Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN TEKSTIL

ANYAMAN KEPER

NAMA : Wahyu Robiah Nuralhasanah


NPM : 16020009
GROUP : 2K1
DOSEN : Dra. Ae Kusna
ASISTEN : A. I. Makki, S.ST., MT.
Desti M., S.ST.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2017
ANYAMAN KEPER

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Mengetahui tentang dekomposisi kain dan mengidentifikasi kain jenis anyaman
keper.
1.2 Tujuan
Mengetahui arah lusi, arah pakan, tetal lusi, tetal pakan, mengkeret benang,
nomer benang dan perhitungan berat dari benang lusi maupun pakan dari hasil
praktikum dibanding berat mutlak kain pada jenis kain dengan anyaman keper.

II. Langkah Kerja


1) Menentukan arah lusi dan pakan dari contoh uji, kemudian kita beri tanda panah
untuk arah lusi. Cara menentukan arah lusi dapat dilakukan dengan melihat
pinggiran kain karena arah lusi selalu sejajar dengan pinggiran kain, melihat
bekas bekas dari sisir yang berupa garis lurus karena arah garis ini adalah arah
lusi, dan bila satu arah benang dalam kain adalah gintir maka benang gintir ini
biasanya benang lusi.
2) Menghitung tetal lusi dan pakan, pada 5 tempat yang berbeda, kemudian cari nilai
rata-ratanya.
3) Kain contoh uji dipotong dengan ukuran 10 x 10 cm
4) Timbang contoh uji 10x10 cm dengan teliti.
5) Mengambil 10 helai benang lusi/ pakan, masing masing 5 dari kedua bagian
pinggirnya.
6) Timbang 10 helai benang lusi/pakan
7) Hitunglah berapa panjang masing-masing benang lusi/pakan yang telah ditimbang
sebelumnya. Setelah itu cari panjang rata-ratanya.
8) Hitung mengkeret benang lusi/pakan (rumus ada di perhitungan).
9) Hitung nomor benang (Nm, Tex, Td dan Ne1) untuk benang lusi/pakan (rumus
ada di perhitungan).
10) Hitung berat kain per m2, baik secara penimbangan maupun perhitungan (rumus
ada di perhitungan).
11) Hitung selisih berat hasil penimbangan dan perhitungan (rumus ada di
perhitungan).

III. Data Percobaan

Gambar anyaman
kain contoh uji

1 Rapot

Lusi Pakan

Kain contoh uji


Berat kain contoh uji 10x10 cm = 2,12 gram
Berat 10 helai lusi = 0,0355 gram
Berat 10 helai lusi = 0,0345 gram

Tetal () dan panjang benang (cm)

No. Tetal () Panjang (cm)

Lusi Pakan Lusi Pakan

1. 75 65 10,6 10

2. 75 63 10,5 10,1

3. 74 65 10,3 10,3

4. 74 64 10,1 10,3

5. 74 65 10,3 10,2

6. 10,2 10,3

7. 10,3 10,3

8. 10,2 10,3

9. 10,2 10,2

10. 10,2 10,1

372 322 102,9 102,1

74,4 64,4 10,29 10,21

IV. Perhitungan
4.1 Mengkeret Benang

= 100%

10,29 10
= 100%
10,29
= 2,8183%

10,21 10
= 100%
10,21
= 2,0568%

4.2 Nomor Benang


()
=
()

1000
=

9000
=

1 = 0,59

4.2.1. Nomor Benang Lusi


102,9 1,029
= = = 28,9859
0,0355 0,0355
1000
= = 34, 4995
28,9859
9000
= = 310,4958
28,9859
1 = 0,59 28,9859 = 17,1017

4.2.2. Nomor Benang Pakan


102,1 1,021
= = = 29,5942
0,0345 0,0345
1000
= = 33,7904
29,5942
9000
= = 304,1136
29,5942
1 = 0,59 29,5942 = 17,4606

4.3 Gramasi
4.3.1. Cara Penimbangan
() ()

(1010) (100100)
2,12

100 10000
2,12 10000
=
100
= 212

4.3.2. Cara Perhitungan



=

100
() () 100 %
=
() 100

74,4 100
100 100 100 2,8183

=
28,9859 100
74,4 100
100 100 100 2,8183
2,54
=
28,9859 100
= 103,9843

64,4 100
100 100
100 2,0568
=
29,5942 100
64,4 100
100 100
2,54 100 2,0568
=
29,5942 100
= 87,4724

= +
= 103,9843 + 87,4724
= 191,4567

4.4 Selisih
212 191,4567
= 100%
212
= 9,6902%

V. Diskusi
Anyaman keper adalah anyaman yang merupakan anyaan yang terdiri dari
garis-garis miring pada muka kain. Pada praktikum ini, praktikan diminta untuk
menghitung tentang mengkeret benang, nomer benang, gramasi dan juga selisih berat
pada kain con toh uji. Pertama, praktikan harus memotong contoh uji tepat 10cmx10cm
dapat dengan cara digunting ataupun ditiras. Setelah tepat 10 cm, praktikan mengambil
10 helai pada lusi dan pakan. 10 helai benang itu masing-masing akan ditimbang untuk
mengetahui nilai mengkeret benang, nomer benang, gramasi dan juga selisih berat.
Mengkeret benang adalah nilai benang yang mengkeret saat telah di tenun. Jika kita
meregangkan 1 helai benang, hasilnya akan lebih dari 10 cm. Hal itu dikarenakan ada
beberapa bagian benang yang harus naik dan turun melewati benang lain saat ditenun.
Hasil mengkeret benang yang didapat adalah 2,8183% pada lusi dan 2,0568% pada
pakan. Selanjutnya, praktikan menghitung nomer benang. Nomer benang yang dihitung
adalah dalam Nm, Tex, Td dan Ne1. Hasil nilai Nm akan digunakan untuk menghitung
gramasi. Untuk mengetahui nilai gramasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu cara
penimbangan dan juga cara perhitungan. Cara penimbangan akan menghitung berat
kain dalam 1 m2 kain. Hasil cara penimbangan menunjukkan nilai 212 gram. Itu
menunjukkan bahwa dalam 1 m2 kain, beratnya mencapai 212 gram. Sedangkan hasil
cara perhitungan menunjukkan nilai 191,4567. Dengan nilai-nilai tersebut, dapat
didapat selisih berat 9,6902%.
Berdasarkan literatur, hasil percobaan yang dapat dikatakan baik untuk rentang
selisih berat yaitu sekitar 0-5%. Namun dari hasil percobaan, praktikan mendapat hasil
yang kurang baik yaitu 9,6902%. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
kesalahan dalam perhitungan selisih berat, yaitu kurang telitinya praktikan dalam
melihat hasil penimbangan kain contoh uji 10x10 cm, penimbangan 10 helai benang
lusi/pakan, perhitungan tetal, perhitungan panjang benang (berpengaruh pada nilai
mengkeret benang), dll. Di dalam praktikum ini sebaiknya dilakukan dengan teliti dan
hati-hati untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini, didapatkan hasil sebagai berikut:
Lusi Pakan

Mengkeret Benang 2,8183% 2,0568%

Nm 28,9859 29,5942

Tex 34,4995 33,7904

Td 310,4958 304,7904

Ne1 17,1017 17,4606

Cara Penimbangan 212 gram

Cara Perhitungan 191,4567 gram

Selisih Berat 9,6902%

Anda mungkin juga menyukai