Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI KELAPA SAWIT DAN TURUNANNYA


(Produk Samping dari Industri Biodiesel)

Oleh:
FEBI NURADINA
1710516220007

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertambahan populasi penduduk dan peningkatan kebutuhan manusia


seiring dengan berkembangnya zaman, mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
akan energi yang tidak dapat diperbarui. Selama ini sebagian besar sumber energi
menggunakan bahan bakar fosil yang jumlahnya semakin menipis. Hal ini
mendorong kita mencari berbagai cara untuk menghemat penggunaan minyak
bumi serta menciptakan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil
(Hasan, dkk, 2012).
Bahan bakar minyak bumi merupakan salah satu kebutuhan utama yang
banyak digunakan di berbagai negara. Saat ini kebutuhan akan bahan bakar
semakin meningkat seiring semakin meningkatnya populasi dan semakin
berkembangnya teknologi, akan tetapi cadangan sumber daya minyak bumi yang
berasal dari fosil semakin menipis karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui.
Menurut data Automotive Diesel Oil, konsumsi bahan bakar Indonesia telah
melebihi produksi sejak tahun 1995, dan diperkirakan cadangan minyak Indonesia
akan habis dalam waktu 10-15 tahun mendatang (Hambali, 2006).
Minyak kelapa sawit adalah suatu sumber energi yang potensial. Sebagai
negara yang tanahnya subur, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk
berperan dalam industri kelapa sawit. Terlebih lagi pada 2007 Indonesia tercatat
sebagai penghasil dan pengekspor minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Sampai
dengan 2010, luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 7,8 juta
hektar. Dalam kurun waktu sekira 15 tahun terakhir produksi minyak kelapa sawit
meningkat hampir lima kali lipat, dari 4,8 juta ton minyak sawit mentah (CPO)
pada 1996 menjadi 19,8 juta ton pada 2010 (Departemen Agribisnis, 2013).
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan oleh reaksi kimia
antara minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol rantai pendek, misalnya
metanol, etanol, atau butanol dengan dibantu katalis, proses ini disebut
transesterifikasi. Dari sudut pandang lingkungan, penggunaan biodiesel memiliki
beberapa keuntungan misalnya dapat mereduksi emisi karbonmonoksida dan
karbondioksida, nontoxic dan biodegradable. Diharapkan biodiesel dapat
mereduksi penggunaan bahan bakar fosil (Maceiras, dkk, 2011).
Pada umumnya biodiesel disintesis dari ester asam lemak dengan rantai
karbon antara C6 - C22. Minyak kelapa sawit dan minyak jarak pagar yang kaya
akan trigliserida merupakan sumber potensial untuk pembuatan biodiesel ini,
dimana trigliseridanya memiliki viskositas dinamik yang sangat tinggi
dibandingkan dengan solar. Rantai karbon biodiesel bersifat sederhana, berbentuk
lurus dengan dua buah atom oksigen pada tiap cabangnya (mono alkil ester),
sehingga lebih mudah didegradasi oleh bakteri dibandingkan dengan rantai karbon
petrodiesel, yang bersifat lebih kompleks, dengan ikatan rangkap dan banyak
cabang (Leung, dkk, 2010).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui karakteristik fatty meter
produk samping dari industri biodiesel.
METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 04 Oktober 2019 pukul 14.00
WITA sampai dengan selesai. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Kimia
Analisis II Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah piknometer,


viskometer ostwald, stopwatch, penangas air dan neraca analitik.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah fatty matter A
dan Fatty Matter B.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah:


1. Pengukuran densitas (piknometer)

Ditimbang piknometer kosong pada 40oC dan dicatat beratnya.

Ditimbang piknometer + sampel pada 40oC dan dicatat beratnya.

Dihitungan densitas sampel.

Hasil

Perhitungan:
G−G0
ρ =
Vt
Keterangan :
G = Bobot piknometer dan sampel (g)
G0 = Bobot piknometer kosong (g)
Vt = Volume sampel pada suhu 40oC (mL)
2. Pengukuran viskositas (Viskometer ostwald)

Dimasukan 5 mL sampel kedalam Viskometer ostwald.

Dimasukkan alkohol meter ke dalam gelas ukur sampai alkohol


meter mengapung tidak menyentuh bagian dasar gelas ukur.

Dilihat angka yang menunjukkan banyaknya kandungan alkohol


yang terdapat didalam etanol dan dicatat.

Hasil

Perhitungan:
η td
=
η0 t0 d 0
Keterangan :
η dan η0 = viskositas larutan dan pelarut
t dan t0 = waktu aliran larutan dan pelarut
d dan d0 = massa jenis larutan dan pelarut
viskositas dinamik
Viskositas kinematika = cSt
sampel jenis massa
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil yang didapat pada praktikum kali ini adalah :


Tabel 1. Hasil Pengukuran Densitas
Pikno kosong Pikno+ Volume Sampel
No. Sampel ρ
(g) Sampel (g) (ml)
1. Fatty Matter A 12,33 20,93 10 0,86 g/ml
2. Fatty Matter B 12,33 21,23 10 0,89 g/ml

Perhitungan:
 Fatty Matter A  Fatty Matter B
G−G0 G−G0
ρ = ρ =
Vt Vt
20,93−12,33 21,23−12,33
= =
10 10
ρ = 0,86 g/ml ρ = 0,89 g/ml

Tabel 2. Hasil Pengukuran Viskositas


Waktu Alir Viskositas
No. Sampel Densitas (g/ml)
Sampel (s) Kinematik
1 Fatty Matter A 0,86 3,07 2,036 mm2/s
2 Fatty Matter B 0,89 11,515 7,637 mm2/s

Perhitungan:
 Fatty Matter A
Dik : η0 = 0,656 x 10-3 kg/m.s Dit : ηminyak
ρ akuades = 0,989 g/ml
t akuades = 1 s
ρ sampel = 0,86 g/ml
t sampel = 3,07 s
ρsampel x t sampel
η sampel = x η0
ρakuades x t akuades
g
0,86x 3,07 s
ml
η sampel = x 0,656 x 10-3 kg/m.s
g
0,989 x 1s
ml
η sampel = 2,67 x 0,656 x 10-3 kg/m.s
η sampel = 1,751 x 10-3 kg/m.s
η sampel
 Viskositas kinematika =
densitas sampel
g
1,751 x 10−3 .s
= mm
0,86 g/cm3
g
1,751 x 10−3 .s
= mm
0,86 x 10−3 g/mm3
= 2,036 mm2/s
 Fatty Matter B
Dik : η0 = 0,656 x 10-3 kg/m.s Dit : ηminyak
ρ akuades = 0,989 g/ml
t akuades = 1 s
ρ sampel = 0,89 g/ml
t sampel = 11,515 s
ρsampel x t sampel
η sampel = x η0
ρakuades x t akuades
g
0,89 xs
ml
η sampel = x 0,656 x 10-3 kg/m.s
g
0,989 xs
ml
η sampel = 6, 797 x 10-3 kg/m.s
η sampel
 Viskositas kinematika =
densitas sampel
g
6,797 x 10−3 .s
= mm
0,89 X 10−3 g/cm3
= 7,637 mm2/s
Pembahasan

Pada praktikum kali ini membahas tentang produk samping dari


industri biodiesel. Produk samping biodiesel terdiri dari fatty meter, crude
gliserin, dan sterol glikosida. Pada praktikum ini dianalisis fatty meter
untuk mengetahui karakteristik fatty meter produk samping dari industri
biodiesel.
Biodiesel merupakan salah satu jenis bahan bakar yang berasal dari
sumber energi terbarukan dari minyak tumbuhan yang dipercaya akan
menjadi bahan bakar yang digunakan pada alat transportasi untuk
menggantikan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi sehingga
menyebabkan banyaknya polusi udara. Biodiesel dapat dibuat dari minyak
murni tumbuhan, limbah minyak setelah pemakaian maupun minyak yang
berasal dari lemak hewan. Minyak tumbuhan dapat diklasifikasi menjadi
dua jenis yaitu edibel dan non edibel. Beberapa jenis minyak baik edibel
maupun non edibel seperti minyak bunga matahari, minyak kelapa sawit,
dan minyak kemiri telah ditransesterifikasi untuk menghasilkan biodiesel
(Triana, 2006).
Salah satu alternatif sumber energi adalah Fatty Acid Metil Ester
(biodiesel) sebagai produk untuk menggantikan proteleum diesel dari
sumber minyak nabati. Biodisel bersifat ramah lingkungan karena
menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan
diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap (smoke number) rendah, dan
angka setana (cetane number) bekisar antara 57-62 sehingga efisiensi
pembakaran lebih baik, terbakar sempurna (clean burning) ,dan tidak
menghasil- kan racun (nontoxic) (Hambali,2006).
Secara sederhana biodiesel didefinisikan sebagai bentuk bahan bakar
diesel yang menyebabkan lebih sedikit kerusakan lingkungan
dibandingkan bahan bakar diesel standar. Biodiesel biasanya dibuat dari
minyak nabati melalui proses kimia yang disebut transesterifikasi. Pada
prinsipnya, proses transesterifikasi adalah mengeluarkan gliserin dari
minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol (misalnya
metanol) menjadi alkohol ester (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) atau
biodiesel.
Transesterifikasi merupakan suatu reaksi organik dimana suatu
senyawa ester diubah menjadi senyawa ester lain melalui pertukaran gugus
alkohol dari ester dengan gugus alkil dari senyawa alkohol lain. Dalam
reaksi transesterifikasi, senyawa ester direaksikan dengan suatu alkohol
sehingga reaksi transesterifikasi juga disebut reaksi alkoholisis
(Fessenden, 1996).
Glikosida merupakan kandungan aktif tanaman yang termasuk
kelompok metabolit sekunder. Glikosida adalah gabungan dua senyawa,
yaitu gula (glikon) dan bukan gula(aglikon). Keduanya dihubungkan oleh
suatu bentuk ikatan berupa jembatan Oksigen, Nitrogen, Sulfur dan
Carbon.
Crude glycerine merupakan cairan kental yang memiliki konsetrasi
gliserin maximal 88 %. Crude glycerine memilki zat warna yang
dihasilkan oleh karoten. Karoten atau biasa disebut dengan pigmen warna
kuning kemerahan menyebabkan warna minyak sawit menjadi kuning
kemerahan. Karoten larut dalam minyak dan lemak tetapi tidak larut dalam
air. Warna yang demikian memiliki kualitas yang rendah dan kurang
disukai konsumen sehingga harus dihilangkan. Senyawa ini dapat di
hilangkan dengan proses absorbsi menggunakan karbon aktif.
Pemanfaatan crude gliserin lebih lanjut akan menghasilkan produk industri
obat-obatan maupun kosmetik (Aufari, 2013).
Menurut SNI 04-7182-2006 Biodiesel adalah ester alkil (metal, etil,
isopropil dan sejenisnya) dari asam-asam lemak. Standar ini digunakan untuk
bahan baker substitusi motor diesel yaitu sebagai campuran (blening) dengan
bahan baker diesel pada kendaraan bermotor atau motor diesel lainnya. Bahan
bakar diesel yang dicampurkan meliputi antara lain minyak solar, minyak diesel
dan minyak bakar yang memenuhi persyaratan spesifikasi yang diterbitkan oleh
instansi yang berwenang.
Densitas atau massa jenis merupakan pengukuran massa persatuan
volume. Cara mengukur massa jenis pada umumnya dengan menimbang
berat zat cair tersebut dan membaginya dengan volume zat cair yang
terukur, maka dengan cara ini pengukuran tidak efisien karena harus
mengukur terlebih dahulu massa zat dan volume zat yang akan diukur.
Pengukuran massa jenis zat cair berdasarkan kecepatan ultrasonik menjadi
alternatif agar pengukuran dapat dilakukan secara langsung, akurat,
praktis, dan mudah (Prawira, 2018).
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah
baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan
hanya untuk fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan
internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih
rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih
tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin
besar juga pergerakan dari fluida tersebut (Massey, 1983).
Pada praktikum kali ini ditentukan densitas dan viskositas dari fatty
meter. Fatty meter yang digunakan terdiri dari sample fatty meter A dan
sample fatty meter B. Dari hasil pengukuran didapat densitas dari fatty
meter A sebesar 0,86 g/ml dan fatty meter B sebesar 0,89 g/ml. Dapat
diketahui densitas kedua sampel kurang lebih sama. Sedangkan viskositas
dari fatty meter A sebesar 2,036 mm2/s dan fatty meter B sebesar 7,637
mm2/s. Dapat diketahui fatty meter A lebih kental daripada fatty meter B.
Semakin rendah nilai viskositas dari hasil pengukuran maka sample
tersebut semakin kental.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah:


1. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan oleh reaksi kimia
antara minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol rantai pendek.
2. Densitas atau massa jenis merupakan pengukuran massa persatuan volume.
3. Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan.
4. Fatty meter adalah produk samping dari biodiesel.
5. Fatty meter A lebih kental daripada fatty meter B.

Saran
Sebaiknya saat pengukuran praktikan harus lebih memperhatikan
dan teliti dalam melakukan pengukuran agar data hasil pengukuran lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 04-7182-2006. Biodiesel. Jakarta:


Badan Standar Nasional.
Aufari, M. Afif, Sia Robianto, Renita Manurung. 2013. Pemurnian Crude
Glycerine Melalui Proses Bleaching dengan Menggunakan Karbon Aktif.
hal 1, Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 1 (2013)
Departemen Agribisnis. 2013. Produksi Kelapa Sawit di Indonesia. Erlangga.
Jakarta.
Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1996. Kimia Organik jilid 2. Erlangga.
Jakarta.
Hambali, Erliza. 2006. “Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel”. Penebar.
Jakarta.
Hasan, M.H., Mahlia, T.M.I., Nur, H. (2012). “A Review on Energy Scenario and
Sustainable Energy in Indonesia”, Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 16, hal. 2316 – 2328.
Leung, D.Y.C., Wu, X., Leung, M.K.H. 2010. “A Review on Biodiesel Production
Using Catalyzed Transesterification”, Applied Energy, 87, hal. 1083 – 1095.
Maceiras,R., Rodriguez, M., Cancela, A., Urrejola, S., Sanchez, A. 2011.
“Macroalgae: Raw Material for Biodiesel Production”, Applied Energy, 88,
hal. 3318–3323.
Massey, B. S. 1983. Mechanics of Fluids, fifth edition, ISBN 0-442-30552-4.
Prawira, N. P., Abdul Rouf. 2018. Perancangan Alat Ukur Massa Jenis Zat Cair
Menggunakan Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik. hal 1, Indonesian
Journal of Electronics and Instrumentation Systems (IJEIS) Vol.8, No.2, pp.
143~154.
Triana Kusumaningsih dkk.2006.Pembuatan Bahan BAkar Biodiesel dari Minyak
Jarak; Pengaruh Suhu dan Konsentrasi KOH pada Reaksi Transesterifikasi
Berbasis Katalis Basa. No.3 volume I.

Anda mungkin juga menyukai