Anda di halaman 1dari 6

Format Penulisan Jurnal Praktikum Evaluasi Garmen dan

Aksesoris

Nama : Mahda Annisa Shafira


NPM : 19430031
Grup : 2G2
(Absen 16)

PENGUJIAN
NOMOR
BENANG

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nomor benang serta kehalusan dari benang yang
diuji.
II. TEORI DASAR
Pengujian mutu benang jahit sangat penting untuk menentukan kualitasi garmen yang
dihasilkan. Sifat-sifat benang yang menentukan mutu benang jahit adalah nomor benang jahit,
kekuatan dan mulur benang jahit, twist (antihan atau gintiran), keseimbangan twist dan diameter
benang jahit.
Nomor benang (yarn count) adalah kehalusan benang yang dinyatakan dalam satuan berat
setiap panjang tertentu atau satuan panjang setiap berat tertentu. Secara garis besar ada dua
sistem yang dapat digunakan untuk penomoran benang yaitu penomoran yang menunjukkan
panjang benang setiap berat tertentu dan penomoran yang menunjukkan berat benang setiap
panjang tertentu. Dalam melakukan pengujian nomor benang perlu diperhatikan faktor-faktor
yang berhubungan dengan tegangan benang dan juga regain benang.
Satuan yang biasa digunakan dalam pengujian nomor benang yaitu:
Satuan Inggris
Satuan Berat Satuan Panjang
1 hank = 840 yard = 768 meter
1 pound (lbs) = 16 ounces
1 lea = 120 yard
= 7.000 grain
1 yard = 36 inchi = 0,914 meter
= 453,6 gram
1 inchi = 2,54 cm
Satuan Metrik
Satuan Berat Satuan Panjang
Kilogram (kg) Kilometer (km)
Gram (g) Meter (m)
Milligram (mg) Centimeter (cm)
Penomoran benang dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
1) Penomoran langsung
Penomoran langsung adalah penomoran yang didasarkan pada berat benang setiap
panjang tertentu. Nomor benang langsung yaitu nomor benang dengan perhitungan cara
TD (denier) dan Tex.
2) Penomoran tidak langsung
Penomoran tidak langsung adalah penomoran benang yang didasarkan pada panjang
benang setiap berat tertentu. Perhitungan penomoran benang tidak langsung yaitu dengan
cara Inggris (Ne1) dan cara metrik (Nm).
III. ALAT DAN BAHAN
a. Kincir penggulung benang dengan kapasitas penggulungan 1 meter atau 1,5 yard tiap-tiap
putaran yang dilengkapi dengan:
• Alat pencatat panjang benang/jumlah putaran.
• Alat pengukur putaran.
• Alat pengatur kedudukan benang/traverse.
b. Neraca analisis dengan ketelitian penimbangan 0,1% dan skala baca dalam gram atau
grain.
IV. CONTOH UJI
Benang.
V. CARA UJI
a. Pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut:
• Timbang contoh uji yang telah memenuhi standar kondisi pada neraca analitis sampai
0,01 mg terdekat.
• Hitung nomor benang dari hasil penimbangan di atas.
• Lakukan pengujian sebanyak 25 kali.
b. Toleransi kesalahan contoh uji nomor benang yang diperkenankan sebesar 3,0%
VI. DATA DAN PERHITUNGAN
Berisi data pengujian dan perhitungan. Untuk Praktikum pengujian nomor benang:
(data dipilih sesuai kelompok no. absensi)
Data percobaan benang reeling
Kelompok Panjang Benang (Yard) Berat Benang
Absensi (Gram)
No. 1-8 120 3,37915
No. 9-16 120 4,07812
No. 17-25 120 3,57816
Data percobaan benang/helai

Panjang Benang (Meter) Berat Benang (Gram)


Kelompok Kelompok
Data 1 Data 2 Data 3 Data 1 Data 2 Data 3
Absensi Absensi
No. 1-8 No. 1-8 0,14814 0,14818 0,14820
5 5 5
No. 9-16 No. 9-16 0,15214 0,15110 0,15221
5 5 5
No. 17-25 No. 17-25 0,14110 0,14251 0,14500
5 5 5

PERHITUNGAN
1. Perhitungan Benang Reeling
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) 109,73 𝑚
• Nm = = = 26,9
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 4,07812 𝑔
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (ℎ𝑎𝑛𝑘) 0,14
• Ne1 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝐿𝑏𝑠)
= 0,009 = 15,55
1000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 1000 𝑥 4,07812
• Tex = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) = 109,73
= 37,16
9000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 9000 𝑥 4,07812
• Td = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) = 109,73
= 334,48

2. Perhitungan Benang/helai
• Data 1
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) 5
- Nm = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) = 0,15214 = 32,86
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (ℎ𝑎𝑛𝑘) 0,0065
- Ne1 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝐿𝑏𝑠)
= 0,000335 = 19,4
1000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 1000 𝑥 0,15214
- Tex = = = 30,42
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) 5
9000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 9000 𝑥 0,15214
- Td = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) = 5
= 273,85
• Data 2
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) 5
- Nm = = = 33,09
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 0,15110
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (ℎ𝑎𝑛𝑘) 0,0065
- Ne1 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝐿𝑏𝑠) = 0,000333 = 19,51
1000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 1000 𝑥 0,15110
- Tex = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) = 5
= 30,22
9000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 9000 𝑥 0,15110
- Td = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) = 5
= 271,98
• Data 3
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) 5
- Nm = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔)
= 0,15221 = 32,84
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (ℎ𝑎𝑛𝑘) 0,0065
- Ne1 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝐿𝑏𝑠) = 0,000336 = 19,34
1000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 1000 𝑥 0,15221
- Tex = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) = 5
= 30,44
9000 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔) 9000 𝑥 0,15221
- Td = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) = 5
= 273,978

3. Rata-rata Nomor Benang yang Diuji


Data Nm Ne1 Tex Td
1 32,86 19,4 30,42 273,85
2 33,09 19,51 30,22 271,98
3 32,84 19,34 30,44 273,978
Jml 98,79 58,25 91,08 819,808
Rata-rata 32,93 19,41 30,36 273,26

Data Nm (x − x) 2 Ne1 (x − x) 2
1 32,86 0,0049 19,4 0,0001
2 33,09 0,0256 19,51 0,01
3 32,84 0,0081 19,34 0,0049
Jml 98,79 0,0386 58,25 0,0150
Rata-rata 32,93 0,012 19,41 0,005

Data Tex (x − x) 2 Td (x − x) 2
1 30,42 0,0036 273,85 0,3481
2 30,22 0,0196 271,98 1,6384
3 30,44 0,0064 273,978 0,515524
Jml 91,08 0,0296 819,808 2,50
Rata-rata 30,36 0,009 273,26 0,83

4. sd dan cv
• Nm
- sd

√∑ ( x − x )
2

s =
𝑛−1
0,0386
=√ 3−1
0,0386
=√
2
=√0,0193 = 0,13

- cv
𝑠
cv = 𝑥̅ 𝑥 100%
0,13
= 32,93 𝑥 100%
=0,39%
• Ne1
- sd

√∑ ( x − x )
2

s = 𝑛−1
0,0150
=√
3−1
0,0150
=√ 2

=√0,0075 = 0,08

- cv
𝑠
cv = 𝑥 100%
𝑥̅
0,08
= 19,41
𝑥 100%
= 0,41%

• Tex
- sd

√∑ ( x − x )
2

s =
𝑛−1
0,0296
=√
3−1
0,0296
=√ 2
=√0,0148 = 0,12

• cv
𝑠
cv = 𝑥̅ 𝑥 100%
0,12
= 𝑥 100%
30,36
= 0,39%

• Td
- sd

√∑ ( x − x )
2

s =
𝑛−1
2,50
= √3−1
2,50
=√ 2

=√1,25 = 1,11

• cv
𝑠
cv = 𝑥̅ 𝑥 100%
1,11
= 273,26 𝑥 100%
= 0,4%

VII. PEMBAHASAN HASIL PERHITUNGAN


Berdasarkan data yang telah dihitung, perhitungan benang/helai lebih besar daripada benang
reeling, hasilnyapun terbilang cukup jauh. Untuk perhitungan benang/helai perbedaan tiap
data tidak berbeda jauh. Begitu juga dengan sd dan cv dari Nm, Ne1, Tex, dan Td perbedaan
tidak terlalu jauh, kecuali cv pada Nm.
Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam menumbang benang atau
terjadi error pada neraca sehingga menyebabkan angka yang keluar tidak pasti.

VIII. KESIMPULAN
1. Perhitungan Benang Reeling
• Nm = 25,9
• Ne1 = 15,55
• Tex = 37,16
• Td = 334,48
2. Perhitungan Benang/helai
1) Data 1
• Nm = 32,86
• Ne1 = 19,4
• Tex = 30,42
• Td = 273,85
2) Data 2
• Nm = 33,09
• Ne1 = 19,51
• Tex = 30,22
• Td = 271,98
3) Data 3
• Nm = 32,84
• Ne1 = 19,34
• Tex = 30,44
• Td = 273,978
3. Sd dan cv
• Nm
- Sd = 0,13
- Cv = 21,31%
• Ne1
- Sd = 0,08
- Cv = 0,41%
• Tex
- Sd = 0,12
- Cv = 0,39%
• Td
- Sd = 1,11
- Cv = 0,4%

Anda mungkin juga menyukai