C. Cara Cekau
Pengujian kekuatan tarik cara cekau lebih menyerupai pemakaian kain
yang sebenarnya. Jadi, dalam perhitungan hasil pengujian yang dihitung
adalah kekuatan serta mulur dari kain yang diuji. Untuk menghindari
perbedaan persepsi dari penerima hasil pengujian maka setiap pengujian
kekuatan tarik harus dicantumkan cara mana yang dipakai.
Alat uji kekuatan tarik (dinamakan “Tensile Strength Tester”) ada tiga :
1. Laju tarik tetap : Constant Rate Of Traverse (CRT).
2. Laju beban tetap : Constant Rate Of Loading (CRL).
3. Laju mulur Tetap: Constant Rate Of Elongation (CRE).
Bahan :
1. Contoh uji pita tiras
C. Cara cekau
1. Contoh uji dipotong dengan ukuran 10 x 20 cm.
2. Menentukan jarak jepit sesuai dengan pengujian.
3. Memasang contoh uji pada bagian klem atas dan bawah, kemudian
kencangkan baut klem atas dan bawah.
4. Mengatur beban yang akan digunakan sesuai dengan contoh uji.
5. Menekan tombol on. Maka klem atas akan bergerak keatas,
perhatikan data / gambar pada grafik sampai mencapai 5 cm.
6. Menekan tombol stop (merah).
7. Jika pena tidak ada di posisi nol , maka switch pengatur pena tarik ke
bawah lalu dikembalikan lagi.
V. Data dan Perhitungan
A. Cara pita tiras
Arah Lusi
=
√74,67 =
2
4,32
× 100 %
33,3
= 4,32 = 12,97%
Mulur ( cm )
Mulur (%) = ×100 %
Jarak jepit ( cm )
2,8
= ×100 % = 37,3%
7,5
=
√ 0,08 =
2
0,14
× 100 %
2,8
= 0,14 = 5%
Arah Pakan
=
√2,67 =
2
0,82
×100 %
18,7
= 0,82 = 4,39%
Mulur ( cm )
Mulur (%) = ×100 %
Jarak jepit ( cm )
2,7
= × 100 % = 36%
7,5
=
√ 0,05 =
2
0,11
×100 %
2,7
= 0,11 = 4,07%
=
√18 =
2
2,12
×100 %
23
= 2,12 = 9,22%
Mulur ( cm )
Mulur (%) = ×100 %
Jarak jepit ( cm )
3,2
= ×100 % = 42,67%
7,5
=
√ 0,13 =
2
0,18
×100 %
3,2
= 0,18 = 5,63%
Arah Pakan
Sd (kekuatan) = √ ( x−x)
2
Cv (kekuatan) =
Sd
× 100 %
n−1 x
=
√2,67 =
2
0,82
×100 %
15,7
= 0,82 = 5,22%
Mulur ( cm )
Mulur (%) = ×100 %
Jarak jepit ( cm )
3,3
= ×100 % = 44%
7,5
=
√ 0,09 =
2
0,15
×100 %
3,3
= 0,15 = 4,55%
C. Cara cekau
Arah Lusi
No Kekuatan (Kg) ( x – x )2
.
1 15 10,89
2 20 2,89
3 20 2,89
x 18,3 ∑ = 16,67
Rata-rata kekuatan lusi = 18,3 x 9,8
= 179,34 N
=
√16,67 =
2
2,04
× 100 %
18,3
= 2,04 = 11,15%
Arah Pakan
No Kekuatan (Kg) ( x – x )2
.
1 49 0,49
2 48 2,89
3 52 5,29
x 49,7 ∑ = 2,67
Rata-rata kekuatan lusi = 49,7 x 9,8
= 487,06 N
=
√ 49,7 =
2
3,52
×100 %
49,7
= 3,52 = 7,08%
VI. Diskusi
Pengujian pita tiras dilakukan untuk kain yang tidak dilapisi dan mudah
ditiras, pada pengujian ini yang harus diperhatikan adalah beban pada
dynamometer dan mulurnya, mulur ini sangat dipengaruhi oleh besarnya
tegangan kain saat dijepit oleh penjepit, pada pengujian ini sering terjadi slip
ketika diberi penarikan jadi harus dipastikan kain terjepit dengan baik. Pada
pengujian pita potong didapat hasil yang lebih rendah dibanding dengan pita
tiras karena pada pengujian pita tiras kain contoh uji masih memiliki celah
atau jarak untuk menahan kain putus, pengujian ini dilakukan untuk kain
yang dilapisi tebal dan tidak dimungkinkan untuk ditiras maka dari itu
pembuatan contoh uji harus sejajar dengan arah benang sehingga hasil yang
dihasilkan menjadi valid. Pengujian pita tiras dengan pita potong data yang
harus diperhatikan adalah berat beban dan besarnya mulur pada kain saat
terjadi penarikan tetapi pada pengujian cara cekau yang diperhatikan hanya
besar kekuatan yang dihasilkan untuk menarik kain sampaai putus, pengujian
ini menyesuaikan dengan penggunaan kain sehari-hari, penjepit pada
pengujian ini ditambahkan dengan adanya bantalan kain sehingga slip ketika
penarikan dapat di minimalisir, pengujian ini menghasilkan data kekuatan
tarik yang lebih besar dibanding dengan cara pita tiras maupun pita potong
karena contoh uji pada percobaan ini lebih besar dibanding penjepit sehingga
benang yang menahan penarikan semakin banyak mengakibatkan kekuatan
tarik yang lebih besar.
VII. Kesimpulan
A. Cara pita tiras
Kesimpulan dari pengujian kekuatan tarik cara pita tiras dengan beban
100 kg di dapat :
Rata-rata kekuatan lusi : 326,34 N
Rata-rata mulur lusi : 37,3%
Rata-rata kekuatan pakan : 183,26 N
Rata-rata mulur pakan : 36%
Sd kekuatan tarik : 4,32 (lusi). 0,82 (pakan)
Cv kekuatan tarik : 12,97% (lusi). 4,39% (pakan)
Sd mulur : 0,14 (lusi). 0,11 (pakan)
Cv mulur : 5% (lusi). 4,07% (pakan)
C. Cara cekau
Rata-rata kekuatan lusi : 487,06 N
Rata-rata kekuatan pakan : 179,34 N
Sd kekuatan tarik : 3,52 (lusi). 2,04 (pakan)
Cv kekuatan tarik : 7,08% (lusi). 11,5% (pakan)
VIII. Daftar pustaka
N.M. Susyami, Hitariat, Hidayat, Totong. 2015. Bahan Ajar Praktek Evaluasi
Tekstil III (Evaluasi Kain).Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
Contoh bahan uji dipotong denga ukuran 7,5x 15 cm. Jumlah bahan
pengujian sebanyak 3 buah untuk masing-masing kekuatan sobek arah
lusi dan pakan. Pada setiap contoh uji bahan pengujian digambar sebuah
trapesium sama kaki dengan tinggi 7,5 dan garis yang sejajar 10 dan 2,5
cm. Pada tepi kain tepat ditengah-tengah garis 2,5 cm dipotong sepanjang
0,5 sampai 1 cm tegak lurus pada garis sejajar. Pada pegujian ini jarak
jepit dibuat 2,5 cm dengan kecepatan penarikan 100 cm/menit. Penahan
bandul harus dilepas untuk mendapatkan pencatatan yang terus-menerus.
2. Cara Lidah
Apabila sepotong kain digunting menjadi 2 sampai kira-kira setengahnya
dan kain disobek dengan memegang kedua lidah dan ditarik. Kerugian
adalah apabila keadaan kainnya tidak seimbang, kain dengan tetal lusi
yang besar dan tetal pakan yang kecil apabila disobek pada arah lusinya
maka pada saat pengujian arah sobekan akan berubah, yaitu pada jurusan
yang lemah. Kekuatan sobek cara lidah adalah kekuatan kain yang telah
digunting terlebih dahulu kearah lusi atau pakan sehingga berbentuk
lidah dan ditarik pada kedua ujung sobekan.
3. Cara elmendorf.
Kekuatan sobek cara Elemendorf adalah kekuatan kain yang telah diberi
sobekan awal dengan jarak yang telah ditentukan. pada cara ini terbatas
pada kain-kain yang mempunyai ketebalan sedang saja.
Pada uji kekuatan sobek cara elemendorf ini bahan dibuat seperti contoh
yang disediakan dimana ukurannya adalah 10,2 x 7,5 cm sebanyak 3
buah untuk tiap masing-masing arah lusi dan pakan. Pada tengah-tengah
pinggir yang panjangnya 10,2 cm dibuat kotak dengan ukuran 1,2 x 1,2
cm.
C. Cara elemendorf
Sd = √(x−x)2 Cv =
Sd
× 100 %
n−1 x
=
√ 0,157 =
0,099
×100 %
4 5,08
= 0,099 = 1,95%
Pakan
Sd = √( x−x)2 Cv =
Sd
× 100 %
n−1 x
=
√ 0,0957 =
0,0773
×100 %
4 4,36
= 0,0773 = 1,77%
B. Cara lidah
Beban : 10 Kg
Lusi
No. Kekuatan (Kg) (x – x)2
1 3,05 0,0529
2 3 0,0324
3 2,7 0,0144
4 2,7 0,0144
5 2,65 0,0289
x 2,82 ∑ = 0,143
Sd = √( x−x)2 Cv =
Sd
× 100 %
n−1 x
=
√ 0,143 =
0,0945
×100 %
4 2,82
= 0,0945 = 3,35%
Pakan
Sd = √( x−x)2 Cv =
Sd
× 100 %
n−1 x
=
√ 0,04 =
0,05
×100 %
4 3,7
= 0,05 = 1,35%
C. Cara elemendorf
Sobek lusi dengan kapasitas beban 64 N
Sd = √ ( x−x)2
Cv =
Sd
× 100 %
n−1 x
=
√ 0,02 =
0,07
× 100 %
4 2,65
= 0,07 = 2,64%
Sobek pakan dengan kapasitas beban 64 N
Sd = √( x−x)2 Cv =
Sd
× 100 %
n−1 x
=
√ 0,0081 =
0,045
×100 %
4 1,77
= 0,045 = 2,54%
VI. Diskusi
Pengujian cara trapezium disesuaikan dengan penggunaanya sehari-hari
seperti penarikan oleh kedia tangan yang menghasilkan sobekan menjadi
lebih besar, data yang diambil pada percobaan ini adalah 5 puncak tertinggi
dan 5 puncak terendah setelah itu dirata-ratakan, biasanya percobaan ini
dilakukan pada kain yang tebal seperti kanvas, hal yang harus diperhatikan
pada pengujian ini adalah beban pada mesin instron dan kekuatan penjepit,
besarnya beban mempengaruhi perhitungan gaya yang diterima sedangkan
kekuatan penjepitan mempengaruhi ada tidaknya selip pada kain. Pengujian
dengan cara lidah data yang diambil adalah data 5 puncak tertinggi dan
diambil nilai rata-rata, percobaan ini memiliki kelemahan yaitu saat terjadi
penyobekan pada kain arahnya cenderung tidak simetris atau lurus yang
mengakibatkan data menjadi kurang valid, pengguntingan pada contoh uji
dimaksudkan untuk meminimalisir keadaan tersebut. Pembacaan puncak
pada percobaan cara trapezium dan cara lidah seharusnya dilakukan pada 5
kain tetapi dikarenakan keterbatasan waktu 5 puncak tersebut dilakukan
pada 1 kain. Percobaan dengan cara Elmendorf menggunakan alat yang
berbeda dengan kedua cara sebelumnya, alat yang digunakan adalah ayunan
pendulum dengan 3 type beban, nilai kekuatan sobek dianggap valid jika
masuk kedalam range 15-85%, beban yang dipakai pada percobaan ini
sebesar 64 N sehingga harus dikonfersikan terlebih dahulu ke gram dan
kilogram.
VII. Kesimpulan
A. Cara trapesium
Rata-rata lusi : 5,08 Kg
Rata-rata pakan : 4,36 Kg
Sd : 0,099 (lusi). 0,0773 (pakan)
Cv : 1,95% (lusi). 1,77% (pakan)
B. Cara lidah
Kesimpulan dari percobaan kekuatan sobek cara lidah didapat :
Rata-rata lusi : 2,82 Kg
Rata-rata pakan : 3,7 Kg
Sd : 0,0945 (lusi). 0,05 (pakan)
Cv : 3,35% (lusi). 1,35% (pakan)
C. Cara elemendorf
Kesimpulan dari percobaan kekuatan sobek cara elemendorf dengan
beban pendulum 64 N didapat :
Rata-rata lusi : 0,00265 Kg
Rata-rata pakan : 0,00177 Kg
Sd : 0,07 (lusi). 0,045 (pakan)
Cv : 2,64% (lusi). 2,54% (pakan)
VIII.Daftar pustaka
N.M. Susyami, Hitariat, Hidayat, Totong. 2015. Bahan Ajar Praktek
Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain).Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil
Arah pakan
B. Cara lidah
Arah lusi
Arah pakan
C. Cara elemendorf
Arah lusi
Arah pakan
PENGUJIAN TAHAN GOSOK DAN PILLING KAIN
Contoh uji
Cara Kerja
¿ 0,82 %
VI. Diskusi
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan kain untuk
kembali dari kekusutan dan lipatan, sifat tersebut dapat dipengaruhi oleh
sifat serat, suatu proses penyempurnaan yang sebelumnya dialami oleh kain,
kontruksi kain dan dimensi dari kain tersebut.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari pengujian ini didapat :
1. X lusi depan : 93o
2. X lusi belakang : 99,5o
3. X pakan depan : 125,5o
4. X pakan belakang : 131o
No 1 2 3 4 X
.
1 2,8 3,1 3,1 2,85
2 2,7 3 3,1 2,8 2,92
3 2,75 3 3,05 2,8
Cl = 2,92
b. Panjang lengkung rata-rata pakan (Cp)
No 1 2 3 4 X
.
1 3,2 2,7 3,1 2,8
2 3 2,7 3,05 2,9 2,93
3 3,1 2,7 3,1 2,75
Cp = 2,93
c. Gramasi
3954
X=
400
Tebal = 0.21
d. Kekakuan lentur
GL ¿ 0,1 ×W (0.5× CL3 )
3
¿ 0,1 ×9,885( 0,5× 0,5 ×2,92 )
¿ 6,1526 mg . cm
GP ¿ 0,1 ×W (0.5× CL3 )
3
¿ 0,1 ×9,885( 0,5× 0,5 ×2,93 )
¿ 6,2161 mg. cm
e. Kekakuan total
Gt = √ Gl × Gp
= √ 6,1526 × 6,2161
= 6,1842
f. Bending modulus
−6
12> ×10−6 12 ( 6,1842 ) ×10 kg
3
= 3
=8,01 2
g 0,21 cm
VI. Diskusi
Pada percobaan ini hal yang harus diperhatikan adalah pemakaian skala
pada mistar penguji yang tidak sesuai dengan mistar konvensional.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekakuan dari kain sehingga
dapat disesuaikan dengan end use nya nanti, semakin besar nilainya maka
bahan akan semakin kaku sedangkan jika nilainya kecil maka kekakuannya
juga kecil.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari pengujian kekakuan kain didapat :
Kekakuan lentur lusi (Cl) : 6,1526 mg.cm
Kekakuan lentur pakan (Gp) : 6,2161 mg.cm
Kekakuan total (Gt) : 6,1842
Bending modulus (Q) : 8,01 kg/cm2
VIII.Daftar pustaka
N.M. Susyami, Hitariat, Hidayat, Totong. 2015. Bahan Ajar Praktek
Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain).Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil
Pengujian tahan jebol atau tahan pecah dilakukan terhadap beberapa jenis
kain yang memperhatikan ketahanan pecah. Selain itu diperlukan pula
untuk pengujian tahan pecah kertas.
Pengujian tahan jebol dikenal dua macam cara, yaitu :
1. Pengujian dengan penarikan tetap dengan bola penekan.
2. Pengujian dengan car diafragma.
Alam praktek pengujian dilakukan dengan penarikan tetap dengan bola
penekan. Pengujian ini dilakukan dengan tipe pendulum yang dilengkapi
dengan bola baja yang mendorong contoh penjepit yang berbentuk cincin
untuk menegengkan contoh uji.
Peralatan ini terpasang pada alat pendulum sedemikiam rupa sehingga pada
saat jalan bola akan mendorong kain ke atas. Beban yang diperlukan untuk
memecahkan/menjebol kain oleh bola menunjukan kekuatan peca/jebol
suatu contoh uji. Pada praktikum yang dilakukan pada mesin Bursting
tester, pengujian dilakukan pada 4 tempat yang berbeda dengan cara
menjepitkan contoh uji pada alat tersebut, sampai contoh uji tersebut
mengalami jebol atau pecah.
Sd = √( x−x)2 Cv =
Sd
× 100 %
n−1 x
=
√ 8,8 =
0,74
× 100 %
4 14,2
= 0,74 = 5,21%
VI. Diskusi
Percobaan ini dilakukan pada kain rajut tanpa adanya ukuran yang
ditentukan, jebol dihasilkan oleh tekanan dari diafragma semakin besar nilai
nya maka kain semakin tahan terhadap jebol. Penjebolan dilakukan
sebanyak 5 kali sehingga dapat diambil rerata dari data tersebut.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari pengujian kekuatan jebol kain didapatkan hasil :
Rata-rata : 14,2 kg/cm3
Sd : 0,74
Cv : 5,21%
VIII.Daftar pustaka
N.M. Susyami, Hitariat, Hidayat, Totong. 2015. Bahan Ajar Praktek
Evaluasi Tekstil III (Evaluasi Kain).Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil
A B
Bila tidak ada drape yang terjadi maka proyeksi contoh akan tetap 25 cm,
karena adanya drape maka terlihat seperti gambar B.
F = Koefisien drape
As = Luas proyeksi contoh setelah diatas cakra
AD = Luas contoh
Ad = Luas cakra penyangga
Keterangan Besar
Satuan
Nama sampel Depan Belakang
x
=
h+ ( hargamanometer−2
15−2
× ( H−h )) × 0,508
=
72+ ( 2,85−2
15−2
× ( 197−72 ) ) × 0,508
Sd = √( x−x)2 Cv =
Sd
× 100 %
n−1 x
=
√19,44 =
1,1
×100 %
4 72,6
= 1,1 = 1,52%
VI. Diskusi
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah dengan melewatkan udara ke kain
sesuai dengan orifice yang ditentukan, semakin besar diameter orifice maka
nilai daya tembus udara pada kain semakin besar. Percobaan ini dilakukan
dengan 2 mesin yaitu mesin manual dan mesin otomatis, jadi dapat
dibandingkan nilai daya tembus udara pada kedua mesin tersebut apakah
sesuai atau tidak,daya tembus udara sangat dipengaruhi oleh kontruksi kain
dan diameter orifice yang dipakai.
VII.Kesimpulan
A. Daya tembus udara
Kesimpulan dari pengujian daya tembus udara didapatkan harga daya
tembus udara sebesar 76,15 cm3/detik/cm2
B. Daya tembus udara otomatis
Sd = 1,1
Cv = 1,52%
III. Percobaan
3.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu :
1. Alat uji kekuatan tarik dengan sistem laju mulur tetap (instron)
a. Jarak jepit yaitu 7,5 cm
b. Perbandingan antara kecepatan grafik dengan kecepatan
penarikan = 5 : 1
c. Kecepatan penarikan : 100 ± 10 mm/menit
d. Beban : 50 Kg
2. Mesin jahit listrik jeratan kunci 1 jarum, dengan kecepatan tidak
lebih dari 3000 sticth per menit.
a. Jarum jahit dan benang jahit
3. Penggaris dengan skala mm.
4. Gunting
Bahan yang digunakan : kain tenun dengan ukuran 10 x 35 cm
35 cm 35 cm
1,2cm
10 cm 10 cm dijahit
0,8 cm
10 cm
Group : 2K1
NRP : 15020019
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2017