Anda di halaman 1dari 14

Bahan Ajar

Titrasi Asam
Basa
KOMPETENSI DASAR:

3.13 Menganalisis data hasil berbagai jenis titrasi asam-basa.

4.13 Menyimpulkan hasil analisis data percobaan titrasi asam-basa.

TUJUAN PEMBELAJARAN:

 Peserta didik dapat menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi.
 Peserta didik dapat menghitung dan menentukan titik ekivalen titrasi serta membuat
kurva titrasi.
 Peserta didik dapat menganalisis kurva titrasi
 Peserta didik dapat melakukan percobaan titrasi asam-basa
 Peserta didik dapat mempresentasikan hasil percobaan titrasi asam basa

16
Pendahuluan

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air
untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan
kepentingan generasi mendatang (Effendi,2003).
Pencemar utama yang terdapat di dalam air diklasifikasikan atas (1) ionik dan terlarut, (2)
non ionik dan tak terlarut, dan (3) gas-gas. Dalam penilaian mutu air, pencemar di dalam air
biasa diklasifikasikan atas fisik, kimiawi, dan biologis (Linsley, 1991).
Polusi air merupakan penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari
kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan
berarti semua air sudah terpolusi. Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi
tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai
contoh bau yang menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai dan danau yang
terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi berat (Fardiaz,
1992).
Kadar amoniak yang tinggi pada air sungai selalu menunjukkan adanya pencemaran.
Rasa NH3 kurang enak, sehingga kadar NH3 harus rendah; pada air minum kadarnya harus nol
dan pada air sungai harus di bawah 0,5 mg/L N (syarat mutu air sungai di Indonesia) (Alaerts,
1986).

17
Titrasi Asam Basa
A. Materi
1. Pengertian Titrasi Asam Basa
Titrasi adalah adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar atau volume
suatu larutan. Analisis kuantitatif dengan cara titrasi disebut dengan titrimetri. Dalam titrasi, zat
yang akan ditentukan konsentrasinya dititrasi oleh larutan yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan standar atau titran, sedangkan
larutan yang akan ditentukan konsentrasinya disebut dengan larutan titrat. Ketika larutan titrat
tepat habis bereaksi dengan titran disebut dengan titik ekivalen. Untuk menentukan titik
ekivalen, maka ke dalam larutan titrat ditambahkan zat penunjuk (indikator). Indikator adalah zat
yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir atau untuk menunjukkan titik akhir
titrasi telah tercapai. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari
indikator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen, yaitu kondisi pada saat larutan
asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Dalam menganalisis sampel yang bersifat basa, maka
kita dapat menggunakan larutan standar asam, metode ini dikenal dengan istilah asidimetri.
Sebaliknya jika kita menentukan sampel yang bersifat asam, kita akan menggunakan lartan
standar basa dan dikenal dengan istilah alkalimetri. Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan
titrasi netralisasi. Dalam titrasi ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan
standar basa. Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi.

2. Syarat-syarat Analisis Titrimetri


Tidak semua proses kimia dapat dilakukan dengan titrimetri. Beberapa syarat yang harus
terpenuhi dalam analisis secara titri metri adalah:
1) Reaksi yang terjadi harus stoikiometris
2) Reaksi yang berlangsung secara cepat
3) Tidak ada reaksi sampingan
4) Warna larutan jelas ketika reaksi telah sempurna
5) Titik ekivalen mudah ditentukan
6) Reaksi dapat diperkirakan secara kuantitatif

3. Cara Menghitung Konsentrasi

𝑉𝑎 × 𝑀𝑎 × 𝑎 = 𝑉𝑏 × 𝑀𝑏 × 𝑏
Jika Ma adalah kemolaran suatu asam (contoh HClO3) dan Va adalah volume suatu asam
(HClO3) sedangkan Mb adalah kemolaran suatu basa (contoh NaOH) dan Vb adalah volume
suatu basa (NaOH) maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 mol HClO3 = 1ekivalen

18
1 mol NaOH = 1 ekivalen
Oleh karena itu,
𝑉𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑎𝑡 × 𝑀𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑎𝑡 × 1 = 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 × 1

Contoh soal:
Sebanyak 25 mL Ca(OH)2 dititrasi oleh larutan H3PO4 0,025 M dengan menggunakan indikator
fenolftalein. Untuk mencapai titik ekivalen, diperlukan 20 mL larutan penitrasi, tentukan
kemolaran larutan Ca(OH)2!
Jawab :
𝑉H3PO4 × 𝑀H3PO4 × 𝑎 = 𝑉Ca(OH)2 × 𝑀Ca(OH)2 × 𝑏
20 × 0,025 × 3 = 25 × 𝑀Ca(OH)2 × 2
1,5
𝑀Ca(OH)2 = 50
𝑀Ca(OH)2 = 0,03 M

4. Perhitungan Titrasi Asam Basa


Ada empat macam perhitungan jika suatu asam dititrasi dengan suatu basa,
1) Titik awal, sebelum penambahan basa.
2) Daerah antara (sebelum titik ekivalen), larutan mengandung garam dan asam yang
berlebih.
3) Titik ekivalen, larutan mengandung garam.
4) Setelah titik ekivalen, larutan mengandung garam dan basa berlebih.

a. Titrasi Asam Kuat Dengan Basa Kuat


Titrasi asam kuat (AK) dan basa kuat (BK) adalah prosedur titrasi yang dilakukan
terhadap larutan asam kuat (sebagai analit atau larutan titrat) dengan larutan basa kuat
(titran). Konsentrasi asam kuat ditentukan berdasarkan volume basa kuat yang ditambahkan
selama titrasi berlangsung hingga mencapai titik akhir titrasi.
Perhitungan dalam keempat tahapan sebagai berikut:
1. Pada awal titrasi, pH larutan ditentukan oleh konsentrasi asam,
[H+] = Ma x a

2. Pada tahap sebelum titik ekivalen,


Buat reaksi MRS, kemudian lihat yang bersisa, jika asam kuat yang bersisa maka
digunakan rumus:
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂
Ma = 𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
[H+] = Ma x a
pH = -log [H+]
Ket:

19
Ma: kemolaran asam
Vtotal : volume asam + volume basa
a: valensi a
3. Pada titik ekivalen, asam tepat dinetralkan oleh basa. Artinya, tidak ada volume
asam ataupun basa yang bersisa
[H+] = [OH-]
[H+] = √𝐾𝑤
4. Setelah titik ekivalen, pH ditentukan oleh konsentrasi OH- berlebih.
Buat reaksi MRS, kemudian lihat yang bersisa, jika basa kuat yang bersisa maka
digunakan rumus:
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂
Mb = 𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
[OH-] = Mb x b
pOH = -log [OH-]
𝒑𝑯 = 𝒑𝑲𝒘 − 𝒑𝑶𝑯
Ket:
Mb: kemolaran basa
Vtotal : volume basa + volume asam
b: valensi basa
Contoh:
Titrasi 50 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1M. Tentukan pH larutan pada keadaan:
a. Awal
b. Penambahan 1 ml NaOH 0,1 M
c. Penambahan 10 ml NaOH 0,1M
d. Penambahan 20 ml NaOH 0,1M
e. Penambahan 30 ml NaOH 0,1M
f. Penambahan 45 ml NaOH 0,1M
g. Penambahan 50 ml NaOH 0,1M
h. Penambahan 51 ml NaOH 0,1M
i. Penambahan 55 ml NaOH 0,1M
Penyelesaian:
a. Sebelum penambahan NaOH
[H+] = Ma x a
V NaOH = 0 mL
[H+] = Ma x a → [H+] = 0,1 x 1 pH = 1

b. 1 mL NaOH:
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 5 mmol 0,1 mmol
R 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol
S 4,9 mmol - 0,1 mmol 0,1 mmol

20
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟒,𝟗
Ma = = = 0,096
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟓𝟏
[H+] = Ma x a → [H+] = 0,096 x 1
pH = -log [H+] → pH = - log 0,096
= 1,0177

c. 10 mL NaOH
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 5 mmol 1 mmol
R 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
S 4 mmol - 1 mmol 1 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟒
Ma = = 𝟔𝟎 = 0,067
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
[H+] = Ma x a → [H+] = 0,067 x 1
pH = -log [H+] → pH = - log 0,067 = 1,174

d. 20 mL NaOH
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 5 mmol 2 mmol
R 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
S 3 mmol - 2 mmol 2 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟑
Ma = = = 0,043
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟕𝟎
[H+] = Ma x a→ [H+] = 0,043 x 1
pH = -log [H+] = - log 0,043 = 1,367

e. 30 mL NaOH
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 5 mmol 3 mmol
R 3 mmol 3 mmol 3 mmol 3 mmol
S 2 mmol - 3 mmol 3 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟐
Ma = = 𝟖𝟎 = 0,025
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
[H+] = Ma x a = 0,025 x 1
pH = -log [H+] = - log 0,025 = 1,602

f. 45 mL NaOH
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 5 mmol 4,5 mmol
R 4,5 mmol 4,5 mmol 4,5 mmol 4,5 mmol
S 0,5 mmol - 4,5 mmol 4,5 mmol

21
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟎,𝟓
Ma = = = 0,00526
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟗𝟓
[H+] = Ma x a = 0,00526 x 1
pH = -log [H+] = - log 0,00526 = 2,279

g. 50 mL NaOH
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 5 mmol 5 mmol
R 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
S - mmol - mmol 5 mmol 5 mmol
[H+] = √𝐾𝑤
[H+] = √10−14 = 10-7 → pH = 7

h. 51 mL NaOH
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 5 mmol 5,1 mmol
R 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
S - mmol 0,1 mmol 5 mmol 5 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟎,𝟏
Mb = = = 9,901 x 10-4 M
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟏𝟎𝟏
[OH-] = Mb x b = 9,901 x 10-4 x 1 = 9,901 x 10-4
𝑝𝑂𝐻 = −𝑙𝑜𝑔[𝑂𝐻 − ] = −𝑙𝑜𝑔 9,901 x 10-4= 3
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑤 − 𝑝𝑂𝐻 = 14 − 3 = 11

i. 55 mL NaOH
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 5 mmol 5,5 mmol
R 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
S - mmol 0,5 mmol 5 mmol 5 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟎,𝟓
Mb = = = 4,762 x 10-3 M
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟏𝟎𝟓
[OH-] = Mb x b = 4,762 x 10-3 x 1 = 4,76 x 10-3
𝑝𝑂𝐻 = −𝑙𝑜𝑔[𝑂𝐻 − ] = −𝑙𝑜𝑔 4,76 x 10-3 = 2,322
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑤 − 𝑝𝑂𝐻 = 14 − 2,322 = 11,678

b. Titrasi Basa Kuat Dengan Asam Kuat


Titrasi basa kuat (BK) dan asam kuat (AK) adalah prosedur titrasi yang dilakukan
terhadap larutan basa kuat (sebagai analit atau larutan titrat) dengan larutan asam kuat

22
(titran). Konsentrasi basa kuat ditentukan berdasarkan volume asam kuat yang ditambahkan
selama titrasi berlangsung hingga mencapai titik akhir titrasi.
Perhitungan dalam keempat tahapan sebagai berikut:
1. Pada awal titrasi, pH larutan ditentukan oleh konsentrasi basa,
[OH-] = Mb x b
pOH = -log [OH-]
pH = pKw - pOH
2. Pada tahap sebelum titik ekivalen, Buat reaksi MRS, kemudian lihat yang bersisa,
jika basa kuat yang bersisa maka digunakan rumus:
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂
Mb = 𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
[OH-] = Mb x b
pOH = -log [OH-]
pH = pKw – pOH
Ket:
Mb: kemolaran basa
Vtotal : volume basa + volume asam
b: valensi basa
3. Pada titik ekivalen, asam tepat dinetralkan oleh basa. Artinya, tidak ada volume
asam ataupun basa yang bersisa.
[OH-] = [H+]
[OH-] = √𝐾𝑤
4. Setelah titik ekivalen, pH ditentukan oleh konsentrasi H+ berlebih. Buat reaksi
MRS, kemudian lihat yang bersisa, jika asam kuat yang bersisa maka digunakan
rumus:
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂
Ma = 𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
[H+] = Ma x a
pH = -log [H+]
Ket:
Ma: kemolaran asam
Vtotal : volume basa + volume asam
a: valensi asam
Contoh :
Titrasi 25 ml NaOH 0,1 M dengan HCl 0,1M. Tentukan pH larutan pada keadaan:
a. Awal
b. Penambahan 1 ml HCl 0,1 M
c. Penambahan 10 ml HCl 0,1M
d. Penambahan 20 ml HCl 0,1M
e. Penambahan 25 ml HCl 0,1M
f. Penambahan 26 ml HCl 0,1M

23
g. Penambahan 30 ml HCl 0,1M
h. Penambahan 40 ml HCl 0,1M
Penyelesaian:
a. Awal (0 ml HCl)
[OH-] = Mb x b = 0,1 x 1 = 0,1
pOH = 1
pH = 14 - pOH = 14 – 1 =13
b. 1 ml HCl 0,1 M
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 2,5 mmol 0,1 mmol
R 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol
S 2,4 mmol - 0,1 mmol 0,1 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟐,𝟒
Mb = = = 0,0923
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟐𝟔
[OH-] = Mb x b = 0,0923 x 1 = 0,0923
pOH = -log [OH-] = - log 0,0923 = 1,035
𝑝𝐻 = 𝑝𝐾𝑤 − 𝑝𝑂𝐻 = 14 − 1,035 = 12,965

c. 10 ml HCl 0,1 M
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 2,5 mmol 1,0 mmol
R 1,0 mmol 1,0 mmol 1,0 mmol 1,0 mmol
S 1,5 mmol - 1,0 mmol 1,0 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟏,𝟓
Mb = = = 0,04285
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟑𝟓
[OH-] = Mb x b = 0,04285 x 1 = 0,04285
pOH = -log [OH-]= - log 0,04285 = 1,368
𝒑𝑯 = 𝒑𝑲𝒘 − 𝒑𝑶𝑯 = 𝟏𝟒 − 𝟏, 𝟑𝟔𝟖 = 𝟏𝟐, 𝟔𝟑𝟐
d. 20 ml HCl 0,1 M
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 2,5 mmol 2,0 mmol
R 2,0 mmol 2,0 mmol 2,0 mmol 2,0 mmol
S 0,5 mmol - 2,0 mmol 2,0 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟎,𝟓
Mb = = = 0,0111
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟒𝟓
[OH-] = Mb x b = 0,0111 x 1 = 0,0111
pOH = -log [OH-] = - log 0,0111 = 1,955
𝒑𝑯 = 𝒑𝑲𝒘 − 𝒑𝑶𝑯 = 𝟏𝟒 − 𝟏, 𝟗𝟓𝟓 = 𝟏𝟐, 𝟎𝟒𝟓

e. 25 ml HCl 0,1 M
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) H2O(l)

24
M 2,5 mmol 2,5 mmol
R 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
S - mmol - 2,5 mmol 2,5 mmol
[OH-] = √𝐾𝑤 = √10−14 = 10-7
𝒑𝑶𝑯 = 𝒑𝑲𝒘 − 𝒑𝑯 = 𝟏𝟒 − 𝟕 = pH = 7

f. 26 mL HCl 0,1 M
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 2,5 mmol 2,6 mmol
R 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
S - mmol 0,1 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟎,𝟏
Ma = = = 0,00196
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟓𝟏
[H-] = Ma x a = 0,00196 x 1 = 0,00196
𝒑𝑯 = −𝒍𝒐𝒈[𝑯+ ] = −𝒍𝒐𝒈 𝟎, 𝟎𝟎𝟏𝟗𝟔 = 𝟐, 𝟕𝟎𝟖

g. 30 mL
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 2,5 mmol 3,0 mmol
R 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
S - mmol 0,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟎,𝟓


Ma = = = 0,00909 M
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟓𝟓
[H-] = Ma x a = 0,00909 x 1 = 0,00909
𝒑𝑯 = −𝒍𝒐𝒈[𝑯+ ] = −𝒍𝒐𝒈 𝟎, 𝟎𝟎𝟗𝟎𝟗 = 𝟐, 𝟎𝟒

h. 40 mL
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) H2O(l)
M 2,5 mmol 4,0 mmol
R 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
S - mmol 1,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
𝒎𝒐𝒍 𝒔𝒊𝒔𝒂 𝟏,𝟓
Ma = = = 0,023 M
𝑽 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝟔𝟓
-
[H ] = Ma x a = 0,023 x 1 = 0,023
𝒑𝑯 = −𝒍𝒐𝒈[𝑯+ ] = −𝒍𝒐𝒈 𝟎, 𝟎𝟐𝟑 = 𝟏, 𝟔𝟑𝟖

5. Kurva Titrasi
Kurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada beberapa titik yang
berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi tergantung pada kekuatan asam
dan basa yang direaksikan.

25
Kurva titrasi dapat di buat secara teoritis dengan menghitung pH larutan asam pada :
1) Titik awal sebelum penambahan basa
2) Titik-titik setelah ditambah basa sehingga larutan mengandung garam yang terbentuk dan
kelebihan asam
3) Titik ekivalen, yaitu saat larutan hanya mengandung garam, tanpa ada kelebihan asam atau
basa
4) Daerah lewat ekivalen, yaitu larutan mengandung garam dan kelebihan basa.
a. Kurva Titrasi Asam Kuat Dengan Basa Kuat

Contoh:
Berikut data dari percobaan titrasi 50 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1M.
Volume HCl Volume NaOH Volume Total pH
(mL) (mL) (mL) Larutan
50.00 0.00 50.00 1
50.00 1.00 51.00 1,.0177
50.00 10.00 60.00 1.174
50.00 20.00 70.00 1.367
50.00 30.00 80.00 1.602
50.00 45.00 95.00 2.279
50.00 50.00 100.00 7.00
50.00 51.00 101.00 11
50.00 55.00 105.00 11.678
Buatlah kurva titrasi data percobaan tersebut!

Penyelesaian:

26
Kurva Titrasi 50 mL HCl 0,1 M oleh NaOH 0,1 M
14
12
10

p 8
H 6
4
2
0
-20 0 20 40 60
Volume NaOH 0,1 M (mL)
b. Kurva titrasi basa kuat dengan asam kuat

Contoh:
Berikut adalah data percobaan titrasi 25 ml NaOH 0,1 M dengan HCl 0,1M
Volume NaOH Volume HCl Volume Total pH
(mL) (mL) (mL) Larutan
25.00 0.00 25.00 13
25.00 1.00 26.00 12.965
25.00 10.00 35.00 12.632
25.00 20.00 45.00 12.045
25.00 25.00 50.00 7.00
25.00 26.00 51.00 2.708
25.00 30.00 55.00 2.04
25.00 40.00 65.00 1.638
Buatlah kurva titrasi data percobaan tersebut!
Penyelesaian:

27
Kurva Titrasi 25 mL NaOH 0,1 M oleh HCl 0,1 M
14
12
10
p 8
H 6
4
2
0
-10 0 10 20 30 40 50
Volume HCl 0,1 M (mL)

B. Kesimpulan
Titrasi adalah adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar atau volume suatu
larutan. Analisis kuantitatif dengan cara titrasi disebut dengan titrimetri. Dalam menganalisis
sampel yang bersifat basa, maka kita dapat menggunakan larutan standar asam, metode ini
dikenal dengan istilah asidimetri. Sebaliknya jika kita menentukan sampel yang bersifat asam,
kita akan menggunakan lartan standar basa dan dikenal dengan istilah alkalimetri. Titrasi asam-
basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi.

C. Latihan
Soal:
1. Sebanyak 40 mL larutan H2SO4 dititrasi dengan KOH 0,1 M dengan menggunakan
indikator fenolftalein (PP). ternyata dibutuhkan 20 mL KOH 0,1 M. Berapakah
molaritas larutan H2SO4?
2. Sebanyak 20 mL larutan HCl 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. tentukan pH
larutan setelah penambahan :
a. 0 mL NaOH
b. 10 mL NaOH
c. 20 mL NaOH
d. 25 mL NaOH

D. Daftar Pustaka
Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Achmad, Hiskia. 2001. Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta; Erlangga
Johari, J. M. C. 2007. Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis

28

Anda mungkin juga menyukai