Anda di halaman 1dari 33

Degradasi plastik

Latar Belakang
Penggunaan
plastik yang
meluas

Kurangnya Kurangnya
penanganan kesadaran
limbah plastik masyarakat
Pencemaran
Lingkungan oleh
Plastik
Searah Jarum Jam : Penyu
yang tubuhnya abnormal,
Sungai Citarum, Penyu yang
memakan sampah platik,
Sungai Citarum.
Apa itu Plastik?

▪ Plastik merupakan produk


polimer
▪ Polimer + aditif = plastik
▪ Bahan aditif terdiri dari zat
tambahan berupa fillers,
colorants dan plasticizers.
▪ Plastik dapat diklasifikasikan
menjadi thermoplastik dan
thermoset
Klasifikasi Plastik

Plastik

Thermoset Thermoplastik
- Tidak bisa didaur ulang - Bisa didaur ulang
Untuk memudahkan daur ulang . . .
Untuk memudahkan daur ulang ....
No. Kode Jenis Plastik Penggunaan

1 PET botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, jus, botol

2 HDPE botol obat, botol susu cair, jerigen pelumas, dan botol kosmetik

3 PVC pipa selang air, pipa bangunan, mainan, botol shampo, dan botol sambal.

4 LDPE kantong kresek, tutup plastik, plastik pembungkus daging beku

5 PP cup plastik, tutup botol dari plastik, mainan anak, dan margarine
kotak CD, sendok dan garpu plastik, gelas plastik, atau tempat makanan dari
6 PS
styrofoam,
botol susu bayi, plastik kemasan, gallon air minum, suku cadang mobil, alat-
7 Other (O),
alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, sikat gigi
Jenis klasifikasi lain

• Biodegradabilitas
• Natural vs. Sintetis
• Kristalin vs. Amorf
Penanganan Limbah
Plastik
Kimia Kontekstual
Penanganan Limbah Plastik

Limbah
Plastik
• Daur Ulang
• Insinerasi
• Biodegradasi
Insinerasi

Pembakaran pada suhu tinggi.


Pembakaran plastik seperti PVC
menghasilkan gas HCl yang
bersifat korosif. Pembakaran ban
bekas menghasilkan asap hitam
yang sangat pekat dan gas- gas
yang bersifat korosif.
Daur Ulang

Proses daur ulang melalui tahap-


tahap pengumpulan (sortir),
pelelehan, dan pembentukan
ulang.
Tahapan paling sulit adalah
pengumpulan dan pemisahan.
Plastik yang cukup banyak di
daur ulang adalah jenis HDPE
dan botol- botol plastik.
Degradasi Plastik

Material polimer dapat


mengalami degradasi kimia, fisik
maupun biologis dengan
kehadiran uap, embun, udara,
suhu, cahaya (fotodegradasi),
radiasi energi tinggi (UV, radiasi
gamma ) atau mikroorganisme
(bakteri dan jamur).
Degradasi plastik
Kimia Kontekstual
Jenis degradasi Oksidasi
(Arutchelvi, 2008)
Kimia
Hidrolisis

Degradasi Biologi
Polimer Degradasi
termal

Fisika Fotodegradasi

Degradasi
Mekanik
Indikator biodegradasi
(Arutchelvi, 2008)

▪ Akumulasi biomassa
▪ Laju pengambilan oksigen
▪ Laju perubahan karbon dioksida
▪ Produk reaksi
▪ Perubahan permukaan
▪ Perubahan sifat fisik dan mekanik
Faktor yang mempengaruhi biodegradibilitas
(Arutchelvi, 2008)

▪ Adanya gugus fungsi yang meningkatkan sifat hidrofilik


▪ Ukuran, berat dan densitas molekul
▪ Jumlah bagian kristalin dan amorf
▪ Kompleksitas struktur
▪ Adanya ikatan yang mudah putus
▪ Komposisi molekular (blend)
▪ Bentuk fisik asal polimer
Mekanisme Degradasi
oleh mikroorganisme

Degradasi akhir

Degradasi awal

Pertumbuhan
mikroorganisme

Masuknya
mikroorganisme
(Arutchelvi, 2008)
Prinsip degradasi

• Mikroorganisme dapat masuk jika permukaan polimer bersifat hidrofilik.


• Degradasi awal kimia dan fisik dapat memasukkan gugus hidrofilik.
• Pada degradasi primer, rantai utama terputus membentuk oligomer, dimer
atau monomer.
• Pada degradasi aerobik, produknya CO2, H2O dan biomassa.
• Pada kondisi anaerobik, produknya CO2, H2O, biomassa, serta metana pada
kondisi methanogenik dan H2S pada kondisi sulfidogenik.
Degradasi Plastik oleh
Pseudomonas dan Sphigomonas
Daniel Burd, 2008
Daniel Burd
Seorang pemuda kanada berusia 16 tahun
yang berhasil mendapatkan juara
pertama dalama Canada-Wide Science
Fair pada tahun 2008.
Metode Penelitian

Isolasi dan Uji


degradasi
Identifikasi Optimasi
Mikroba degradasi PE
mikroorganism
Isolasi dan uji proses degradasi mikroorganisme

Sampel PE Media Sampel Tanah


pertumbuhan

• 3g PE + 3g NaCl • Terdiri dari • 1g tanah ke


digerus 10 0.1%(NH4)2SO4, dalam labu
menit. 0.1% NaNO3, pengayaan
• Dicuci dengan 0.1% K2HPO4, pertama.
air destilat 0.1% KCl, • 10 mL broth
• dikeringkan 0.02% MgSO4, diambil dan
dalam oven dan 0.01 % diinokulasi ke
60C ekstrak ragi → dalam 100mL
1L H2O. media
pengayaan
(FEC)
Degradasi PE

• Degradasi PE dilakukan dalam


labu ukur yang mengandung 50 • Labu diinkubasi selama 6 minggu
mL medium pertumbuhan, 10 mL pada 30oC. Labu kontrol sebagai
FEC, dan film PE. pembanding berisi 10 mL FEC
• Degradasi PE ditentukan dengan yang telah dipanaskan, 50 mL
mengukur berat yang hilang (%) media pertumbuhan dan Film PE.
dari film strip PE.

Labu 1 2 3

% Weight loss 19.32 15.37 16.83


Identifikasi Mikroba

Analisis FEC Purification Pengukuran Pengukuran


degradasi degradasi

• FEC • Koloni • Setiap koloni • Setiap koloni


diencerkan mikroba mikroba mikroba
dan disuspensikan diujikan diujikan
diletakkan ke dalam secara secara
pada plate 0.2ml NaCl individu berkelompok
agar Luria- 0,85% kemampuan kemampuan
Bertani (LB) • Setiap koloni degradasinya degradasinya
diawetkan di
LB agar.
Degradasi bakteri
Secara Individu
Koloni 1 2 3 4
% weight
4.8  0.62 21.6  2.57 1.2  0.69 2.3  1.03
loss

Secara berkelompok
Koloni 1&2 2 &3 2&4

% weight loss 32.2  2.67 22.5  1.41 21.2  2.23


Identifikasi mikroba

• Morfologi sel bakteri diamati di bawah mikroskop setelah


pewarnaan Gram.
• Identifikasi lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan uji
API 20NE, menurut produsen instruksi bioMerieux.
• Didapatkan koloni 2 adalah Sphigomonas dan Koloni 1 adalah
Pseudomonas.
Optimasi degradasi PE

Efek temperatur.
• Degradasi PE berlangsung lebih baik pada suhu 30oC dibandingkan
dengan 7oC.
Efek ukuran inokulasi.
• Degradasi PE lebih baik ketika ukuran inokulum bertambah namun
berhenti pada ukuran inokulum di atas 2.0 mL.
Efek Natrium Asetat.
• Semakin besar kadar Natrium asetat maka degradasinya semakin
lambat.
Metode Penguraian
lain
Kimia Kontekstual
Sebelum Penguraian

• Perlakuan Abiotik. Prosedur termooksidasi dan fotodegradasi (Suresh


et al., 2011).
• Karakteristik fisika-kimia medium (Okoh dan Ataunya , 2014) meliputi
pH tanah, kadar pasir, kadar lempung, kadar karbon organik, nitrogen
total kadar fosfor, kalsium, magnesium, natrium dan kalium.
• Penentuan hidrofobisitas bakteri (Pramila et al., 2012) menggunakan
uji BATH atau bacterial adhesion to hydrocarbon.
Selama Penguraian

Pengukuran Indikator. Beberapa indikator yang dianalisis oleh Okoh


dan Ataunya (2014) selama penguraian meliputi pH tanah, jumlah
bakteri, jumlah jamur dan jumlah mikroba hidrokarbon setiap 4 minggu
sekali dalam rentang waktu 24 minggu.
Setelah Penguraian

Suresh et al. (2011) melakukan beberapa pengukuran parameter


biologis :
Protein sel total.
Uji kekuatan mekanis.
Modifikasi permukaan.
Sudut permukaan dan energi permukaan.
Analisis Morfologi.
ReFErensi

Anda mungkin juga menyukai