Disusun Oleh :
Grup : 2K4
2. Anna Sumpena
NH2
NH2 OH
Cl SO3H SO3H
2. Reaksi
2.1 Reaksi diazotasi
NH2
Cl
SO3H SO3H
NH2 OH
Cl N N
SO3H SO3H
P-Chloroaniline
= 72 + 6 + 14 + 35,5
= 127,5
𝑔
Mol = 𝑀𝑅
g = 0,05 x 127,5
g = 6,375 g
H-acid
𝑔
Mol = 𝑀𝑅
g = 0,05 x 319
g = 15,95 g
HCl
MR HCl = H(1x1) + Cl(1x35,5)
= 1 + 35,5
= 36,5
𝑔 𝑚
Mol = 𝑀𝑅 v = ρ
𝑚
ρ = 𝑣
NaNO2
MR NaNO2 = Na(23x1) + N(14x1) + O(16x2)
= 23 + 14 + 32
= 69
𝑔
Mol = 𝑀𝑅
g = 0,05 x 69
g = 3,45 g
Tahapan utama proses pembuatan zat warna azo adalah proses diazotasi
(pembentukan garam dizonium) komponen diazotasi berupa senyawa amina aromatik
primer dan proses kopling antara garam diazonium yang terbentuk dengan komponen
kopling sebelumnya dapat juga dilakukan proses tambahan seperti proses asilasi,
asetilasi, sulfonasi, nitrasi, dan proses lainnya baik pada senyawa aril amin maupun
pada komponen koplingnya guna mendapat struktur zat warna azo yang diinginkan.
Sedangkan setelah proses kopling dapat ditambahkan pula proses lainnya seperti proses
pembuatan zat warna bubuk berupa proses salting out, proses pengeringan, proses
penambahan aditif (blending) standarisasi intensitas dan corak wana dan proses
evaluasi hasil.
4.3 Diazotasi
Prinsip-prinsip dasar teknik diazotasi dengan metoda langsung adalah
berupa pengerjaan senyawa amina aromatik primer yang capat larut dalam
suasana asam dengan sekitar 2 ekivalen asam mineral (biasanya asam klorida
HCl) dan 1 ekivalen natrium nitrit.
1. Kedalam piala gelas dimasukkan 6,35 gram (0,05 mol) p -chloroanilin, lalu
diencerkan dengan air panas sebanyak 30 mL dan 3,067 ml HCl pekat,
kemudian diaduk sampai terbentuk larutan.
2. Dinginkan larutan hingga kurang lebih pada suhu 40oC dengan cara
memberikan es di sekitar gelas piala sambil di aduk secara konstan.
3. Tambahkan es ke dalam larutan agar iperoleh suhu yang lebih rendah
hingga 0oC dan sisakan beberapa butir yang belum mencair untuk menjaga
agar suhu larutan tidak lebih dari 0oC.
4. Kemudian, tambahkan 3,45 gram NaNO2 murni secara bertahap dengan
pengadukan yang baik dan konstan (larutan nitrit ini distandarisasi dengan
asam sulfaniat murni, dan harus dijaga stoknya). Penambahan nitrit ini
harus diatur seperlahan mungkin agar suhu larutan tidak naik diatas 0oC dan
setiap larutan nitrit yang diteteskan harus secepatnya diaduk agar segera
tercampur dan bereaksi. Pada tahap ini tidak boleh terjadi pembentukan
gelombang gas, dan larutan tidak boleh keruh ataupun berwarna.
5. Lakukan proses diatas hingga larutan natrium nitrit habis, kemudian
lanjutkan pengadukan hingga sekitar 10 menit.
6. Terakhir, lakukan uji tingkat kesempurnaan reaksi dengan kertas congo red
dan kertas KI-kanji dan reagen sulfon (dapat dipilih salah satu). Jika reaksi
telah berlagsung sempurna, maka kertas congo red berwarna biru kuat dan
pada kertas KI-kanji atau reagen sulfon membentuk biru lemah.
4.4 Kopling
Proses kopling adalah proses penggandaan antara komponen kopling
dengan garam diazonium. Komponen kopling yang dapat digunakan dalam
pembuatan zat warna azo diantaranya adalah asetoasetaril amid, piridon,
pirazolon, fenol dan turunannya, aniline dan turunannya aminofenol, naftol dan
turunannya, naftil amin dan turunannya, aminopirasol dan amino naftol.
Resep 1 Resep 2
Zat warna asam (% OWF) : 1% OWF Zat warna asam (% OWF) : 1% OWF
pH : 2 (H2SO4) pH : 3 (H2SO4)
Vlot : 1 : 30 Vlot : 1 : 30
Resep 3 Resep 4
Zat warna asam (% OWF) : 1% OWF Zat warna asam (% OWF) : 1% OWF
pH : 4 (CH3COOH) pH : 5 (CH3COOH)
Vlot : 1 : 30 Vlot : 1 : 30
c. Fungsi Zat
1. Zat warna asam : Memberi warna pada polyamida (nylon) merata dan
permanen.
2. Asam asetat : Memberi suasana asam dan mengatur pH larutan celup
(memberi nilai pH 5)
3. Asam sulfat : Memberi suasana asam dan mengatur pH larutan celup
(memberi nilai pH 2)
4. Levelling agent : Membantu perataan zat warna pada bahan dengan
memperlambat penyerapan zat warna.
5. Detergen : Sabun berfungsi untuk menghilangkan sisa zat warna yang
menenpel pada permukaan kain.
6. Natrrium Karbonat : Membantu kelarutan detergen.
7. Teepol : Sebagai deterjen agent (penghilangan zat warna yang tidak
terfiksasi).
5) Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan, dan menimbang zat – zat sesuai resep.
2. Setelah penimbangan dilakukan, lalu membuat larutan untuk proses
pencelupan sesuai dengan vlot dan berat bahan.
3. kemudian masukkan kain poliamida (nylon) yang telah di basahi
terlebih dahulu agar di dapatkan hasil yang tidak belang (pada suhu
Ruangan 30 -40oC).
4. Aduk larutan celup yang telah berisi kain tersebut selama 10 menit.
5. Setelah itu masukkan zat warna aduk kemudian masukkan kainnya lagi
setelah di keluarkan tadi aduk aduk kembali agar di dapatkan hasil
celupan yang rata.
6. Siapkan tempat untuk pencelupan di mesin ,tempatmya seperti silinder
tetapi tertutup larutan yang ada di porselen tadi dimasukkan ke tempat
yang di gunakan untuk mencelup di mesin semuanya dan jangan lupa
memasukkan kainnya.
7. Masukkan ke dalam mesin ,tutup dengn kencang agar larutan zat
warnanya tidak tumpah pada waktu di proses di mesin.Atur suhu yang
di inginkan tentumya sesuai resep 100oC selama 30 menit.
8. Setelah di lakukan proses pencelupan lakukanlah proses cuci sabun
selama 10 menit dengan suhu 60oC -70oC.
9. Keringkan dengan setrika pengering kemudian amati perbedaannya.
6. Diagram Alir
Tahap 1
Pembuatan zat warna azo ke dalam bentuk zat warna buatan
Oven
Zat
Proses Proses pada
warna
diazotasi kopling suhu 95-
bubuk
100°C
Tahap 2
Proses pencelupan zat warna bubuk
Timbang bahan dan
zat sesuai resep
pH 2
(H2SO4)
pH 3
Pembuatan larutan
(H2SO4)
zw asam dengan
variasi pH
pH 4
(CH3COOH)
pH 5
Persiapan larutan
(CH3COOH)
celup pada suhu
kamar, aduk 10
menit
Pencelupan kain
poliamida suhu
100°C, 30 menit
Spektrofotometer
Uji tahan luntur
pada kain
Ketuaan
Uji tahan cuci
warna
Uji gosok
Kerataan
(basah,
Warna
kering)
Arah warna
Beda Warna
Kecerahan
warna