Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK III

Sintesis Metil Orange

Kimia reguler 2018

Disusun Oleh :
Erdiana Putri Pertiwi (062118057)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Pada percobaan ini bertujuan untuk memahami cara-cara dan prinsip-


prinsip pembuatan senyawa azo yaitu metil orange dan memahami reaksi
diazotasi dan penggabungan (coupling).

1.2 Dasar Teori

Reaksi diazotisasi adalah reaksi pembentukkan garam diazonium ion.


Garam ini biasanya adalah senyawa intermediet dalam pembentukan senyawa azo.
Senyawa aromatik amina apabila direaksikan dengan asam nitrit pada suhu 0 –
5oC pada kondisi asam akan mrnghasilkan garam diazonium ion.

Proses pembentukkan garam diazonium ion adalah sebagai berikut :

Kation diazonium ion dalam bentuk sebagai berikut di bawah :

Diazonium ion di atas adalah merupakan elektopil yang lemah ( spesies


miskin elektron ), yang hanya akan mampu bereaksi baik dengan senyawa
aromatik yang sangat reaktif seperti phenoldan amina. Senyawa aromatik yang
mengandung gugus penarik elektron. Pada posisi ortho dan para akan menambah
karakter elektophilik pada diazonium kation.

Pada kondisi asam, garam diazonium ion sangat mudah terhidrolisa


menjadi senyawa nitrogen dan phenol. Proses hidrolisa garam diazonium ion
dapat digambarkan pada persamaan reaksi :

Sedangkan perlakuan garam diazonium ion dengan larutan potasium


iodida akan menghasilkan arenediazonium iodida yang akan mengalami
dekomposisi dengan sedikit pemanasan membentuk senyawa aromatik iodida dan
nitrogen, seperti pada persamaan reaksi:

1. Senyawa azo dan Reaksi Penyambungan (Substitusi)

Senyawa azo memiliki formula umum R-N=N-R dimana senyawa


azo dapat dengan mudah dibentuk dengan mereaksikan garam diazonium
ion dengan senyawa aromatik amina dan turunan phenol dengan reaksi
substitusi aromatik elektophilik ( SRE ). Reaksi akan terjadi antara
diazonium ion dengan senyawa amina bebas ataupun dengan ion
phenoxida dan akan memberikan zat warna yang memiliki warna yang
bermacam – macam tergantung dari turunannya. Sedangkan warna dari
senyawa yang dihasilkan akan bervariasi tergantung dari pH. Senyawa
metil jingga dibuat dari penggabungan senyawa asam sulfanilat yang telah
diazotisasi dengan N,N-Dimetil anilin.Proses reaksi pembentukan metil
jingga dari kedua senyawa tersebut adalah sebagai berikut di bawah :
Dalam percobaan ini diazo metil orange dibuat dengan substitusi elektrofilik
dengan garam arenediazonium (diazo coupling).

p-Dimethylamino-Azobenzenesulfonic Acid (Methyl Orange)

Meskipun asam sulfanilat tidak larut dalam larutan asam, namun demikian
diperlukan untuk melakukan reaksi diazotisasi dalam asam (HNO2, asam nitrit)
larutan. Masalah ini dapat dihindari dengan pengendapan asam sulfanilat dari
larutan di mana pada awalnya tidak larut. Endapan yang terbentuk adalah suspensi
halus dan bereaksi langsung dengan asam nitrit. Langkah pertama adalah untuk
melarutkan asam sulfanilat dalam larutan dasar. Agar mendapatkan nitrosonium
ion (NO+), natrium nitrit harus ditambahkan dengan asam hydrochlorid. Selama
penambahan asam, asam sulfanilat diendapkan dari larutan halus menjadi agak
memadat, yang segera diazotisasi. Pembentukan diazotisasi garam sulfanilat
penambahan N,N dimethyl anilin. Garam diazonium halus diperbolehkan
langsung bereaksi dengan dimethylaniline di larutan yang telah diendapkan.
Methyl orange sering digunakan sebagai indikator asam-basa. Dalam solusi yang
lebih mendasar dari pH 4.4, metil orange ada hampir seluruhnya sebagai ion
negatif kuning. dalam solusi yang lebih asam maka pH 3,2, itu terprotonasi untuk
membentuk ion dipolar merah. Karena sifat ini, jingga metil dapat digunakan
sebagai indikator untuk titrasi yang memiliki titik akhir mereka dalam pH 3,2-4,4.
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat
1. Erlenmeyer
2. Gelas piala
3. Gelas ukur
4. Thermometer
5. Botol timbang
6. Batang pengaduk
7. Kertas saring dan corong

2.2 Bahan

1. Natrium Karbonat anhidrat (3,6 g)


2. Asam sulfanilat (10,8 g)
3. NaNO2 (4,5 g)
4. HCl 37% (15 ml)
5. NN-dimetilanilin (7,43 ml)
6. NaOH 10% (90 ml)
7. Asam asetat glasial
8. Es batu
BAB III

METODE KERJA

1. Kedalam labu erlenmeyer dimasukkan 10,8 gram Asam Sulfanilat ,


Natrium Karbonat anhidrat 3,6 gram dan 50 ml sir suling. Campuran
dipanaskan hingga diperoleh larutan jernih.
2. Kemudian di tambahkan 4,5 gram natrium nitrit yang telah diberi 10 ml air
suling pada kondisi ini suhu tetap dijaga. Campuran ini ditambahkan
secara pertetes ke dalam piala gelas yang lain telah berisi 15 ml HCl pekat
dan es batu yang telah ditumbuk lalu diaduk.
3. Setelah beberapa menit akan diperoleh larutan garam diazonium yang
berwarna merah. Siapkan 7,43 ml N,N-dimetilanilin dalam asam asetat
glasial pada tempat lain dan kedalamnya di tuangkan pelan-pelan, sambil
diaduk campuran diazonium yanga telah dibuat sebelumnnya, dimana akan
terbentuk suspensi ( cairan kental ).
4. Di tambahkan pelan-pelan 90 ml NaOH 10% dan pengadukan dilanjtukan
selama 10 menit. Setelah itu panaskan sampai mendidih, kemudian
biarkan sampai dingin. Kristal akan terbentuk.
5. Di saring lalu diamati warnanya, kumpulkan/keringkan dan timbang
hasilnya.
BAB IV
DATA PENGAMATAN

Perlakuan Hasil
Erlenmeyer 1 Larutan keruh menjadi larutan
+ 50 ml aquades ke Erlenmeyer coklat seulas. Membentuk garam
+ Na2CO3 lalu diaduk sulfanilat dan terbentuk gas CO2
+ asam sulfanilat dipanaskan
+ NaNO2 diaduk

Gelas piala berisi es batu Larutan coklat muda berubah


+ HCl pekat suhu harus dibawah menjadi larutan jingga kecoklatan
5°C seulas dan ada suspensi putih.
+ Larutan campuran pada
Erlenmeyer 1 (Larutan Na-
sulfanilat + NaNO2)
Diaduk dan didinginkan dengan es
batu pada bagian luar bawah gelas
piala.
Tahapan coupling Larutan jingga kecoklatan agak
+ N,N-dimetilanilin perlahan- kental berubah menjadi larutan
lahan sambil di aduk berwarna merah
+ asam asetat glasial perlahan- Larutan kental warna merah pekat
lahan sambil diaduk (seperti selai)
+ NaOH sedikit demi sedikit lalu Larutan kental warna coklat agak
diaduk jingga
Disaring dan di rekristalisasi Larutan berwarna jingga dan
terbentuk kristal metil jingga yang
berwarna merah keemasan

BAB V

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengenai pembuatan senyawa azo metil jingga
yang merupakan turunan zat warna. Senyawa azo metil jingga ini digunakan
sebagai indikator asam-basa. Pada praktikum ini terdapat dua tahap reaksi yaitu
tahapan reaksi diazotisasi dan tahap penggabungan (coupling). Mekanisme reaksi
sebagai berikut :

1. Asam sulfanilat bereaksi dengan natrium karbonat

O
O H
2-
S N H CO3 2 Na+ O S NH2 + H2CO3
2 Na+
O O H O

O
NaNO2
HCl 2 Na+ O S N Cl- + CO2 + H2O

O N
diazonium chloride

2. NaNO2 dan HCl bereaksi akan menghasilkan ion nitrosonium dan air
2 H3O+ (aq) + NO2- (aq) 3 H2O (l) + NO+ (aq)
3. Ion nitrosonium akan bereaksi dengan gugus amino dari asam sulfanilat
mengikat pada atom N yang kedua pada asam sulfanilat menjadi garam
diazonium.

O O H
+
H2O
Na N O +
O S N Na O S N N O

O O H

Na+ O S N N O H3O+
O H
O O H
+
Na O S N N OH + H2O
Na O S N N OH

O H O

O O
Na +
O S N N OH H3O+ Na +
O S N N OH2+
O O
O
+
Na O S N N + H2O

4. Reaksi coupling atau penggabungan


O O

HO S H2N + 2 HCl + NaNO2 O S N N

O O
Sulfanilic acid 4-diazobenzenesulfonic acid

+ 2 NaCl + 2H2O
O
N
O S N N +

N,N-dimethylaniline

O
N N
N S O Na+ + NaCl + H2O

Methyl Orange

Pada tahap pertama yaitu reaksi diazotisasi terjadi reaksi pembentukan


garam diazonium (garam sulfanilat) dengan mereaksikan asam sulfanilat dengan
natrium karbonat anhidrat yang mana dari larutan keruh berubah menjadi larutan
berwarna coklat seulas dan timbul gelembung-gelembung udara yang merupakan
gas CO2. Penambahan natrium karbonat anhidrat dalam asam sulfanilat juga
berfungsi sebagai deprotonasi gugus amino yang mana pada proton yang di
dapatkan berasal dari disosiasi natrium karbonat tersebut. Lalu setelah dipanaskan
ada penambahan natrium nitrit warna larutan berubah menjadi larutan coklat
seulas. Reaksi ini dilakukan dalam suasana asam sehingga campuran garam
diazonium dimasukkan ke dalam HCl pekat dan es yang sudah dipecahkan pada
pencampuran ini reaksi akan berjalan dengan baik pada suhu di bawah 5° C
sambil dilakukan pengadukan dan pendiginan pada alas gelas piala yang
digunakan . Pada perubahan ini terjadi perubahan warna dari coklat muda seulas
menjadi warna jingga kecoklatan dan terdapat suspensi berwarna putih ini
merupakan suspensi dari diazonium klorida.

Pada tahap kedua yaitu reaksi penggabungan atau coupling pada garam
diazonium klorida dengan penambahan N,N-dimetilanilin untuk membentuk metil
jingga. Pada saat penambahan N,N-dimetilanilin secara perlahan sambil diaduk
menjadi larutan berwarna merah lalu ditambahkan asam asetat glasial perlahan
sambil diaduk menjadi larutan kental warna merah pekat setelah itu dilakukan
penambahan NaOH sedikit demi sedikit sambil diaduk penambahan NaOH ini
bertujuan untuk menghilangkan Cl- dari HCl yang sebelumnya ditambahkan pada
saat pembentukan diazonium klorida. Terjadi perubahan warna menjadi larutan
kental coklat agak kuning yang pekat. Setelah itu dilakukan penyaringan dan
proses rekristalisasi sehingga terbentuk larutan metil jingga dan kristal yang
berwarna merah keemasan.

KESIMPULAN

Pada praktikum mengenai sintesis metil orange dapat disimpulkan bahwa


terdapat dua tahap pembentukan yaitu tahap diazotisasi dan tahap penggabungan
atau coupling. Pada asam sulfanilat dengan natrium karbonat diubah menjadi
garam natrium p-aminobenzenasulfonat lalu mengalami reaksi diazotisasi dengan
ada nya natrium nitrat membentuk garam diazonium klorida. Diazonium klorida
terionisasi dalam larutan air menghasilkan ion natrium, ion klorida dan garam
sulfanilat. Lalu pada tahapan reaksi coupling asam sulfanilat ditambahkan N,N-
dimetilanilin membentuk metil jingga dengan penambahan asam asetat glasial dan
NaOH sedikit demi sedikit. Penambahan NaOH bertujuan untuk menghilangkan
Cl- yang ada pada diazonium klorida pada saat penambahan HCl.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.


Jakarta: Bina Aksara.

Fessenden. 1989. Kimia Organik, edisi ke 3. Jakarta: Erlangga.


Lide, David R. 2005. CRC Handbook of Chemistry and Physics. New York :
CRC Press LLC

Practical in organic chemistry, by Hitesh G. Raval, Sunil L. Baldania and Dimal


A. Page No. 320

Vogel, A.I., 1989, Vogel’s textbook of Quantitative Chemical Analysis, 5 th


ed., Longman Group, United Kingdom, 229-234.

LAMPIRAN

1. Tuliskan mekanisme reaksi pembuatan metil orange


2. Sebutkan macam-macam zat warna azo yang anda ketahui

Jawab :

1. a) Asam sulfanilat bereaksi dengan natrium karbonat

O
O H
2-
S N H CO3 2 Na+ O S NH2 + H2CO3
2 Na+
O O H O

O
NaNO2
HCl 2 Na+ O S N Cl- + CO2 + H2O

O N
diazonium chloride

NaNO2 dan HCl bereaksi akan menghasilkan ion nitrosonium dan air
2 H3O+ (aq) + NO2- (aq) 3 H2O (l) + NO+ (aq)
Ion nitrosonium akan bereaksi dengan gugus amino dari asam sulfanilat
mengikat pada atom N yang kedua pada asam sulfanilat menjadi garam
diazonium.

O O H
+
H2O
Na N O +
O S N Na O S N N O

O O H

Na+ O S N N O H3O+
O H
O O H
Na +
O S N N OH + H2O
Na O S N N OH

O H O

O O
Na +
O S N N OH H3O+ Na +
O S N N OH2+
O O
O
+
Na O S N N + H2O

Reaksi coupling atau penggabungan pada garam sulfanilat dengan N.N-


dimetilanilin menghasilkan metil orange.
O O

HO S H2N + 2 HCl + NaNO2 O S N N

O O
Sulfanilic acid 4-diazobenzenesulfonic acid

+ 2 NaCl + 2H2O
O
N
O S N N +

N,N-dimethylaniline

O
N N
N S O Na+ + NaCl + H2O

Methyl Orange

2. p-nitrobenzena, p-N,N-dimetilaminobenzena, 2,4-diaminobenzena, metil orange,


bismark brown.

Anda mungkin juga menyukai