KERUSAKAN SELULOSA
NPM : 21420081
Group : 2K4
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
Mengidentifikasi jenis kerusakan serat selulosa, penyebab
kerusakan serat selulosa, dan golongan yang terdapat pada jenis kerusakan
serat selulosa.
1.2 Tujuan
Selulosa 1
Untuk mengetahui cara penggelembungan dengan NaOH dan untuk
membedakan kerusakan serat kapan karena zat kimia dan mekanika.
Selulosa II
Untuk mengetahui identifikasi kerusakan serat selulosa cara
pewarnaan dengan cara uji Harrizon dan dapat menunjukan adanya
gugus pereduksi pada serat selulosa yang rusak karena zat kimia.
Selulosa III
Untuk mengetahui identifikasi kerusakan serat selulosa cara
pewarnaan dengan perak nitrat amoniakal dan dapat menunjukan
adanya gugus pereduksi pada serat selulosa yang rusak karena zat
kimia.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Serat Kapas
Serat kapas mempunyai bentuk penampang melintang yang sangat
bervariasi dari elips sampai bulat. Tetapi pada umumnya berbentuk seperti
ginjal. Bentuk membujur serat kapas adalah pipih seperti pita yang
terpuntir.
Struktur Molekul Komposisi selulosa murni diketahui sebagai
suatu zat yang terdiri dari unit-unit anhidro-β-glukosa dengan rumus
empiris (C6H10O5)n, dimana n merupakan derajat polimerisasi yang
tergantung dari besarnya molekul. Hubungan antara selulosa dan glukosa
telah lama dikenal yaitu pada peristiwa hidrolisa selulosa oleh asam sulfat
dan asam klorida encer, yang menghasilkan suatu hasil akhir yang
memiliki bentuk glukosa. Hal ini membuktikan bahwa selulosa terbentuk
dari susunan cincin glukosa. Glukosa diketahui sebagai turunan (derivate)
pyranosa yang berarti memilki enam segi (sudut), dan struktur kimia dari
glukosa sendiri memiliki dua bentuk tautomeri yaitu α-glukosa dan β-
glukosa.
BAB III
PERCOBAAN
3.1 Kerusakan Selulosa I
3.1.1 Uji Penggelembungan NaOH
• Alat : Mikroskop
: Kaca preparat dan cover glass
: Kertas Saring
: Pipet
: Oven
• Bahan : Serat Kapas dengan berbagai kerusakan
: Larutan NaOH 18%
• Prosedur
− Potong serat pendek sekitar 0,5 mm
− Letakkan di atas kaca preparat, perhatikan jangan
sampai serat menggumpal tutup dengan cover glass
− Biarkan selama beberapa menit
− Amati di bawah mikroskop
3.1.2 Uji Perwarnaan dengan Congo Red
• Alat - Mikroskop
- Kaca preparat dan cover glass
- Kertas Saring
- Tabung Reaksi
- Pipet
- Piala Gelas
- Oven
• Bahan : - Serat Kapas baik
- Kapas rusak oleh panas
- Kapas rusak oleh asam
- Kapas rusak oleh alkali
- Kapas rusak oleh hipoklorit
- Kapas rusak oleh jamur
- Kapas rusak oleh H2O2
- Kapas rusak oleh KMnO4
- Kapas rusak oleh kaporit
- Kapas rusak oleh pukulan
- Larutan NaOH 2%
- Larutan NaOH 18%
- Larutan Zat Warna Congo Red 1%
• Langkah Kerja
− Rendam serat kapas / contoh uji dalam larutan NaOH
2% selama 5 menit menggunakan tabung reaksi
− Cuci bersih contoh uji dengan air
− Keringkan contoh uji dengan kertas saring
− Rendam kembali contoh uji dengan larutan zat warna
Congo Red 1% selama 5 menit
− Cuci bersih dengan air
− Rendam dengan larutan NaOH 18% selama 3-5 menit
− Amati di bawah mikroskop
3.2 Kerusakan Selulosa II
3.2.1 Pengujian Pewarnaan dengan Uji Horizon
• Alat - Tabung Reaksi
- Hot plate
- Piala Gelas
- Pipet Ukur
- Ball Filler
- Oven
- Batang Pengaduk
• Bahan - Pelarut A (AgNO3 80 g/L)
- Pelarut B (200 g Na2SO3 dan 200 g NaOH) dalam
1 L air
- Serat Kapas baik
- Kapas rusak oleh panas
- Kapas rusak oleh asam
- Kapas rusak oleh alkali
- Kapas rusak oleh hipoklorit
- Kapas rusak oleh jamur
- Kapas rusak oleh H2O2
- Kapas rusak oleh KMnO4
- Kapas rusak oleh kaporit
- Kapas rusak oleh pukulan
• Langkah Kerja
− Campurkan 1 ml Larutan A dalam 20 mL air dengan
2 mL larutan B dalam 20 mL
− Didihkan contoh uji dalam 2-5 mL campuran tersebut
selama 5 menit
− Cuci dalam larutan B (1 mL dalam 10 mL air)
− Cuci dengan air panas suhu 70°C
− Keringkan dan amati warna yang terjadi
3.2.2 Pengujian Pewarnaan dengan Perak Nitrat Amoniakal
• Alat - Tabung Reaksi
- Hot plate
- Piala Gelas
- Pipet Ukur
- Ball Filler
- Oven
- Batang Pengaduk
• Bahan - AgNO3 Amoniakal
- NH4OH 10%
• Prosedur
− Panaskan contoh uji dalam larutan AgNO3
Amoniakal pada suhu 80°C selama 3-5 menit
− Cuci dengan air dingin
− Cuci dengan larutan amoniak 10%
− Keringkan dan amati warna yang terjadi
3.2.3 Pengujian Pewarnaan dengan Pereaksi Fehling
• Alat : Tabung Reaksi
: Hot plate
: Piala Gelas
: Pipet Ukur
: Ball Filler
: Oven
: Batang Pengaduk
• Bahan : Larutan Fehling A (60 g/L CuSO4)
: Larutan Fehling B (346 g Kalium Natrium Tartrat
: dan 100 g NaOH/L air)
• Prosedur
− Campurkan masing-masing 5 mL larutan Fehling A
dan Fehling B encerkan dengan 10 mL air suling
− Didihkan contoh uji selama 10 menit
− Cuci dengan air panas 70°C
− Keringkan dan amati warna yang terjadi
3.3 Kerusakan Selulosa III
3.3.1 Pengujian Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
• Alat : Tabung Reaksi
: Hot plate
: Piala Gelas
: Pipet
: Oven
: Batang Pengaduk
• Bahan : Larutan Chlorazol Sky Blue (C.I Direct Blue 1)
: 5 g/L
• Prosedur
− Rendam contoh uji dalam larutan Chlorazol Sky Blue
FF mendidih selama 5 menit
− Cuci dengan air panas 70°C
− Keringkan dan amati warna yang terjadi
3.3.2 Pengujian Pewarnaan dengan Cara Biru Trunbull
• Alat : Tabung Reaksi
: Hot plate
: Piala Gelas
: Pipet
: Oven
: Batang Pengaduk
• Bahan : Ferro Sulfat 10 g/L
: Kalium Ferri Sianida 10 g/L
• Prosedur
− Rendam contoh uji dalam larutan ferro sulfat selama
5 menit keadaan suhu ruang
− Cuci dengan air panas 70°C
− Rendam contoh uji dalam larutan kalium ferri sianida
selama 5 menit, keadaan suhu ruang
− Cuci dengan air panas 70°C
− Keringkan dalam oven dan amati warna yang terjadi
3.3.3 Pengujian Pewarnaan dengan Na-Kromat
• Alat : Tabung Reaksi
: Hot plate
: Piala Gelas
: Pipet
: Oven
: Batang Pengaduk
• Bahan : Natrium Kromat 10 g/L
: Pb Asetat 10 g/L
• Prosedur
− Rendam contoh uji dalam larutan ferro sulfat selama
5 menit keadaan suhu ruang
− Cuci dengan air panas 70°C
− Pindahkan contoh uji ke dalam larutan Na-Kromat
kemudian rendam selama 5 menit
− Cuci dan keringkan
− Keringkan dan amati warna yang terjadi
3.3.4 Pengujian Pewarnaan dengan Metilen Biru
• Alat : Tabung Reaksi
: Hot plate
: Piala Gelas
: Pipet
: Oven
: Batang Pengaduk
• Bahan : Larutan Metilen Biru yang sudah diasamkan
: dengan H2SO4 2N
• Prosedur
− Rendam dalam contoh uji selama 5-10 menit keadaan
suhu ruang
− Cuci dengan air mengalir
− Keringkan dan amati warna yang terjadi
BAB IV
DISKUSI
4.1 Kerusakan Selulosa I
4.1.1 Pengujian Penggelembungan NaOH
Pengujian penggelembungan dengan NaOH dilakukan untuk
membedakan kerusakan serat kapas karena zat kimia dan
mekanika.Saat diamati dengan mikroskop adanya kepala jamur
(dumble) pada ujung serat baik atau serat yang mengalami kerusakan
mekanik ,sedangkan jika tidak ada kepala jamur pada ujung serat
menunjukkan kerusakan kimia yang hebat .
Pada serat kapas baik, dinding sekunder akan mengalami
penggelembungan sehingga membentuk dumble. Serat kapas yang
rusak karena zat kimia, memperlihatkan adanya kepala jamur
(dumble) pada ujung serat. Serat kapas yang rusak oleh asam dan
hipoklorit terlihat ada kepala jamur, sedangkan untuk kapas yang
rusak karena H2O2, alkali, dan KMnO4 tidak terdapat kepala jamur
(dumble)..
• Uji Harrizon
- Adanya endapan abu-abu hitam menunjukkan terdapatnya gugus
aldehid (kerusakan karena zat kimia).
- Serat kapas yang mengalami kerusakan mekanik dan kerusakan
oleh zat kimia menunjukkan adanya gugus pereduksi.
- Serat kapas baik tidak terdapat gugus pereduksi.
• Uji AgNO3 amoniakal
- Serat yang rusak berwarna kuning atau coklat, serat yang baik
warna kuning akan hilang setelah pencucian
- Serat kapas yang rusak akibat H2O2, alkali, kaporit dan hipoklorit
berwarna kekuningan.
- Serat kapas yang mengalami kerusakan oleh asam, KMnO4, Panas,
Pukulan dan Jamur berwarna coklat tua.
• Uji Fehling
− Adanya endapan yang berwarna pink atau merah, menunjukkan
adanya gugus pereduksi.
− Endapan merah, terdapat pada serat kapas yang rusak oleh KMnO4
dan hipoklorit.
• Pengujian Pewarnaan dengan Cara Pencelupan Tolak
− Adanya gugus karboksil ditunjukkan dengan adanya titik warna
muda didaerah yang rusak atau tidak terjadinya pewarnaan.
− Pada seluruh sampel serat kapas menunjukkan tidak adanya gugus
karboksil.
• Pengujian Pewarnaan dengan Na-Kromat
− Warna kuning tua menunjukkan adanya gugus karboksilat.
− Seluruh sampel serat kapas menunjukkan tidak adanya gugus
karboksilat karena adanya warna kuning.
• Pengujian Pewarnaan dengan Metylene Blue
− Warna biru tua menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat.
− Seratat kapas yang mengandung gugus karboksil adalah kapas
yang rusak oleh Hipoklorit, sedangkan pada sample serat lainnya
tidak.
DAFTAR PUSTAKA