Anda di halaman 1dari 6

NAMA: NI PUTU AYU INDAH WULANDARI

NIM: 2113031013
PRODI: S1 PENDIDIKAN KIMIA
UAS TELAAH KIMIA SMA II
*Soal:
1. Jelaskan dan beri contoh tentang Hukum dan jenis -jenis Stoikiometri
Larutan!
2. Sebutkan cara-cara membuat larutan Panyangga buffer Tris -HCl!
3. Larutan asam cuka, jelaskan menurut teori asam basa Arrhenius, teori asam
basa Brønsted–Lowry, dan teori asam basa Lewis, bahwa asam cuka itu adalah
asam?
4. Dilakukan titrasi asam kuat dengan basa kuat. Titrasi dilakukan terhadap 25
mL asam kuat HI 0,2 M. Zat yang ditambahkan (Titran) adalah 55 mL Basa
kuat NaOH 0,2 M. Pertanyaan (a) Hitunglah pH HI tersebut sebelum dititrasi.
(b) Hitunglah pH HI setelah ditambahkan 10 mL NaOH 0,2 M, (c) Berapa pH
HI pada titik ekuivalen, (d) Berapa pH HI setelah ditambahkan 40 mL NaOH
0,2 M? (e ) Gambarkan rangkai alat titrasi tersebut!
5. Sebanyak 150 mL larutan NH4OH 0,08 M dicampurkan ke dalam 350 mL
C6H5COOH 0,015 M yang pH-nya 3,5 – log 3. Jika larutan campuran sebesar
7 – log 2,, Tentukan pH larutan NH4OH awal !
6. Buatlah contoh soal masing 1 soal dengan katagori C3 , C4 dan C5 sebanyak
3 soal (materi kelarutan ) .

*Jawaban:
1. Hukum stoikiometri larutan adalah hubungan antara jumlah zat dalam larutan
dengan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya.
* Jenis-jenis Stoikiometri Larutan:
1. Stoikiometri Pemisahan: Stoikiometri yang berkaitan dengan perhitungan
jumlah larutan yang dibutuhkan untuk mengubah senyawa menjadi
senyawa lain. Contohnya, larutan asam sulfat (H2SO4) dan ingin
mengubahnya menjadi air (H2O) dan sulfur trioksida (SO3), maka perlu
menghitung jumlah larutan asam sulfat yang diperlukan.
2. Stoikiometri Presipitasi: Stoikiometri yang berkaitan dengan reaksi
pembentukan presipitat, yaitu suatu senyawa yang terbentuk dalam larutan
sebagai hasil dari reaksi kimia. Contohnya, larutan natrium klorida (NaCl)
dan larutan perak nitrat (AgNO3), kemudian hitung jumlah presipitat yang
terbentuk.
3. Stoikiometri Pengendapan: Stoikiometri yang berkaitan dengan
perhitungan jumlah zat yang diperlukan untuk mengendapkan zat dalam
larutan. Contohnya, larutan yang mengandung merkuri (Hg) dihilangkan,
maka perlu menghitung jumlah zat pengendap yang diperlukan, seperti
seng (Zn), untuk mengendapkan merkuri.
4. Stoikiometri Netralisasi: Stoikiometri yang berkaitan dengan perhitungan
jumlah larutan asam dan basa yang diperlukan untuk reaksi netralisasi.
Contohnya, larutan asam sulfat (H2SO4) dan larutan natrium hidroksida
(NaOH) bereaksi secara stoikiometri menjadi garam (NaCl) dan air (H2O)
5. Stoikiometri Oksidasi-Reduksi: Stoikiometri yang berkaitan dengan
perhitungan jumlah zat dalam reaksi redoks. Contohnya, larutan kalium
permanganat (KMnO4) direaksikan dan larutan besi(II) sulfat (FeSO4),
kemudian jumlah oksidator (KMnO4) dan reduktor (FeSO4) yang
diperlukan ditentukan.

2. Cara untuk membuat larutan panyangga Tris-HCl, yaitu:


1. Metode Campuran Langsung:
a. Persiapkan Tris dan HCl dalam bentuk padat.
b. Timbang Tris dengan proporsi yang diinginkan (misalnya, 0.05 M, 0.1 M,
dll.) dengan menggunakan timbangan analitik.
c. Larutkan Tris dalam air murni dengan mengaduk sampai terlarut
sepenuhnya.
d. Tambahkan HCl dalam jumlah yang tepat ke dalam larutan Tris yang
sudah terlarut sambil terus diaduk perlahan.
e. Ukur pH larutan dengan menggunakan pH meter dan sesuaikan
2. Metode Penyesuaian pH:
a. Persiapkan Tris dalam bentuk padat dan larutan HCl
b. Larutkan Tris dalam air murni
c. Ukur pH larutan menggunakan pH meter dan catat nilai pH awal.
d. Tambahkan HCl perlahan-lahan ke dalam larutan Tris dan terus diaduk.
e. Ukur pH hingga mencapai pH yang diinginkan.
3. Metode Pembuatan dengan pH meter:
a. Persiapkan Tris dalam bentuk padat dan larutan HCl dengan konsentrasi
yang diketahui.
b. Larutkan Tris dalam air murni dengan mengaduk sampai terlarut
sepenuhnya.
c. Gunakan pH meter dan elektroda pH untuk mengukur pH larutan Tris.
d. Tambahkan HCl perlahan-lahan ke dalam larutan Tris sambil terus
mengukur pH dengan pH meter.
e. Lanjutkan penambahan HCl dan pengukuran pH

3. Larutan asam cuka dapat dijelaskan sebagai asam berdasarkan tiga teori asam basa
yang berbeda:
1. Teori Asam Basa Arrhenius:
Menurut teori asam basa Arrhenius, asam adalah zat yang menghasilkan ion
hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air. Basa menghasilkan ion hidroksida
(OH-) ketika dilarutkan dalam air. Dalam konteks larutan asam cuka, asam cuka
(asam asetat) mengandung ion asetat (CH3COO-) yang dapat melepaskan ion
hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air.

2. Teori Asam Basa Brønsted-Lowry:


Teori asam basa Brønsted-Lowry, mendefinisikan asam sebagai donor proton
(H+) dan basa sebagai akseptor proton (H+). Dalam konteks ini, asam cuka
bertindak sebagai asam karena dapat melepaskan ion hidrogen (H+) dalam
reaksi kimia dengan basa atau zat lain yang mampu menerima proton.

3. Teori Asam Basa Lewis:


Teori asam basa Lewis, asam adalah spesies yang mampu menerima pasangan
elektron, sedangkan basa adalah spesies yang mampu menyumbangkan
pasangan elektron. Dalam konteks larutan asam cuka, asam cuka (asam asetat)
dapat menerima pasangan elektron dari basa lain, seperti amonia (NH3),
membentuk ikatan kovalen koordinat antara asam cuka dan amonia.
4. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung pH dalam setiap kondisi:
(a) Hitung pH HI sebelum dititrasi:
HI adalah asam kuat, sehingga:
[H+] = [HI] = 0,2 M
rumus pH untuk menghitung pH HI:
pH = -log10[H+]
pH = -log10(0,2) = 0,7
Jadi, pH HI sebelum dititrasi adalah 0,7.

(b) Hitung pH HI setelah ditambahkan 10 mL NaOH 0,2 M:


Jumlah mol H+ dalam HI awal adalah:
n(HI) = C x V = 0,2 M x 0,025 L = 0,005 mol
Jumlah mol OH- ditambahkan 10 mL NaOH adalah:
n(OH-) = C x V = 0,2 M x 0,01 L = 0,002 mol
n(H+) = n(HI) - n(OH-) = 0,005 mol - 0,002 mol = 0,003 mol
Volume total: 25 mL + 10 mL = 35 mL.
Konsentrasi H+ yang tersisa:
C(H+) = n(H+) / V(total) = 0,003 mol / 0,035 L = 0,0857 M
pH = -log10(C(H+)) = -log10(0,0857) = 1,07
Jadi, pH HI setelah ditambahkan 10 mL NaOH adalah 1,07.

(c) Berapa pH HI pada titik ekuivalen:


n(OH-) = C x V = 0,2 M x 0,055 L = 0,011 mol
Jumlah mol H+ yang tersisa pada titik ekuivalen adalah:
n(H+) = n(HI) - n(OH-) = 0,005 mol - 0,011 mol = -0,006 mol
Pada titik ini larutan bersifat netral, sehingga pH = 7.

(d) Berapa pH HI setelah ditambahkan 40 mL NaOH 0,2 M:


Jumlah mol OH- ditambahkan 40 mL NaOH:
n(OH-) = C x V = 0,2 M x 0,04 L = 0,008 mol
Jumlah mol H+ yang tersisa setelah reaksi:
n(H+) = n(HI) - n(OH-) = 0,005 mol - 0,008 mol = -0,003 mol
Pada titik ini, larutan berada dalam bentuk netral, sehingga pH = 7.
(e) Gambarkan rangkai alat titrasi

5. Diketahui:
- Jumlah mol NH4OH adalah:
n(NH4OH) = C x V = 0,08 M x 0,150 L = 0,012 mol
- Larutan C6H5COOH dengan konsentrasi 0,015 M dan pH 3,5 - log 3
Jawab:
Konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan tersebut:
pH = 3,5 - log[H+]
log[H+] = 3,5 - pH
[H+] = 10 (3,5 - pH)
[H+] = 10 (3,5 - log3)
[H+] = 10 0,5
[H+] = 3,16 x 10-1 mol/L
Jumlah mol OH- yang berasal dari NH4OH adalah sama dengan jumlah mol NH4OH,
yaitu 0,012 mol.
Konsentrasi OH- total:
C(OH-) = (n(OH-) + n(C6H5COOH)) / V(total)
= (0,012 mol + 0,012 mol) / 0,500 L = 0,048 mol/L
Kemudian konversi nilai konsentrasi OH- ke pH:
pH = -log10(C(OH-)) = -log10(0,048) ≈ 1,32
pH = 14 - pOH = 14 - 1,32 ≈ 12,68
Jadi, pH larutan NH4OH awal sebelum dicampurkan C6H5COOH adalah 12,68.
6. Contoh soal dengan kategori C3, C4, dan C5 dalam materi kelarutan:
* Soal kategori C3:
Diketahui kelarutan garam A dalam air pada suhu 30°C adalah 12 gram per 100 mL
air. Tentukanlah kelarutan garam A dalam mol/L!

*Soal kategori C4:


Diketahui Ksp (konstanta hasil kali kelarutan) untuk garam KClO3 pada suhu tertentu
adalah 1,5 x 10−3. Jika terdapat 0,01 mol KClO3 kemudian dilarutkan dalam 1 liter air,
apakah garam tersebut akan mengendap? Jika ya, tentukan konsentrasi ion-ionnya
dalam larutan jenuh!

*Soal kategori C5
Diketahui larutan garam NH4Cl dengan konsentrasi 0,1 M. Tentukan pH larutan
NH4Cl tersebut setelah 0,01 mol garam tersebut dilarutkan dalam air sebanyak 1 liter!
(Diketahui Kb NH3 = 1,8 x 10-5)

Anda mungkin juga menyukai