I. Tinjauan Pustaka
Bagi manusia, air adalah menjadi hal yang sangat penting untuk menunjang
aktivitas manusia setiap harinya.Tanpa adanya air, tidak mungkin manusia
menjalani kehidupan. Jenis-jenis air meliputi: air minum, air bersih, air kolam
renang dan air pemandian umum. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Menteri Kesehatan Republik Indonesia, kualitas air bersih harus
memenuhi persyaratan kesehatan, antara lain: persyaratan fisika, kimia,
mikrobiologi dan radioaktif.
Salah satu parameter kimia yang harus diketahui bahwa kadarnya dibawah
maksimum yang diperbolehkan adalah parameter ion klorida.Klorida merupakan
anion yang mudah larut dalam sampel air.Anion klorida merupakan anion organik
yang terdapat dalam senyawa natriun klorida, kalium klorida, kalsium
klorida.Kelebihan ion klorida dalam air minum dapat merusak ginjal. Akan tetapi,
kekurangan ion klorida dalam tubuh juga dapat menurunkan tekanan osmotik cairan
ekstraseluler yang menyebabkan meningkatnya suhu tubuh. Oleh karena itu,
Kementrian Kesehatan menetapkan kadar ion klorida dalam air bersih adalah
sebesar 600 mg/L. Hal tersebut bertujuan dalam pengawasan kualitas air yang dapat
mengganggu/membahayakan kesehatan.
Klorida menjadikan air terasa asin.Dalam konsentrasi apapun, ini menjadi
terasa dan tergantung pada individu masing-masing. Dalam konsentrasi tinggi,
klorida menyebabkan air menjadi payau, rasa asin yang sama sekali tidak
diinginkan. Walaupun klorida sangat larut, klorida memiliki stabilitas. Stabilitas ini
memungkinkan mereka bertahan dari perubahan dan tetap konstan dalam air
apapun, kecuali air yang dicemari oleh industri dan kotoran manusia (Buhor, 2018)
Ilmu kimia analitik adalah ilmu kima yang mendasari pemisahan-pemisahan
dan analisis bahan.Analisis bertujuan menentukan susuanan bahan, baik secara
kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur.Susunan kualitatif merupakan
komponen-komponen bahan, sedangkan susunan kuantitatif adalah berupa
banyaknya atau setiap komponen tersebut.dalam ilmu kimia analitik. Untuk
menganalisa suatu komponen kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis
volumetri, analisis gravimetri. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
cara dengan menganalisis salah satunya melalui titrasi pengendapan atau
argentometri.
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau gaarm yang sukar larut.Prinsip dasarnya adalah reaksi
pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran,
tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik
akhir titrasi.Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi. Akan
tetapi, metode tua seperti penentuan kadar Cl-, Br-, I-, dan Ag(I) (disebut juga
metode argentometri) adalah sangat penting. Alasan utama kurang digunakannya
metode tersebut adalah sulitanya memperoleh indikator yang sesuai untuk
menentukan titik akhir pengendapan, kedua komposisi endapan tidak selalu
diketahui (Khopkar, 2020).
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan perak nitrat (AgNo 3) pada
suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan
karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak
larut atau endapan.
Reaksi yang mendasari titrasi argentometri adalah
AgNo3 + Cl → AgCl + NO3
Argentometri merupakan salah satu cara unuk menentukan kadar zat dalam
suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pada pembentukan ion Ag -.
Argentometri dapat dibedakan atas metode Mohr (pembentukan endapan bewarna),
metode Volhard (penentu zat warna yang mudah larut) dan metode Fajans
(indikator absorbsi). Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar
klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNo 3 dan
penambahan K2CrO4 sebagai indikator. (Gandjar, 2019)
2. Penentuan kadar Cl
No Percobaan Ke Volume AgNO3
1 I 0,3 ml
2 II 0,1 ml
3 III 0,1 ml
B. Perhitungan
c. Percobaan ketiga
Volume AgNO3 = 0,1 ml
Vp× Np× BE ×1000
Kadar klorida (mg/L) =
Vs
0,1× 0,094 ×35,5 ×1000
¿
10 ml
¿ 33,37 mg/ L
d. Rata-rata kadar Cl
100,11+33,37+33,37
N=
3
N=55,62 mg/ L
C. Pembahasan
V. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA