Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Titrasi alkalimetri adalah titrasi terhadap larutan asam bebas dengan larutan standar
basa kuat atau titrasi terhadap larutan garam yang berasal dari basa lemah dengan larutan
standar basa kuat. Alkalimetri merupakan metode yang berdasarkan pada reaksi
netralisasi, yaitu reaksi anatara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan air hidroksida
yang berasal dari basa yang membentuk molekul air. Oleh sebab itu, alkalimetri dapat
didefinisikan sebagai metode untuk menetapkan kadar asam dari suatu sampel dengan
menggunakan larutan basa yang sesuai. Reaksi netralisasi dapat dipakai untuk
menentukan konsentrasi larutan asam dan basa. Setiap basa yang diteteskan bereaksi
dengan asam dan penetesan diberhentikan pada saat jumlah mol H+ setara dengan mol
OH-, pada saat itu larutan bersifat netral dan disebut titik ekuivalen.
Mula mula praktikan menyiapkan peralatan dan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini, lalu praktikan menimbang NaOH yang berbentuk kristal menggunakan
timbangan analitik dengan wadah gelas beaker, timbang NaOH kristal sebanyak 2,0441
gram. Langkah Selanjutnya yaitu ambil NaOH dari timbangan lalu tambahkan sedikit
akuades dengan tujuan untuk melarutkan NaOH yang sudah ditimbang tadi, aduk NaOH
kristal dengan perlahan agar NaOH kristal tidak tercecer keluar dari gelas beaker karena
itu akan mengubah jumlah yang sudah ditimbang. Setelah NaOH larut langkah
selanjutnya adalah memasukkan larutan NaOH kedalam labu takar kapasitas 250 mL dan
setelah digunakan bilasi gelas beaker menggunakan akuades dan bilasannya juga
dimasukkan ke dalam labu takar, setelah larutan NaOH dipindahkan kedalam labu takar,
bilas gelas beaker menggunakan akuades kemudian tuangkan kedalam gelas beaker,
ulangi pembilasan sebanyak dua kali, lalu tambahkan akuades pada gelas beaker sampai
garis batas yang ada. Selanjutnya tutup labu takar dan kocok agar tercampur. Sebelum
larutan NaOH digunakan harus distandarisasi terlebih dahulu dengan potasium hidrogen
ptalat. Dilanjutkan standarisasi larutan NaOH. Untuk membuat potasium hydrogen ptalat
panaskan potasium hidrogen ptalat dalam oven bertemperatur 110-120 derajat celcius
selama 2-3 jam kemudian dinginkan dalam desikator. hingga potasium tersebut mencapai
suhu ruang dan desikator memiliki fungsi tersendiri yaitu untuk mempertahankan
kelembapan bahan tersebut diudara yang lembab menghindari peningkatan kadar air
terhadap bahan. Kemudian jika sudah mencapai suhu ruang ambil dan timbang
ditimbangan analitik lalu masukkan potasium hidrogen ptalat kedalam gelas beaker dan
timbang kurang lebih 2,04–2,05 gram. Lalu larutkan dengan sedikit akuades dan
masukkan ke dalam labu takar yang berukuran 100mL, kemudian bilas gelas beaker
dengan akuades dan juga bilasannya dimasukkan ke dalam labu takar, lakukan
pembilasan paling sedikit dua kali. Setelah melakukan pembilasan tambahkan akuades
ke dalam labu takar sampai garis batas. Kemudian tutup labu takar lalu kocok agar
tercampur. Ambil 10ml larutan dengan pipet volumetrik dan masukkan ke dalam
Erlenmeyer dan tambahkan 3-4 tetes indikator PP. Titrasi larutan tersebut dengan NaOH
yang hendak distandarisasi dari buret sampai berubah warna menjadi warna pink (merah
jambu). Lalu catat volume NaOH yang digunakan kemudian ulangi titrasi ini dua kali lagi
dan rata-ratakan volume NaOH. Selanjutnya membuat larutan asam asetat, langkah
pembuatan larutan kali ini sedikit berbeda karena memiliki korosif terhadap logam dan
jaringan, sehingga ketika mau mengambil asam asetat kita harus menggunakan dua
masker dan kita harus hati hati dalam pengambilan asam asetat, sebaiknya hidung kita
diharapkan jauh dari botol saat pengambilan asam asetat karena di khawatirkan praktikan
yang mengambil larutan tersebut menghirup larutan asam asetat. Lalu praktikan
membutuhkan labu takar kapasitas 100ml yang di dalamnya terdapat sedikit akuades
dengan bertujuan agar asam asetat tidak langsung mengenai permukaan labu takar yang
dapat menyebabkan kerusakan. Kemudian ambil asam asetat menggunakan pipet
sebanyak 1ml lalu masukkan ke dalam labu takar dan tambahkan akuades sampai garis
batas pada labu takar lalu lakukan homogenisasi. Lanjut masukkan larutan asam asetat
dan potasium hydrogen ptalat masing-masing pindahkan ke dalam gelas beaker sebanyak
3 buah menggunakan pipet volumentrik 10ml. setelah dipindahkan tambahkan fenolfalein
(PP). Indikator PP memiliki trayek pH mulai 8,3 – 10 dengan perubahan warna dari
bening menjadi warna pink (merah muda), lalu pindahkan larutan NaOH ke dalam buret
sebanyak 50ml. dan setiap gelas beaker diberi indikator PP sebanyak 4 tetes, selanjutnya
siap digunakan untuk proses titrasi alkalimetri

Natrium hidroksida (NaOH) Kristal berfungsi sebagai titran, bahan penitrasi larutan
asam setelah distandarisasi karena merupakan senyawa baku basa. Potasium hidrogen
ptalat berfungsi sebagai bahan yang menstandarisasi larutan NaOH, tapi sebelum itu
potassium hidrogenharus dipanaskan terlebih dahulu pada suhu 110-120 derajat celcius
agar bahan yang digunakan steril. Asam asetat adalah satu senyawa asam yang akan
menjadi titrat atau bahan yang dititrasi menggunakan larutan NaOH. Phenol phtalein (PP)
berfungsi sebagai indikator pembanding dalam proses titrasi basa kuat-asam kuat.
Pada proses titrasi potasium hidrogen ptalat kami menggunakan 3 perbndingan yang
sama dan menggunakan titrat NaOH percobaan 1 sebanyak 11,5ml, percobaan 2
sebanyak 10ml dan percobaan 3 sebanyak 12ml dan terjadi kesalahan waktu
meneteskan indikator PP pada gelas beaker ke tiga sehingga dapan mengakibatkan
perbedaan hasil setelah titrasi yaitu memiliki warna yang lebih pekat diantara yang
lain. Jika sudah berada di titik ekivalen segera mungkin untuk menghentikan
proses titrasi lalu lakukan mengisi ulang larutan NaOH pada buret setelah
melakukan titrasi pada satu sampel. Dari hasil yang kami dapatkan setelah
melakukan titrasi potasium hidrogen ptalat dapat kita rata-ratakan dan
menghasilkan 11,16ml dari pengumpulan data yang kami dapatkan.
Selanjutnya pada tahap proses titrasi terakhir yaitu asam asetat, langkah-
langkah tidak berbeda dengan proses titrasi potasium hidrogen ptalat, namun pada
saat penetesan indikator PP praktikan melakukan kesalahan yaitu kelebihan dalam
melakukan penetesan PP pada asam asetat di gelas pertama. Sehingga mengakibatkan
perbedaan dengan munculnya warna hasil titrasi yang terlalu pekat yang seharusnya
warnanya tidak terlalu pekat.

Dalam praktikum ini kita memerlukan bahan utama yaitu potasium hydrogen
ptalat, asam asetat,pp,NaOH,dan akuades. Dalam proses titrasi diperlukan bahan berupa
titran,titrat, dan indikator asam basa. Titrat sendiri merupakan larutan yang belum
diketahui konsentrasinya tujuan dilakukan praktikum alkalimetri agar dapat mengetahui
konsentrasinya. Dan potasium hydrogen ptalat memiliki peran sebagai titrat atau larutan
yang akan ditritasi oleh titran NaOH. Yang memiliki rumus molekul C8H5KO4 dan
merupakan senyawa garam asam dan standart primer yang baik untuk laruan basa. Dalam
praktikum ini NaOH digunakan unttuk menentukan kadar asam asetat dan untuk
mengetahui konsentrasi larutan secara pasti. Indikator fenolftalein (PP) digunakan
sebagai indikator dalam titrasi. Untuk aplikasi ini dapat merubah titrat dari tak berwarrna
dalam larutan asam menjadi merah muda dalam larutan basa. Dan yang terakhir terdapat
akuades yang merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor sehingga
bersifat murni dalam laboratrium. Akuades berarna bening dan tidak berbau serta tidak
mengandung mineral juga tidak memiliki rasa. Akuades juga sebagai bahan pelarut yang
sangat baik karena bebagai senyawa organic netral yang mempunyai gugus fungsional
polar seperti gula, alcohol, aldehida, dan keton cepat larut.

Terlalu banyak meneteskan phenol phtalein pada larutan potassium dan asam
asetat, dikarenakan praktikan kurang menguasai dalam menggunakan pipet. Solusinya
yaitu praktikan seharusnya belajar cara menggunakan alat praktikum dengan benar dan
mengeksplorasi laboraturium lebih mendalam sebelum melakukan praktikum.
Kesesuaian dengan alkalimetri adalah praktikan berhasil menitrasi larutan
potassium dan asam asetat dengan larutan NaOH yang sudah distandarisasi, himga
terbentuk warna pink (merah jambu)
Contoh penerapan alkalimetri dalam industri adalah analisa kadar asam lemak
pada minyak goreng, penetapan kadar natrium benzoate pada kecap manis, dan analisa
unsur N dalam pupuk NPK padat.

Anda mungkin juga menyukai