Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN SANITASI RUMAH SAKIT

DI RUMAH SAKIT TK. IV 02.07.04 BANDARLAMPUNG

DISUSUN OLEH:

1. NUR HIDAYAH 1913351057


2. NI WAYAN LISA VANIA 1913352058
3. AYU ALIYA 1913351068
4. NADIAH HIDAYAH HSB 1913351069
5. ALWAN RAHMAN ARRAHIM 1913351070
6. MAULANA RIDHO KURNIAWAN 1913351075
7. FAIZ AZHARI 1913351076
8. FITRIYANI 1913351077
9. FADILLAH IMANIA PUTRI KAUTSAR 1913351078
10. WIDIA OKTAVIA 1913351086
11. LUTFIYYAH NURJIHAN ALI 1913351093
12. MAULIDIA SELA MAHARANI 1913351094

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN SANITASI


RUMAH SAKIT TK. IV 02.07.04
BANDAR LAMPUNG
NAMA : 1. NUR HIDAYAH
2. NI WAYAN LISA VANIA
3. AYU ALIYA
4. NADIAH HIDAYAH HSB
5. ALWAN RAHMAN ARRAHIM
6. MAULANA RIDHO KURNIAWAN
7. FAIZ AZHARI
8. FITRIYANI
9. FADILLAH IMANIA PUTRI KAUTSAR
10. WIDIA OKTAVIA
11. LUTFIYYAH NURJIHAN ALI
12. MAULIDIA SELA MAHARANI

LOKASI : RUMAH SAKIT TK.IV 02.07.04 BANDAR LAMPUNG

Laporan ini disusun sebagai tugas Praktik Lapangan di Rumah Sakit.

Bandarlampung, 13 April 2022

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Pembimbing Praktikum

Rifai Agung Mulyono, SKM, M.Kes Trianti, Amd. Kl


NIP : 19703271996021001 -

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kunjungan
“Praktik Sanitasi Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung” dengan sebaik-
baiknya.

Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak bantuan, dukungan, dan kerja
sama yang baik dari berbagai pihak terkait. Sehingga pada kesempatan ini, penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih .

Bandarlampung, 13 April 2022

Kelompok 6

iii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................ i
DI RUMAH SAKIT TK.IV 02.07.04 BANDAR LAMPUNG ............................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
I. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
A. Tujuan Umum ..................................................................................................... 3
B. Tujuan Khusus .................................................................................................... 4
C. Manfaat ............................................................................................................... 4
D. Ruang Lingkup ..................................................................................................... 5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK SANITASI RUMAH SAKIT ............................................. 6
A. Lokasi dan Waktu Praktik Sanitasi Rumah Sakit ................................................... 6
1. Peserta ................................................................................................................. 6
2. Data Yang Dikumpulkan .................................................................................... 7
3. Sumber Data........................................................................................................ 7
4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 8
5. Teknik Pengolahan dan Anailisi Data ................................................................. 8
6. Kegiatan .............................................................................................................. 9
BAB III
HASIL DAN PEMBEHASAN ......................................................................................... 11
A. Gambaran Umum Rumah Sakit ........................................................................... 11
B. Sejarah Rumah Sakit ............................................................................................ 11
C. Visi Dan Misi Rumah Sakit ................................................................................. 12
D. Fasilitas Rumah Sakit Penyelenggaraan ............................................................... 13
E. Program Kegiatan Sanitasi Rumah Sakit .............................................................. 15
F. Gambaran Khusus Pelaksanaan Sanitasi/Kesehatan Lingkungaan ....................... 17
1. Penyelenggaraan Penyehatan Air...................................................................... 17

iv
2. Penyehatan Udara ............................................................................................. 19
3. Penyehatan Makanan dan Minuman ................................................................. 23
4. Penyehatan Sarana dan Bangunan .................................................................... 26
5. Penyehatan dan Pengamanan Limbah…………….............................................31

6. Pengamanan Limbah Padat Domestik………………………………………..31.

7. Pengamanan Limbah Cair ……………………….…………………………....32

8. Pengamanan Radiasi…………………………………………………………..34.

9. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu……………………………...35

10. Penyelenggaraan Linen………………………………………………………..35

11. Pengawasan Desinfeksi dan Sterilisasi……………………………………….38

12. Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit……………………............40

G.Pembahasan……………………………………………………………...………42

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 52
1. Kesimpulan ........................................................................................................... 52
2. Saran ..................................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 56
LAMPIRAN...................................................................................................................... 57

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
Menurut PMK Nomor 30 Tahun 2019 umah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.

Sedangkan menurut Wolper dan Pena (1987) yang juga ada di


dalam situs Wikipedia, mendefinisikan rumah sakit sebagai tempat
dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta
tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat
serta berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di
dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan
pengunjung)dan kegiatan pelayanan kesehatan, selain dapat
menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan yang
baik terhadap pasien dan memberikan keuntungan retribusi bagi
pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri, rumah sakit juga dapat
menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada manusia,
seperti sampah dan limbah rumah sakityang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakitdan menghambat
proses penyembuhan serta pemulihan penderita.
Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan

1
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial di dalam lingkungan rumah sakit.
Kualitas lingkungan rumah sakit yang sehat ditentukan melalui
pencapaian atau pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan
dan persyaratan kesehatan pada media air, udara, tanah, pangan, sarana
dan bangunan, dan vektor dan binatang pembawa penyakit.
Standar baku mutu kesehatan lingkungan merupakan spesifikasi
teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang
berhubungan atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat
di dalam lingkungan rumah sakit. Sedangkan persyaratan kesehatan
lingkungan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada media
lingkungan di dalam lingkungan rumah sakit. (PMK No. 7 tahun 2019)
Sanitasi menurut Azrul Anwar, sanitasi adalah cara pengawasan
masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai
faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Sedangkan menurut Hopkins, sanitasi adalah cara
pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai
pengaruh terhadap lingkungan.
Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi
“Sanitasi” adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu
keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan
masyarakat. Pengertian Sanitasi adalah lingkungan cara menyehatkan
lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air,
dan udara.
Ruang Lingkup Sanitasi meliputi beberapa hal, di antaranya (1)
Menjamin lingkungan serta tempat kerja yang bersih dan baik, (2)
melindungi setiap orang dari faktor-faktor lingkungan yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan fisik maupun mental, (3)
mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular, (4) mencegah
terjadinya kecelakaan, dan (5) menjamin keselamatan kerja.
Tujuan Sanitasi, antara lain: (1) memperbaiki, mempertahankan,
dan mengambalikan kesehatan yang baik pada manusia, (2) efisiensi

2
produksi dapat dimaksimalkan, serta (3) menghasilkan produk yang
aman dan sehat dari pengaruh hazard yang dapat menyebabkan
penyakit bagi manusia.

Lalu, apa manfaat sanitasi terhadap kehidupan? Yaitu, mencegah


penyakit menular, mencegah kecelakaan, mencegah timbulnya bau
tidak sedap, menghindari pencemaran, mengurangi jumlah persentase
sakit, serta lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman. Upaya
kesehatan lingkungan rumah sakit meliputi kegiatan – kegiatan yang
kompleks sehingga memerlukan penanganan secara lintas program
dan lintas sektor serta berdimensi multi disiplin, untuk itu diperlukan
tenaga dan prasarana yang memadai dalam pengawasan kesehatan
lingkungan rumah sakit (Depkes RI, 2004).
Pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1204/MenKes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit dan ada yang terbaru yaitu Permenkes No. 07
tahun 2019. Selain itu pemerintah telah menetapkan bahwa setiap
rumah sakit harus memiliki tenaga sanitasi. Mengacu pada
Kepmenkes yang ada, tujuan diselenggarakan Praktik Sanitasi Rumah
Sakit adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan
berfikir dan bertindak secara komprehensif dalam mengelola
kesehatan lingkungan, menerapkan prinsip – prinsip siklus pemecahan
masalah meliputi analisis situasi, perumusan masalah, penyusunan
alternatif terbaik, dan evaluasi.

A. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui gambaran umum sanitasi Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
2. Untuk mengetahui keadaan Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.

3
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui penyelenggaraan penyehatan air bersih
di Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
2. Untuk mengetahui penyehatan udara di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
3. Untuk mengetahui penyehatan sarana dan bangunan di
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
4. Untuk mengetahui penyelenggaraan proes desinfeksi dan
sterilisas di Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
5. Untuk mengetahui penyehatan makanan di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
6. Untuk mengetahui penyehatan bangunan dan ruangan di
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
7. Untuk mengetahui aspek pengelolaan limbah cair, padat,
dan B3 dan alur proses pengelolaan pengamanan limbah
cair, padat, dan B3 yang ada di Rumah Sakit TK.IV
02.07.04 Bandarlampung.
8. Untuk mengetahui pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit di Rumah Sakit TK.IV 02.07.04
Bandarlampung.
9. Untuk mengetahui pengawasan linen di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
10. Untuk mengetahui pengamanan radiasi di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
11. Untuk mengetahui manajemen kesehatan lingkungan di
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.

C. Manfaat

a. Bagi Mahasiswa
1. Membandingkan teori yang telah didapat di kampus
dengan kenyataan yang ada di lapangan dalam hal sanitasi
rumah sakit.

4
2. Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja
yang akan dihadapi di masa yang akan datang mengenai
sanitasi rumah sakit.
3. Memperoleh pengalaman penyusun rencana laporan
pemeriksaan, melaksanakan kegiatan, menganalisis dan
menyimpulkan kegiatan pengawasan kesehatan
lingkungan (penyehatan air, penyehatan udara, penyehatan
makanan dan minuman, penyehatan sarana ruang dan bangunan,
pengolahan dan penyehatan limbah cair, padat, dan B3,
pengendalian vektor dan binatang pengganggu, dan pengawasan
linen rumah sakit, strerilisasi dan desinfeksi, pengendalian
vektor dan binatang pengggangu, pengawasan radiasi, dan
manajemen kesehatan lingkungan di rumah sakit).

b. Bagi Rumah Sakit


1. Laporan Praktik Sanitasi Rumah Sakit dapat menjadi audit
internal kualitas pelayanan rumah sakit.
2. Sebagai bahan masukan untuk melakukan peningkatan
program yang berkaitan dengan sanitasi rumah sakit.

D. Ruang Lingkup

Praktek Sanitasi Rumah Sakit yang di lakukan di Rumah Sakit


TK.IV 02.07.04 Bandarlampung dilaksanakan selama 12 hari, yaitu
tanggal 04 – 16 April 2022. Pada saat melakukan praktik kegiatan
yang dilakukan meliputi unit penyehatan air, penyehatan udara,
penyehatan makanan dan minuman, penyehatan sarana ruang dan
bangunan, pengolahan dan penyehatan limbah cair, padat, dan B3,
pengendalian vektor dan binatang pengganggu, dan pengawasan linen
rumah sakit, strerilisasi dan desinfeksi, pengendalian vektor dan
binatang pengggangu, pengawasan radiasi, dan manajemen kesehatan
lingkungan di rumah sakit.

5
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK SANITASI RUMAH SAKIT

A. Lokasi dan Waktu Praktik Sanitasi Rumah Sakit

Lokasi kegitan Praktik Lapangan Sanitasi Rumah sakit yang telah


dilakukan bertempatan di Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung
dengan waktu pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 04-26 April 2022.

1. Peserta
Peserta kegiatan Praktik Sanitasi Rumah Sakit adalah
mahasiswa/mahasiswi Program Studi Sarjana Terapan Sanitasi
Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Yang berjumlah 12
orang, yaitu:

No. NAMA NIM


1. NUR HIDAYAH 1913351057
2. NI WAYAN LISA VANIA 1913351058
3. AYU ALIYA 1913351068
4. NADIAH HIDAYAH HSB 1913351069
5. ALWAN RAHMAN ARRAHIM 1913351070
6. MAULANA RIDHO KURNIAWAN 1913351075
7. FAIZ AZHARI 1913351076
8. FITRIYANI 1913351077
9. FADILLAH IMANIA PUTRI KAUTSAR 1913351078
10. WIDIA OKTAVIA 1913351086
11. LUTFIYYAH NURJIHAN ALI 1913351093
12. MAULIDIA SELA MAHARANI 1913351094

6
2. Data Yang Dikumpulkan
Data yang kami kumpulkan dari Rumah Sakit TK.IV 02.07.04
Bandarlampung yaitu mengenai bagaimana pelaksanaan kesehatan
lingkungan rumah sakit antara lain tentang data penyehatan bangunan dan
ruangan, termasuk pencahayaan, penghawaan serta pengendalian
kebisingan, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air termasuk
kualitasnya, pengolahan limbah cair, pengolahan linen, pengendalian
serangga dan tikus, sterilisasai atau desinfeksi.

3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengematan
(observasi), wawancara (interview) yang dilakukan kepada
pegawai/karyawan yang bekerja di Rumah Sakit TK.IV 02.07.04
Bandarlampung, data primer yang didapat merupakan data yang
diperoleh dari pihak Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung. Tanpa adanya
pengamatan dan wawancara data sekunder yang diperoleh antara lain
sebagai berikut:
a. Air limbah
b. Air bersih
c. Pengujian kebisingan
d. Pengujian pencahayaan
e. Pengujian suhu
f. Alur pengolahan limbah cair
g. Penyehatan makanan
h. Desinfeksi dan sterilisasi lantai

7
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah kegiatan pengamatan pada sebuah objek secara
langsung dan detail untuk mendapatkan informasi yang benar terkait
objek tersebut. Pengujian yang diteliti dan diamati bertujuan untuk
mengumpulkan data atau penilaian. Metode pengamatan harus
dilakukan secara sistematis guna mendapatkan informasi yang akurat.
Kegiatan pengamatan yang dilakukan memiliki karakteristik tersendiri
yaitu objektif, faktual dan sistematik. Pada saat pengumpulan data alat
yang dipergunakan merupakan ceklist instrumen yang berisi variabel –
variabel yang di amati.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview adalah kegiatan tanya dan jawab
secara lisan untuk memperoleh informasi. Bentuk informasi yang
diperoleh dinyatakan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada
narasumber. Pada pengumpulan data yang telah dilakukan alat yang
digunakan untuk teknik pengumpulan data ini adalah dengan
menggunakan quisioner. Wawancara dilakukan kepada petugas rumah
sakit yang bertanggung jawab dibidangnya.

5. Teknik Pengolahan dan Anailisi Data


1. Teknik Pengumpulan Data
a) Editing yaitu merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan
isian formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada dikuesioner
sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
b) Coding yaitu merupakan kegiatan data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk
mempermudah pada analisis data dan juga mempercepat pada saat
entry data.
c) Processing yaitu setelah semua isian terisi penuh dan benar, dengan
juga sudah melewati pengkodingan, selanjutnya memproses data
agar dapat dianalisa. Pemrosesan dapat dilakukan dengan cara
mengentry data dari kuisioner ke paket program komputer.

8
d) Cleaning yaitu pembersihan data yang merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada
kesalahan atau tidak.

2. Analisis Data

Dilakukan dengan tiga teknik yaitu pengambilan data, penyajian data


dan penarikan kesimpulan dengan tujuan dapat menghubungkan
variable – variable untuk menjawab masalah yang dirumuskan. (Miles
dan Huberman) dalam buku penulisan teknik pengumpulan data
kualitatif dan teknik analisis data kualitatif. Dengan persyaratan
berdasarkan Permenkes No. 7 Tahun 2019

6. Kegiatan

No. Waktu Pelaksaan Kegiatan

1. 04 April 2022 Orientasi

2. 05 April 2022 - Pemeriksaan Kebisingan,


Pencahayaan, Suhu dan
Kelembaban di dalam
ruangan

3. 06 April 2022 - Pengambilan sampel Air


Bersih
- Pengambilan sampel
Limbah Cair
- Kunjungan ke
penampungan IPAL

4. 07 April 2022 - Pemeriksaan pengolahan


dan penyehatan limbah cair
- Pemeriksaan pengolahan

9
dan penyehatan air bersih

5. 08 April 2022 - Pengambilan sampel


makanan
- Pemeriksaan dan
penyehatan makanan

6. 09 April 2022 - Pemeriksaan linen

7. 11 April 2022 - Pemeriksaan desinfeksi dan


sterilisasi
- Penilaian dan pemeriksaan
aspek bangunan dan
ruangan rumah sakit

8. 12 April 2022 - Penilaian dan pemeriksaan


aspek pengelolaan limbah
padat rumah sakit
- Penilaian dan pemeriksaan
aspek pengendalian
serangga dan tikus

9. 13 April 2022 Pembuatan Laporan Praktikum

10
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung

Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit TK.IV 02.07.04


Tipe Rumah Sakit :C
Alamat : Jl. Dr. Rivai No.7, Penengahan,
Tj. Karang Pusat, Kota Bandar Lampung,
Lampung 35121.
Jumlah Tempat Tidur : 145 TT

Status : TNI

Pemilik atau Pengelola : RS TNI

Peresmian Oleh : Wali Kota Bandar Lampung pada April 2010

Tanggal Pengambilan Data : 04-16 November 2021

B. Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit Tingkat IV 02.07.04 adalah rumah sakit Pemerintah di


bawah Departemen HANKAM yang melaksanakan jasa pelayanan dan
dukungan kesehatan bagi prajurit, PNS dan keluarga TNI AD, serta
masyarakat umum. Seperti lazimnya kesatuan kesehatan TNI AD, pada
awalnya Rumah Sakit Tingkat IV Bandar Lampung dikenal dengan nama
DKT atau RS DKT yang turut memberikan andil dukungan kesehatan pada
masa perjuangan kemerdekaan antara tahun 1945-1950. Cikal bakal Rumah
Sakit Tingkat IV adalah 3 unit gedung perkantoran perusahaan karet Belanda
dengan kemampuan Poliklinik dan KSA, kemudian padatahun 1958 dibangun
ruang administrasi, bangsal umum dan bangsal bersalin, dan pada tahun 1974
dibangun lagi ruang perawatan perwira, dapur dan launkering. Untuk
kelengkapan dan efektifitas pelayan kesehatan ABRI di jajaran Korem 043/
Gatam tahun 1975 dibangun Poliklinik Umum dalam rangka pemindahan dan

11
penyatuan poli klinik Garnizun dengan Rumah Sakit IV/ 431, kemudian
disempurnakan lagi pada tahun 1982 dengan dibangunnya ruang rongent dan
kamaroperasi. Pada tahun 1985 nama Rumah Sakit IV/431 diubah menjadi
Rumah Sakit Tingkat IV 02.07.04 sampai dengan sekarang. Setelah adanya
perpindahan dan penyatuan Poliklinik Garnizun (saat ini Denkesyah 02.04.03)
dengan Rumah SakitIV/431 yang kemudian berganti nama menjadi Rumah
Sakit Tingkat IV 02.07.04 dimana markas maupun kedudukannya menjadi
satu atap dengan Denkesyah 02.04.03 yang merupakan satuan atasnya.

C. Visi dan Misi

Visi dan Misi Rumah sakit berpedoman kepada Visi dan Misi
Kesehatan Angkatan Darat, yaitu:

Visi : Menjadi penyelenggara pembinaan kesehatan angkatan darat yang


dipercaya dengan dilandasi profesionalisme, displin, bermoral dan solidaritas.
Misi : Menyelenggarakan Dukes (Dukungan Kesehatan) yang handal dan
Yankes (Pelayanan Kesehatan) yang prima serta fungsi organik dengan hati-
hati. Rumah Sakit Tingkat IV 02.07.04 sendiri memiliki Visi dan Misi tersebut
sebagai berikut :

Visi :

Menjadi Rumah Sakit pilihan utama dan kebanggan bagi prajurit, PNS dan

keluarga serta masyarakat Lampung.

Misi:

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi prajurit, PNS


dankeluarga secara profesional, prima, manusiawi dan nyaman.
2) Kapasitas lebih Rumah Sakit untuk memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat umum secara profesionaldengan
memnperhatikan aspek sosial budaya dan biayaterjangkau.

12
3) Menyelenggarakan fungsi pendidikan, latihan dan
pengembangan kesehatan yang seimbang, komperehensif,dan
terintegrasi.
4) Peningkatan sumber daya manusia rumah sakit guna
meningkatkan pelaayanan sesuai kopetensinya.
5) Rumah Sakit yang Paripurna bagi prajurit, PNS dan
Mengembangkan keluarga.

Motto :

Melayani secara profesional, empati dam penuh kasih sayang.

Tujuan :

Agar para prajurit dan PNS beserta keluarganya mendapatkan kesehatan


yang optimal sehingga dapat mendukung tugas pokok TNI AD

D. Fasilitas Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung


Fasilitas Kelas Inap

KELAS JUMLAH TEMPAT TIDUR


I 14 TT
II 18 TT
III 24 TT
VIP 16 TT
PERINATOLOGI 4 TT
ICU 5 TT

1. Sarana Penunjang Diagnostik


a. Laboratorium
b. Radiologi
c. USG
d. EKG

13
2. Poliklinik Dokter Spesialis

NO POLIKLINIK HARI JAM PRAKTEK


PRAKTEK
1 BEDAH
Dr.Andi Siswanti, Sp.B Senin - jumat 08.00 – 12.00

2 THT
Dr.Fattah Satya Wibawa, Senin - jumat 08.00 – 12.00
Sp.THT-KL
3 PENYAKIT DALAM
dr. Usman Alkaff, Sp.PD Senin - jumat 08.00 – 12.00
4 MATA
dr. Rosdianti Diah Senin, rabu 08.00 – 12.00
Amdrian, Sp.M dan jumat
5 ANAK Senin dan
dr. Farida Thamrin, Sp.A selasa 08.00 – 12.00
dr. Dyah Mutia S,Sp.A Rabu, jumat 08.00 – 12.00
sabtu
6 KULIT KELAMIN
dr.Dina Fatmasari,Sp.DV Senin - jumat 08.00 – 12.00

7 PARU
dr.Nina Marlina,Sp.P Senin - kamis 08.00 – 12.00
8 SYARAF
dr. Djohan Maher, Sp.S Senin - jumat 08.00 – 12.00
9 ORTHOPEDI &
TRAUMATOLOGI
dr.Ahmad Fauzi Senin dan 08.00 – 12.00
M.Epid,Sp.OT selasa

14
E. Program Kegiatan Sanitasi Rumah Sakit TK.IV 02.07.04
Bandarlampung

1. Program sanitasi
Upaya yang menjadi sasaran kegiatan sanitasi rumah sakit meliputi:
a. Pengelolaan Limbah Cair
b. Pengelolaan Limbah Padat (Medis dan Non Medis)
c. Penyehatan Air Bersih
d. Penyehatan Linen dan Laundry
e. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu

2. Uraian Program Sanitasi Rumah Sakit


a. Pengelolaan Limbah Cair
1) Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPLC)
2) Pemeliharaan saluran IPLC
3) Pemeriksaan limbah cair ke instansi terkait setiap bulan
sekali

b. Pengelolaan Limbah Padat (Medis dan Non Medis)


1) Pengadaan kerjasama pembuangan sampah medis dengan
pihak luar
2) Peremajaan tempat sampah
3) Pembuatan ruang penyimpanan B3 ( bahan buangan
berbahaya )
4) Pemisahan antara sampah covid dan non covid

c. Penyehatan Fisik dan Udara Ruangan.


1) Melakukan pengendalian angka kuman di ruang resati
( resiko amat tinggi )
2) Melakukan pengendalian kebersihan lingkungan terutama
ruangan dengan mengacu kepada tingkat risiko ruangan.

15
d. Penyehatan Air Bersih
Kualitas air yang disediakan di rumah sakit harus sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan, sedangkan kualitas air yang digunakan
untuk keperluan khusus perlu mendapatkan perlakuan lebih lanjut
untuk mendapatkan kualitas yang relevan. Untuk mendapatkan air
dengan kuantitas dan kualitas sesuai dengan yang dibutuhkan
harus memperhatikan upaya-upaya berikut ini:
1) Pemeliharaan Unit water treatmen
2) Klorinasi air bersih pada reservoar
3) Pemeriksaan air bersih
4) Pemeriksaan kualitas Tds air Ro

e. Penyehatan Linen dan Laundry.


a. Desain ruang laundry yang memenuhi syarat
b. Bangunan pengolahan limbah pendahuluan untuk laundry

f. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu


Pengendalian serangga tikus dan kecoa dilakukan oleh pihak ke-2
Indicator :
1) Kepadatan jentik Aedes sp. yang diamati melalui indeks
kontainer harus nol.
2) Semua ruangan di rumah sakit bebas kecoa, terutama di
dapur, gudang makanan dan ruangan steril.
3) Tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan tikus terutama pada
daerah bangunan tertutup rumah sakit.
4) Tidak ditemukan lalat di dalam bangunan tertutup di rumah
sakit.

16
F. Gambaran Khusus Pelaksanaan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan
Pelayanan Rumah Sakit
1. Penyelenggaraan Penyehatan Air
a. Kualitas Air
Hasil pengamatan kami melakukan pengamatan kualitas fisik
mikrobiologi, dan kimia air dan mengambil sampel air di
ruangan laboratorium. Pengambilan sampel air dilakukan pada
jam 10.25 WIB dimana kualitas air tersebut mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
tahun 2017 Tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan
persyaratan kesehatan air untuk hygiene sanitasi.

1. Kualitas Air Untuk Keperluan Hygiene dan Sanitasi


a. Kualitas Fisik Air Untuk Keperluan Hygiene dan Sanitasi
Untuk hasil kualitas fisik air untuk keperluan hygiene dan
sanitasi di ruangan instalasi gizi akan di jelaskan pada tabel di
bawah ini :
Standar
Baku Mutu Ket.
No Parameter Hasil
Fisik Air
Bersih
1 Rasa Tidak Tidak MS
berasa berasa
2 Bau Tidak Tidak MS
berbau berbau
3. Temperatur Suhu Udara 25,6 °C MS
± 3°C
Keterangan:
BMS : Belum Memenuhi Syarat
MS : Memenuhi Syarat

2. Kualitas Biologi Air Untuk Keperluan Hygiene Dan Sanitasi


Sampel air untuk keperluan hygiene dan sanitasi yang
kami periksa di inkubasi pada suhu 37oC selama 2 x 24 jam
didapatkan hasil Coliform sebagai berikut:

17
Tabel. Hasil Pengamatan Uji Pendugaan Air Untuk
Keperluan Hygiene dan Sanitasi

LB DS LB SS LB SS 9,9
No Nama Sampel ml
5 ml 9ml
1 Sampel air 5ml -

2 Sampel air 5ml -

3 Sampel air 5ml -

4 Sampel air 1 ml -

5 Sampel air 1 ml -

6 Sampel air 1 ml -

7 Sampel air 0,1ml -

8 Sampel air 0,1 ml -

9 Sampel air 0,1 ml -

Keterangan:

Hasil uji laboratorium sampel air untuk keperluan hygiene dan


sanitasi untuk parameter biologi pada tes pendugaan didapatkan
hasil 0 positif pada LB DS 5 ml, SS 9 ml, SS 9,9 ml.

Untuk hasil kualitas biologi air untuk keperluan hygiene


dan sanitasi di ruangan instalasi gizi di jelaskan pada tabel di
bawah ini:
Standar
Baku Mutu Ket.
No Parameter Hasil
Biologi Air
Bersih
1 E.Coli 0 CFU/ 100ml 0 CFU /100ml MS

2 Total 50 CFU/ 0 CFU/ MS


Coliform 100ml 100ml

18
Keterangan:
BMS : Belum Memenuhi Syarat
MS : Memenuhi Syarat
3. Kualitas kimia air untuk keperluan hygiene dan sanitasi
Untuk hasil kualitas kimia air untuk keperluan hygiene dan
sanitasi di ruangan instalasi gizi di jelaskan pada tabel di bawah ini:
Standar Baku
No Parameter Mutu Kimia Hasil Ket.
Air Bersih
1 pH 6,5-8,5 mg/l 6.8 mg/l MS

Keterangan:
BMS : Belum Memenuhi Syarat
MS : Memenuhi Syarat

2. Penyehatan Udara
Hasil pengukuran kesehatan udara rumah sakit yang kami lakukan
yaitu mengamati parameter fisik udara seperti suhu, kelembaban,
kebisingan dan pencahayaan. Berikut ini hasil pengukuran yang
kami lakukan dijelaskan pada tabel dibawah ini:
A. Suhu
Adapun hasil pengukuran suhu yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut:
Standar
Baku
Hasil Waktu Ket.
No Ruang/Unit Mutu
(0C) Pengambilan
Suhu
(oC)
1 Ruang IGD 20-240C 24,1 10.50 WIB MS

2 Ruang 20-280C 23,4 10.40 WIB MS


Administrasi
3 Ruang 22-230C 21,7 12.40 WIB MS
Anggrek

19
Keterangan:

1. Pada saat pengukuran suhu di ruang IGD kondisi pintu tertutup dan
sedang ada pengunjung, namun didalam ruangan terdapat Air
Conditioner (AC) sehingga sirkulasi ruangan berfungsi secara
optimal.

2. Pada saat pengukuran suhu di ruang Administrasi terasa sejuk,


karena terdapat Air Conditioner (AC) sehingga suhu yang ada di
ruangan tersebut masih memenuhi standar yang diatur.

3. Pada saat pengukuran suhu di ruang Anggrek kondisi pintu dan


jendela tertutup dengan suhu yang ada diruangan 21,70C dan masih
memenuhi syarat.

B. Kelembaban
Adapun hasil pengukuran kelembaban yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut:
Standar
Baku Hasil Waktu Ket.
No Ruang/Unit
Mutu (%) Pengambilan
Suhu (%)
1 Ruang IGD 40-60% 52% 10.50 WIB MS

2 Ruang 40-60% 53% 10.40 WIB MS


Administrasi
3 Ruang 40-60% 58% 12.40 WIB MS
Anggrek

Keterangan:

1. Pada saat pengukuran suhu di ruang IGD kondisi pintu tertutup dan
sedang ada pengunjung, namun didalam ruangan terdapat Air
Conditioner (AC) sehingga sirkulasi ruangan berfungsi secara
optimal.

20
2. Pada saat pengukuran suhu di ruang Administrasi terasa sejuk,
karena terdapat Air Conditioner (AC) sehingga suhu yang ada di
ruangan tersebut masih memenuhi standar yang diatur.

3. Pada saat pengukuran suhu di ruang Anggrek kondisi pintu dan


jendela tertutup dengan suhu yang ada diruangan 21,70C dan masih
memenuhi syarat.

C. Kebisingan
Adapun hasil pengukuran kebisingan yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut :
Standar
Baku
Mutu
Hasil Waktu Ket.
No Ruang/Unit Maksimal
(dBA) Pengambilan
Tekanan
Bising
(dBA)
1 Ruang pasien 45 43,3 10.40 WIB MS
saat tidak
tidur (Ruang
Anggrek)
2 Ruang IGD 45 43,7 10.50 WIB MS

3 Ruang 45 45 12.40 WIB MS


Administrasi

1. Pada saat pengukuran kebisingan di ruang IGD sedang ada


pengunjung di ruangan, beserta pekerja yang sedang bekerja
namun tidak menimbulkan kebisingan yang berlebih.
2. Pada saat pengukuran kebisingan di ruang Administrasi terlihat
cukup banyak pengunjung dan pekerja yang sedang berbincang,
namun masih terbilang tenang.
3. Pada saat pengukuran ruang Anggrek ruangan tidak terdapat
pasien dan hasil yang didapat adalah 43 dan memenuhi syarat.

21
D. Pencahayaan
Adapun hasil pengukuran pencahayaan yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut:
Standar
Waktu
Baku Mutu Hasil Ket.
No Ruang/Unit Pengambil
Pencahaya (Lux)
an
an (Lux)
1 Ruang pasien 300 lux 249 10.40 WIB MS
saat tidak
tidur (Ruang
Anggrek)
2 Ruag IGD Minimal 300 10.50 WIB MS
100 lux
3 Rung Minimal 112 12.40 WIB MS
administrasi 200 lux
Keterangan:

1. Pada waktu observasi pencahayaan di ruang IGD dilakukan pada


saat pagi hari, hasil pemeriksaan pencahayaan yang dilakukan
masih memenuhi standar yang berlaku yaitu minimal 300 lux

2. Pada waktu observasi pencahayaan di ruang administrasi, hasil


yang didapat adalah 112 dan memenuhi syarat.

3. Pada waktu observasi pencahayaan di ruang anggrek saat siang hari


dan tidak ada pasien hasil yang didapat adalah 249, dan untuk batas
maksimal intensitas cahayaa dalam ruangan pasien saat kondisi
tidak tidur (siang hari) adalah 250 lux, sehingga masih memenuhi
syarat.

4. Pada saat observasi di tangga, cahaya yang dihasilkan adalah 102


lux dan memenuhi standar yang ada pada Permenkes No 7 tahun
2019 yaitu minimal 100 lux.

22
3. Penyehatan Makanan dan Minuman
Hasil pengamatan kami yakni melakukan pengamatan kesehatan
pangan siap saji rumah sakit dan mengambil 2 sampel makanan
yaitu nabati (sayur asam) dan hewani (ikan goreng) dilakukan pada
jam 11.30 WIB di Instalansi Gizi. Dimana hasil pengamatan
tersebut disandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Keehatan
Lingkungan Rumah Sakit. Adapun hasil pengamatan yang kami
lakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

NO VARIABEL UPAYA KESLING YA TIDAK

1 TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN

A LANTAI

Kedap air 

Rata 

Tidak retak 

Tidak licin 

B DINDING

Permukaan rata 

Tidak lembab 

Berwarna terang 

Mudah dibersihkan 

C LANGIT-LANGIT ATAP

Langit-langit tertutup 

Permukaan rata 

23
Tidak menyerap air 

Berwarna terang 

Tinggi minimal 2,4m diatas lantai 

D Terdapat Cerobong Asap 

E Sebelum dan sesudah kegiatan 


pengolahan dapur selalu
dibersihkan

2 PERALATAN MASAK

F Peralatan Terbuat Dari Bahan Dan 


Alat Yg Mudah Dibersihkan

G Peralatan Masak Tidak Boleh Patah 


Dan Kotor

H Peralatan Masak Seperti Talenan 


Dan Pisau Dibedakan Antar Pangan
Mentah Dan Siap Saji

I Peralatan Dicuci Setelah Digunakan 

3 PENJAMAH MAKANAN

J Harus Sehat Dan Bebas Dari 


Penyakit Menular

K Penjamah Makan Secara Berkala 


Diperiksa Kesehatan Oleh Dokter

L Memakai Pakaian Bersih 

M Selalu Mencuci Tangan Sebelum 


Bekerja

4 KUALITAS PANGAN

N Pemilihan Bahan Pangan

Bahan pangan sebelum diolah 


dilakukan pemiihan (screening)

Bahan pangan kemasan (terolah) dalam 

24
keadaan baik

O Penyimpanan bahan pangan dan


pangan jadi

Tempat penyimpanan bahan pangan 


bersih terlindung dari debu, serangga
dan hewan lain

Bahan pangan tidak ditempatkan di 


saluran/pipa air

Semua bahan pangan disimpan pada 


rak-rak dengan jarak terbawah kurang
lebih 30cm dari lantai, 15cm dari
dinding dan 50cm dari langit-langit
bangunan

Penempatan bahan pangan harus ditata 


tidak padat untuk menjaga sirkulasi
udara

Pengambilan pangan dengan cara first 


in first out (FIFO) dan First Expired
First Out (FEFO)

P Pengangkutan Pangan

Pangan diangkut dengan kereta dorong 


yang tertutup dan bersih

Pengisin kereta dorong tidak penuh 


agar masih tersedia udara untuk tempat
gerak

Q Cara Penyajian Pangan

Pangan jadi yang siap disajikan harus 


diwadahi dan tertutup

Wadah yang digunakan untuk 


menyajikan makanan harus bersifat
Foodgrade

25
Tabel Hasil Pengamatan Sampel Makanan Di Instalasi Gizi Pada Hari
Jumat, 8 April 2022 Pukul 11.30 WIB

NO Komponen Pemeriksaan Standar Hasil


Persyaratan CFU/mg
Ket.
(BPOM RI
NO.13 TH 2019)
1. Kualitas Mikrobiologi Makanan

A.) Sampel 5x104 koloni/gr 3,1x104 MS


Makanan 1 koloni/gr
(hewani/ ikan )
B.) Sampel 1x105 koloni/gr 3x104 MS
Makanan 2 koloni/gr
(nabati/sayur)

Keterangan:

1. Pada pemeriksaan sampel makanan 1, didapatkan hasil angka


lempeng total sebesar 3,1x104 koloni/gr, yang dimana angka
tersebut masih memenuhi standar persyaratan menurut
BPOM RI No.13 TH 2019 tentang olahan ikan dan jenis ikan
yang dikukus, direbus, atau digoreng dengan standar baku
5x104 koloni/gr.
2. Pada pemeriksaan sampel makanan 2, didapatkan hasil angka
lempeng total sebesar 3x104 koloni/gr, yang dimana angka
tersebut masih memenuhi standar persyaratan menurut
BPOM RI No.13 TH 2019 tentang olahan sayur dan biji-
bijian dengan standar baku 1x105 koloni/gr.

4. Penyehatan Sarana dan Bangunan


Pada praktik kali ini adapun bangunan yang kami amati yaitu terdapat 3
ruangan diantaranya ruang perawatan, ruang laboratorium, dan ruang
administrasi. Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai kesehatan
sarana dan bangunan yaitu akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

26
Ruangan
No
Persayaratan Ruang Ruang Ruang
Perawatan Laboratorium Administrasi

1 Toilet
Pengunjung

Perbandingan 1
toilet untuk
pengunjung
wanita 1: 20 dan
1 : 30 untuk
pengunjung pria   

2 Lantai Rumah
Sakit

a. Lantai terbuat
dari bahan
yang kuat,
kedap air,
permukaan
rata, tidak 
licin, warna
 
terang dan
mudah
dibersihkan
b. Lantai yang
selalu kontak
dengan air
harus
mempunyai
kemiringan 
yang cukup
 
kearah saluran
pembuangan
air limbah
c. Pertemuan
lantai dengan
dinding harus
berbentuk

27
konus atau X X X
lengkung agar
mudah
dibersihkan
3 Dinding Rumah
Sakit

a. Permukaan
dinding kuat
dan rata   
b. Berwarna
terang dan
  
menggunakan
cat yang tidak
luntur
4 Pintu Rumah
Sakit

a. Pintu utama
dan pintu-
pintu yang di
lalui brankar
atau tempat
tidur pasien
memiliki lebar
bukaan

minimal 120  
cm, dan pintu-
pintu yang
tidak menjadi
akses tempat
tidur pasien
memiliki lebar
bukaan
minimal 90
cm
b. Di daerah
sekitar pintu
masuk tidak
boleh ada   
perbedaan
ketinggian

28
lantai
c. Pintu untuk
kamar mandi
di ruang
perawatan   
pasien dan
pintu toilet
untuk akses,
harus terbuka
keluar dan
lebar
d. Pintu-pintu
yang menjadi
akses tempat
tidur pasien   
harus dilapisi
bahan anti
benturan
e. Ruang
perawatan
pasien harus
memiliki
bukaan
jendela yang   
dapat dibuka
secara
maksimal
untuk
kepentingan
pertukaran
udara
(persyaratan
ruang
perawatan)
f. Pada
bangunan
rumah sakit
bertingkat   
lebar bukaan
jendela harus
aman dari
kemungkinan

29
pasien dapat
melarikan
atau
meloloskan
diri
5 Langit-Langit
Rumah Sakit

a. Kuat

  
b. Tidak Bocor

  
c. Tahan Lama

  
d. Berwarna
Terang
  
e. Mudah
Dibersihkan
  
f. Tidak
mengandung
unsur yang
dapat
membahayaka   
n pasien, tidak
berjamur
g. Tinggi langit-
langit
diruangan
minimal
2,80m dan   
tinggi di
selasar
(koridor)
minimal
2,40m
h. Tinggi langit-
langit di
ruangan - - -
operasi

30
minimal 3,00
meter
(Persyaratan
ruang operasi)
i. Pada tempat-
tempat yang
membutuhkan
tingkat
kebersihan
ruangan
tertentu maka - - -
lampu-lampu
penerangan
ruangan di
pasang
dibenamkan
pada plafon
(ruang
operasi)

5. Penyehatan Pengamanan Limbah


A. Pengamanan Limbah B3
Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai pengamanan
limbah B3 yaitu akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

No Persyaratan Ya Tidak

1 Melakukan pemilahan
limbah medis dan non medis 
2 Memenuhi ketentuan 
lamanya penyimpanan
limbah medis B3
3 Memiliki TPS B3 yang 
berizin

6. Pengamanan Limbah Padat Domestik


Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai pengamanan
limbah padat domestik yaitu akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

31
No Persyaratan Ya Tidak

1 Memiliki TPS limbah


domestik 
2 Bila rumah sakit tidak
memeiliki incenerator, 
pemusnah limbah medis
dilakukan oleh pihak
ketiga.
3 Waktu tinggal limbah padat
domestik dalam TPS tidak 
melebihi 2 x24 jam

o Laboratorium Kotak limbah


o Radiologi Timbulan dilapisi plastik
o Dll Sampah Medis hitam

Penyimpanan
Tindakan Medis :
Sementara
o IGD
o Operasi
o Rawat Inap Pengangkutan
o Dll
Pengumpulan

Pihak ke-3

*Alur pengolahan limbah padat domestik di Rumah Sakit TK.IV


02.07.04 Bandarlampung TK.IV Bandarlampung

7. Pengamanan Limbah Cair


Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai pengamanan
limbah cair yaitu akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

No Persyaratan Ya Tidak

1 Memiliki IPAL dengan izin


2 Hasil Pengolahan Limbah


cair memenuhi baku mutu 

*Hasil pengolahan limbah cair dijelaskan pada tabel dibawah ini

32
Limbah cair yang berasal dari
seluruh Rumah Sakit

-Laboratoriumc

Ruang Gizi dll

Bak Pengumpul

Bak Aerob

Bak Pengumpul Awal

Bak Aerob Bak Aerasi

Bak Kloronisasi Bak Indikator Bak Pengendap Akhir

Saluran Umum

* Berikut ini adalah tahap pengolahan limbah cair pada Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung

33
Tabel 3.5 Laporan Hasil Uji Lab Kualitas Air Limbah

Rumah Sakit Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung

pada tanggal 6 April 2022

Hasil yang kami lakukan akan disandingkan dengan Peraturan Menteri


Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor. P. 68 Tahun 2016 Tentang Standar
Baku Mutu Air Limbah Domestik

No.
Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu Ket.

1. pH - 7,42 6–9 MS
0
2. Suhu C 26,3 30 MS
3. MPN- kuman MPN/100 mL 120 3000 MS
golongan koli

Keterangan :
BMS : Belum memenuhi Syarat
MS : Memenuhi Syarat

8. Pengamanan Radiasi
Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai pengamanan
radiasi yaitu akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

No Persyaratan Ya Tidak Ket

1 Rumah Sakit memiliki


izin penggunaan alat dari 
BAPETEN (Badan MS
Pengawas Tenaga
Nuklir)
2 Mempunyai peralatan  MS
proteksi radiasi

3 Melakukan pemantauan
pekerja radiasi 

34
menggunakan alat MS
proteksi diri

9. Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit


Setelah dilakukan pengamatan fisik untuk pengendalian vektor dan
binatang pembawa penyakit di rumah sakit kami mendapatkan hasil
bahwa:
1. Konstruksi bangunan, tempat penampungan air, tempat penampungan
sampah tidak memungkinkan sebagai tempat berkembangbiaknya
serangga dan tikus.
2. Tidak ditemukan jejak keberadaan tikus
3. Terdapat penanganan serangga dan tikus
4. Untuk pengendalian seerangga dan tikus, mengggunakan jasa pihak ke-
2 dalam penanganannya.

10. Penyelenggaraan Linen


Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai penyelenggaraan
linen yaitu akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

No Persyaratan Ya Tidak

1 Terdapat keran air keperluan


hygiene dan sanitasi dengan
tekanan cukup dan juga

tersedia air panas
2 Dilakukan pemilahan antara
linen infeksius dan non
infeksius

3 Dilakukan pencucian secara
terpisah antara linen infeksius
dan linen non infeksius

4 Tersedia ruangan pemisah
antara linen bersih dan linen 
kotor

35
5 Memenuhi persyaratan
perlakuan terhadap linen

*untuk persyaratan perlakuan terhadap linen berikut hasil tabel

CHECKLIST PERLAKUAN TERHADAP LINEN

No Pertanyaan Ya Tidak

A Pengumpulan Linen

1 Pemilihan antara linen


infeksius dan non infeksius
dimulai dari sumber yaitu
memasukkan linen kedalam 
kantong plastik sesuai
jenisnya serta diberi label

2 Menghitung dan mencatat


linen di diruangan 

3 Tidak melakukan
perendaman linen kotor di
ruangan sumber 

B Penerimaan Linen

1 Mencatat linen yang diterima


dan telah dipilah antara linen
infeksius dan non infeksius 

C Pencucian

1 Menimbang berat linen untuk


menyesuaikan dengan
kapasitas mesin cuci dan
kebutuhan deterjen dan 
disinfeksi

2 Membersihkan linen kotor


dari tinja, urin, darah dan
muntahan dengan
menggunakan mesin cuci 
infeksius

36
3 Pengeringan linen dengan
mesin pengering (dryer)

4 Penyetrikaan dengan mesin
seterika uap, mesin flat ironer

5 Linen bersih harus ditata 
sesuai sesuai jenisnya

D Distribusi dilakukan
berdasarkan buku tanda
terima dari petugas
penerima, kemudian
petugas menyerahkan linen
bersih kepada petugas 
ruangan sesuai buku tanda
terima

E Pengangkutan

1 Kantong untuk membungkus


linen bersih harus dibedakan
dengan 

2 Menggunakan kereta yang


berbeda dan tertutup antara

linen bersih dan linen kotor

3 Kereta dorong harus dicuci


dengan disinfektan setelah di

gunakan mengangkut linen
kotor

4 Waktu pengangkutan linen


bersih dan kotor tidak boleh

di lakukan bersamaan

5 Rumah sakit yang tidak


memiliki laundry
tersendiri,pengangkutannya
dari dan ketempat laundry
harus menggunakan luondry
khusus - -

F Petugas yang bekerja

37
1 Petugas yang bekerja dalam
pengolahan laundry
menggunakan APD seperti
masker,sarung 
tangan,apron,sepatu
boot,penutup kepala

2 Petugas yang bekerja harus di


lakukan tes kesehatan secara
berkala 

11. Pengawasan Proses Dekontaminasi Melalui Desinfeksi dan


Sterilisasi
Pada dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi terdapat alat
dan perlengkapan medis yang sudah disterilkan serta disimpan pada
tempat yang steril, untuk alat dan perlengkapan medis sebelum disterika,
terlebih dahulu di bersihkan dan dikelompokkan sesuai tingkat
kekotorannya, serta untuk ruangan operasi yang telah dipakai dilakukan
desinfeksi sebelum operasi berikutnya. Selain itu, ada pula proses
desinfeksi pada lantai, maka dari itu kami menguji angka lempeng total
mikroba pada lana, dengan mengunakan metode usap lantai. Dan di
dapatkan hasil sebagai berikut :

38
Laporan Hasil Uji Lab Pemeriksaan Mikrobiologi Usap Lantai

Rumah Sakit TK.IV 02.07.04

pada tanggal 6 April 2022

NO Komponen Standar Baku Hasil


Pemeriksaan Permenkes RI Koloni/gr
Ket.
no 07 th 2019
1. Kualitas Mikrobiologi Lantai

A.) Sampel usap 0- 5 koloni/cm2 3,2 koloni/ MS


lantai ruang (tingkat cm2
perawatan kepadatan
anggrek kuman pada
akhir proses
desinfeksi)

Keterangan :

Berdasarkan hasil pemeriksaan uji usap lantai. Didapatkan hasil 3,2


koloni/cm2 atau sama dengan 1 buah keramik lantai. Pemeriksaan
dilakukan pada lantai ruangan tindakan persalinan, dan lantai yang sering
dilalui. Berdasarkan standar baku Permenkes RI No 07 TH 2019, dimana
0-5 koloni /cm2 merupakan nilai tingkat kepadatan kuman lantai pada
akhir proses desinfeksi, sehingga keadaan lantai masih memenuhi syarat
untuk jumlah koloni/ cm2.

39
12. Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Hasil pengamatan yang kami lakukan pada manajemen kesehatan
lingkungan rumah sakit adalah sebagai berikut:

No Persyaratan Ya Tidak

1 Manajemen kesehatan
lingkungan rumah
sakit
a. Terdapat unit atau 
instalansi sanitasi
rumah sakit
b. Memiliki dokumen 
administrasi
kesehatan
lingkungan rumah
sakit yang meliputi
pedoman (Sk,SOP
Ipal dan Linen) dll
c. Memiliki dokumen 
lingkungan hidup
yang telah disahkan
oleh instansi
pemerintah atau
ketentuan peraturan
perundang-
undangan
d. Memiliki rencana 
kerja bidang
kesehatan
lingkungan
e. Melaksanakan 
monitoring dan
evaluasi kegiatan
kesehatan
lingkungan rumah
sakit
f. Membuat laporan 
rutin ke direksi atau
pimpinan rumah
sakit dan instansi
yang berwenang

40
2 Peralatan Kesling

a. Memiliki semua 
peralatan
pemantauan kualitas
lingkungan minimal
(thermometer air,
hygrometer, sound
level meter, lux
meter, alat ukur
swab pantau air
bersih yakin chlor
meter, Ph meter, dan
alat ukur swab
pantau air limbah,
yakni pH meter dan
chlor meter, alat
ukur kepadatan
vector pembawa
penyakit, yakni alat
perangkap lalat (fly
trap), alat ukur
kepadatan lalat (fly
grill)
b. Memiliki sebagian 
peralatan
pemantauan kualitas
lingkugan minimal
c. Tidak memilki
peralatan
pemantauan kualitas
lingkungan minimal
3 Tenaga Kesehatan
lingkungan rumah
sakit

a. Penanggung jawab 
kesehatan
lingkungan rumah
sakit kelas C dan D
(Rumah sakit
pemerintah dan

41
swasta) adalah
memiliki pendidikan
bidang kesehatan
lingkungan /
sanitasi/ Teknik
Lingkungan /
Teknik Penyehatan/
Minimal berijazah
D3 (Diploma 3)
b. Penanggung jawab 
kesehatan
lingkungan rumah
sakit tidak sesuai
dengan kriteria
diatas.

G. Pembahasan
1. Penyelenggaraan Penyehatan Air
A. Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi
Sampel air untuk keperluan hygiene dan sanitasi yang kami
periksa diambil dari air kran di ruang laboratorium. Hasil yang kami
dapatkan di lapangan telah kami sandingkan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2017 tentang Persyaratan Standar
Baku Air Untuk Keperluan Hygiene Dan Sanitasi. Didapatkan hasil
untuk parameter fisik dan kimia seperti kekeruhan, suhu, rasa, bau,
dan pH telah memenuhi persyaratan.
Sedangkan untuk parameter biologi E-Coli memenuhi
persyaratan. Jumlah bakteri Esherichia coli dipakai sebagai patokan
utama menentukan apakah air bersih memenuhi syarat atau tidak
karena bakteri ini ditemukan pada kotoran manusia serta relatif sukar
dimatikan dengan pemanasan air. Pada Total Coliform sudah
memenuhi syarat karena hasil uji laboratorium saat uji penduga yang
kami lakukan tidak didapatkan nilai positif pada tabung, sehingga
dapat disimpulkan tidak ditemukan coliform positif pada sampel air,
sehingga memenuhi syarat. Jika terdapat coliform pada air bersih

42
masih dapat dihilangkan dengan cara merebus air bersih sebelum
pemakaian atau dapat dilakukan dengan desinfeksi yaitu pembunuhan
khlorin.

2. Penyehatan Udara
A. Suhu
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai stadar
baku suhu diruangan. Dari hasil pemeriksaan, dari hasil dapat
disimpulkan bahwa ruangan yang diperiksa memenuhi syarat yaitu
diruangan administrasi, ruang perawatan anggrek, dan IGD. Di dalam
ruangan memiliki suhu yang baik, selain karena sirkulasi udara yang
baik, ada tambahan penyejuk ruangan, sehingga memenuhi syarat
untuk temperatur.

B. Kelembaban
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai stadar
baku mutu kelembaban. Adapun hasil pengukuran kelembaban yang
memenuhi syarat di ruangan yang kami periksa, yaitu pada ruang
administrasi, ruang perawatan (ruang anggrek) dan IGD. Di dalam
ruangan memiliki suhu yang baik, selain karena sirkulasi udara yang
baik, ada tambahan penyejuk ruangan, sehingga memenuhi syarat
untuk kelembapan.

C. Kebisingan
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai stadar
baku mutu kebisingan. Adapun pengukuran yang kami lakukan semua

43
ruangan memenuhi syarat yaitu ruang pasien saat tidak tidur dan
ruangan umum (ruangan IGD) dan kantor (ruang administrasi)
Pada ruang umum saat melakukan pengukuran terdapat
pengunjung maupun petugas yang berlalu lalang, namun masi
terkendali dan memenuhi syarat dan cukup tenang. Diruang kantor
terdapat beberapa petugas sedang melakukan pekerjaanya dan keadaan
pintu tertutup, namun terpantai tidak padat pengunjung sehingga masi
memenuhi syarat.
Pada ruangan pasien saat tidak tidur terpantau tenang karena
sedikit pasien, dan ruangan yang kami periksa kosong pasien.
D. Pencahayaan
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai
standar baku mutu pencahayaan seemua ruangan yang kami periksa
memenuhi syarat, yaitu pada ruang pasien saat tidak tidur ,ruang
UGD, dan administrasi/kantor. Pencahayaan cukup baik pencahayaan
alami maupun buatan berupa lampu.

3. Penyehatan Makanan dan Minuman


Hasil pengamatan yang kami dapatkan yaitu fokus pada tempat
pengolahan pangan, peralatan masak, penjamah pangan, kualitas
pangan siap saji tepatnya yaitu di dapur Rumah Sakit TK.IV
02.07.04 Bandarlampung kemudian hasil yang kami dapatkan akan
kami sandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 07 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.

1. Pada tempat pengolahan pangan

Tempat pengolahan pangan atau dapur selalu dalam keadaan


bersih, bebas dari gangguan serangga dan tikus, dapur
dilengkapi dengan cerobong asap, serta memenuhi persyaratan

44
kontruksi bangunan. Pada lantai dan langit-langit memenuhi
persyaratan yaitu kuat, tidak kotor, dan terbebeas dari binatang
pengganggu. Lantai kuat, tidak retak, kedap air, dan bersih.
Untuk langit-langit sesuai konstruksi, tidak bocor, dan terbebas
dari binatang pengganggu.
1. Peralatan masak
Peralatan masak selalu dalam keadaan bersih dan tidak
patah, tidak karat, terbuat dari bahan dan desain alat yang
mudah dibersihkan, serta talenan dan pisau dibedakan
antara pangan mentah dan pangan siap saji.
2. Penjamah pangan
Penjamah pangan di dapur dalam keadaan sehat dan
bebas dari penyakit menular (koreng), selalu mencuci
tangan sebelum bekerja, memakai pakaian yang bersih
dan memakai APD seperti menggunakan masker, apron
dan lain-lain pada saat mengelola makanan.
3. Kualitas pangan
Bahan pangan sebelum diolah akan dilakukan
pemilihan terlebih dahulu, dan bahan pangan kemasan
(terolah) dalam keadaan baik. Tempat penyimpanan
pangan bersih terlindung dari debu, serangga dan hewan
lainnya, pengambilan pangan dilakukan secara FIFO
(First In First Out) dan First Expired First Out (FEFO).
Lalu selanjutnya pangan diangkut dengan kereta dorong
yang tertutup dan bersih,dan ditutup dengan plastik
wrap. Pangan siap saji yang siap disajikan diwadahi dan
tertutup. Wadah yang digunakan bersifat foodgrade.
Adapun hasil uji laboratorium pengambilan 2
sampel makanan pada hari Jumat, 8 April 2022 Pukul
11.40 WIB di instalasi gizi didapatkan hasil untuk
olahan sayuran dan hewani untuk angka lempeng total
masi memenuhi syarat baku mutu koloni total/gr untuk

45
makanan berdasarkan peraturan BPOM RI NO.13 Tahun
2019.

4. Penyehatan Sarana dan Bangunan


Pada praktek lapangan kali ini kami mengamati ruang laboratorium,
ruang perawatan, ruang laboratorium, dan ruang administrasi untuk
pengamatan penyehatan sarana dan bangunan, berikut pembahasan
dari hasil pengamatan kami :
1. Toilet Pengunjung
Toilet atau kamar mandi di rumah sakit perbandingan toilet
pengunjung sudah memenuhi syarat.
2. Lantai rumah sakit
Lantai adalah bagian bangunan suatu luasan yang di batasi
dinding dinding sebagai tempat di lakukannya aktivitas sesuai
dengan fungsi bangunan. Kapital lantai di rumah sakit sudah
memenuhi syarat ketentuan fisik seperti kedap air, permukaan
rata,tidak licin,warna terang dan mudah di bersihkan. Lantai
yang kontak dengan air pun memiliki permukaan miring
mengarah ke pembuangan air, namun petemuan lantai dinding
belum berbentuk konus atau lengkung .
3. Dinding rumah sakit
Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisah dan membentuk ruang. Fungsi lain dari dnding yaitu
sebagai peredam suara pelindung bagian dalam bangun dari
cuaca dan sebagianya. Permukaan dinding harus kuat, rata,
berwarna terang dan tidak luntur kontruksi dinding di rumah
sakit sudah memenuhi syarat fisik.
4. Pintu rumah sakit
Pintu di rumah sakit sudah memenuhi syarat seperti memiliki
lebar bukaan minimal 120 cm, daerah sekitar pintu masuk tidak
ada perbedaan ketinggian lantai, pintu kamar mandi sudah

46
terbuka keluar dan lebar, pintu-pintu yang menjadi akses tempat
tidur pasien sudah di lapisi bahan anti bentur .
5. Jendela
Jendela rumah sakit pada ruang perawat pasien memiliki bukaan
jendela yang dapat di buka secara maksimal untuk pertukaran
udara dan tidak ada kemungkinan pasien dapat melarikan atau
meloloskan diri.
6. Langit-langit
Langit-langit harus kuat tidak bocor, tahan lama, berwarna
terang, mudah di bersihkan, tidak berjamur, tinggi langit-langit
2,8 meter. Dan langit-langit rumah sakit sudah memenuhi
syarat.

5. Penyehatan Pengamanan Limbah


A. Pengamanan Limbah B3
Pada pengamanan limbah B3 hasil pengamatan yang kami
dapatkan bahwa Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung
melakukan pemilahan limbah medis dan non medis serta
memiliki TPS yang berizin. Sedangkan untuk penyimpanan
limbah medis B3 telah memenuhi persyaratan karna besarnya
limbah B3 rumah sakit sesuai dengan jumlah pasien yang ada
sehingga persyaratan di pemenkes nomor 7 Tahun 2019 telah
memenuhi syarat yaitu penyimpanan limbah medis.

B. Pengamanan Limbah Padat Domestik


Pada pengamanan limbah padat domestik, hasil pengamatan
yang kami dapatkan bahwa Rumah Sakit TK.IV 02.07.04
Bandarlampung memiliki TPS limbah domestik . Dan
pengangkutan di TPS dilakukan dengan pihak ke 3 karena
rumah sakit tidak memiliki incenerator untuk pengangkutan
DLH dilakukan dengan kurung waktuseminggu sekali, padahal
syarat pengangkutan limbah padat domestic di TPS tidak boleh

47
lebih dari 2 x 24 jam. Hal ini dikhawatirkan
berkembangbiaknya vektor pembawa penyakit seperti lalat di
lingkungan rumah sakit.
Sebagai saran, jika tidak dilakukan pengangkutan lebih dari 2x
24jam dalam sehari. Dilakukan penyimpanan dengan
perlakuan, agar limbah padat tidak dihinggapi vektor dan
menjadi sumber penyakit. Dengan dilakukan pemilahan jenis
limbah, seperti jenis limbah yang bisa diolah, maupun tidak
untuk mengurangi berat jenis sampah.
C. Pengamanan Limbah Cair
Pada pengamanan limbah cair, hasil pengamatan yang kami
dapatkan bahwa Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung
memiliki IPAL yang berizin dan hasil pengolahan limbah yang
kami lakukan yaitu mengukur parameter MPN, suhu dan pH
sudah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sesuai
dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Nomor. P. 68 Tahun 2016 Tentang Standar Baku Mutu Air
Limbah Domestik.

6. Pengamanan Radiasi
Pada pengamanan radiasi hasil pengamatan yang kami dapatkan
yaitu Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung telah
mempunyai izin penggunaan alat dari Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (BAPETEN), mempunyai peralatan proteksi radiasi seperti
radiation monitor serta melakukan pemantauan pekerja radiasi
menggunakan alat proteksi diri. Hal ini telah sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

7. Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit


Pada saat pengamatan fisik untuk pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit di rumah sakit kami mendapatkan hasil bahwa

48
konstruksi bangunan, tempat penampungan air tidak memungkinkan
sebagai tempat berkembang biaknya serangga dan tikus. Untuk
penanganan vektor tikus rumah sakit menggunakan pihak ke-2
dalam pembasmian tikus.

8. Penyelenggaraan Linen
Pada hasil pengamatan penyelenggaraan linen di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung didapatkan beberapa persyaratan
telah memenuhi syarat diantaraya yaitu terdapat keran air untk
keperluan hygiene dan sanitasi, terdapat air panas untuk proses
desinfeksi, namun masi menggunakan cara manual, yaitu merebus.
Lalu dilakukan pemilihan antara linen infeksius dan non infeksius
dimulai dari sumber, menghitung dan mencatat linen di ruangan,
tidak melakukan perendaman linen kotor di ruangan sumber, pada
saat pencucian dilakukan pula secara terpisah antara linen infeksius
dan non infeksius. Selain itu pada saat pencucian linen akan
ditimbang untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan
kebutuhan deterjen dan disinfeksi. Pengeringan linen dilakukan
dengan mesin pengering, linen bersih ditata sesuai dengan jenisnya.
Menggunakan kereta yang berbeda dan tertutup antara linen bersih
dan linen kotor, kereta dorong dicuci dengan disinfektan setelah
digunakan mengangkut linen kotor, dan waktu pengangkutan linen
bersih dan linen kotor tidak dilakukan saat bersamaan.
Adapun beberapa persyaratan yang belum memenuhi syarat yaitu
tidak tersedianya setrika uap. Untuk petugas di linen yang
menyetrika, setrika yang digunakan adalah setrika biasa padahal
sebaiknya digunakan setrika uap. Hal ini dikarenakan setrika uap
lebih memudahkan pekerjaan dan menghemat waktu petugas linen,
dan uap yang dihasilkan lebih efektif membunuh mikroba yang tidak
tahan panas, dibandingkan setrika biasa.

49
9. Pengawasan Proses Dekontaminasi Melalui Desinfeksi dan
Sterilisasi
Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya berbagai jenis
mikroorganisme penyakit menular yang dapat menginfeksi pasien,
pengunjung dan staf rumah sakit. Untuk menjamin perlindungan
kesehatan, maka mikroorganisme dirumah sakit perlu dicegah dan
dikendalikan melalui upaya dekontaminasi. Pihak rumah sakit sudah
melakukan proses dekontaminasi seperti mensterilkan perlengkapan
medis dan menyimpannya ditempat yang steril, untuk alat dan
perlengkapan medis pun sebelum disetrika terlebih dahulu
dikelompokan dan dibersihkan sesuai tingkat kekotorannya, serta
dilakukan pembersihan dan desinfeksi lantai.

Untuk pemeriksaan proses desinfeksi lantai yang kami lakukan


pada lantai ruang perawatan persalinan di ruang anggrek, didapatkan
hasil 3,2 koloni/cm2, dimana masi memenuhi syarat dengan standar
baku permenkes No.07 tahun 2019 dengan standar baku 0-5
koloni/cm2

10. Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit


Penyelenggaraan kesehatan lingkungan di rumah sakit memelukan
dukungan kelengkapan administrasi agar memenuhi syarat
penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan. Untuk itu rumah sakit
ini sudah memiliki unit atau instalas sanitasi rumah sakit. Insatalasi
sanitasi rumah sakit ini sudah memiliki dokumen pelengkap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sebagai berikut:
1. Dokumen administrasi kesehatan lingkungan rumah sakit
a. Memiliki SOP atau pedoman ipal dan linen
b. Memiliki dokumen lingkungan hidup yang telah di sahkan oleh
instansi pemerintah atau peraturan perundang undangan seperti UKL
dan UPL
c. Memiliki kerja di bidang kesehatan lingkungan

50
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
e. Membuat laporan rutin untuk di saerahkan ke penunjang lingkungan
dan kedireksi atau pimpinan rumah sakit

Instalasi sanitasi rumah sakit memerlukan sumber daya manusia


untuk penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit terdiri atas tenaga
kesehatan lingkungan atau tenaga lain yang berkompeten, maka penanggung
jawab kesehatan rumah sakit kelas C dan D (rumah sakit pemerintah dan
swasta) memiliki tenaga kesehatan lingkungan atau sanitasi atau teknik
lingkungan atau teknik penyehatan memiliki minimal berijazah D3 atau
Diploma 3. Penanggung jawab kesehatan rumah sakit memiliki kriteria
diatas.

51
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Sampel air minum yang diperiksa diambil di ruangan instalasi gizi.


Adapun hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami
sandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun
2019 tentang standar baku mutu air minum. Sampel air untuk
keperluan hygiene dan sanitasi yang kami periksa diambil dari air
keran di Instalasi Gizi. Sedangkan untuk parameter biologi E-Coli
memenuhi persyaratan.
b. Penyelenggaan penyehatan udara di RS TK IV 02.07.04
Pemeriksaan dilakukan satu kali dalam setahun. Hasil pengukuran
kesehatan udara rumah sakit yang kami lakukan yaitu mengamati
parameter fisik udara seperti suhu, kelembaban, kebisingan dan
pencahayaan yang memenuhi standar baku mutu yang telah di
tetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No.7 Tahun 2019
c. Kami melakukan pengamatan kesehatan pangan siap saji rumah
sakit dan mengambil 2 sampel makanan yaitu nabati (sayur asam)
dan hewani (ikan goreng) dilakukan pada jam 11.30 WIB di
Instalansi Gizi. Yang di dapat hasil dari pengamatan tersebut
disandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
d. Penyelenggaraan penyehatan bangunan yang kami amati yaitu
terdapat 3 ruangan diantaranya ruang perawatan, ruang bersalin, dan
ruang operasi. Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai
kesehatan sarana dan bangunan bahwa bahawa telah memenuhi
standar yang telah ditetapkan dalam PERMENKES No.07 Th.2019.

52
e. Penyelenggaraan penyehatan limbah cair dan limbah domestik
padat pada pengamanan limbah padat domestik, hasil pengamatan
yang kami dapatkan bahwa RS TK.IV 02.07.04 memiliki TPS
limbah domestik . Dan pengangkutan di TPS dilakukan dengan
pihak ke 3 karena rumah sakit tidak memiliki incenerator untuk
pengangkutan DLH dilakukan dengan kurung waktu seminggu
sekali, padahal syarat pengangkutan limbah padat domestic di TPS
tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam. Pada pengamanan limbah cair,
hasil pengamatan yang kami dapatkan bahwa Rumah Sakit TK.IV
02.07.04 Bandarlampung memiliki IPAL yang berizin dan hasil
pengolahan limbah yang kami lakukan yaitu mengukur parameter
MPN, suhu dan pH sudah memenuhi baku mutu yang telah
ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan Nomor. P. 68 Tahun 2016 Tentang Standar Baku Mutu
Air Limbah Domestik.
f. Pemeriksaan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit. Pada saat pengamatan fisik untuk pengendalian vektor
dan binatang pembawa penyakit di rumah sakit kami mendapatkan
hasil bahwa konstruksi bangunan, tempat penampungan air tidak
memungkinkan sebagai tempat berkembang biaknya serangga dan
tikus. Untuk penanganan vektor tikus rumah sakit menggunakan
pihak ke-2 dalam pembasmian tikus.
g. Pada hasil pengamatan penyelenggaraan linen di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung didapatkan beberapa persyaratan
telah memenuhi syarat diantaraya yaitu terdapat kran air untk
keperluan hygiene dan sanitasi, terdapat air panas untuk proses
desinfeksi, namun masi menggunakan cara manual, yaitu merebus.
Lalu dilakukan pemilihan antara linen infeksius dan non infeksius
dimulai dari sumber, menghitung dan mencatat linen di ruangan,
tidak melakukan perendaman linen kotor di ruangan sumber, pada
saat pencucian dilakukan pula secara terpisah antara linen infeksius
dan non infeksius. Selain itu pada saat pencucian linen akan

53
ditimbang untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan
kebutuhan deterjen dan disinfeksi.
h. Pengawasan proses dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi
pihak rumah sakit sudah melakukan proses dekontaminasi seperti
mensterilkan perlengkapan medis dan menyimpannya ditempat
yang steril, untuk alat dan perlengkapan medis pun sebelum
disetrika terlebih dahulu dikelompokan dan dibersihkan sesuai
tingkat kekotorannya, serta dilakukan pembersihan dan desinfeksi
lantai. Untuk pemeriksaan proses desinfeksi lantai yang kami
lakukan pada lantai ruang perawatan persalinan di ruang anggrek,
didapatkan hasil 3,2 koloni/cm2, dimana masi memenuhi syarat
dengan standar baku Permenkes No.07 tahun 2019 dengan standar
baku 0-5 koloni/cm2
2. Saran
Sebagai saran, jika tidak dilakukan pengangkutan lebih dari 2x 24jam
dalam sehari. Dilakukan penyimpanan dengan perlakuan, agar limbah padat
tidak dihinggapi vektor dan menjadi sumber penyakit. Dengan dilakukan
pemilahan jenis limbah, seperti jenis limbah yang bisa diolah, maupun
tidak untuk mengurangi berat jenis sampah.

Dan untuk sirkulasi udara sudah cukup namun bisa lebih di tingkatkan agar
pasien bisa lebih nyaman , solusi yang dapat diberikan adalah dengan cara
pengecekan sirkulasi udara secara menyeluruh dengan membuka pintu dan
jendela di pagi hai dan penambahan sirkulasi udara buatan berupa penyejuk
ruangan

Pada pengangkutan limbah padat domestik melebihi 2 x 24 jam, sebaiknya


pihak rumah sakit mengingatkan pihak ketiga untuk selalu mengikuti
persyaratan penyimpanan limbah padat domestik yang tidak boleh lebih
dari 2 x 24 jam, karena dikhawatirkan akan menjadi tempat
perkembangbiakkan vektor lalat dan untuk limbah padat domestik dapat
dilakukan dengan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle).

54
Pada perlakuan terhadap linen ditahap pencucian, alat setrika yang
digunakan yaitu setrika biasa, sebaiknya digunakan setrika uap dan mesin
flat ironer (seterika berstandar) untuk membantu mengurangi waktu dalam
menyetrika dan didapatkan hasil seterikaan yang baik.

55
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340 Tahun 2010


Tentang Klasifikasi Rumah Sakit

Notoadmojo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Notoadmodjo. S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :PT


Rineka Cipta

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 07 Tahun 2019 Tentang Kesehatan


Lingkungan Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2017 Tentang


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air
Untuk Hygiene Sanitasi

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017 Tentang


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor. P. 68 Tahun 2016


Tentang Standar Baku Mutu Air Limbah Domestik.

Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.13 Tahun 2019


Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

56
LAMPIRAN
Lampiran Hasil Kegiatan Praktikum Sanitasi Rumah Sakit

TPS pemilahan limbah B3 medis Tempat sampah non infeksius


innfeksius dan limbah infeksius

covid-19

Pengambilan sampel limbah cair dari Pengambilan sampel air bersih di ruang
outlet IPAL rumah sakit. laboratorium rumah sakit

57
IPAL Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 TPS Limbah B3
Bandarlampung

Petugas pengangkut limbah B3 Pengambilan sampel usap lantai

58
Pengambilan sampel makanan Pengambilan sampel usap alat makan

Pengukuran kebisingan, pencahayaan, Pengukuran kebisingan, pencahayaan,


suhu dan kelembapan di ruang suhu dan kelembapan di ruang IGD

administrasi

Pemeriksaan laboratorium angka Uji pendugaan pemeriksaan


lempeng total sampel makanan, sampel laboratorium angka MPN pada sampel
usap lantai dan sampel usap lantai. air bersih.

59
Pemeriksaan pH sampel air bersih Pemeriksaan pH sampel limbah cair
menggunakan pHmeter menggunakan pHmeter

Alur linen kotor Pintu masuk linen bersih

60
Ruang Linen Rumah Sakit TK.IV

Ruang penyimpanan linen bersih 02.07.04 Bandarlampung

Ruang pencucian linen.

61

Anda mungkin juga menyukai