Anda di halaman 1dari 3

1.

5 FUNGSI ZAT
- Zat warna disperse : Memberi warna pada kain polyester
- Asam asetat : Pengatur pH larutan, pemberi suasana asam
- Zat Pendispersi : Mendispersikan zat warna sehingga tersebar
merata ke dalam larutan celup
- Zat antimigrasi : Mencegah migrasi zat warna saat proses
pengeringan awal
- Na2S2O4 : Menghilangkan zat warna yang tidak terfiksasi
dipermukaan serat dan zat pengemban yang masih tertinggal di dalam
serat pada proses cuci reduksi.
- NaOH : Membantu mengaktifkan Natrium Hidrosulfit
1.6 VARIASI
Variasi yang diberikan pada proses pencelupan poliester dengan zat warna
dispersi metode pad-dry-thermosol ini adalah variasi Asam asetat 35%.
Asam asetat merupakan asam yang tergolong asam karboksilat
berbasa satu (Monobasic Carboxylic Acid) ciri asam karboksilat
berbasa satu di tandai dengan adanya satu gugus COOH.Asan asetat
anggota ke 2 dari kelompok asam karboksilat. Pembuatannya bisa dari
natrium metanoat yang merupakan reaksi dari natrium hidroksida dan
karbon monoksida.
- Stuktur kimia
Stuktur kimia asam asetat merupakan stuktur paling sederhana dari
kelompok asam karboksilat setelah asam formiat yaitu CH3COOH.
- Sifat kimia
Seperti halnya asam karboksilat, asam tereftalat dapat bereaksi
membentuk garam, esterdinamida. Asam asetat terurai oleh asam
sulfat panas menjadi karbondioksida dan hydrogen pada suhu
100oC. Nilai konstanta disosiasi (k) asam asetat sebesar 1,8 x 10-5
dan sifatnya korosif.
- Sifat fisika
Asam asetat merupakan cairan bening yang mudah terbakar. Titik
beku asam asetat 16,7oC sedangkan titik didihnya 118,2oC.
1.6.1 Mekanisme kerja Asam asetat terhadap Zat Warna Dispersi
Menurut Ansell m.f di tinjau dari stuktur kimianya zat warna
disperse memiliki kutub yang bermuatan positif dan negative
tergantung gugusnya. Sedangkan serat poliester terdiri dari kutub-
kutub yang bermuatan negatif juga, kondisi ini mengakibatkan
zat warna sukar masuk ke dalam serat polyester.
Penambahan asam asetat dapat meningkatkan ketuaan warna
karena ion H + dari asam asetat membentuk ikatan hydrogen dengan
perubahan muatan pada kutub-kutub zat warna menjadi kutub-
kutub positif maka zat warna disperse terserap kedalam serat
polyester.
1.6.2 Pengaruh pH terhadap pencelupan polyester
Proses pencelupan dengan zat warna disperse dilakukan dalam
suasana asam tetapi kadang kadang pH larutan pencelupan
bervariasi sebab air yang digunakan untuk  pencelupan masih
mengandung logam-logam, zat pembantu dan adanya sisa alkali
dalam kain akibat proses pencucian yang tidak bersih setelah kain
diproses dalam suasana alkali, hal ini tentu akan berpengaruh
terhadap perubahan warna hasil pencelupan. Selain kondisi larutan
alkali akan merusak serat polieter, juga akan menghidrolisa zat
warna dispersi. Hidrolisa ummnya terjadi pada zat warna disperse
jenis tertentu dimana zat warna tersebut tidak tahan pada rentang
pH yang tidak sesuai dengn stabilitasnya semakin tinggi pH yng
digunakn ,maka kemungkinan zat warna terhidrolisa semakin
besar. Banyak zat warna disperse yang digunakan dapat
mengalami hidrolisa pada pH 6 atau diatasnya, terutama pada
temperature tinggi dan mengakibatkan penurunan hasil pewarnaan.

Anda mungkin juga menyukai