Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN TEKSTIL

ANYAMAN KEPER

Nama : Zahraa’ Siti Khodijah

NPM : 18020095

Group : 2K4

Dosen/Asisten : Siti Rohmah., A.T., M.T. / Desti M., S.ST.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


KIMIA TEKSTIL
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui jenis anyaman Keper pada kain yang di uji.
2. Mengetahui jumlah tetal dari masing-masing anyaman pada kain yang di uji
3. Dapat menentukan arah lusi dan arah pakan pada kain yang di uji
4. Dapat menghitung berat kaim per m2
5. Dapat menghitung mengkeret benang.
6. Dapat menghitung nomor benang.

1.2 Teori Dasar


1.2.1 Anyaman Keper
Nama lain anyaman keper adalah :
 Twill (Amerika)
 Drill (Inggris)
 Koper (German)

Ciri ciri dan karakteristik anyaman keper :


1. Anyaman keper adalah anyaman dasar kedua.
2. Pada permukaan kain terlihat garis miring yang tidak putus putus.
3. Jika garis miring bejalan dari kanan bawah ke kiri atas disebut keper kiri.
Jika garis miring bejalan dari kiri bawah ke kanan atas disebut keper kanan.
4. Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi disebut keper efek lusi atau keper lusi.
Garis miring yang dibentuk oleh benang pakan disebut keper efek pakan atau keper pakan.
5. Garis miring yang dibentuk 450 terhadap garis horizontal.
6. Permukaan atas dan bawah kain berlainan.
7. Jika rapot terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai pakan, disebut keper 3 gun.
8. Anyaman keper diberi namamenurut banyaknya gun minimum, misalnya : keper 3 gun, keper 4
gun, keper 5 gun dan seterusnya.
9. Umumnya dibuat dalam kontruksi padat.
10. Umumnya tetal lusi dibuat lebih tinggi dari pada anyaman plain.
11. Pengaru twist benang sangat besar terhadap kenampakan garis miring.
12. Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal pakan.
13. Garis miring lebih besar 450 disebut keper curam.
BAB II
METODE EKSPERIMEN

2.1 Alat dan Bahan


- Lup
- Jarum
- Gunting
- Neraca teknis
- Penggaris
- Kain contoh

2.2 Langkah Kerja


- Menentukan arah lusi dan arah pakan pada kain lalu beri tanda
- Menghitung banyaknya tetal lusi dan tetal pakan dengan menggunakan lup pada 5 titik
yang berbeda, kemudian cari rata-ratanya
- Memotong kain contoh dalam ukuran 10x10 cm dan kemudian ditimbang beratnya
dengan neraca
- Disisir satu-satu benang dari arah lusi dan dari arah pakan
- Kemudian timbang masing-masing benang sebanyak 20 helai lusi dan 20 helai pakan
yang telah disisir
- Cari rata-rata berat benang pakan dan benang lusi tersebut
- Hitung panjang dari masing-masing benang tersebut
- Cari mengkeret benang
- Tentukan nomer benang lusi dan nomer benang pakannya
- Tentukan berat permeter persegi kain secara teoritis dengan penimbangan dan dengan
perhitungan, kemudian hitung selisihnya.
- Gambar anyaman
2.3 Data Pengamatan
- Jumlah Tetal

No Tetal Lusi Tetal Pakan


1 42 cm 21 cm
2 41 cm 20 cm
3 41 cm 21 cm
4 42 cm 21 cm
5 40 cm 20 cm
Σ 206 cm 103 cm
𝑥 41,2 cm 20,6 cm

- Berat Kain (10x10) cm : 1,8807 gram


- Berat 20 tetal lusi : 0,0646 gram
- Berat 20 tetal pakan : 0,0662 gram

- Panjang Tetal

No Lusi Pakan
1 10,1 cm 10,3 cm
2 10,2 cm 10,1 cm
3 10,3 cm 10,2 cm
4 10,2 cm 10,2 cm
5 10,1 cm 10,1 cm
6 10,2 cm 10,3 cm
7 10,3 cm 10,1 cm
8 10,1 cm 10,2 cm
9 10,1 cm 10,1 cm
10 10,3 cm 10,2 cm
11 10,1 cm 10,2 cm
12 10,1 cm 10,1 cm
13 10,2 cm 10,3 cm
14 10,1 cm 10,1 cm
15 10,1 cm 10,1 cm
16 10,2 cm 10,2 cm
17 10,1 cm 10,1 cm
18 10, 1 cm 10,2 cm
19 10,3 cm 10,2 cm
20 10,2 cm 10,2 cm
Σ 2,037 m 2,037 m
𝑥 0,10185 m 0,10185 m

- Pola Anyaman

8
7
6
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5 6 7 8

Ket :
Lusi

Pakan

2.4 Perhitungan

 Lusi  Pakan

- No benang - No benang
𝑃 (𝑚) 𝑃 (𝑚)
Nm = Nm =
𝐵 (𝑔𝑟) 𝐵 (𝑔𝑟)

2,037 𝑚 2,037 𝑚
= =
0,0646 𝑔𝑟 0,0662 𝑔𝑟

= 31,533 m/gram = 30,770 m/gram

1000 1000
Tex = Tex =
𝑁𝑚 𝑁𝑚

1000 1000
= =
31,533 30,770

= 31,71 = 32,50
9000
Td =
9000 𝑁𝑚
Td =
𝑁𝑚
9000
=
9000 30,770
=
31,533
= 292,49
= 285,42
Ne1 = 0,59 x Nm
Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x 30,770
= 0,59 x 31,533
= 18,15
= 18,60
- Mengkeret
- Mengkeret
𝑃𝑏(𝑐𝑚)−𝑃𝑘(𝑐𝑚)
M= x 100%
𝑃𝑏(𝑐𝑚)−𝑃𝑘(𝑐𝑚) 𝑃𝑏(𝑐𝑚)
M= x 100%
𝑃𝑏(𝑐𝑚)
Ket :
Ket :
Pb = Panjang rata-rata tetal benang
Pb = Panjang rata-rata tetal benang
Pk = Panjang kain
Pk = Panjang kain
10,185−10
M= x 100%
10,185−10 10,185
M= x 100%
10,185
= 1,82%
= 1,82%
- Berat/m2 Kain
- Berat/m2 Kain
𝑇𝐿(𝑐𝑚)𝑥𝐿𝑘(𝑐𝑚)𝑥𝑃𝑘(𝑐𝑚) 100
𝑇𝐿(𝑐𝑚)𝑥𝐿𝑘(𝑐𝑚)𝑥𝑃𝑘(𝑐𝑚) 100 B= 𝑚 𝑐𝑚 x
B= 𝑚 𝑐𝑚 x 𝑁𝑚( )𝑥100( )
𝑔 𝑚
(100−𝑀)
𝑁𝑚( )𝑥100(
𝑔 𝑚
) (100−𝑀)
Ket :
Ket :
TL = Rata-rata jumlah tetal
TL = Rata-rata jumlah tetal
Lk = Lebar kain
Lk = Lebar kain
Pk = Panjang Kain
Pk = Panjang Kain
20,6𝑥100𝑥100 100
41,2𝑥100𝑥100 100 B= x
B= x 30,770𝑥100 (100−1,82)
31,533𝑥100 (100−1,82)
= 66,948 x 1,019
= 130,7 x 1,019
= 68,220 gram/m2 …… (B)
= 133,846 gram/m2 …… (A)

- Berat/m2 Kain Cara Perhitungan - Berat/m2 Kain Cara Penimbangan


B = A +B 100(𝑐𝑚)𝑥100(𝑐𝑚)
B= 10(𝑐𝑚)𝑥10(𝑐𝑚)
x Berat kain(10x10)cm
= 133,846 + 68,220
= 100 x 1,8807
= 201,403 gr/m2….. (C)
= 188,07 gram….. (D)
- Selisih Berat Kain

𝐵𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟−𝐵𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Selisih = x 100%
𝐵𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝐶−𝐷
= x 100%
𝐶

201,403 −188,07
= x 100%
201,403

= 6,6 %

2.4 Pembahasan
Silangan pada kain keper yang selalu bersinggungan satu sama lain menyebabkan strukur
kain dengan anyaman keper menjadi stabil. Hal ini membuat kain dengan anyaman keper
sifatnya kuat. Namun pegangan kain biasanya kasar.
2.5 Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat diperoleh data-data sebagai berikut:

 Tetal Lusi = 41,2 cm


 Tetal Pakan = 20,6 cm
 Mengkeret lusi = 1,82 %
 Mengkeret pakan = 1,82 %

 Nomer benang lusi


Nm = 31,533 m/gr
Ne1 = 18,60
Tex = 31,71
Td = 285,42

 Nomer benang pakan


Nm = 30,770 m/gr
Ne1 = 18,15
Tex = 32,50
Td = 292,49

 Berat/m2 Kain Cara Perhitungan = 201,403 gr/m2


 Berat/m2 Kain Cara Penimbangan = 188,07 gram
 Selisih berat kain = 6,6 %
2.6 DAFTAR PUSTAKA
___ Pedoman Praktikum Disain Tekstil 1. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung.
Jumaeri, dkk. Textile Design. Institut Teknologi Tekstil, Bandung. 1974.

Anda mungkin juga menyukai