Hari Kamis
Tanggal 07-05-2020
Grup 2k4
Kelompok 1
Anggota kelompok 1. Rofiqoh Adillah (18020076)
2. Ryan Aditya H (18020078)
3. Timothy Nathaniel (18020090)
4. Zahraa’ Siti Khodijah (18020095)
Dosen Ika Natalia M/Witri Aini S/Anna Supena/David Christian
Materi Melakukan proses sintesa zat wana azo dan mampu memahami
pengaruh parameter-parameter proses diazotasi dan kopling terhadap
hasil sintesis
Kegiatan yang Alat dan Bahan
dilaksanakan Bahan : Alat :
- p-Chloroaniline - labu erelenmeyer
- H acid - termometer
- HCl - pipet
- NaNO2 - batang pengaduk
- Es - bulp
- Aquades - Kompor/bunsen
- kasa
Resep
- p-Chloroaniline : 1,27 gram
- Air panas : 30 mL
- HCl : 3,65 mL
- es : 6 gram
- Na NO2 : 0,69 gram
Cara Kerja
Proses Diazotasi
Prosedur proses diazotasi senyawa p-Chloroaniline:
1. Kedalam piala gelas 1000 mL dimasukkan 1,27 gram (0,01
mol) p-Chloroaniline, lalu diencerkan dengan air panas
sebanyak 30 mL dan 3,65 ml HCl pekat, kemudian diaduk
sampai terbentuk larutan.
2. Dinginkan larutan hingga kurang lebih pada suhu 40oC
dengan cara memberikan es di sekitar gelas piala sambil di
aduk secara konstan.
3. Tambahkan es ke dalam larutan agar iperoleh suhu yang
lebih rendah hingga 0oC dan sisakan beberapa butir yang
belum mencair untuk menjaga agar suhu larutan tidak lebih
dari 0oC.
4. Kemudian, tambahkan 0,69 gram NaNO2 murni secara
bertahap dengan pengadukan yang baik dan konstan
(larutan nitrit ini distandarisasi dengan asam sulfaniat
murni, dan harus dijaga stoknya). Penambahan nitrit ini
harus diatur seperlahan mungkin agar suhu larutan tidak
naik diatas 0oC dan setiap larutan nitrit yang diteteskan
harus secepatnya diaduk agar segera tercampur dan
bereaksi. Pada tahap ini tidak boleh terjadi pembentukan
gelombang gas, dan larutan tidak boleh keruh ataupun
berwarna.
5. Lakukan proses diatas hingga larutan natrium nitrit di
dalam buret habis, kemudian lanjutkan pengadukan hingga
sekitar 10 menit.
6. Terakhir, lakukan uji tingkat kesempurnaan reaksi dengan
kertas congo red dan kertas KI-kanji dan reagen sulfon
(dapat dipilih salah satu). Jika reaksi telah berlagsung
sempurna, maka kertas congo red berwarna biru kuat dan
pada kertas KI-kanji atau reagen sulfon membentuk biru
lemah.
Kopling
Uji Pendahuluan
- Dibuat larutan induk zat warna dengan cara melarutkan
dengan 10 ml air. (CU *)
- Masukan larutan CU* kedalam tabung reaksi, tambahkan 3
ml campuran eter metanol 3 : 1, kocok
- Biarkan terpisah
Apabila lapisan eter metanol terwarnai tua maka
kemungkinan : zat warna dispersi, naftol, belerang, bejana,
beberapa zat warna basa.
Output
Pemilihan Komponen Diazotasi dan Kopling
Komponen Diazotasi : p-Chloroaniline
Komponen Kopling : H acid
- Reaksi diazotasi
- Reaksi kopling
[H+], 3-5
+
T = 0-5°C
Perhitungan
1. Perhitungan Kebutuhan Zat
(0,01 mol)
P-Chloroaniline
MR C6H4NH2Cl= C(6x12) + H(6x1) + N(1x14) + Cl(1x35,5)
= 72 + 6 + 14 + 35,5
= 127,5
g
Mol =
MR
g = 0,01 x 127,5
g = 1,275 g
H-acid
g
Mol =
MR
g = 0,01 x 319
g = 3,19 g
HCl
MR HCl = H(1x1) + Cl(1x35,5)
= 1 + 35,5
= 36,5
g
Mol =
MR
g = 0,01 x 36,5
g = 3,65 g
NaNO2
MR NaNO2 = Na(23x1) + N(14x1) + O(16x2)
= 23 + 14 + 32
= 69
g
Mol =
MR
g = 0,01 x 69
g = 0,69 g
NaOH
MR NaOH = Na(23x1) + O(16x1) + H(1x1)
= 23 + 16 + 1
= 40
g
Mol =
MR
g = 0,01 x 40
g = 0,4 g
(0,02 mol)
P-Chloroaniline
g
Mol =
MR
g = 0,02 x 127,5
g = 2,55 g
H-acid
g
Mol =
MR
g = 0,02 x 319
g = 6,38 g
HCl
g
Mol =
MR
g = 0,02 x 36,5
g = 0,73 g
NaNO2
g
Mol =
MR
g = 0,02 x 69
g = 1,38 g
NaOH
g
Mol =
MR
g = 0,02 x 40
g = 0,8 g
(0,03 mol)
P-Chloroaniline
g
Mol =
MR
g = 0,03 x 127,5
g = 3,825 g
H-acid
g
Mol =
MR
g = 0,03 x 319
g = 9,57 g
HCl
g
Mol =
MR
g = 0,03 x 36,5
g = 1,095 g
NaNO2
g
Mol =
MR
g = 0,03 x 69
g = 2,07 g
NaOH
g
Mol =
MR
g = 0,03 x 40
g = 1,2 g
(0,04 mol)
P-Chloroaniline
g
Mol =
MR
g = 0,04 x 127,5
g = 5,1 g
H-acid
g
Mol =
MR
g = 0,04 x 319
g = 5,56 g
HCl
g
Mol =
MR
g = 0,04 x 36,5
g = 1,46 g
NaNO2
g
Mol =
MR
g = 0,04 x 69
g = 2,76 g
NaOH
g
Mol =
MR
g = 0,04 x 40
g = 1,6 g
(0,05 mol)
P-Chloroaniline
g
Mol =
MR
g = 0,05 x 127,5
g = 6,375 g
H-acid
g
Mol =
MR
g = 0,05 x 319
g = 15,95 g
HCl
g
Mol =
MR
g = 0,05 x 36,5
g = 1,825 g
NaNO2
g
Mol =
MR
g = 0,05 x 69
g = 3,45 g
NaOH
g
Mol =
MR
g = 0,05 x 40
g =2g
Diagram Alir
Tahap 1
Pembuatan zat warna azo ke dalam bentuk zat warna buatan
Proses
2. Diazotasi Proses kopling Spry Dry
3.
Tahap 2
Proses pengujian, pencelupan dan evaluasi zat warna
Aplikasi
Tahap 3
Evaluasi pada hasil celup
Kopling
Proses kopling adalah proses penggandaan antara
komponen kopling dengan garam diazonium. Komponen
kopling yang dapat digunakan dalam pembuatan zat warna
azo diantaranya adalah asetoasetaril amid, piridon, pirazolon,
fenol dan turunannya, aniline dan turunannya aminofenol,
naftol dan turunannya, naftil amin dan turunannya,
aminopirasol dan amino naftol.
MSDS
Terlampir
Referensi
John Shore,Colorants and Auxiliaries Organic Chemistry and
Application Properties,2002.
LAMPIRAN
MSDS
1 Pengidentifikasi produk
Zat ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-undang Uni Eropa.
A. Elemen label
B. Bahaya lain
Rumus : C₁₆H₁₀N₂Na₂O₇S₂
Masa molar : 452,37 g / mol
Catatan : Tidak ada persyaratan pengungkapan menurut Peraturan (EC) No.
1907/2006
Campuran : Tak dapat diterapkan
A. Media pemadam
Media pemadam yang cocok : Air, Busa, Karbon dioksida (CO2), Serbuk kering
Media pemadam yang tidak sesuai untuk bahan / campuran ini tidak ada batasan agen
pemadam yang diberikan.
Mudah terbakar.
Pengembangan gas atau uap pembakaran yang berbahaya mungkin terjadi pada saat
kebakaran.
Api dapat menyebabkan evolusi: nitrogen oksida, oksida belerang
A. Parameter kontrol
B. Kontrol pemaparan
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberi prioritas dibandingkan
penggunaan alat pelindung diri.Tindakan perlindungan individu :
Pakaian pelindung harus dipilih secara khusus untuk tempat kerja, tergantung pada
konsentrasi dan jumlah zat berbahaya yang ditangani. Ketahanan kimiawi dari
peralatan pelindung harus ditanyakan pada masing-masing pemasok.
Pelindung mata / wajah
Kacamata pengaman
Pelindung tangan yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC Directive
89/686 / EEC dan standar terkait EN374, misalnya KCL 741 Dermatril® L (kontak
penuh), KCL 741 Dermatril® L (kontak percikan).
Perlindungan pernapasan diperlukan saat debu dihasilkan.Jenis filter yang disarankan:
Filter P 1 (menurut DIN 3181) untuk partikel padat dari zat inert Pengusaha harus
memastikan bahwa pemeliharaan, pembersihan, dan pengujian perlindungan
pernafasan perangkat dilakukan sesuai dengan instruksi dari produsen.
Bentuk : padat
Warna : jeruk
Bau : tidak berbau
pH : 9
Suhu penguraian : > 280 ° C
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai bahan peledak.
Sifat pengoksidasi : tidak ada
A. Reaktivitas
Hal berikut ini berlaku secara umum untuk bahan dan campuran organik yang mudah
terbakar: dengan demikian distribusi yang baik, ketika diputuskan potensi ledakan debu pada
umumnya diasumsikan.
B. Stabilitas kimia
Produk ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).