NIM : 202133032
Kelompok : 4
Jawab :
Kertas saring dan residu hasil prosedur D1 kemudian ditaruh pada cawan
porselin (yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 105 ℃ selama 30
menit dan diketahui massanya).
dlipat kertas bagian luar saring secara menyeluruh hingga menutupi
permukaan residu. Pastikan kertas saring tetap berada pada cawan.
ditambahkan alkohol 2 ml secara merata pada cawan berisi kertas saring
berisi residu. Pastikan seluruh bagian kertas saring dan residu terkena alkohol.
dipijarkan cawan berisi kertas saring dan residu sampel pada furnace suhu
550 ℃ selama 20 menit. Pastikan kertas saring habis terbakar selama
pemijaran tersebut.
pindahkan cawan tersebut ke dalam oven suhu 105℃ selama 30 menit, lalu
dinginkan dalam desikator.
timbang dengan cepat massa cawan dan residu hasil pemijaran.
dicatat nilainya
dhitung mg/L zat tersuspensi organik dan anorganik
Hasil
disiapkan cawan porselin yang telah dikeringkan pada suhu 105 ℃ selama
30 menit, kemudian didinginkan, ditimbang, dan dicatat massanya.
Filtrat hasil prosedur D1 (pada gelas beker) dituang dalam cawan penguapan.
Volum sampel diatur hingga akan dihasilkan ± 200 mg zat padat terlarut.
diuapkan dan dikeringkan cawan yang berisi sampel dalam oven pada suhu
105℃ sampai semua air menguap.
ditimbang dan catat hasilnya
dilakukan percobaan sebanyak dua kali.
dhitung mg/L zat padat terlarut
Hasil
2. Jelaskan yang dimaksud zat padat tersuspensi dan zat padat terlarut! Jelaskan
perbedaan keduanya dengan meninjau dari segi ukuran partikel, cara pengujian, dan
bahayanya!
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir,
lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat
berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,zooplankton, bakteri, fungi,
ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik.
Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan
dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan,
2003).
Zat Padat Terlarut atau Total Dissolved Solids (TDS) adalah terlarutnya zat padat,
baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air (Nicola, 2015). TDS biasanya
disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion yang biasa ditemukan di
perairan (Effendi, 2003). Menurut Slamet (1994), bila total zat padat terlarut
bertambah maka kesadahan pada perairan akan naik pula.
Perbedaan
a) Ukuran Partikel
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) dengan partikel ukurannya lebih
besar dari 2 micron yang ditemukan dilapisan kolom air. Sedangkan Zat Padat
Terlarut atau Total Dissolved Solids (TDS) ukuran partikelnya lebih kecil dari 2
mikron (rata-rata ukuran filter).
b) Cara Pengujian
c) Bahayanya
Bahaya Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) yaitu dapat
mengakibatkan penurunan kedalaman eufotik sehingga kedalaman perairan
produktif menjadi turun.
Bahaya Zat Padat Terlarut atau Total Dissolved Solids (TDS) yang tinggi
menyebabkan peralatan dapur menjadi berkerak baik pada pipa maupun
peralatan rumah tangga selain itu dapat mrnyebabkan sabun maupun deterjen
tidak berbusa
3. Tuliskan syarat baku mutu zat padat tersuspensi dan telarut yang diperbolehkan
oleh Permenkes No. 32 Tahun 2017, PP No. 82 Tahun 2001, Permen LH No. 9
Tahun 2006!
Jawab :
Syarat baku mutu zat padat tersuspensi dan telarut yang diperbolehkan oleh
Permenkes No. 32 Tahun 2017
Tabel 1. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Untuk
Media Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi
Syarat baku mutu zat padat tersuspensi dan telarut yang diperbolehkan oleh
Permen LH No. 9 Tahun 2006