Hari
Tanggal
Grup 2k4
Kelompok 1
Anggota 1. Rofiqoh Adillah (18020076)
Kelompok 2. Ryan Aditya H (18020078)
3. Timothy Nathaniel (18020090)
4. Zahraa’ Siti Khodijah (18020095)
Dosen Ika Natalia M/Witri Aini S/Anna Sumpena/David Christian
Materi Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan zat warna azo bubuk yang
dihasilkan dengan cara analisa reaksi kimia
Kegiatan yang Alat dan Bahan
dilaksanakan Bahan : Alat :
- p-Chloroaniline - labu erelenmeyer
*Jika ada - H acid - termometer
lampiran, - HCl - pipet
disertakan - NaNO2 - batang pengaduk
setelah halaman - Es - bulp
jobsheet - Aquades - Kompor/bunsen
- kasa
Cara Kerja
Proses Diazotasi
Prosedur proses diazotasi senyawa o-Chloroaniline:
1. Kedalam piala gelas 1000 mL dimasukkan 1,27 gram (0,01
mol) p-Chloroaniline, lalu diencerkan dengan air panas
sebanyak 30 mL dan 3,65 ml HCl pekat, kemudian diaduk
sampai terbentuk larutan.
2. Dinginkan larutan hingga kurang lebih pada suhu 40oC
dengan cara memberikan es di sekitar gelas piala sambil di
aduk secara konstan.
3. Tambahkan es ke dalam larutan agar iperoleh suhu yang
lebih rendah hingga 0oC dan sisakan beberapa butir yang
belum mencair untuk menjaga agar suhu larutan tidak lebih
dari 0oC.
4. Kemudian, tambahkan 0,69 gram NaNO2 murni secara
bertahap dengan pengadukan yang baik dan konstan (larutan
nitrit ini distandarisasi dengan asam sulfaniat murni, dan harus
dijaga stoknya). Penambahan nitrit ini harus diatur seperlahan
mungkin agar suhu larutan tidak naik diatas 0 oC dan setiap
larutan nitrit yang diteteskan harus secepatnya diaduk agar
segera tercampur dan bereaksi. Pada tahap ini tidak boleh
terjadi pembentukan gelombang gas, dan larutan tidak boleh
keruh ataupun berwarna.
5. Lakukan proses diatas hingga larutan natrium nitrit di dalam
buret habis, kemudian lanjutkan pengadukan hingga sekitar 10
menit.
6. Terakhir, lakukan uji tingkat kesempurnaan reaksi dengan
kertas congo red dan kertas KI-kanji dan reagen sulfon (dapat
dipilih salah satu). Jika reaksi telah berlagsung sempurna,
maka kertas congo red berwarna biru kuat dan pada kertas KI-
kanji atau reagen sulfon membentuk biru lemah.
Kopling
Proses Kopling
2. Uji Penentuan
- Cu ditambahkan NaOh 10 % warna akan hilang
- Kedalam larutan tambahkan 5 tetes asam asetat 10
%, warna akan timbul kembali
4. Uji Penentuan
- CU dimasukan kedalam tabung tambahkan NaOH 10 % dan
Na2S panaskan
- Bila zat warna beleranng , larutan menjadi kuning atau jingga
b. Prosedur Pengujian
1. Alat
- Crockmeter, memiliki jari dengan diameter 1,5 cm yang bergerak
satu kali maju mundur sejauh 10 cm setiap kali berputar dengan
gaya tekanan kain pada kain 900 gram.
- Standar skala penodaan (staining scale) dan skala abu – abu (grey
scale).
2. Bahan
- kain contoh uji berukuran 20 cm x 5 cm.
- kain kapas putih berukuran 20 cm x 5 cm.
- air suling.
b. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian ketahanan luntur warna terhadap pencucian
adalah sebagai berikut :
Alat dan bahan yang digunakan untuk pengujian tahan luntur warna
terhadap pencucian adalah :
1. Alat
- Mesin Launder-O-meter delengkapi penangas air dengan
thermostat (ketelitian ± 2°C), tabung baja tahan karat, frekuensi
putaran tabung 40 ± 2 putaran per menit.
- Kelereng baja tahan karat dengan diameter ± 6 mm.
- Neraca analitik.
2. Bahan
- Kain pelapis multifibers.
- Kain contoh uji dengan ukuran 10 cm x 4 cm.
- Larutan sabun.
- Air suling.
- Standar skala penodaan.
b. Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian terhadap ketahanan luntur warna terhadap
pencucian adalah sebagai berikut :
Diagram Alir
Tahap 1
Pembuatan zat warna azo ke dalam bentuk zat warna buatan
1.
Proses Diazotasi Proses kopling Spry Dry
2.
Tahap 2
Proses pengujian, pencelupan dan evaluasi zat warna
Aplikasi
Tahap 3
Evaluasi pada hasil celup