Anda di halaman 1dari 12

iv

A. Tujuan
Menghitung kebutuhan daya (power) pengadukan berdasarkan data variable proses.

B. Prinsip Percobaan

Melakukan proses pencampuran (mixing) larutan NaCl dan akuades dengan cara pengadukan
menggunakan Jar Test dengan variasi konsentrasi dan kecepatan putaran, kemudian dihitung
densitas dan viskositas larutan tersebut untuk diketahui daya pengadukannya serta mengamati
terbentuknya vorteks pada tangki dengan dan tanpa menggunakan baffle.

C. Metodologi
C.1. Alat
1. Gelas kimia 1000 mL (4 buah).
2. Gelas kimia 50 mL (2 buah).
3. Pipet volume 50 mL (2 buah)
4. Bulp
5. Neraca analitik (1 buah).
6. Rangkaian alat pengaduk (1 set).
7. Penghitung waktu.
8. Piknometer (2 buah).
9. Viskosmeter (1 buah).
10. Gelas ukur 100 mL (1 buah).
11. Batang pengaduk kaca (2 buah).
12. Spatula (1 buah)
C.2. Bahan
1. Padatan NaCl.
2. Akuades.
C.3. Prosedur Percobaan
C.3. Pembuatan Larutan NaCl 20 gr/L dan 40 gr/L

3.Padatan Nacl
4. - Ditimbang sebanyak 20 gr ; 40 gr.
5. - Dilarutkan menggunakan aquades.
6. - Dimasukkan ke dalam labu pengencer 1000 mL.
7. - Ditambahkan akuades hingga tanda batas.
- Dihomogenkan.
Hasil

1
C.3.2. Tahap Pengukuran

Meteran

Dilakukan pengukuran pada diameter gelas beker (Dt), diameter impeller (Da),
tinggi permukaan larutan (Zt), jarak pengaduk dari dasar tangki (Zi), dan lebar
baffle.
Dicatat hasil data pengukuran.
Hasil

C.3.3. Tahap Pengujian

Akuades

Dimasukkan sebanyak 800 mL ke dalam 4 buah gelas kimia 1000 mL setinggi Zt.
Dipasang baffle pada 2 buah gelas kimia yang telah diisi akuades
Ditambahkan larutan NaCl 20 dan 40 gr/L sebanyak 50 mL kedalam masing-masing
gelas kimia dengan baffle dan tanpa baffle .
Diletakkan pada alat Jar Test.
Diaduk dengan kecepatan putar 60 rpm selama 1 menit
Diukur nilai densitas dan viskositasnya
Dicatat hasil pengamatan
Diulangi prosedur yang sama untuk kecepatan putar berbeda (80, 120 dan 200 rpm)
dengan konsentrasi 20 dan 40 gr/L
Dicatat hasil yang diperoleh pada data pengamatan
Dilakukan pengolahan data

Hasil

2
D. Hasil dan Pembahasan
D.1. Hasil

D.1.1 Data Pengamatan


 Diameter gelas beaker (Dt) : 12 cm
 Diameter impeller (Da) : 5,5 cm
 Lebar baffle : 1 cm
 Jenis impeller : Single Paddle
 Tinggi impeler dari dasar tangki : 6 cm
 Massa pikno kosong : 11,23 gr
 Volume Pikno : 10 ml
 Suhu aquades : 290C
 Waktu alir aquades dalam viskosimeter : 3,63 s
 Berat NaCl : 20 gram dan 40 gram
D.1.Tabel Data Hasil Pengamatan

D.1.2 Perhitungan
1. Menghitung volume piknometer
Vpiknometer (10 ml) = V aquades
berat akuades
=
densitas aquades
( 21, 5 412−11,23 ) gram
=
0,92396 gr /ml
= 11,15 ml

3
2. Menghitung densitas larutan (NaCl 20 gram/L, 60 rpm)
 Dengan buffle (pikno 10 ml)
NaCl 20 gr/L, 60 rpm

Massa larutan
Densitas larutan = x 1000
volume piknometer

( 21,51−11,23 ) gram
= x 1000
10 ml
= 1,028 kg/m³

 Tanpa buffle (pikno 10 ml)


NaCl 20 gr/L, 60 rpm
Massa larutan
Densitas larutan = x 1000
volume piknometer

( 21,52−11,23 ) gram
= x 1000
10 ml
= 1,029 kg/m³

3. Menghitung viskositas larutan (NaCl 20 gram/L, 60 rpm)

 Tanpa baffel (pikno 10 mL) :


ρ. larutan x t . larutan
Viskositaslarutan = x μ akuades
ρ .akuades x t . akuades
Kg
1,029 x 4,16 s
m3 Kg
= x 0,0008
Kg s
923,96 x 3,63 s
m3
= 0.0010210309272 Kg/m.s

4. Menghitung konstanta bilangan Reynold (NaCl 20 gram/L, 60 rpm)


 Tanpa baffle (pikno 10 mL):
Da2 x n x ρ
NRE =
μ
Kg
0,055 m2 x 1 rps x 1.029
s
=
Kg
0.0010210309272
ms
= 3048,6099068509 (Menunjukkan jenis aliran turbulen)

4
5. Menghitung tenaga pengadukan (NaCl 20 gram/L, 60 rpm)
 Tanpa baffle (pikno 10 mL) :
P = K T .n3 . Da5 .ρ (Jenis aliran turbulen)
= (43) (1 rps)3 (0,055 m)5 (1.029 Kg/m3)
= 0,0222688237406 Watt

D.1.3 Grafik

Hubungan Bilangan Reynold Tanpa Buffle


Terhadap Tenaga Pengadukan Dengan
Konsentrasi 20 gr/L
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Hubungan Bilangan Reynold Dengan Buffle


Terhadap Tenaga Pengadukan Dengan
Konsentrasi 20 gr/L
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Hubungan Bilangan Reynold Tanpa Buffle


Terhadap Tenaga Pengadukan Dengan
Konsentrasi 40 gr/L
15000

10000

5000

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

5
Hubungan Bilangan Reynold Dengan Buffle
Terhadap Tenaga Pengadukan Dengan
Konsentrasi 40 gr/L
20000
15000
10000
5000
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

D.1.4 Gambar

Gambar 1. Larutan NaCl 20 g/L dan 40 g/L) Gambar 2. Pengukuran Diameter gelas beaker

Gambar 3. Pengukuran buffle Gambar 4. Pengukuran Impeler

6
Gambar 5. Viskosimeter Gambar 6. Penimbangan Piknometer

Gambar. 6 Pengadukan

D.2. Pembahasan
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan yang diaduk.
Tujuan dari operasi pengadukan adalah terjadin ya pencampuran (mixing). Pencampuran dapat
terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan yang menyebabkan bagian-bagian bahan
saling bergerak satu terhadap yang lainnya, sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara
untuk operasi pencampuran (Asnawi dkk, 2022).
Pencampuran terjadi pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu (Hadi, 2018):
1. Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara keseluruhan (bulk
flow).
2. Eddy diffusion: pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida yang terbentuk dan
tercampakan dalam medan aliran.
3. Diffusion: pencampuran karena gerakan molekuler.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy
diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen dengan pencampuran

7
dalam medan aliran laminar. Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada proses pengadukan adalah
densitas dan viskositas (Hadi, 2018).
Campuran cairan diaduk untuk berbagai tujuan, bergantung tujuan dari langkah pemrosesan.
Tujuan ini termasuk :
a. Untuk membuat suspense partikel padat.
b. Untuk mencampur cairan yang mudah larut (miscible), seperti metil alckhol dan air.
c. Untuk mendispersikan gas melalui cairan dalam bentuk gelembung kecil.
d. Mendispersikan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair lain sehingga
membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus.
e. Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau jaket
Secara khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga jenis
permasalahan utama, yaitu:
a. Untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase
multikomponen.
b. Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian-bagian dari sistem
yang tidak seragam.
c. Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa
perubahan komposisi.
Keberhasilan suatu proses pengolahan bergantung pada efektiftas pengadukan dan
pencampuran zat cair dalam proses. Pengadukan menunjukkan gerakan terinduksi menurut cara
tertentu dalam suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai polasirkulasi.
Pencampuran (mixing), adalah peristiwa menyebarnya bahan secara acak, dimana bahan yang satu
menyebar ke dalam bahan yang lain dan begitupun sebaliknya sedangkan bahan itu sendiri
sebelumnya terpisah dalam dua fasa atau lebih. Bilangan reynold (Re) dipengaruhi oleh densitas
fluida, viskositas, kecepatan rotasi, dan diameter imperller yang digunakan. Dapat diakatakan
bahwa bilangan reynold berbanding terbalik dengan besarnya power yang digunakan. Pada
percobaan konsentrasi larutan, ada tidaknya baffle, dan kecepatan rotasi pengaduk sangat
berpengaruh terhadap besarnya power yang digunakandigunakan, yang secara langsung juga
mempengaruhi besarnya reynold yang akan didapatkan (Herliaty, 2018).
Pada praktikum kali ini menggunakan jenis pengadukan dengan impeller paddle (Flat
paddles,2 blades(single paddle). Dapat dilihat dari pengamatan, arah gerak searah dengan arah
putaran dari paddle. Pola aliran yang searah ini disebut juga dengan pola aliran tangensial. Pada
tangki degan baffle pola aliran yang dihasilkan adalah pola aliran radial, dimana disini aliran tidak
terbentuk vortex pada bagian atas permukaan fluida. Pola aliran radial menciptakan zona sirkulasi
dibagian atas dan bawah tangki, tidak terbentuknya vortex dikarenakan adanya sekat pada tangki.
Sekat pada tangki berkontribusi terhadap turbulensi dengan mencegah terbentuknya pusaran.
Vortex adalah massa fluida yang partikel partikelnya bergerak berputar dengan garis arus

8
(streamline) membentuk lingkaran konsentris. Gerakan vortex berputar disebabkan oleh adanya
perbedaan kecepatan antar lapisan fluida yang berdekatan. Dapat diartikan juga sebagai gerak
fluida yang diakibatkan oleh parameter kecepatan dan tekanan. Vortex sebagai pusaran yang
merupakan efek dari putaran rotasional dimana viskositas berpengaruh di dalamnya.
Ada tidaknya baffle juga berpengaruh pada pengadukan, baffle bertujuan untuk
menghilangkan vortex saat pengadukan, vortex sangat tidak diinginkan pada proses pengadukan
karena menyebabkan zat tersebut tidak homogen karena tidak terdistribusi merata (Harnby, dkk.,
2011).
Pada tangki tanpa sekat, pola aliran yang dihasilkan adalah pola aliran radial aksial dan pola
aliran tangensial, dikarenakan terbentuknya vortex pada bagian permukaan fluida. Vortex ini
terbentuk dikarenakan adanya energi sentrifugal yang menyebabkan semakin tingginya permukaan
fluida pada tangki. Vortex akan semakin tinggi seiring dengan semakin tingginya kecepatan.
Vortex yang semakin tinggi dapat menyebabkan tumpahnya fluida (Harnby, dkk. 2011).
Pada praktikum ini menggunakan NaCl dan akuades sebagai bahannya dengan
konsentrasi NaCl 20 gr/L dan 40 gr/L. Kecepatan putar yang digunakan adalah 60 rpm, 80 rpm,
120 rpm, dan 200 rpm. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui power pengadukan
berdasarkan variable data proses.
Berdasarkan pengamatan, diperoleh nilai densitas dan viskositas yang meningkat seiring
bertambahnya konsentrasi. Dari hasil percoban ini, diperoleh data pengamatan berupa ada
tidaknya vorteks, besar kecilnya densitas dan viskositas larutan. Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan, ketika pengadukan dilakukan tanpa pemasangan baffle , pada saat pengadukan
terbentuk vorteks, sementara itu ketika dilakukan dengan pemasangan baffle, vorteks hanya sedikit
terbentuk pada saat pengadukan. Hal tersebut dikarenakan kecepatan pengadukan yang besar dan
jenis pengaduk yang digunakananya menimbulkan arah radial sehingga mempengaruhi pola aliran
fluida di dalam tangki . Untuk densitas dan viskositas larutan, baik dengan baffle maupun tanpa
baffle, viskositas dan densitas larutan meningkat seiring bertambahnya konsentrasi larutan dan
kecepatan pengadukan. Dengan meningkatnya kecepatan pengadukan dari 120 rpm ke 200 rpm,
maka terbentuknya vorteks saat pengadukan akan semakin besar ketika pengadukan dilakukan
tanpa pemasangan baffle.
Penggunaan sekat pada dinding bejana merupakan salah satu cara untuk mencegah
terbentuknya vortex atau pusaran aliran air. Hal ini sangat jelas terlihat pada percobaan yang
menggunakan sekat tidak ada terbentuk vortex dan pada beberapa kecepatan tinggi tanpa sekat
terbentuk pusaran aliran air (vortex). Terbentuknya vortex mempengaruhi hasil pengadukan di
mana akan mengakibatkan zat terlarut berkumpul di pusaran aliran sehingga tidak bercampur
secara rata ke dalam pelarut (Hadi, 2018).
Bilangan Power (Np) dengan bilangan Reynolds (NRe) biasanya digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara konsumsi energy dengan kecepatan pengadukan. Hubungan ini

9
digambarkan dalam bentuk kurva tenaga ( power-curve). Kurva ini diperoleh dengan cara
memplotkan nilai-nilai dari Np dan NRe berdasarkan data hasil percobaan yang menggambarkan
nilai kecepatan pangaduk (N), diameter pengaduk (D), densitas (ρ), dan viskositas cairan (μ) pada
tiap-tiap pengaduk yang mempunyai kesamaan geometrik tertentu.
Berdasarkan nilai bilangan Reynolds, diperoleh tiga pola aliran yaitu :
1. Aliran laminar (viscous flow), pada NRe < 10 (aliran didominasi oleh tingginya kekentalan.
2. Aliran transisi (transient ) pada NRe10-104.
3. Aliran turbulen (turbulen flow) pada NRe> 104 (pencampuran terjadi lebih cepat) (Hadi, 2018)
Nilai bilangan Reynold dan jenis aliran dibutukan dalam penentuan daya pengadukan.
Berdasarkan data perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa data perhitungan sudah sesuai
dengan teori, dimana semakin meningkatnya bilangan Reynold (NRe), maka nilai bilangan power
(NPo) akan semakin kecil. Dapat dilihat pada grafik 1 dan 2, diperoleh slope dari kedua grafik
menurun yang menunjukkan bahwa nilai bilangan power (NPo) berbanding terbalik dengan
bilangan Reynolds (NRe), baik dalam pengadukan tanpa menggunakan baffle maupun
menggunakan baffle. Dan dapat di lihat pada grafik bahwa hasil penggunaan baffle akan
meningkatkan bilangan reynold, hal ini sesuai teori yang mana penggunaan baffle akan
meningkatkan bilangan Reynold dikarenakan pola aliran dibuat menjadi turbulen (turbulensi)
sehingga bilangan Reynold menjadi lebih besar (Mc, Cabe. 2005).
Dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya pengadukannya,
begitu pula dengan kecepatan pengadukannya dimana daya pengadukan berbanding lurus dengan
kecepatan putar. Semakin meningkat kecepatan pengadukan yang digunakan, semakin besar daya
yang ditimbulkan dan pada data yang didapatkan bahwa hasil percobaan menggunakan sekat pada
kecepatan putaran yang sama, dimana membutuhkan daya yang lebih besar dibandingkan dengan
percobaan tanpa menggunakan sekat. Saat proses pengadukan berjalan, sekat akan menjadi
hambatan bagi aliran fluida yang menyebabkan adanya daya dorong fluida ke tengah menuju poros
pengadukan karena terkena sekat.

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa daya
pengadukan untuk kecepatan putar diperoleh 60, 80, 120 dan 200 rpm pada NaCl 20 gr/L
tanpa buffle berturut-turut adalah 0.02226; 0.05288; 0.17641; 0.82877. Nilai daya
pengadukan untuk kecepatan putar 60, 80, 120 dan 200 rpm pada NaCl 40 gr/L tanpa buffle
berturut-turut adalah 0.02101; 0.04986; 0.16828; 0.77988. Nilai daya pengadukan untuk
untuk kecepatan putar 60, 80, 120 dan 200 rpm pada NaCl 20 gr/L dengan buffle berturut-turut
adalah 0.02224; 0.05268; 0.17832 dan 0.82316 sedangkan untuk nilai daya pengadukan untuk
untuk kecepatan putar 60, 80, 120 dan 200 rpm pada NaCl 40 gr/L dengan buffle berturut-turut
adalah 0.02105; 0,04810; 0.16810; dan 0.77908.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, Isran , Dewi Purnama Sari , Malau, Alexander. 2022. Modul Praktikum Satuan Operasi.
Politeknik Industri Logam Morowali: Morowali.

Hadi, Qomarul. 2018. PENGARUH PENGADUKAN DENGAN VARIASI SIMPLE PADLLE


BLADE TERHADAP KEHOMOGENAN DAN SIFAT MEKANIK KOMPOSIT Al-
FLY – ASH DENGAN METODE STIR CASTING TANPA PEMBASAHAN. Jurnal
Teknik Mesin. Vol. 18 No. 2.

Harnaby, M. dan Robinson. 2011. Flow Mixing Performance In Helical Ribbon Mixers. Journal
Chemical Engineering Science. Volume 84

Herliati. 2018. Aplikasi Mixing di Industri (Reaktor Tangki Berpengaduk). Jurnal Teknologi.
Voule 3. Nomor 5. Hal:61-69

McCabe, Warren L., Julian C. Smith, Peter Harriot. 2005. Unit Operations of Chemical
Engineering Fifth Edition. McGraw-Hill International Editions: Singapore.

Purwanto,D.2008. “Pengaruh Desain Impeller, Baffl Ve Dan Kecepatan Putar Pada Proses Isolasi
Minyak Kelapa Murni Dengan Metode Pengadukan”. Jurnal Sains dan teknologi.Vol 2
(1):75-86

11

Anda mungkin juga menyukai