PENCELUPAN SUTERA
DENGAN ZAT WARNA BEJANA LARUT
HCl H+ + Cl-
HOOC-----Sutera-----NH2 + H+ HOOC-----Sutera-----N+H3
Zw ≡ C-OSO3H Zw ≡ C-OSO3- + H+
Zw ≡ C-OSO3-
Ikatan ionik
HOOC-----Sutera-----N+H3
Oleh karena itu, bila pH larutan celup sampai batas tertentu penyerapan zat
warna bejana larut oleh sutera/wol semakin banyak, tetapi jika pH terlalu rendah zat
KELOMPOK 1
~2~
warna bejana larut akan sukar larut sehingga hasil celup bisa belang, pH larutan celup
sebaiknya sekitar 6.
Sebelum dioksidasikan gugus pelarut nya perlu dihidrolisa terlebih dahulu
dalam larutan bersuasana asam. Oleh karena itu pada pencelupan dengan zat warna
bejana larut ,tidak mungkin digunakan H2O2 atau Na2BO3 sebagai oksidatornya,
karena oksidator tersebut tidak dapat bekerja dalam suasana asam. Untuk itu
digunakan campuran NaNO2 sebagai oksidator dan H2SO4 untuk mengaktifkan
NaNO2 .
Reaksi-reaksi
D = C – O NaSO3
H2SO4 hidrolisa
On
D = C – OH D=C=O
Asam leuco Dioksidasi
NaNO2 ZW bejana
Sifat :
- Zat warna bejana tereduksi (leuko).
- Larut dalam air.
- Stabil dalam larutan alkali.
- Terhidrolisasi dalam suasana suhu ↑ berubah leuko.
- Warna-warna muda .
- Subtantivitas terhadap serat kecil celupan rata.
- Pencelupan : - Perlu penambahan garam (NaCl).
- Suhu rendah
Zat warna bejana larut celup hidrolisa oksidasi.
KELOMPOK 1
~3~
III. Praktikum
Diagram alir
Persiapan
Fungsi zatlarutan celup Pencelupa Oksidasi/Pembangkitan Warna
n
Pencucian
Resep
Resep No 1 2 3 4 5
Zat warna bejana larut (%) 1
Pembasah ( cc/L ) 1
(NH4)2SO4 ( g/L ) 1 1 2 2 2
NaCl ( g/L ) 20 40 40 40 40
NaNO2 ( g/L) 1
H2SO4 60 % ( cc/L ) 5 5 5 10 10
Metoda celup I I I I II
VLOT 1 : 20
Resep Sabun
Sabun : 1 cc/L
Na2CO3 : 1 g/L
T = 70oC ; t = 10 menit
Vlot = 1 : 30
KELOMPOK 1
~4~
Perhitungan
Resep 1
Resep Pencelupan dan Pembangkitam warna
Berat Bahan : 2,97 g
Air : 2,97x 20 = 59,4 cc/l
ZW : 1 % x 2,97 = 2,97 ml
pembasah cc/l : 1/1000 x 59,4 = 0,06 ml
(NH4)2SO4 g/l : 1/1000 x 59,4 = 0.06 g
H2SO4 cc/l : 5/1000 x 59,4 = 0,3 ml
NaNO2 g/l : 1/1000 x59,4 = 0,06 g
Resep 2
Resep Pencelupan dan Pembangkitam warna
Berat Bahan : 3,06 g
ZW : 1 % x 3,06 = 3,06 ml
Air : 3,06 x 20 = 61,2 ml
Pembasah cc/l : 1/1000 x 61,2= 0,06 ml
NaCl : 40/1000 x 61,2 = 2,45 g
(NH4)2SO4 cc/l : 1/1000 x 61,2 = 0.06 g
H2SO4 cc/l : 5/1000 x 61,2 = 0,3 ml
NaNO2 g/l : 1/1000 x 61,2 = 0,06 ml
Resep 3
Resep Pencelupan dan Pembangkitam warna
Resep Pencelupan dan Pembangkitam warna
KELOMPOK 1
~5~
Resep 4
Resep Pencelupan dan Pembangkitam warna
Resep Pencelupan dan Pembangkitam warna
Berat Bahan : 2,85 g
ZW : 1 % x 2,85 = 2,85 ml
Air : 2,85 x 20 = 57 ml
Pembasah cc/l : 1/1000 x 57 = 0,06 ml
NaCl : 40/1000 x 57 = 2,28 g
(NH4)2SO4 cc/l : 2/1000 x 57 = 0.114 g
H2SO4 cc/l : 10/1000 x 57 = 0,57 ml
NaNO2 g/l : 1/1000 x 57 = 0,06 ml
Resep 5
Resep Pencelupan dan Pembangkitam warna
Resep Pencelupan dan Pembangkitam warna
Berat Bahan :3g
ZW :1%x3 = 3 ml
KELOMPOK 1
~6~
Air : 3 x 20 = 60 ml
Pembasah cc/l : 1/1000 x 60 = 0,06 ml
NaCl : 40/1000 x 60 = 2,4 g
(NH4)2SO4 cc/l : 2/1000 x 60 = 0.12 g
H2SO4 cc/l : 10/1000 x 60 = 0,6 ml
NaNO2 g/l : 1/1000 x 60 = 0,06 ml
Fungsi Zat
Zat warna : untuk mewarnai bahan yang akan dicelup.
Pembasah : untuk menurunkan tegangan permukaan antara bahan dengan air.
(NH4)2SO4 : sebagai donor asam untuk memberi suasana asam larutan pencelupan
NaCl : untuk mendoraong penyerapan zat warna.
NaNO2 : sebagai oksidator, mengoksidasi asam leuco menjadi zat warna
bejana yang tidak larut
H2SO4 : untuk menghidrolisis zat warna menjadi asam leuco.
Sabun : menghilangkan zat warna yang menempel di permukaan serat
Skema proses
METODA I
- ZW - H2SO4
- Pembasa NaNO2
60 – 70 oC
(NH4)2SO4
NaCl 40 oC
30 oC KELOMPOK 1
10 ‘ 30‘ 30 ‘ 10‘
~7~
METODA II
- ZW - H2SO4
- Pembasah - NaNO2
(NH4)2SO4
60 – 70 oC
--
NaCl 40 oC
o
o
30 C 40 C
10’
30‘ 30 ‘ 10‘ 10‘
‘
Cara Kerja
- Zat warna bejana larut ditimbang, lalu dimasukkan kedalam bak celup dan
dilarutkan dalam air hangat menjadi larutan yang bening.
- Lalu zat-zat pembantu yang dibutuh kan dimasukkan kedalam bak celup, lalu
diasuk-aduk sempurna.
- Pencelupan dimulai pada temperatur 50o – 60o C dan dibiarkan sampai dingin
selama 45 menit. Bila perlu ditambah elektrolit untuk menambah penyerapan.
- Setelah selesai, bahan diperas lalu dibangkitkan dalam larutan asam sulfat dingin.
- Selanjutnya dicuci dengan sabun dalam temperatur 90oC, dan dibilas sampai
bersih.
Hasil Praktikum
KELOMPOK 1
~8~
IV. Diskusi
Dari hasil percobaan di atas dapat dilihat bahwa, penggunaan resep yang berbeda
pada pencelupan sutera dengan zat warna bejana larut menghasilkan celupan yang
berbeda-beda pula. Untuk resep 1 dan resep 2 dengan variasi elektrolit (NaCl)
menunjukan hasil celup dengan warna lebih tua pada resep 2. Dengan penambahan
elektrolit akan lebih mendorong zat warna masuk ke dalam serat. Dengan begitu,
elektrolit yang lebih pada resep 2 akan mendorong lebih banyak zat warna yang
masuk (difusi) ke dalam serat dibandingkan dengan resep 1 yang menggunakan
elektrolit lebih sedikit. Sehingga hasil celup resep 2 lebih tua dibandingkan dengan
resep 1.
Untuk resep 2 dan resep 3 dengan variasi penggunaan amonium sulfat/(NH4)2SO4
menunjukan hasil yang celup dengan warna lebih tua pada resep 3. Penambahan
amonium sulfat akan memberikan suasana asam pada larutan celup sehingga akan
terbentuk muatan positif pada serat, sebagai akibat ion H+ yang terserap oleh gugus
amina dari sutera.
HCl H+ + Cl-
HOOC-----Sutera-----NH2 + H+ HOOC-----Sutera-----N+H3
Adanya tempat-tempat positif pada sutera memungkinkan terjadinya ikatan ionik antar
anion zat warna bejana larut dengan sutera yang sudah menyerap ion H+.
Zw ≡ C-OSO3H Zw ≡ C-OSO3- + H+
Zw ≡ C-OSO3-
Ikatan ionik
HOOC-----Sutera-----N+H3
KELOMPOK 1
~9~
Penambah amonium sulfat pada batas tertentu akan memperbanyak muatan positif
pada sutera sehingga zat warna bejana larut yang terserap akan semakin banyak.
Pada resep 3, penambahan amonium sulfat lebih banyak daripada pada resep 2.
Hal ini memungkinkan muatan positif sutera pada resep 3 lebih banyak sehingga zat
warna yang terserap oleh seart sutera kondisi resep 3 lebih banyak. Untuk itulah hasil
celup resep 3 lebih tua dibandungkan dengan resep 2.
Untuk resep 3 dan resep 4 dengan variasi penggunaan asam sulfat/H 2SO4
menunjukan hasil lebih tua pada resep 4. Sebagaiman fungsinya, asam sulfat bertindak
sebagai penghidrolisis zat warna larut menjadi asam leuco. Zat warna bejana larut
yang telah masuk ke dalam serat dan berikatan ionik dengan serat akan dihidrolisis
oleh asam sulfat sebelum akhirnya dioksidasi menjadi zat warna bejana yang tidak
larut.
.
D = C – O NaSO3
H2SO4 hidrolisa
On
D = C – OH D=C=O
Asam leuco Dioksidasi
NaNO2 ZW bejana
Penambahan asam sulfat yang lebih pada resep 4 dibandingkan dengan resep 3
memungkinkan zat warna bejana larut yang telah masuk ke dalam serat terhidrolisis
(pada resep 4) akan lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan yang lebih sedikit
(pada resep 3). Dengan banyaknya zat warna bejana larut yang terhidrolisi, maka zat
warna yang teroksidasi menjadi zat warna bejana yang tidak larut juga banyak.
Sehingga warna hasil celup resep 4 lebih tua dibandingkan dengan hasil celup resep 3.
Untuk resep 4 dan resep 5 dengan variasi penggunaan metode yang berbeda seperti
ditunjukan pada skema proses di atas. Dari kedua skema proses yang digunakan, hasil
yang lebih tua ditunjukan oleh proses penghidrolisisan dan pengoksidasian yang
dipisahkan pada metode II (resep 5). Hal ini memungkinkan dengan penggunaan
proses yang terpisah akan memberikan suasana yang maksimal pada proses
penghidrolisisan zat warna bejana larut menjadi asam leuco dan pengoksidasian asam
leuco menjadi zat warna bejana yang tidak larut.
V. Kesimpulan
KELOMPOK 1
~ 10 ~
KELOMPOK 1