DISUSUN OLEH:
Laporan Praktikum Sanitasi Rumah Sakit Mahasiswa Program Studi Diploma III
Sanitasi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Trianti, AMd.KL
_
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil kunjungan “Praktik Sanitasi Rumah Sakit” ini
dengan sebaik-baiknya.Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak
menerima bantuan, dukungan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak
terkait. Sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Bapak selaku Direktur Rumah sakit DKT TK. IV. 02. 07. 04
Bandarlampung.
2. Bapak Agus Sutopo,ST.,M.Ph dan Bapak Wibowo Ady Sapta, ST.,
M.Kes selaku penanggung jawab dan dosen mata kuliah Sanitasi Rumah
Sakit dan pembimbing Sanitasi Rumah Sakit
3. Trianti, A.Md.KL selaku pembimbing dan sekaligus narasumber dari
pihak Rumah Sakit DKT TK. IV. 02. 07. 04 Bandarlampung
4. Dan pihak-pihak lain yang telah membantu selesainya laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam
penyempurnaan ataupun perbaikan sehingga laporan ini dapat menjadi
lebih baik. Penulis berharap walaupun masih ada kekurangan dalam
laporan ini, namun kiranya dapatmemberikan manfaat kepada pembaca
ataupun pihak yang memerlukan.
Kelompok B D3
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................ii
LEMBAR PENGEAHAN………………………………………………………………...iii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
I. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
A. Tujuan Umum.....................................................................................................3
B. Tujuan Khusus....................................................................................................3
C. Manfaat ............................................................................................................. 4
D. Ruang Lingkup...................................................................................................5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK SANITASI RUMAH SAKIT.............................................6
Lokasi dan Waktu Praktik Sanitasi Rumah Sakit.......................................................6
1. Peserta.................................................................................................................6
2. Data Yang Dikumpulkan ................................................................................... 7
3. Sumber Data....................................................................................................... 7
4. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................8
5. Teknik Pengolahan dan Anailisi Data.................................................................8
6. Kegiatan..............................................................................................................9
BAB III
HASIL DAN PEMBEHASAN ...................................................................................... 11
A. Gambaran Umum Rumah Sakit ...................................................................... 11
B. Sejarah Rumah Sakit ....................................................................................... 11
C. Visi Dan Misi Rumah Sakit ............................................................................ 12
D. Fasilitas Rumah Sakit Penyelenggaraan...........................................................13
E. Program Kegiatan Sanitasi Rumah Sakit..........................................................15
F. Gambaran Khusus Pelaksanaan Sanitasi/Kesehatan Lingkungaan....................17
1. Penyelenggaraan Penyehatan Air......................................................................17
2. Penyehatan Udara.............................................................................................19
v
3. Penyehatan Makanan dan Minuman.................................................................23
4. Penyehatan Sarana dan Bangunan....................................................................26
5. Penyehatan dan Pengamanan Limbah............................................................31
8. Pengamanan Radiasi........................................................................................34
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................49
1. Kesimpulan........................................................................................................50
2. Saran.................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................52
LAMPIRAN................................................................................................................... 53
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
1
berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat di dalam lingkungan
rumah sakit. Sedangkan persyaratan kesehatan lingkungan adalah kriteria
dan ketentuan teknis kesehatan pada media lingkungan di dalam
lingkungan rumah sakit. (Peraturan Menteri Kesehatan No. 7 tahun 2019)
Sanitasi menurut Azrul Anwar, sanitasi adalah cara pengawasan
masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai
faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Sedangkan menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan
terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap
lingkungan.
Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi “Sanitasi”
adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di
bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Pengertian Sanitasi
adalah lingkungan cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama
lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara.
Ruang Lingkup Sanitasi meliputi beberapa hal, di antaranya (1)
Menjamin lingkungan serta tempat kerja yang bersih dan baik, (2)
melindungi setiap orang dari faktor-faktor lingkungan yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan fisik maupun mental, (3)
mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular, (4) mencegah
terjadinya kecelakaan, dan (5) menjamin keselamatan kerja.
Tujuan Sanitasi, antara lain: (1) memperbaiki, mempertahankan, dan
mengambalikan kesehatan yang baik pada manusia, (2) efisiensi produksi
dapat dimaksimalkan, serta (3) menghasilkan produk yang aman dan sehat
dari pengaruh hazard yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia.
2
yang memadai dalam pengawasan kesehatan lingkungan rumah sakit.
Pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1204/MenKes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit dan ada yang terbaru yaitu Permenkes No. 07 tahun 2019.
Selain itu pemerintah telah menetapkan bahwa setiap rumah sakit harus
memiliki tenaga sanitasi. Mengacu pada Kepmenkes yang ada, tujuan
diselenggarakan Praktik Sanitasi Rumah Sakit adalah untuk memberikan
bekal pengetahuan, keterampilan berfikir dan bertindak secara
komprehensif dalam mengelola kesehatan lingkungan, menerapkan
prinsip - prinsip siklus pemecahan masalah meliputi analisis situasi,
perumusan masalah, penyusunan alternatif terbaik, dan evaluasi.
A. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui gambaran umum sanitasi Rumah Sakit
DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
2. Untuk mengetahui keadaan Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui penyelenggaraan penyehatan air bersih di Rumah
Sakit DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
2. Untuk mengetahui penyehatan udara di Rumah Sakit DKT TK.IV
02.07.04 Bandarlampung.
3. Untuk mengetahui penyehatan sarana dan bangunan di Rumah Sakit
DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
4. Untuk mengetahui penyelenggaraan proes desinfeksi dan sterilisas di
Rumah Sakit DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
3
5. Untuk mengetahui penyehatan makanan di Rumah Sakit DKT TK.IV
02.07.04 Bandarlampung.
6. Untuk mengetahui penyehatan bangunan dan ruangan di Rumah
Sakit DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
7. Untuk mengetahui aspek pengelolaan limbah cair, padat, dan B3 dan
alur proses pengelolaan pengamanan limbah cair, padat, dan B3 yang
ada di Rumah Sakit DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
8. Untuk mengetahui pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit di Rumah Sakit DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
9. Untuk mengetahui pengawasan linen di Rumah Sakit DKT TK.IV
02.07.04 Bandarlampung.
10. Untuk mengetahui pengamanan radiasi di Rumah Sakit DKT TK.IV
02.07.04 Bandarlampung.
11. Untuk mengetahui manajemen kesehatan lingkungan di Rumah Sakit
DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
C. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Membandingkan teori yang telah didapat di kampus dengan
kenyataan yang ada di lapangan dalam hal sanitasi rumah
sakit.
2. Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja
yang akan dihadapi di masa yang akan datang mengenai
sanitasi rumah sakit.
3. Memperoleh pengalaman penyusun rencana laporan
pemeriksaan, melaksanakan kegiatan, menganalisis dan
4
menyimpulkan kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan
(penyehatan air, penyehatan udara, penyehatan makanan dan
minuman, penyehatan sarana ruang dan bangunan, pengolahan
dan penyehatan limbah cair, padat, dan B3, pengendalian vektor
dan binatang pengganggu, dan pengawasan linen rumah sakit,
strerilisasi dan desinfeksi, pengendalian vektor dan binatang
pengggangu, pengawasan radiasi, dan manajemen kesehatan
lingkungan di rumah sakit).
D. Ruang Lingkup
5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK SANITASI RUMAH SAKIT
Lokasi kegitan Praktik Lapangan Sanitasi Rumah sakit yang telah dilakukan
bertempatan di Rumah Sakit DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung dengan
waktu pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 22-28 April 2022.
1. Peserta
6
3. SABINA NURUL HIDAYAH 2013451117
4. SALSA JAHRA AMELIA 2013451118
5. SELLY PUSPITA SARI 2013451121
Data yang kami kumpulkan dari Rumah Sakit DKT TK.IV 02.07.04
Bandarlampung yaitu mengenai bagaimana pelaksanaan kesehatan lingkungan
rumah sakit antara lain tentang data penyehatan bangunan dan ruangan,
termasuk pencahayaan, penghawaan serta pengendalian kebisingan,
penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air termasuk kualitasnya,
pengolahan limbah cair, pengolahan linen, pengendalian serangga dan tikus,
sterilisasai atau desinfeksi.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengematan (observasi),
wawancara (interview) yang dilakukan kepada pegawai/karyawan yang
bekerja di Rumah Sakit DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung, data primer
yang didapat merupakan data yang diperoleh dari pihak Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak Rumah
Sakit DKT TK.IV 02.07.04 Bandarlampung. Tanpa adanya pengamatan
dan wawancara data sekunder yang diperoleh antara lain sebagai berikut:
a. Air limbah
b. Air bersih
c. Pengujian kebisingan
d. Pengujian pencahayaan
e. Pengujian suhu
f. Alur pengolahan limbah cair
g. Penyehatan makanan
h. Desinfeksi dan sterilisasi lantai
7
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah kegiatan pengamatan pada sebuah objek secara langsung
dan detail untuk mendapatkan informasi yang benar terkait objek tersebut.
Pengujian yang diteliti dan diamati bertujuan untuk mengumpulkan data
atau penilaian. Metode pengamatan harus dilakukan secara sistematis guna
mendapatkan informasi yang akurat. Kegiatan pengamatan yang dilakukan
memiliki karakteristik tersendiri yaitu objektif, faktual dan sistematik. Pada
saat pengumpulan data alat yang dipergunakan merupakan ceklist
instrumen yang berisi variabel - variabel yang di amati.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview adalah kegiatan tanya dan jawab secara lisan
untuk memperoleh informasi. Bentuk informasi yang diperoleh dinyatakan
pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada narasumber. Pada
pengumpulan data yang telah dilakukan alat yang digunakan untuk teknik
pengumpulan data ini adalah dengan menggunakan quisioner. Wawancara
dilakukan kepada petugas rumah sakit yang bertanggung jawab
dibidangnya.
8
d) Cleaning yaitu pembersihan data yang merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.
2. Analisis Data
Dilakukan dengan tiga teknik yaitu pengambilan data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan dengan tujuan dapat menghubungkan variable -
variable untuk menjawab masalah yang dirumuskan. (Miles dan
Huberman) dalam buku penulisan teknik pengumpulan data kualitatif dan
teknik analisis data kualitatif. Dengan persyaratan berdasarkan Permenkes
No. 7 Tahun 2019.
6. Kegiatan
9
B3 rumah sakit
5. Kunjungan ke ruangan
Linen/laundry. lalu, melakukan
pengecekan pencahayaan,
kebisingan, suhu, dan kelembaban.
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Status : TNI
11
Tanggal Pengambilan Data : 22-28 April 2022
Visi dan Misi Rumah sakit berpedoman kepada Visi dan Misi Kesehatan
Angkatan Darat, yaitu:
12
hati. Rumah Sakit DKT Tingkat IV 02.07.04 sendiri memiliki Visi dan Misi
tersebut sebagai berikut :
Visi :
Menjadi Rumah Sakit pilihan utama dan kebanggan bagi prajurit, PNS dan
Misi:
Tujuan :
13
I 19 TT
II 23 TT
III 29 TT
VIP 21 TT
PERINATOLOGI 9 TT
ICU 10 TT
14
2. Poliklinik Dokter Spesialis
2 THT
Dr.Fattah Satya Wibawa, Senin - jumat 08.00 - 12.00
Sp.THT-KL
3 PENYAKIT DALAM dr.
Usman Alkaff, Sp.PD
Senin - jumat 08.00 - 12.00
4 MATA
dr. Rosdianti Diah 08.00 - 12.00
Senin, rabu
Amdrian, Sp.M
dan jumat
5 ANAK Senin dan
dr. Farida Thamrin, Sp.A selasa Rabu, 08.00 - 12.00
dr. Dyah Mutia S,Sp.A jumat 08.00 - 12.00
sabtu
6 KULIT KELAMIN dr.Dina
Fatmasari,Sp.DV Senin - jumat 08.00 - 12.00
7 PARU
dr.Nina Marlina,Sp.P Senin - kamis 08.00 - 12.00
8 SYARAF
dr. Djohan Maher, Sp.S Senin - jumat 08.00 - 12.00
9 ORTHOPEDI &
TRAUMATOLOGI
08.00 - 12.00
dr.Ahmad Fauzi
Senin dan
M.Epid,Sp.OT
Selasa
15
E. Program Kegiatan Sanitasi Rumah Sakit DKT TK.IV 02.07.04
Bandarlampung
1. Program sanitasi
Upaya yang menjadi sasaran kegiatan sanitasi rumah sakit meliputi:
a. Pengelolaan Limbah Cair
b. Pengelolaan Limbah Padat (Medis dan Non Medis)
c. Penyehatan Air Bersih
d. Penyehatan Linen dan Laundry
e. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu
16
d. Penyehatan Air Bersih
Kualitas air yang disediakan di rumah sakit harus sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan, sedangkan kualitas air yang digunakan untuk keperluan
khusus perlu mendapatkan perlakuan lebih lanjut untuk mendapatkan
kualitas yang relevan. Untuk mendapatkan air dengan kuantitas dan
kualitas sesuai dengan yang dibutuhkan harus memperhatikan upaya-
upaya berikut ini:
1) Pemeliharaan Unit water treatmen
2) Klorinasi air bersih pada reservoar
3) Pemeriksaan air bersih
4) Pemeriksaan kualitas Tds aerob
17
F. Gambaran Khusus Pelaksanaan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan
Pelayanan Rumah Sakit
1. Kualitas Air Untuk Keperluan Hygiene dan Sanitasi
a. Kualitas Fisik Air Untuk Keperluan Hygiene dan Sanitasi
Untuk hasil kualitas fisik air untuk keperluan hygiene dan sanitasi di
ruangan instalasi gizi akan di jelaskan pada tabel di bawah ini :
Standar
Baku Mutu
No Parameter Hasil Ket.
Fisik Air
Bersih
2 Bau MS
Tidak berbau Tidak berbau
Keterangan: ± 3°C
Standar Baku
No Parameter Mutu Kimia Air Hasil Ket.
Bersih
Keterangan:
BMS : Belum Memenuhi Syarat
MS : Memenuhi Syarat
18
1. Penyehatan Udara
Hasil pengukuran kesehatan udara rumah sakit yang kami lakukan yaitu
mengamati parameter fisik udara seperti suhu, kelembaban, kebisingan
dan pencahayaan. Berikut ini hasil pengukuran yang kami lakukan
dijelaskan pada tabel dibawah ini:
A. Suhu
Adapun hasil pengukuran suhu yang kami lakukan didapatkan hasil
sebagai berikut:
Standar
Hasil Waktu
No Ruang/Unit Baku Ket.
(0C) Pengambilan
Mutu
Suhu (oC)
Keterangan:
1.Pada saat pengukuran suhu di ruang IGD kondisi pintu tertutup dan
sedang ada pengunjung, namun didalam ruangan terdapat Air
Conditioner (AC) sehingga sirkulasi ruangan berfungsi secara optimal.
Hasil pemeriksaan yang didapat 27,9 ˚ C, namun tidak memenuhi syarat
2.Pada saat pengukuran suhu di ruang gizi terasa sejuk, karena terdapat
Air Conditioner (AC) sehingga suhu yang ada di ruangan tersebut masih
memenuhi standar yang diatur. Hasil pemeriksaan yang didapat 30,8 ˚ C,
namun tidak memenuhi syarat
3.Pada saat pengukuran suhu di ruang Linen kondisi terdapat baju pasien
yang sedang dicuci dengan suhu yang ada diruangan 30,80C dan tidak
memenuhi syarat.
19
B. Kelembaban
Adapun hasil pengukuran kelembaban yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut:
Standar
Baku Hasil Waktu
No Ruang/Unit Ket.
Mutu (%) Pengambilan
Suhu (%)
Keterangan:
1. Pada saat pengukuran suhu di ruang IGD kondisi pintu tertutup dan
sedang ada pengunjung, namun didalam ruangan terdapat Air
Conditioner (AC) sehingga sirkulasi ruangan berfungsi secara optimal,
hasil pemeriksaan yang didapat 51% memenuhi syarat.
2. Pada saat pengukuran suhu di ruang gizi terasa sejuk, karena terdapat
Air Conditioner (AC) sehingga suhu yang ada di ruangan tersebut masih
memenuhi standar yang diatur. hasil pemeriksaan yang didapat 68%
memenuhi syarat.
3. Pada saat pengukuran suhu di ruang linen kondisi pintu dan jendela
tertutup dengan suhu yang ada diruangan 74 % dan tidak memenuhi
syarat. Untuk standar minimal 22-27%
C. Kebisingan
Adapun hasil pengukuran kebisingan yang kami lakukan didapatkan hasil
sebagai berikut :
20
Standar
Baku Mutu
Hasil Waktu
No Ruang/Unit Maksimal Ket.
(dBA) Pengambilan
Tekanan
Bising
(dBA)
4. Pada saat pengukuran ruang Linen terdapat baju yang sedang di cuci
dan hasil yang didapat adalah 62,5 dan memenuhi syarat
5. Pada saat pengukuran di tangga tidak terdapat orang yang lalu lalang
dan hasil yang didapat adalah 54,7 dan memenuhi syarat
D. Pencahayaan
Adapun hasil pengukuran pencahayaan yang kami lakukan didapatkan hasil
sebagai berikut:
21
Standar
Waktu
Baku Mutu Hasil
No Ruang/Unit Pengambil Ket.
Pencahaya (Lux)
an
an (Lux)
Minimal 100 56 10.24 WIB TMS
lux
1 Ruang Tunggu
Pasien
Keterangan:
3. Pada waktu observasi pencahayaan di ruang Linen saat pagi hari, hasil
pemeriksaan yang didapat 102 dan untuk batas maksimal intensitas
cahayaa dalam ruangan linen adalah minimal 100 lux, sehingga masih
memenuhi syarat.
4. Pada saat observasi di tangga, cahaya yang dihasilkan adalah 24 lux dan
tidak memenuhi standar yang ada pada Permenkes No 7 tahun 2019
yaitu minimal 100 lux.
22
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
23
NO VARIABEL UPAYA KESLING YA TIDAK
A LANTAI
Kedap air J
Rata J
Tidak retak J
Tidak licin J
B DINDING
Permukaan rata J
Tidak lembab J
Berwarna terang J
Mudah dibersihkan J
C LANGIT-LANGIT ATAP
Langit-langit tertutup J
Permukaan rata J
24
Tidak menyerap air J
Berwarna terang J
2 PERALATAN MASAK
3 PE NJAMAH MAKANAN
4 KUALITAS PANGAN
25
keadaan baik
P Pengangkutan Pangan
26
3. Penyehatan Sarana dan Bangunan
Pada praktik kali ini adapun bangunan yang kami amati yaitu terdapat 3
ruangan diantaranya ruang perawatan, ruang laboratorium, dan ruang
administrasi. Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai kesehatan sarana
dan bangunan yaitu akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Ruangan
No
Persayaratan Ruang IGD Ruang Linen Ruang
GIZI
1 Toilet Pengunjung
Perbandingan 1
toilet untuk
pengunjung wanita
1: 20 dan 1 : 30
untuk pengunjung
pria
J J J
2 Lantai Rumah
Sakit
a. Lantai terbuat
dari bahan
yang kuat,
kedap air,
permukaan
J
rata, tidak licin,
warna terang
dan mudah
dibersihkan
J J
27
b. Lantai yang
selalu kontak
dengan air
harus
mempunyai
J
kemiringan
yang cukup
kearah saluran
pembuangan
air limbah J J
c. Pertemuan lantai
dengan dinding
harus
berbentuk
konus atau X X X
lengkung agar
mudah
dibersihkan
3 Dinding Rumah
Sakit
a. Permukaan
dinding kuat
dan rata J J J
b. Berwarna terang
dan
menggunakan J J J
cat yang tidak
luntur
4 Pintu Rumah
Sakit
28
a. Pintu utama dan
pintu- pintu
yang di lalui
brankar atau
tempat tidur
pasien
memiliki lebar
bukaan
minimal 120
J J J
cm, dan pintu-
pintu yang
tidak menjadi
akses tempat
tidur pasien
memiliki lebar
bukaan
minimal 90 cm
b. Di daerah sekitar
pintu masuk
tidak boleh ada
J J J
perbedaan
ketinggian
29
Lantai
c. Pintu untuk
kamar mandi
di ruang
perawatan
pasien dan
J J J
pintu toilet
untuk akses,
harus terbuka
keluar dan
lebar
d. Pintu-pintu yang
menjadi akses
tempat tidur
pasien harus J J J
dilapisi bahan
anti benturan
e. Ruang perawatan
pasien harus
memiliki
bukaan jendela J J J
yang dapat
dibuka secara
maksimal
untuk
kepentingan
pertukaran
udara
(persyaratan
ruang
perawatan)
f. Pada
bangunan
rumah sakit
bertingkat
J J J
lebar bukaan
jendela harus
aman dari
kemungkinan
30
pasien dapat
melarikan atau
meloloskan diri
5 Langit-Langit
Rumah Sakit
a. Kuat
J J J
b. Tidak Bocor
J J J
c. Tahan Lama
J J J
d. Berwarna Terang
J J J
e. Mudah
Dibersihkan
J J J
f. Tidak
mengandung
unsur yang
dapat J J J
membahayaka
n pasien, tidak
berjamur
g. Tinggi langit-
langit
diruangan
minimal 2,80m
dan tinggi di
J J J
selasar
(koridor)
minimal 2,40m
h. Tinggi langit-
langit di
- - -
ruangan
operasi
31
minimal 3,00
meter
(Persyaratan
ruang operasi)
i. Pada tempat-
tempat yang
membutuhkan
tingkat
kebersihan
ruangan
tertentu maka
lampu-lampu - - -
penerangan
ruangan di
pasang
dibenamkan
pada plafon
(ruang operasi)
No Persyaratan Ya Tidak
32
No Persyaratan Ya Tidak
Pengumpulan
Pihak ke-3
No Persyaratan Ya Tidak
33
*Hasi lpengolahan limbah cair dijelaskan pada tabel dibawah ini
-Laboratoriumc
Bak
Aerasi
Saluran Umum
34
9. Penyelenggaraan Linen
Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai penyelenggaraan
linen yaitu akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tidak
No Persyaratan Ya
1 Terdapat keran air keperluan
hygiene dan sanitasi dengan
tekanan cukup dan juga tersedia
air panas
J
2 Dilakukan pemilahan antara
linen infeksius dan non infeksius
J
3 Dilakukan pencucian secara
terpisah antara linen infeksius
dan linen non infeksius
J
4 Tersedia ruangan pemisah antara
linen bersih dan linen kotor
J
35
*untuk persyaratan perlakuan terhadap linen berikut hasil tabel
A Pengumpulan Linen
B Penerimaan Linen
C Pencucian
36
3 Pengeringan linen dengan
mesin pengering (dryer)
Z
4 Penyetrikaan dengan mesin
seterika uap, mesin flat ironer
z
5 Linen bersih harus ditata sesuai Z
sesuai jenisnya
D Distribusi dilakukan
berdasarkan buku tanda
terima dari petugas
penerima, kemudian petugas
menyerahkan linen bersih Z
kepada petugas ruangan
sesuai buku tanda terima
E Pengangkutan
- -
F Petugas yang bekerja
37
1 Petugas yang bekerja dalam
pengolahan laundry
menggunakan APD seperti
masker,sarung J
tangan,apron,sepatu
boot,penutup kepala
38
10. Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Hasil pengamatan yang kami lakukan pada manajemen kesehatan
lingkungan rumah sakit adalah sebagai berikut:
Tidak
No Persyaratan Ya
1
Manajemen kesehatan
lingkungan rumah sakit
39
2 Peralatan Kesling
a. Memiliki semua
peralatan pemantauan
kualitas lingkungan
minimal J
(thermometer air,
hygrometer, sound
level meter, lux
meter, alat ukur swab
pantau air bersih
yakin chlor meter, Ph
meter, dan alat ukur
swab pantau air
limbah, yakni pH
meter dan chlor
meter, alat ukur
kepadatan vector
pembawa penyakit,
yakni alat perangkap
lalat (fly trap), alat
ukur kepadatan lalat
(fly grill)
b. Memiliki sebagian J
peralatan pemantauan
kualitas lingkugan
minimal
c. Tidak memilki
peralatan pemantauan
kualitas lingkungan
minimal
3 Tenaga Kesehatan
lingkungan rumah sakit
a. Penanggung jawab J
kesehatan lingkungan
rumah sakit kelas C
dan D (Rumah sakit
pemerintah dan
40
swasta) adalah
memiliki pendidikan
bidang kesehatan
lingkungan / sanitasi/
Teknik Lingkungan /
Teknik Penyehatan/
Minimal berijazah
D3 (Diploma 3)
b. Penanggung jawab Z
kesehatan lingkungan
rumah sakit tidak
sesuai dengan kriteria
diatas.
G. Pembahasan
1. Penyelenggaraan Penyehatan Air
A. Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi
Saat ini rumah sakit bhayangkara polda lampung memenuhi kebutuhan
air bersihnya menggunakan 1 sumur gali, PAM, 1 Sumur bor Air yang
berasal dari sumur bor tersebut ditampung dalam 4 buah reservoir yaitu di
ruang perawatan, di ruang kantor, di ruang poli spesialis, dan ruang
hemodialisa. Tanki air akan diisi secara otomatis sampai penuh total
seluruhnya adalah 1.500 L. Sistem distribusi air bersih dilakukan secara
tertutup melalui saluran perpipaan dengan menggunakan kran air.
Perawatan untuk pompa air dilakukan 1 tahun untuk 4 kali pemeriksaan
diantaranya perawatan 3 bulan sekali untuk pemeliharaan bak filter dan
pemeliharaan bak penampung dilakukan 1 bulan sekali, dan Saat ini jumlah
air bersih di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung. Air minum dan air
bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang membutuhkan secara
berkesinambungan. Untuk kebutuhan air minum, pihak rumah sakit
menggunakan air minum kemasan. Hasil pemeriksaan air bersih Rumah
Sakit Bhayangkara Polda Lampung secara pemeriksaan fisik yaitu tidak
berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Yang memenuhi syarat Permenkes
41
Nomor 07 Tahun 2019. Pemeriksaan laboratorium kualitas air bersih
dilakukan 2 kali dalam setahun. Hasil pemeriksaan air bersih Rumah Sakit
Bhayangkara Polda Lampung secara pemeriksaan fisik dan kimia yang
memenuhi syarat baku mutu air bersih Permenkes RI No. 32 Tahun 2017.
2. Penyehatan Udara
A. Suhu
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai stadar
baku suhu diruangan. Dari hasil pemeriksaan, dari hasil dapat
disimpulkan bahwa ruangan yang diperiksa tidak memenuhi syarat yaitu
diruangan gizi, IGD dan ruang Linen. Di dalam ruangan memiliki suhu
yang sudah cukup baik, selain karena sirkulasi udara yang baik, ada
tambahan penyejuk ruangan, sehingga masih terapat yang tidak
memenuhi syarat untuk temperatur.
B. Kelembaban
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai stadar
baku mutu kelembaban. Adapun hasil pengukuran kelembaban yang
memenuhi syarat di ruangan yang kami periksa, yaitu pada ruang IGD
dan ruang Gizi, namun masih ada ruangan yang tidak memenuhi syarat
yaitu ruang Linen. Di dalam ruangan memiliki suhu yang baik, selain
karena sirkulasi udara yang baik, ada tambahan penyejuk ruangan,
sehingga memenuhi syarat untuk kelembapan.
C. Kebisingan
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai stadar
42
baku mutu kebisingan. Adapun pengukuran yang kami lakukan semua
ruangan memenuhi syarat yaitu ruang tunggu pasien, ruang IGD, Ruang
gizi, Ruang linen, Dan tangga
D. Pencahayaan
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang standar baku
mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai standar baku mutu
pencahayaan seemua ruangan yang kami periksa memenuhi syarat, yaitu
pada ruang UGD dan ruang linen. Namun terdapat ruangan yang tidak
memenuhi syarat, yaitu ruang tunggu pasien, ruang gizi dan tangga.
Pencahayaan cukup baik pencahayaan alami maupun buatan berupa
lampu.
43
dengan cerobong asap, serta memenuhi persyaratan kontruksi
bangunan. Pada lantai dan langit-langit memenuhi persyaratan
yaitu kuat, tidak kotor, dan terbebeas dari binatang pengganggu.
Lantai kuat, tidak retak, kedap air, dan bersih. Untuk langit-
langit sesuai konstruksi, tidak bocor, dan terbebas dari binatang
pengganggu.
1. Peralatan masak
Peralatan masak selalu dalam keadaan bersih dan tidak
patah, tidak karat, terbuat dari bahan dan desain alat yang
mudah dibersihkan, serta talenan dan pisau dibedakan antara
pangan mentah dan pangan siap saji.
2. Penjamah pangan
Penjamah pangan di dapur dalam keadaan sehat dan bebas
dari penyakit menular (koreng), selalu mencuci tangan
sebelum bekerja, memakai pakaian yang bersih dan
memakai APD seperti menggunakan masker, apron dan lain-
lain pada saat mengelola makanan.
3. Kualitas pangan
Bahan pangan sebelum diolah akan dilakukan
pemilihan terlebih dahulu, dan bahan pangan kemasan
(terolah) dalam keadaan baik. Tempat penyimpanan pangan
bersih terlindung dari debu, serangga dan hewan lainnya,
pengambilan pangan dilakukan secara FIFO (First In First
Out) dan First Expired First Out (FEFO). Lalu selanjutnya
pangan diangkut dengan kereta dorong yang tertutup dan
bersih,dan ditutup dengan plastik wrap. Pangan siap saji
yang siap disajikan diwadahi dan tertutup. Wadah yang
digunakan bersifat foodgrade.
44
pengamatan penyehatan sarana dan bangunan, berikut pembahasan
dari hasil pengamatan kami :
1. Toilet Pengunjung
Toilet atau kamar mandi di rumah sakit perbandingan toilet
pengunjung sudah memenuhi syarat.
2. Lantai rumah sakit
Lantai adalah bagian bangunan suatu luasan yang di batasi
dinding dinding sebagai tempat di lakukannya aktivitas sesuai
dengan fungsi bangunan. Kapital lantai di rumah sakit sudah
memenuhi syarat ketentuan fisik seperti kedap air, permukaan
rata,tidak licin,warna terang dan mudah di bersihkan. Lantai
yang kontak dengan air pun memiliki permukaan miring
mengarah ke pembuangan air, namun petemuan lantai dinding
belum berbentuk konus atau lengkung .
3. Dinding rumah sakit
Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisah dan membentuk ruang. Fungsi lain dari dnding yaitu
sebagai peredam suara pelindung bagian dalam bangun dari
cuaca dan sebagianya. Permukaan dinding harus kuat, rata,
berwarna terang dan tidak luntur kontruksi dinding di rumah
sakit sudah memenuhi syarat fisik.
4. Pintu rumah sakit
Pintu di rumah sakit sudah memenuhi syarat seperti memiliki
lebar bukaan minimal 120 cm, daerah sekitar pintu masuk tidak
ada perbedaan ketinggian lantai, pintu kamar mandi sudah
terbuka keluar dan lebar, pintu-pintu yang menjadi akses tempat
tidur pasien sudah di lapisi bahan anti bentur .
5. Jendela
Jendela rumah sakit pada ruang perawat pasien memiliki bukaan
jendela yang dapat di buka secara maksimal untuk pertukaran
udara dan tidak ada kemungkinan pasien dapat melarikan atau
meloloskan diri.
45
6. Langit-langit
Langit-langit harus kuat tidak bocor, tahan lama, berwarna
terang, mudah di bersihkan, tidak berjamur, tinggi langit-langit
2,8 meter. Dan langit-langit rumah sakit sudah memenuhi syarat.
46
limbah, seperti jenis limbah yang bisa diolah, maupun tidak
untuk mengurangi berat jenis sampah.
7. Penyelenggaraan Linen
Pada hasil pengamatan penyelenggaraan linen di Rumah Sakit DKT
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung didapatkan beberapa persyaratan
telah memenuhi syarat diantaraya yaitu terdapat keran air untk
keperluan hygiene dan sanitasi, terdapat air panas untuk proses
desinfeksi, namun masi menggunakan cara manual, yaitu merebus.
Lalu dilakukan pemilihan antara linen infeksius dan non infeksius
dimulai dari sumber, menghitung dan mencatat linen di ruangan,
tidak melakukan perendaman linen kotor di ruangan sumber, pada
saat pencucian dilakukan pula secara terpisah antara linen infeksius
dan non infeksius. Selain itu pada saat pencucian linen akan
47
ditimbang untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan
kebutuhan deterjen dan disinfeksi. Pengeringan linen dilakukan
dengan mesin pengering, linen bersih ditata sesuai dengan jenisnya.
Menggunakan kereta yang berbeda dan tertutup antara linen bersih
dan linen kotor, kereta dorong dicuci dengan disinfektan setelah
digunakan mengangkut linen kotor, dan waktu pengangkutan linen
bersih dan linen kotor tidak dilakukan saat bersamaan.
Adapun beberapa persyaratan yang belum memenuhi syarat yaitu
tidak tersedianya setrika uap. Untuk petugas di linen yang
menyetrika, setrika yang digunakan adalah setrika biasa padahal
sebaiknya digunakan setrika uap. Hal ini dikarenakan setrika uap
lebih memudahkan pekerjaan dan menghemat waktu petugas linen,
dan uap yang dihasilkan lebih efektif membunuh mikroba yang tidak
tahan panas, dibandingkan setrika biasa.
48
sanitasi rumah sakit ini sudah memiliki dokumen pelengkap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sebagai berikut:
1. Dokumen administrasi kesehatan lingkungan rumah sakit
a. Memiliki SOP atau pedoman ipal dan linen
b. Memiliki dokumen lingkungan hidup yang telah di sahkan oleh
instansi pemerintah atau peraturan perundang undangan seperti UKL
dan UPL
c. Memiliki kerja di bidang kesehatan lingkungan
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
e. Membuat laporan rutin untuk di saerahkan ke penunjang lingkungan
dan kedireksi atau pimpinan rumah sakit
49
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
50
manual, yaitu merebus. Lalu dilakukan pemilihan antara linen infeksius dan
non infeksius dimulai dari sumber, menghitung dan mencatat linen di
ruangan, tidak melakukan perendaman linen kotor di ruangan sumber, pada
saat pencucian dilakukan pula secara terpisah antara linen infeksius dan non
infeksius. Selain itu pada saat pencucian linen akan ditimbang untuk
menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan deterjen dan
disinfeksi.
e. Pengawasan proses dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi pihak
rumah sakit sudah melakukan proses dekontaminasi seperti mensterilkan
perlengkapan medis dan menyimpannya ditempat yang steril, untuk alat dan
perlengkapan medis pun sebelum disetrika terlebih dahulu dikelompokan
dan dibersihkan sesuai tingkat kekotorannya, serta dilakukan pembersihan
dan desinfeksi lantai
2. Saran
Sebagai saran, jika tidak dilakukan pengangkutan lebih dari 2x 24jam dalam
sehari. Dilakukan penyimpanan dengan perlakuan, agar limbah padat tidak
dihinggapi vektor dan menjadi sumber penyakit. Dengan dilakukan
pemilahan jenis limbah, seperti jenis limbah yang bisa diolah, maupun tidak
untuk mengurangi berat jenis sampah.
Dan untuk sirkulasi udara sudah cukup namun bisa lebih di tingkatkan agar
pasien bisa lebih nyaman , solusi yang dapat diberikan adalah dengan cara
pengecekan sirkulasi udara secara menyeluruh dengan membuka pintu dan
jendela di pagi hai dan penambahan sirkulasi udara buatan berupa penyejuk
ruangan Pada pengangkutan limbah padat domestik melebihi 2 x 24 jam,
sebaiknya pihak rumah sakit mengingatkan pihak ketiga untuk selalu
mengikuti persyaratan penyimpanan limbah padat domestik yang tidak
boleh lebih dari 2 x 24 jam, karena dikhawatirkan akan menjadi tempat
perkembangbiakkan vektor lalat dan untuk limbah padat domestik dapat
dilakukan dengan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle).
51
Pada perlakuan terhadap linen ditahap pencucian, alat setrika yang
digunakan yaitu setrika biasa, sebaiknya digunakan setrika uap dan mesin
flat ironer (seterika berstandar) untuk membantu mengurangi waktu dalam
menyetrika dan didapatkan hasil seterikaan yang baik.
52
DAFTAR PUSTAKA
53
LAMPIRAN
54
TPS Limbah B3
55
Ruang penyimpan bahan makanan Pintu masuk Linen Kotor
Mesin pencuci Linen infeksius Loket masuk alat dan linen Bersih
Dapur Pencucian alat makan Tempat Baju infeksius dan non infeksisus
56
57
58
59