
tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang tidak terbatas karena
selama penyimpanan tersebut besar kemungkinan terjadi
kemunduran yang berangsur-angsur.
II.2.2. Mekanisme zat warna belerang
Tahapan Proses Pencelupan dengan Zat Warna Belerang:
1. Pelarutan zat warna belerang
Na2S + 4H2O→Na2SO4 + 8 Hn +Na2CO3
N D-S-S-D + 2n Hn→2n D-S-H→2n D-S-Na
2. Pencelupan Dengan dibantu NaCl sebagai pendorong penyerapan
zat warna, garam leuco akan masuk ke pori-pori serat kapas.
Selulosa + 2n D-S-Na→Selulosa-2n D-S-Na
3. Oksidasi (pembangkitan warna) Garam leuco zat warna belerang
dalam serat dirubah menjadi zat warna belerang yang tidak larut dan
berikatan secara fisika dengan serat.
Selulosa 2n D-S-Na →Selulosa n(D-S-S-D)
4. Pencucian dan proses tambahan (bila diperlukan) Selain unsur
belerang yang terdapat pada kromofor dan jembatan disulfide, unsur
belerang lain adalah belerang bebas sebagai zat pengotor. Zat
pengotor ini terutama ketika pencelupan warna tua sering
menimbulkan efek bronzing, yaitu pegangan kain hasil pencelupan
jadi kasar dan warnanya lebih suram.

III. DIAGRAM ALIR PROSES PENCELUPAN

Proses
Persiapan larutan Leuko
Persiapan alat dan Pencelupan
bahan (zw. Sulphur Red Na2s, Variasi Vlot
H2O Na2S2O4,Na2CO3) (10,15,20,25,30)
ml

Proses Oksidasi
Roses Proses pencucian
pengeringan panas dengan (H2O2)
(mesin stenter) teepol
IV. RESEP PROSES PENCELUPAN
IV.1. Resep celup (pembuatan leuko)
- Zw Sulphur Red : 2% owf
- Pembasah : 1 ml/l
- Na2S (reduktor) : 2 g/l
- Na2CO3 : 4 g/l
- NaCl : 30 g/l
- Vlot : 1:10, 1:15, 1:20, 1:25, 1:30
- Suhu : 90℃
- Waktu : 30 menit
IV.2. Resep oksidasi
- H2O2 35% : 3 ml/l
- Vlot : 1:30
- Waktu : 10 menit
- Suhu : 50-60℃
IV.3. Resep pencucian
- Sabun : 0,5 – 1 g/L
- Na2CO3 : 1-2 g/L
- Vlot : 1 :20
- Suhu : 800C
- Waktu : 15 menit
V. FUNGSI ZAT
 Na2S sebagai reduktor untuk mereduksi zat warna belerang
menjadi asam leuco
 Na2CO3 berfungsi untuk merubah asam leuco yang tidak larut
menjadi garam leuco yang larut
 Pembasah berfungsi untuk meratakan dan mempercepat proses
pembasah kain
 TRO untuk mendispersikan zat warna belerang yang belum
berubah jadi leuco
 NaCI berfungsi untuk mendorong penyerapan zat warna
 H2O2 berfungsi untuk mengoksidasi garam leuco zat warna
belerang agar kembali kebentuk semula yang tidak larut.
 Sabun untuk pencucian setelah proses pencelupan guna
menghilangkan zat warna belerang yang menempel dipermukaan
serat hasil celupan

VI. SKEMA PROSES PENCELUPAN ZAT WARNA BELERANG

T
Zw Leuko
Sulphur red
Na2S
Na2CO3
Pembasah
90 Cuci panas
Oksidasi
Teepol
90
℃ H2O2
℃ 60 60
℃ ℃
Kain NaCl

30
℃ 30 ' 10’
10’ Leuko 10’ Homogen

t (waktu)

VII. ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :
1. Piala porselen 1. Kain kapas
2. Gelas piala 2. Zat warna
3. Gelas ukur belerang
4. Pipet 3. Pembasah
5. Pengaduk 4. Na2S
6. Timbangan 5. Na2CO3
7. Gunting 6. NaCI
8. Bunsen 7. Sabun
VIII. CARA KERJA
 Na2S sebagai reduktor untuk mereduksi zat warna belerang
menjadi asam leuco
 Na2CO3 berfungsi untuk merubah asam leuco yang tidak larut
menjadi garam leuco yang larut
 Pembasah berfungsi untuk meratakan dan mempercepat proses
pembasah kain
 TRO untuk mendispersikan zat warna belerang yang belum
berubah jadi leuco
 NaCI berfungsi untuk mendorong penyerapan zat warna
 H2O2 berfungsi untuk mengoksidasi garam leuco zat warna
belerang agar kembali kebentuk semula yang tidak larut
 Sabun untuk pencucian setelah proses pencelupan guna
menghilangkan zat warna belerang yang menempel dipermukaan
serat hasil celupan

IX. DATA PERCOBAAN

Variasi vlot 1:10 Variasi vlot 1:15 Variasi vlot 1:20 Variasi vlot 1:25 Variasi vlot 1:30

Rank kerataan: Rank kerataan: Rank kerataan: Rank kerataan: Rank kerataan:
Rank ketuaan: Rank ketuaan: Rank ketuaan: Rank ketuaan: Rank ketuaan:

X. DISKUSI
Zat warna belerang merupakan zat warna yang tidak larut dalam air
sehingga perlu direduksi terlebih dahulu. Pada saat proses
pencelupan timbul bitnik kuning atau efek bronzing. Hal ini terjadi
karena pada zat warna belerang terdapat kandungan sulfur baik pada
gugus chromofor ataupun pada gugus lainnya.
Pada saat proses reduksi menggunakan metode standar, resep yang
digunakan hampir sama. Kelompok kami menggunakan variasi vlot
1:10, 1:15, 1:20, 1:25, dan 1:30. Warna kain yang paling baik dan
kerataan yang paling baik yaitu pada vlot 1:30. Hal ini karena semakin
tinggi vlotnya semakin banyak larutan dan zat warna yang meresap
pada kainnya semakin baik. Tetapi kerataan yang paling baik ada
pada variasi vlot 1:10.

XI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa kain
yang paling baik warnanya yaitu variasi vlot 1:30 dan kerataan warna
yang paling baik yaitu variasi 1:10.

XII. DAFTAR PUSTAKA

Guest. (2020). Pencelupan Kapas Dengan Zat Warna Belerang Metode

Exhaust Variasi Na S - PDFCOFFEE.COM. Retrieved October 29, 2022, from

pdfcoffee.com website: https://pdfcoffee.com/pencelupan-kapas-dengan-zat-

warna-belerang-metode-exhaust-variasi-na-s-pdf-free.html

Karyana Dede, Ir Elly K. 2005. Bahan ajar praktikum pencelupan. Bandung.

Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.


XIII. LAMPIRAN

Perhitungan resep

1. Variasi 1 (vlot 1:10)

Berat kain : 4,56gram

Jumlah larutan : 4,56 x 10= 45,6ml

2
Zw belerang : x 4,56 x 100=9,12 ml
100

1
Na2S : x 45,6=0,456 g
1000

4
Na2CO3 : x 45,6=0,1824 g
1000

30
NaCl : x 45,6=1,36 g
1000

1
Pembasah : x 45,6=0,456 ml
1000

Oksidasi

Jumlah larutan : 4,56 x 30 : 136,8ml

3
H2O2 : x 136,8=0,41 g
1000

Air : 103,5 ml

Pencucian

Jumlah larutan : 4,56 x 20 : 91,2

1
Na2CO3 : x 91,2=0,091 g
1000

0,5
Pembasah : x 91,2=0,04 ml
1000
2. Variasi 2 (vlot 1:15)

Berat kain : 4,14 gram

Jumlah larutan : 4,14 x15 : 62,1 ml

2
Zw belerang : x 4,14 x 100=8,28 ml
100

1
Na2S : x 62,1=0,062 g
1000

4
Na2CO3 : x 62,1=0,24 g
1000

30
NaCl : x 62,1=1,863 g
1000

1
Pembasah : x 62,1=0,062 ml
1000

Oksidasi

Jumlah larutan : 4,14 x 30 : 124,2 ml

3
H2O2 : x 124,2=0,37 g
1000

Air : 124,2 ml

Pencucian

Jumlah larutan : 4,14 x 20 : 82 ml

1
Na2CO3 : x 82=0,082 g
1000

0,5
Pembasah : x 82=0,03 ml
1000

3. Variasi 3 (vlot 1:20)


Berat kain : 4,36 gram

Jumlah larutan : 4,36 x 20: 87,2ml

2
Zw belerang : x 4,36 x 100=8,72ml
100

1
Na2S : x 87,2=0,087 g
1000

4
Na2CO3 : x 87,2=0,34 g
1000

30
NaCl : x 87,2=2,61 g
1000

1
Pembasah : x 87,2=0,087 ml
1000

Oksidasi

Jumlah larutan : 4,36 x 30 : 130,8ml

3
H2O2 : x 130,8=0,39 g
1000

Air : 130,8 ml

Pencucian

Jumlah larutan : 4,36 x 20 : 87,2ml

1
Na2CO3 : x 87,2=0,087 g
1000

0,5
Pembasah : x 87,2=0,043 ml
1000

4. Variasi 4 (vlot 1:25)

Berat kain :4,41 gram


Jumlah larutan :4,41 x25: 110,25 ml

2
Zw belerang : x 4,41 x 100=8,82 ml
100

1
Na2S : x 110,25=0,11 g
1000

4
Na2CO3 : x 110,25=0,4 g
1000

30
NaCl : x 110,25=3,3 g
1000

1
Pembasah : x 110,25=0,11 ml
1000

Oksidasi

Jumlah larutan :4,41 x 30 : 132,2 ml

3
H2O2 : x 132,2=0,39 g
1000

Air : 132,2 ml

Pencucian

Jumlah larutan : 4,41 x 20 : 88,2ml

1
Na2CO3 : x 88,2=0,08 g
1000

0,5
Pembasah : x 88,2=0,04 ml
1000

5. Variasi 4 (vlot 1:30)

Berat kain : 4,23 gram

Jumlah larutan : 4,23x 30 : 126,9ml

2
Zw belerang : x 4,23 x 100=8,46 ml
100
1
Na2S : x 126,9=0,12 g
1000

4
Na2CO3 : x 126,9=0,5 g
1000

30
NaCl : x 126,9=3,8 g
1000

1
Pembasah : x 126,9=0,12 ml
1000

Oksidasi

Jumlah larutan : 4,23x 30 : 126,9 ml

3
H2O2 : x 126,9=0,38 g
1000

Air : 126,9 ml

Pencucian

Jumlah larutan : 4,23 x 20 : 8,46ml

1
Na2CO3 : x 8,46=0,008 g
1000

0,5
Pembasah : x 8,46=0,004 ml
1000

Anda mungkin juga menyukai