Sensor Ultra So Nik Dal Am Water Level Controller
Sensor Ultra So Nik Dal Am Water Level Controller
net/publication/346631120
CITATIONS READS
0 3,203
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by I Gede Suputra Widharma on 04 December 2020.
Oleh:
I Gede Suputra Widharma
dan
Kadek Dedi Wahyu Saputra (037)
I Made Suputra Purnamayana (097)
Syaiful Anam (101)
I Gusti Putu Bagus Prawiradnyana (105)
BAB II ___________________________________________________________________________8
SENSOR ULTRASONIK ____________________________________________________________8
BAB IV _________________________________________________________________________ 24
PENUTUP _______________________________________________________________________ 24
4.1 KESIMPULAN ______________________________________________________________ 24
4.2 SARAN_____________________________________________________________________24
DAFTAR PUSTAKA ________________________________________________________________ 25
1
DAFTAR GAMBAR
(Gbr. 2.1 cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver )_____________________________ 9
(Gbr. 2.2 rangkaian dasar dari transmitter ultrasonik) ________________________________________11
(Gbr. 2.3 rangkaian dasar receiver sensor ultrasonik) ________________________________________11
(Gbr. 2.4 sensor ultrasonik HC-SR04) __________________________________________________ 12
(Gbr. 3.1 Sensor ultrasonik HC-SR04: tampak depan (atas), tampak belakang (bawah))_________________ 15
(Gbr. 3.11 Hasil pengujian kendali histerisis dengan setpoint ketinggian: 5 cm (atas), 10 cm (tengah), dan 15 cm
(bawah))_____________________________________________________________________ 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sensor pada dasarnya dapat digolong sebagai Transduser Input karena dapat
mengubah energi fisik seperti cahaya, tekanan, gerakan, suhu atau energi fisik
lainnya menjadi sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian dikonversikan lagi
ke tegangan atau sinyal listrik).
Berikut ini adalah pembahasan singkat mengenai kedua klasifikasi sensor tersebut.
3
2. Sensor Analog dan Sensor Digital
Berikut ini adalah jenis-jenis sensor berdasarkan sifat Analog atau Digitalnya.
2.1.Sensor Analog
2.2.Sensor Digital
Sensor Cahaya atau Light Sensor adalah Sensor analog yang digunakan
untuk mendeteksi jumlah cahaya yang mengenai Sensor tersebut. Sensor cahaya
analog ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis seperti foto-resistor,
Cadmium Sulfide (CdS), dan fotosel.
Light dependent resistor atau LDR dapat digunakan sebagai sensor cahaya
analog yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan beban secara
otomatis berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya. Resistansi LDR akan
meningkat apabila intensitas cahaya menurun. Sebaliknya, Resistansi LDT akan
menurun apabil intensitas cahaya yang diterimanya bertambah.
4
suara menjadi tegangan listrik untuk merasakan tingkat suara. Proses ini
memerlukan beberapa sirkuit, dan menggunakan mikrokontroler bersama dengan
Mikrofon untuk menghasilkan sinyal output analog.
Sensor Tekanan atau Pressure Sensor adalah Sensor yang digunakan untuk
mengukur jumlah tekanan yang diterapkan pada sebuah sensor. Sensor tekanan
akan menghasilkan sinyal keluaran analog yang sebanding dengan jumlah tekanan
yang diberikan. Sensor piezoelektrik adalah salah satu jenis sensor tekanan yang
dapat menghasilkan sinyal tegangan keluaran yang sebanding dengan tekanan yang
diterapkan padanya.
Sensor Suhu atau Temperature Sensor adalah Sensor tersedia secara luas
baik dalam bentuk sensor digital maupun analog. Ada berbagai jenis sensor suhu
yang digunakan untuk aplikasi yang berbeda.Salah satu Sensor Suhu adalah
Termistor, yaitu resistor peka termal yang digunakan untuk mendeteksi perubahan
suhu. Apabila Suhu meningkat, resistansi listrik dari termistor akan meningkat
juga. Sebaliknya, jika suhu menurun, maka resistansi juga akan menurun.
Sensor Efek Hall atau Hall Effect Sensor adalah sensor yang dapat
mengubah informasi magnetik menjadi sinyal listrik untuk pemrosesan rangkaian
elektronik selanjutnya. Sensor Efek Hall ini sering digunakan sebagai sensor untuk
mendeteksi kedekatan (proximity), mendeteksi posisi (positioning), mendeteksi
kecepatan (speed), mendeteksi pergerakan arah (directional) dan mendeteksi arus
listrik (current sensing).
5
1.3.8. Sensor Kelembaban (Humidity Sensor)
Sel Beban atau Load Cell adalah jenis sensor yang digunakan untuk
mengukur berat. Input dari Load Cell ini adalah gaya atau tekanan sedangkan
outputnya adalah nilai tegangan listrik. Ada beberapa jenis Load Cell, diantaranya
adalah Beam Load Cell, Single Point Load Cell dan Compression Load Cell.
6
BAB II
SENSOR ULTRASONIK
7
Gbr. 2.1 cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver (atas), sensor ultrasonik
dengan single sensor yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver sealigus
S = 340.t/2
8
2.3 APLIKASI SENSOR ULTRASONIK
2.4.1 Piezoelektrik
2.4.2 Transmitter
9
sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar
frekuensi pada osilator.
2.4.3 Receiver
10
2.4.4 Sensor Ultrasonik HC-SR04
Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang
berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik.
Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m dengan
akurasi 3mm. Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc
untuk listrik positif dan Gnd untuk ground-nya. Pin Trigger untuk trigger
keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk menangkap sinyal pantul dari
benda.
Cara menggunakan alat ini yaitu: ketika kita memberikan tegangan positif
pada pin Trigger selama 10uS, maka sensor akan mengirimkan 8 step sinyal
ultrasonik dengan frekuensi 40kHz. Selanjutnya, sinyal akan diterima pada pin
Echo. Untuk mengukur jarak benda yang memantulkan sinyal tersebut, maka
selisih waktu ketika mengirim dan menerima sinyal digunakan untuk menentukan
jarak benda tersebut. Rumus untuk menghitungnya sudah saya sampaikan di atas.
Berikut adalah visualisasi dari sinyal yang dikirimkan oleh sensor HC-SR04
11
BAB III
APLIKASI SENSOR ULTRASONIK PADA SISTEM KENDALI DAN PEMANTAUAN
AIR TANGKI
3.1 PENDAHULUAN
Berbeda dengan sistem yang dirancang [1]-[7], pada penelitian ini sistem
kendali ketinggian air dirancang dengan menggunakan sensor ultrasonik dan modul
mikrokontroler Arduino Uno. Sensor ultrasonik bekerja dengan cara memanfaatkan
pantulan gelombang ultrasonik sebagai media pengukurannya. Keunggulan dari
sensor ini salah satunya adalah data pengukuran yang didapat bersifat analog dan
dapat mendeteksi perubahan ketinggian yang kecil. Untuk mengatasi
ketidakstabilan sensor, maka pada sistem ini dilengkapi kendali histerisis. Kendali
ini berfungsi untuk menghilangkan efek perpindahan cepat pada relai ketika terjadi
ketidakstabilan sensor saat berada pada titik referensi. Selain itu, sistem ini juga
dilengkapi antarmuka untuk monitoring dengan menggunakan perangkat lunak
12
Processing. Perangkat lunak ini digunakan karena sederhana dalam penggunaannya
dan telah terintegrasi dengan Arduino.
Untuk mendeteksi ketinggian air dalam suatu tangki, pada sistem ini
digunakan sensor ultrasonik (Gbr. 3.1). Sensor dapat dipasang diatas tangki dan
memancarkan gelombang ultrasonik ke permukaan air. Sensor ini menggunakan
prinsip pantulan gelombang ultrasonik. Ketika gelombang ultrasonik dipancarkan
oleh sensor ini dan terdapat objek yang menyebabkan gelombang tersebut
terpantul, maka sensor tersebut akan memberikan data ke mikrokontroler. Prinsip
kerja sensor ultrasonik dapat dilihat pada diagram pewaktuan (timing diagram)
yang tersaji pada Gbr. 3.2. Sensor ini akan bekerja ketika dipicu menggunakan
pulsa dengan periode 10 us. Seketika itu, sensor akan memancarkan gelombang
ultrasonik 8 siklus dengan frekuensi 40 kHz. Ketika gelombang tersebut terpantul,
maka penerima pada sensor akan memberikan sinyal pulsa ke mikrokontroler.
Dengan demikian, jarak antara sensor dengan objek pantulan dapat dihitung sesuai
persamaan (1) dan (2) berdasarkan timing diagram tersebut. Besarnya jarak antara
sensor dengan objek yang terdeteksi dapat dihitung sebagai berikut:
(1)
(2)
Dimana adalah jarak dan adalah periode high sinyal ultrasonik dalam
mikrodetik. Persamaan ini diperoleh dari datasheet sensor ultrasonik tipe HC-
SR04. Spesifikasi sensor ultrasonik HC-SR04 tersaji pada Tabel 1.
TABEL 1
Parameter Nilai
Arus kerja 15 mA
Jarak maksimum 4m
Jarak mínimum 2 cm
13
Sudut pengukuran 15 derajat
Gbr. 3.1 Sensor ultrasonik HC-SR04: tampak depan (atas), tampak belakang (bawah) (datasheet HC-
SR04)
14
3.2.2 Kendali Histerisis
Sistem kendali ketinggian muka air dirancang untuk menjaga ketinggian air
pada suatu tangki sesuai dengan nilai setpoint yang diberikan. Ada berbagai macam
metode kendali yang dapat dirancang untuk sistem ini dari yang bersifat linier
sampai yang non-linier. Metode kendali yang mudah direalisasikan pada sistem ini
salah satunya adalah metode kendali non-linier histerisis. Kendali histerisis
merupakan sistem kendali on-off pada suatu rentang nilai disekitar batas referensi
perpindahan saklar. Besarnya nilai antara referensi dan batas atas maupun batas
bawah merupakan toleransi kesalahan yang diperbolehkan ketika keluaran sistem
berada pada nilai referensi.
Gbr. 3.3 menunjukan skema kendali histerisis pada suatu sistem. Kendali
ini dirancang dengan cara menambahkan pita histerisis pada nilai setpoint (SP).
Besarnya lebar pita yang dirancang ditunjukan oleh σ. Ketika pembacaan sensor
berubah pada suatu waktu di dalam pita histerisis dengan kondisi perubahan naik,
maka kondisi saklar akan ON. Sebaliknya jika terjadi perubahan turun, maka
kondisi saklar OFF. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada persamaan berikut:
( 3)
Dimana adalah output saklar dan dx/dt adalah perubahan nilai input terhadap
waktu. Dengan adanya kendali ini, maka ketidakstabilan pembacaan sensor saat
berada di titik setpoint tidak akan menimbulkan efek perpindahan cepat (chattering)
pada relai.
15
3.2.3 Sistem Monitoring
3.2.4 Mikrokontroler
Perangkat ini juga dilengkapi compiler yang telah terintegrasi yaitu Arduino
IDE. Arduino juga bersifat open source sehingga memudahkan user untuk
mengembangkan aplikasi yang dirancangnya. Pada sistem ini, Arduino digunakan
karena sudah terintegrasi dengan perangkat antarmuka Processing. Dengan
demikian, perancangan sistem akan lebih mudah dilakukan.
Modul relai pada sistem berfungsi sebagai saklar untuk mengatur pompa di
kedua tangki. Relai 1 berfungsi untuk mengatur pompa 1 pada tangki pertama
16
dimana kendali histerisis diterapkan, sedangkan relai 2 berfungsi untuk mengatur
pompa 2 dan aktif jika tinggi air lebih dari batas atas pita histerisis. Kedua relai
tersebut dikendalikan oleh mikrokontroler. Selama sistem bekerja, mikrokontroler
akan mengirimkan data ketinggian air yang diperoleh dari sensor ultrasonik ke
perangkat antar muka Processing. Selain itu, besarnya nilai ketinggian air yang
diinginkan juga dapat dimasukan melalui Processing
Perangkat lunak yang digunakan pada sistem terdiri dari dua bagian, yaitu
Arduino IDE yang berfungsi untuk merancang program yang akan ditanamkan
pada mikrokontroler agar sistem dapat bekerja dan Processing yang berfungsi untuk
merancang program antarmuka monitoring sistem. Kedua perangkat ini dapat
diintegrasikan dan terdapat beberapa pustaka yang mempermudah user untuk
melakukan pemrograman. Diagram alir algoritma perangkat lunak tersaji pada Gbr.
3.5 dan Gbr. 3.6.
17
Gbr. 3.5 Diagram alir mikrokontroler
18
ultrasonik. Hal ini terjadi karena objek yang diukur adalah permukaan air yang
memiliki ketidakstabilan permukaan ketika air tersebut bertambah ketinggiannya.
Kendali ini dirancang dengan membuat sebuah pita histerisis pada sekitar
nilai setpoint. Besarnya lebar pita histerisis yang dirancang yaitu ± 1 cm. Dengan
demikian, nilai setpoint yang diberikan akan memiliki batas atas dan batas bawah
sebesar 1 cm. Kendali ini direalisasikan pada mikrokontroler dalam bentuk bahasa
pemrograman dan diimplementasikan pada relai 1 sebagai saklar untuk mengatur
pompa 1 pada tangki kontrol. Pada relai 2, kendali histerisis tidak direalisasikan
karena relai ini berfungsi untuk mengeluarkan air dari tangki kontrol melalui pompa
2 jika ketinggian air yang terdeteksi lebih besar dari batas atas lebar pita histerisis.
19
Data ketinggian dalam bentuk grafik dirancang untuk memperlihatkan respon
transien dari sistem yang diukur, sedangkan data berbentuk barchart dirancang
untuk menampilkan data ketinggian air seperti indikator dan lebih mudah dibaca
oleh pengguna. Selain itu, pada sistem ini juga terdapat tinggi tabung maksimum,
setpoint tinggi air, status pompa (ON/OFF), tombol reset, dan timer.
Sistem kendali dan monitoring ketinggian pada suatu tangki berbasis ultrasonik
berhasil dirancang dan diimplementasikan dalam bentuk purwarupa. Hasil
pengujian sistem menunjukan bahwa sensor ultrasonik yang digunakan mampu
mengukur ketinggian air dari 5 cm sampai dengan 25 cm dengan ratarata kesalahan
pengukuran sebesar 4,93%. Sistem kendali histerisis juga bekerja dengan baik
dimana tidak ditemukan adanya efek chattering pada relai ketika sensor mendeteksi
nilai setpoint. Selain itu, sistem monitoring yang dirancang dengan menggunakan
perangkat lunak Processing dapat menampilkan data ketinggian air (bentuk grafik
dan diagram batang), status pompa, dan durasi pengisian/pengosongan. Dengan
demikian, sistem ini dapat digunakan untuk menjaga kestabilan ketinggian air
dalam suatu tangki dan dapat membantu user untuk berinteraksi dengan sistem.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Prinsip kerja sensor ultrasonik menggunakan pantulan gelombang suara
(gelombang ultrasonik) sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi
(jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Dengan adanya gelombang tersebut,
sensor ultrasonik dapat digunakan menentukan ketinggian muka air dalam water
level controller.
4.2 SARAN
Laporan tentang Sistem Kendali dan Pemantauan Ketinggian Air pada
Tangki Berbasis Sensor Ultrasonik diharapkan mampu menjadi inovasi baru di
bidang teknologi otomatis di masa kini. Perlu adanya metode penilitian lebih lanjut
akan upaya peningkatan terhadap rancangan alat sebagai salah satu cara
memaksimalkan potensi dan efesiensi dalam sistem kerjanya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Alawiah, Amelia , Adnan Rafi Al Tahtawi. 2017. Sistem Kendali dan Pemantauan Ketinggian
Air pada Tangki Berbasis Sensor Ultrasonik. Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan
Komputer No. 01 pp. 25-30
Suputra Widharma, I Gede, IGAP Arthadi, M Dian PP, Dimas DN, Gian FS. 2019. Paket
Program Aplikasi ArcGIS Analys dan Mapping. Politeknik Negeri Bali. Denpasar
Suputra Widharma, IG, M Sajayasa. 2017. Penerapan Mikrokontroller AT89S51 dalam Alat
Uji Ambang Batas Toleransi Kadar Alkohol pada Minuman Beralkohol (MIKOL).
Logic: Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi 13 (3), 124
https://media.neliti.com/media/publications/227030-sistem-kendali-dan-pemantauan-
ketinggian-69070cd1.pdf
https://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-jenis-jenis-sensor/
https://www.elangsakti.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html
https://www.researchgate.net/profile/I_Gede_Widharma/publication/344943024_Paket_Progr
am_Aplikasi_Pengenalan_ArchiCAD/links/5f99e5ada6fdccfd7b87e8a6/Paket-
Program-Aplikasi-Pengenalan-ArchiCAD.pdf?origin=publication_detail
https://www.researchgate.net/publication/344942911_POSTER_ArcGIS_Analisis_dan_Mapp
ing
22