DESAIN TEKSTIL
(Anyaman Satin)
Disusun oleh :
NPM :16020059
Group : 2K2
2017
Maksud dan Tujuan
Untuk mengtahui dekomposisi anyaman pada kain dan untuk mengetahui jenis-
jenis anyaman dasar,dan untuk mengetahu juga arah lusin dan pakan serta dapat
mengkret benang, nomor benang dan perhitungan dari berat lusi dan pakanya serta
untuk mengetahui selisihnya
Bahan
Kain sample contoh uji
Cara Kerja
1. Menentukan Arah Lusi dan pakan pada kain uji (arah lusi diberi tanda panah),
dimana lusi dicari dengan merasakan benang yang kaku dan keras karena telah
diberi kanji. Dapat juga dengan melihatnya ke arah cahaya. Yang terlihat lurus-
lurus (dan ada bagian-bagian yang tebal) adalah benang lusi.
2. Menghitung tetal lusi dan tetal pakan pada 5 bagian/tempat yang berbeda dan
dicatat tiap bagiannya, serta hitung harga rata-ratanya.
3. Menimbang kain contoh uji dengan ukuran 10 x 10 cm, kemudian catat beratnya.
4. Mengambil benang lusi dari 2 (dua) sisi yang berbeda pada kain contoh uji
tersebut sebanyak 5 (lima) helai – 5 (lima) helai, sehingga total benang yang
diperolehnya sebanyak 10 helai, Lalu menimbangnya. Demikian pula untuk
benang pakannya.
5. Mengukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan (diluruskan), lalu
mencatat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demikian pula untuk
benang pakannya, lalu nilai yang telah diperoleh dari 10 (sepuluh) benang
tersebut dirata-ratakan. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung mengkeret
lusi dan pakan.
6. Menghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing-masing dari data yang
sudah diperoleh.
7. Melalukan perhitungan terhadap berat lusi dan pakan untuk memperoleh selisih
berat.
8. Menggambar anyaman dari hasil yang diuji (contoh uji).
Lusi Pakan
Panajang Panjang
lusi pakan
10,2 10,3
10,2 10,3
10,2 10,3
10,2 10,3
10,2 10,3
10,2 10,3
10,2 10,3
10,2 10,3
10,2 10,3
10,2 10,3
Rata-rata= Rata-
10,2 rata=
10,3
Gamabar anyaman
A. Mengkeret benang
10 ,2 - 10
Lusi = x 100% = 1.9607
10,2
10,3 - 10
Pakan = x 100% = 2,9126 %
10,3
B. Nomor Benang
Ne1 = 0,59Panjang
Nm (m )
Tex
Nm =
= 1000/Nm
Berat (g )
Td = 9000/Nm
Lusi
1,02 m
Nm = =¿ 136
0,0075 gram
Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x 136
= 80,24
1000 1000
Tex = =
Nm 136
= 7,352
9000 9000
Td = =
Nm 136
= 66,176
Pakan
1,03 m
Nm = =¿ 93,636
0,011 gram
Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x 93,636
= 55,245
1000 1000
Tex = =
Nm 93,636
= 10,978
9000 9000
Td = = = 141,429
Nm 93,636
C. Berat/m2
Penimbangan
2
Berat/m = Berat cu x 100
Lusi
173,6 / 2,54 x 100 x 100 100
Berat lusi = ( )
136 x 100 100 - 1,9607
= 50,757 gram
Pakan
88,6 / 2,54 x 100 x 100 100
Berat pakan = ( )
93,636 x 100 100 -2, 9126
= 37,875 gram
Berat kain = berat lusi + berat pakan
= 50,757 + 37,875
= 88,632 gram
D. Selisih (%) Berat
BB − BK
Χ 100 %
BB
88,632- 84
Selisih = 100%
88,632
= 5,22 %
Diskusi
Pada dasar nya dapat di ketahui bawa pada praktikum ini adalah dekomposisi kain
anyaman dasar yang dimana pada saat mendaptakan contoh uji kain, kita harus dapat bisa
mengkeret lusi dan pakan, penomoran benang,gramasinya selisih antara benang pakan dan
lusinya dan dapat mentukan arah pakan dan lusinya. Didalam melakukan praktikum ini
harus di lakukan dengan ketelitian dan konsentrasi tinggi dimana kita juga harus memahami
SNI dekomposi kain juga,di dalam praktikum ada yang harus di perhatikan dintaranya:
Di dalam mentukan arah lusi dan pakan harus sesuai karam dapat mempengaruhi
dalam penimbangan,maka dari untuk menentukan arah lusi pun harus di
perhatikan. Dan biasanya kalu lusi itu lebih lebih kasar di bandingkan pakan
Dalam peros penimbangan kain juga harus di perhatikan karen alat yang terbatas
dan pada penimbngan mengantri itu dapat memepengaruhi berat kain, karen kain
pada saat di pegang tangan dan jika terus di kepal makan tangan akan berkeringat
dan itu bisa memepengarui berat pada kain
Di dalam peroses menggunting 10cmx10cm harus di lebihkan karena pada saat
pengguntingan itu tidak rata jadi ada yang kurang
Dan dalam perhitungan pun banyak salah karena faktor yang kurang teliti,
keteledoran dan pemahan yang kurang bisa jadi faktor keselahan
Kesimpulan