DISUSUN OLEH:
Disetujui oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kunjungan
“Praktik Sanitasi Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung” dengan sebaik-
baiknya.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak bantuan, dukungan, dan kerja
sama yang baik dari berbagai pihak terkait. Sehingga pada kesempatan ini, penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih .
Kelompok 6
iii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................ i
DI RUMAH SAKIT TK.IV 02.07.04 BANDAR LAMPUNG ............................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
I. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
A. Tujuan Umum ..................................................................................................... 3
B. Tujuan Khusus .................................................................................................... 4
C. Manfaat ............................................................................................................... 4
D. Ruang Lingkup ..................................................................................................... 5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK SANITASI RUMAH SAKIT ............................................. 6
A. Lokasi dan Waktu Praktik Sanitasi Rumah Sakit ................................................... 6
1. Peserta ................................................................................................................. 6
2. Data Yang Dikumpulkan .................................................................................... 7
3. Sumber Data........................................................................................................ 7
4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 8
5. Teknik Pengolahan dan Anailisi Data ................................................................. 8
6. Kegiatan .............................................................................................................. 9
BAB III
HASIL DAN PEMBEHASAN ......................................................................................... 11
A. Gambaran Umum Rumah Sakit ........................................................................... 11
B. Sejarah Rumah Sakit ............................................................................................ 11
C. Visi Dan Misi Rumah Sakit ................................................................................. 12
D. Fasilitas Rumah Sakit Penyelenggaraan ............................................................... 13
E. Program Kegiatan Sanitasi Rumah Sakit .............................................................. 15
F. Gambaran Khusus Pelaksanaan Sanitasi/Kesehatan Lingkungaan ....................... 17
1. Penyelenggaraan Penyehatan Air...................................................................... 17
iv
2. Penyehatan Udara ............................................................................................. 19
3. Penyehatan Makanan dan Minuman ................................................................. 23
4. Penyehatan Sarana dan Bangunan .................................................................... 26
5. Penyehatan dan Pengamanan Limbah…………….............................................31
8. Pengamanan Radiasi…………………………………………………………..34.
G.Pembahasan……………………………………………………………...………42
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 52
1. Kesimpulan ........................................................................................................... 52
2. Saran ..................................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 56
LAMPIRAN...................................................................................................................... 57
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
1
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial di dalam lingkungan rumah sakit.
Kualitas lingkungan rumah sakit yang sehat ditentukan melalui
pencapaian atau pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan
dan persyaratan kesehatan pada media air, udara, tanah, pangan, sarana
dan bangunan, dan vektor dan binatang pembawa penyakit.
Standar baku mutu kesehatan lingkungan merupakan spesifikasi
teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang
berhubungan atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat
di dalam lingkungan rumah sakit. Sedangkan persyaratan kesehatan
lingkungan adalah kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada media
lingkungan di dalam lingkungan rumah sakit. (PMK No. 7 tahun 2019)
Sanitasi menurut Azrul Anwar, sanitasi adalah cara pengawasan
masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai
faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Sedangkan menurut Hopkins, sanitasi adalah cara
pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai
pengaruh terhadap lingkungan.
Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi
“Sanitasi” adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu
keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan
masyarakat. Pengertian Sanitasi adalah lingkungan cara menyehatkan
lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air,
dan udara.
Ruang Lingkup Sanitasi meliputi beberapa hal, di antaranya (1)
Menjamin lingkungan serta tempat kerja yang bersih dan baik, (2)
melindungi setiap orang dari faktor-faktor lingkungan yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan fisik maupun mental, (3)
mencegah timbulnya berbagai macam penyakit menular, (4) mencegah
terjadinya kecelakaan, dan (5) menjamin keselamatan kerja.
Tujuan Sanitasi, antara lain: (1) memperbaiki, mempertahankan,
dan mengambalikan kesehatan yang baik pada manusia, (2) efisiensi
2
produksi dapat dimaksimalkan, serta (3) menghasilkan produk yang
aman dan sehat dari pengaruh hazard yang dapat menyebabkan
penyakit bagi manusia.
A. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui gambaran umum sanitasi Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
2. Untuk mengetahui keadaan Kesehatan Lingkungan di
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
3
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui penyelenggaraan penyehatan air bersih
di Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
2. Untuk mengetahui penyehatan udara di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
3. Untuk mengetahui penyehatan sarana dan bangunan di
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
4. Untuk mengetahui penyelenggaraan proes desinfeksi dan
sterilisas di Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
5. Untuk mengetahui penyehatan makanan di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
6. Untuk mengetahui penyehatan bangunan dan ruangan di
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
7. Untuk mengetahui aspek pengelolaan limbah cair, padat,
dan B3 dan alur proses pengelolaan pengamanan limbah
cair, padat, dan B3 yang ada di Rumah Sakit TK.IV
02.07.04 Bandarlampung.
8. Untuk mengetahui pengendalian vektor dan binatang
pembawa penyakit di Rumah Sakit TK.IV 02.07.04
Bandarlampung.
9. Untuk mengetahui pengawasan linen di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
10. Untuk mengetahui pengamanan radiasi di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
11. Untuk mengetahui manajemen kesehatan lingkungan di
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
C. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Membandingkan teori yang telah didapat di kampus
dengan kenyataan yang ada di lapangan dalam hal sanitasi
rumah sakit.
4
2. Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja
yang akan dihadapi di masa yang akan datang mengenai
sanitasi rumah sakit.
3. Memperoleh pengalaman penyusun rencana laporan
pemeriksaan, melaksanakan kegiatan, menganalisis dan
menyimpulkan kegiatan pengawasan kesehatan
lingkungan (penyehatan air, penyehatan udara, penyehatan
makanan dan minuman, penyehatan sarana ruang dan bangunan,
pengolahan dan penyehatan limbah cair, padat, dan B3,
pengendalian vektor dan binatang pengganggu, dan pengawasan
linen rumah sakit, strerilisasi dan desinfeksi, pengendalian
vektor dan binatang pengggangu, pengawasan radiasi, dan
manajemen kesehatan lingkungan di rumah sakit).
D. Ruang Lingkup
5
BAB II
1. Peserta
Peserta kegiatan Praktik Sanitasi Rumah Sakit adalah
mahasiswa/mahasiswi Program Studi Sarjana Terapan Sanitasi
Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Yang berjumlah 12
orang, yaitu:
6
2. Data Yang Dikumpulkan
Data yang kami kumpulkan dari Rumah Sakit TK.IV 02.07.04
Bandarlampung yaitu mengenai bagaimana pelaksanaan kesehatan
lingkungan rumah sakit antara lain tentang data penyehatan bangunan dan
ruangan, termasuk pencahayaan, penghawaan serta pengendalian
kebisingan, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air termasuk
kualitasnya, pengolahan limbah cair, pengolahan linen, pengendalian
serangga dan tikus, sterilisasai atau desinfeksi.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengematan
(observasi), wawancara (interview) yang dilakukan kepada
pegawai/karyawan yang bekerja di Rumah Sakit TK.IV 02.07.04
Bandarlampung, data primer yang didapat merupakan data yang
diperoleh dari pihak Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak
Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung. Tanpa adanya
pengamatan dan wawancara data sekunder yang diperoleh antara lain
sebagai berikut:
a. Air limbah
b. Air bersih
c. Pengujian kebisingan
d. Pengujian pencahayaan
e. Pengujian suhu
f. Alur pengolahan limbah cair
g. Penyehatan makanan
h. Desinfeksi dan sterilisasi lantai
7
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah kegiatan pengamatan pada sebuah objek secara
langsung dan detail untuk mendapatkan informasi yang benar terkait
objek tersebut. Pengujian yang diteliti dan diamati bertujuan untuk
mengumpulkan data atau penilaian. Metode pengamatan harus
dilakukan secara sistematis guna mendapatkan informasi yang akurat.
Kegiatan pengamatan yang dilakukan memiliki karakteristik tersendiri
yaitu objektif, faktual dan sistematik. Pada saat pengumpulan data alat
yang dipergunakan merupakan ceklist instrumen yang berisi variabel –
variabel yang di amati.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview adalah kegiatan tanya dan jawab
secara lisan untuk memperoleh informasi. Bentuk informasi yang
diperoleh dinyatakan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada
narasumber. Pada pengumpulan data yang telah dilakukan alat yang
digunakan untuk teknik pengumpulan data ini adalah dengan
menggunakan quisioner. Wawancara dilakukan kepada petugas rumah
sakit yang bertanggung jawab dibidangnya.
8
d) Cleaning yaitu pembersihan data yang merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada
kesalahan atau tidak.
2. Analisis Data
6. Kegiatan
9
dan penyehatan air bersih
10
BAB III
Status : TNI
11
penyatuan poli klinik Garnizun dengan Rumah Sakit IV/ 431, kemudian
disempurnakan lagi pada tahun 1982 dengan dibangunnya ruang rongent dan
kamaroperasi. Pada tahun 1985 nama Rumah Sakit IV/431 diubah menjadi
Rumah Sakit Tingkat IV 02.07.04 sampai dengan sekarang. Setelah adanya
perpindahan dan penyatuan Poliklinik Garnizun (saat ini Denkesyah 02.04.03)
dengan Rumah SakitIV/431 yang kemudian berganti nama menjadi Rumah
Sakit Tingkat IV 02.07.04 dimana markas maupun kedudukannya menjadi
satu atap dengan Denkesyah 02.04.03 yang merupakan satuan atasnya.
Visi dan Misi Rumah sakit berpedoman kepada Visi dan Misi
Kesehatan Angkatan Darat, yaitu:
Visi :
Menjadi Rumah Sakit pilihan utama dan kebanggan bagi prajurit, PNS dan
Misi:
12
3) Menyelenggarakan fungsi pendidikan, latihan dan
pengembangan kesehatan yang seimbang, komperehensif,dan
terintegrasi.
4) Peningkatan sumber daya manusia rumah sakit guna
meningkatkan pelaayanan sesuai kopetensinya.
5) Rumah Sakit yang Paripurna bagi prajurit, PNS dan
Mengembangkan keluarga.
Motto :
Tujuan :
13
2. Poliklinik Dokter Spesialis
2 THT
Dr.Fattah Satya Wibawa, Senin - jumat 08.00 – 12.00
Sp.THT-KL
3 PENYAKIT DALAM
dr. Usman Alkaff, Sp.PD Senin - jumat 08.00 – 12.00
4 MATA
dr. Rosdianti Diah Senin, rabu 08.00 – 12.00
Amdrian, Sp.M dan jumat
5 ANAK Senin dan
dr. Farida Thamrin, Sp.A selasa 08.00 – 12.00
dr. Dyah Mutia S,Sp.A Rabu, jumat 08.00 – 12.00
sabtu
6 KULIT KELAMIN
dr.Dina Fatmasari,Sp.DV Senin - jumat 08.00 – 12.00
7 PARU
dr.Nina Marlina,Sp.P Senin - kamis 08.00 – 12.00
8 SYARAF
dr. Djohan Maher, Sp.S Senin - jumat 08.00 – 12.00
9 ORTHOPEDI &
TRAUMATOLOGI
dr.Ahmad Fauzi Senin dan 08.00 – 12.00
M.Epid,Sp.OT selasa
14
E. Program Kegiatan Sanitasi Rumah Sakit TK.IV 02.07.04
Bandarlampung
1. Program sanitasi
Upaya yang menjadi sasaran kegiatan sanitasi rumah sakit meliputi:
a. Pengelolaan Limbah Cair
b. Pengelolaan Limbah Padat (Medis dan Non Medis)
c. Penyehatan Air Bersih
d. Penyehatan Linen dan Laundry
e. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu
15
d. Penyehatan Air Bersih
Kualitas air yang disediakan di rumah sakit harus sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan, sedangkan kualitas air yang digunakan
untuk keperluan khusus perlu mendapatkan perlakuan lebih lanjut
untuk mendapatkan kualitas yang relevan. Untuk mendapatkan air
dengan kuantitas dan kualitas sesuai dengan yang dibutuhkan
harus memperhatikan upaya-upaya berikut ini:
1) Pemeliharaan Unit water treatmen
2) Klorinasi air bersih pada reservoar
3) Pemeriksaan air bersih
4) Pemeriksaan kualitas Tds air Ro
16
F. Gambaran Khusus Pelaksanaan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan
Pelayanan Rumah Sakit
1. Penyelenggaraan Penyehatan Air
a. Kualitas Air
Hasil pengamatan kami melakukan pengamatan kualitas fisik
mikrobiologi, dan kimia air dan mengambil sampel air di
ruangan laboratorium. Pengambilan sampel air dilakukan pada
jam 10.25 WIB dimana kualitas air tersebut mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
tahun 2017 Tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan
persyaratan kesehatan air untuk hygiene sanitasi.
17
Tabel. Hasil Pengamatan Uji Pendugaan Air Untuk
Keperluan Hygiene dan Sanitasi
LB DS LB SS LB SS 9,9
No Nama Sampel ml
5 ml 9ml
1 Sampel air 5ml -
4 Sampel air 1 ml -
5 Sampel air 1 ml -
6 Sampel air 1 ml -
Keterangan:
18
Keterangan:
BMS : Belum Memenuhi Syarat
MS : Memenuhi Syarat
3. Kualitas kimia air untuk keperluan hygiene dan sanitasi
Untuk hasil kualitas kimia air untuk keperluan hygiene dan
sanitasi di ruangan instalasi gizi di jelaskan pada tabel di bawah ini:
Standar Baku
No Parameter Mutu Kimia Hasil Ket.
Air Bersih
1 pH 6,5-8,5 mg/l 6.8 mg/l MS
Keterangan:
BMS : Belum Memenuhi Syarat
MS : Memenuhi Syarat
2. Penyehatan Udara
Hasil pengukuran kesehatan udara rumah sakit yang kami lakukan
yaitu mengamati parameter fisik udara seperti suhu, kelembaban,
kebisingan dan pencahayaan. Berikut ini hasil pengukuran yang
kami lakukan dijelaskan pada tabel dibawah ini:
A. Suhu
Adapun hasil pengukuran suhu yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut:
Standar
Baku
Hasil Waktu Ket.
No Ruang/Unit Mutu
(0C) Pengambilan
Suhu
(oC)
1 Ruang IGD 20-240C 24,1 10.50 WIB MS
19
Keterangan:
1. Pada saat pengukuran suhu di ruang IGD kondisi pintu tertutup dan
sedang ada pengunjung, namun didalam ruangan terdapat Air
Conditioner (AC) sehingga sirkulasi ruangan berfungsi secara
optimal.
B. Kelembaban
Adapun hasil pengukuran kelembaban yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut:
Standar
Baku Hasil Waktu Ket.
No Ruang/Unit
Mutu (%) Pengambilan
Suhu (%)
1 Ruang IGD 40-60% 52% 10.50 WIB MS
Keterangan:
1. Pada saat pengukuran suhu di ruang IGD kondisi pintu tertutup dan
sedang ada pengunjung, namun didalam ruangan terdapat Air
Conditioner (AC) sehingga sirkulasi ruangan berfungsi secara
optimal.
20
2. Pada saat pengukuran suhu di ruang Administrasi terasa sejuk,
karena terdapat Air Conditioner (AC) sehingga suhu yang ada di
ruangan tersebut masih memenuhi standar yang diatur.
C. Kebisingan
Adapun hasil pengukuran kebisingan yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut :
Standar
Baku
Mutu
Hasil Waktu Ket.
No Ruang/Unit Maksimal
(dBA) Pengambilan
Tekanan
Bising
(dBA)
1 Ruang pasien 45 43,3 10.40 WIB MS
saat tidak
tidur (Ruang
Anggrek)
2 Ruang IGD 45 43,7 10.50 WIB MS
21
D. Pencahayaan
Adapun hasil pengukuran pencahayaan yang kami lakukan didapatkan
hasil sebagai berikut:
Standar
Waktu
Baku Mutu Hasil Ket.
No Ruang/Unit Pengambil
Pencahaya (Lux)
an
an (Lux)
1 Ruang pasien 300 lux 249 10.40 WIB MS
saat tidak
tidur (Ruang
Anggrek)
2 Ruag IGD Minimal 300 10.50 WIB MS
100 lux
3 Rung Minimal 112 12.40 WIB MS
administrasi 200 lux
Keterangan:
22
3. Penyehatan Makanan dan Minuman
Hasil pengamatan kami yakni melakukan pengamatan kesehatan
pangan siap saji rumah sakit dan mengambil 2 sampel makanan
yaitu nabati (sayur asam) dan hewani (ikan goreng) dilakukan pada
jam 11.30 WIB di Instalansi Gizi. Dimana hasil pengamatan
tersebut disandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Keehatan
Lingkungan Rumah Sakit. Adapun hasil pengamatan yang kami
lakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
A LANTAI
Kedap air
Rata
Tidak retak
Tidak licin
B DINDING
Permukaan rata
Tidak lembab
Berwarna terang
Mudah dibersihkan
C LANGIT-LANGIT ATAP
Langit-langit tertutup
Permukaan rata
23
Tidak menyerap air
Berwarna terang
2 PERALATAN MASAK
3 PENJAMAH MAKANAN
4 KUALITAS PANGAN
24
keadaan baik
P Pengangkutan Pangan
25
Tabel Hasil Pengamatan Sampel Makanan Di Instalasi Gizi Pada Hari
Jumat, 8 April 2022 Pukul 11.30 WIB
Keterangan:
26
Ruangan
No
Persayaratan Ruang Ruang Ruang
Perawatan Laboratorium Administrasi
1 Toilet
Pengunjung
Perbandingan 1
toilet untuk
pengunjung
wanita 1: 20 dan
1 : 30 untuk
pengunjung pria
2 Lantai Rumah
Sakit
a. Lantai terbuat
dari bahan
yang kuat,
kedap air,
permukaan
rata, tidak
licin, warna
terang dan
mudah
dibersihkan
b. Lantai yang
selalu kontak
dengan air
harus
mempunyai
kemiringan
yang cukup
kearah saluran
pembuangan
air limbah
c. Pertemuan
lantai dengan
dinding harus
berbentuk
27
konus atau X X X
lengkung agar
mudah
dibersihkan
3 Dinding Rumah
Sakit
a. Permukaan
dinding kuat
dan rata
b. Berwarna
terang dan
menggunakan
cat yang tidak
luntur
4 Pintu Rumah
Sakit
a. Pintu utama
dan pintu-
pintu yang di
lalui brankar
atau tempat
tidur pasien
memiliki lebar
bukaan
minimal 120
cm, dan pintu-
pintu yang
tidak menjadi
akses tempat
tidur pasien
memiliki lebar
bukaan
minimal 90
cm
b. Di daerah
sekitar pintu
masuk tidak
boleh ada
perbedaan
ketinggian
28
lantai
c. Pintu untuk
kamar mandi
di ruang
perawatan
pasien dan
pintu toilet
untuk akses,
harus terbuka
keluar dan
lebar
d. Pintu-pintu
yang menjadi
akses tempat
tidur pasien
harus dilapisi
bahan anti
benturan
e. Ruang
perawatan
pasien harus
memiliki
bukaan
jendela yang
dapat dibuka
secara
maksimal
untuk
kepentingan
pertukaran
udara
(persyaratan
ruang
perawatan)
f. Pada
bangunan
rumah sakit
bertingkat
lebar bukaan
jendela harus
aman dari
kemungkinan
29
pasien dapat
melarikan
atau
meloloskan
diri
5 Langit-Langit
Rumah Sakit
a. Kuat
b. Tidak Bocor
c. Tahan Lama
d. Berwarna
Terang
e. Mudah
Dibersihkan
f. Tidak
mengandung
unsur yang
dapat
membahayaka
n pasien, tidak
berjamur
g. Tinggi langit-
langit
diruangan
minimal
2,80m dan
tinggi di
selasar
(koridor)
minimal
2,40m
h. Tinggi langit-
langit di
ruangan - - -
operasi
30
minimal 3,00
meter
(Persyaratan
ruang operasi)
i. Pada tempat-
tempat yang
membutuhkan
tingkat
kebersihan
ruangan
tertentu maka - - -
lampu-lampu
penerangan
ruangan di
pasang
dibenamkan
pada plafon
(ruang
operasi)
No Persyaratan Ya Tidak
1 Melakukan pemilahan
limbah medis dan non medis
2 Memenuhi ketentuan
lamanya penyimpanan
limbah medis B3
3 Memiliki TPS B3 yang
berizin
31
No Persyaratan Ya Tidak
Penyimpanan
Tindakan Medis :
Sementara
o IGD
o Operasi
o Rawat Inap Pengangkutan
o Dll
Pengumpulan
Pihak ke-3
No Persyaratan Ya Tidak
32
Limbah cair yang berasal dari
seluruh Rumah Sakit
-Laboratoriumc
Bak Pengumpul
Bak Aerob
Saluran Umum
* Berikut ini adalah tahap pengolahan limbah cair pada Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung
33
Tabel 3.5 Laporan Hasil Uji Lab Kualitas Air Limbah
No.
Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu Ket.
1. pH - 7,42 6–9 MS
0
2. Suhu C 26,3 30 MS
3. MPN- kuman MPN/100 mL 120 3000 MS
golongan koli
Keterangan :
BMS : Belum memenuhi Syarat
MS : Memenuhi Syarat
8. Pengamanan Radiasi
Hasil pengamatan yang kami lakukan mengenai pengamanan
radiasi yaitu akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:
3 Melakukan pemantauan
pekerja radiasi
34
menggunakan alat MS
proteksi diri
No Persyaratan Ya Tidak
35
5 Memenuhi persyaratan
perlakuan terhadap linen
*untuk persyaratan perlakuan terhadap linen berikut hasil tabel
No Pertanyaan Ya Tidak
A Pengumpulan Linen
3 Tidak melakukan
perendaman linen kotor di
ruangan sumber
B Penerimaan Linen
C Pencucian
36
3 Pengeringan linen dengan
mesin pengering (dryer)
4 Penyetrikaan dengan mesin
seterika uap, mesin flat ironer
5 Linen bersih harus ditata
sesuai sesuai jenisnya
D Distribusi dilakukan
berdasarkan buku tanda
terima dari petugas
penerima, kemudian
petugas menyerahkan linen
bersih kepada petugas
ruangan sesuai buku tanda
terima
E Pengangkutan
37
1 Petugas yang bekerja dalam
pengolahan laundry
menggunakan APD seperti
masker,sarung
tangan,apron,sepatu
boot,penutup kepala
38
Laporan Hasil Uji Lab Pemeriksaan Mikrobiologi Usap Lantai
Keterangan :
39
12. Manajemen Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Hasil pengamatan yang kami lakukan pada manajemen kesehatan
lingkungan rumah sakit adalah sebagai berikut:
No Persyaratan Ya Tidak
1 Manajemen kesehatan
lingkungan rumah
sakit
a. Terdapat unit atau
instalansi sanitasi
rumah sakit
b. Memiliki dokumen
administrasi
kesehatan
lingkungan rumah
sakit yang meliputi
pedoman (Sk,SOP
Ipal dan Linen) dll
c. Memiliki dokumen
lingkungan hidup
yang telah disahkan
oleh instansi
pemerintah atau
ketentuan peraturan
perundang-
undangan
d. Memiliki rencana
kerja bidang
kesehatan
lingkungan
e. Melaksanakan
monitoring dan
evaluasi kegiatan
kesehatan
lingkungan rumah
sakit
f. Membuat laporan
rutin ke direksi atau
pimpinan rumah
sakit dan instansi
yang berwenang
40
2 Peralatan Kesling
a. Memiliki semua
peralatan
pemantauan kualitas
lingkungan minimal
(thermometer air,
hygrometer, sound
level meter, lux
meter, alat ukur
swab pantau air
bersih yakin chlor
meter, Ph meter, dan
alat ukur swab
pantau air limbah,
yakni pH meter dan
chlor meter, alat
ukur kepadatan
vector pembawa
penyakit, yakni alat
perangkap lalat (fly
trap), alat ukur
kepadatan lalat (fly
grill)
b. Memiliki sebagian
peralatan
pemantauan kualitas
lingkugan minimal
c. Tidak memilki
peralatan
pemantauan kualitas
lingkungan minimal
3 Tenaga Kesehatan
lingkungan rumah
sakit
a. Penanggung jawab
kesehatan
lingkungan rumah
sakit kelas C dan D
(Rumah sakit
pemerintah dan
41
swasta) adalah
memiliki pendidikan
bidang kesehatan
lingkungan /
sanitasi/ Teknik
Lingkungan /
Teknik Penyehatan/
Minimal berijazah
D3 (Diploma 3)
b. Penanggung jawab
kesehatan
lingkungan rumah
sakit tidak sesuai
dengan kriteria
diatas.
G. Pembahasan
1. Penyelenggaraan Penyehatan Air
A. Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi
Sampel air untuk keperluan hygiene dan sanitasi yang kami
periksa diambil dari air kran di ruang laboratorium. Hasil yang kami
dapatkan di lapangan telah kami sandingkan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2017 tentang Persyaratan Standar
Baku Air Untuk Keperluan Hygiene Dan Sanitasi. Didapatkan hasil
untuk parameter fisik dan kimia seperti kekeruhan, suhu, rasa, bau,
dan pH telah memenuhi persyaratan.
Sedangkan untuk parameter biologi E-Coli memenuhi
persyaratan. Jumlah bakteri Esherichia coli dipakai sebagai patokan
utama menentukan apakah air bersih memenuhi syarat atau tidak
karena bakteri ini ditemukan pada kotoran manusia serta relatif sukar
dimatikan dengan pemanasan air. Pada Total Coliform sudah
memenuhi syarat karena hasil uji laboratorium saat uji penduga yang
kami lakukan tidak didapatkan nilai positif pada tabung, sehingga
dapat disimpulkan tidak ditemukan coliform positif pada sampel air,
sehingga memenuhi syarat. Jika terdapat coliform pada air bersih
42
masih dapat dihilangkan dengan cara merebus air bersih sebelum
pemakaian atau dapat dilakukan dengan desinfeksi yaitu pembunuhan
khlorin.
2. Penyehatan Udara
A. Suhu
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai stadar
baku suhu diruangan. Dari hasil pemeriksaan, dari hasil dapat
disimpulkan bahwa ruangan yang diperiksa memenuhi syarat yaitu
diruangan administrasi, ruang perawatan anggrek, dan IGD. Di dalam
ruangan memiliki suhu yang baik, selain karena sirkulasi udara yang
baik, ada tambahan penyejuk ruangan, sehingga memenuhi syarat
untuk temperatur.
B. Kelembaban
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai stadar
baku mutu kelembaban. Adapun hasil pengukuran kelembaban yang
memenuhi syarat di ruangan yang kami periksa, yaitu pada ruang
administrasi, ruang perawatan (ruang anggrek) dan IGD. Di dalam
ruangan memiliki suhu yang baik, selain karena sirkulasi udara yang
baik, ada tambahan penyejuk ruangan, sehingga memenuhi syarat
untuk kelembapan.
C. Kebisingan
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai stadar
baku mutu kebisingan. Adapun pengukuran yang kami lakukan semua
43
ruangan memenuhi syarat yaitu ruang pasien saat tidak tidur dan
ruangan umum (ruangan IGD) dan kantor (ruang administrasi)
Pada ruang umum saat melakukan pengukuran terdapat
pengunjung maupun petugas yang berlalu lalang, namun masi
terkendali dan memenuhi syarat dan cukup tenang. Diruang kantor
terdapat beberapa petugas sedang melakukan pekerjaanya dan keadaan
pintu tertutup, namun terpantai tidak padat pengunjung sehingga masi
memenuhi syarat.
Pada ruangan pasien saat tidak tidur terpantau tenang karena
sedikit pasien, dan ruangan yang kami periksa kosong pasien.
D. Pencahayaan
Hasil yang kami dapatkan di lapangan telah kami sandingkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 tahun 2019 tentang
standar baku mutu kesehatan lingkungan rumah sakit mengenai
standar baku mutu pencahayaan seemua ruangan yang kami periksa
memenuhi syarat, yaitu pada ruang pasien saat tidak tidur ,ruang
UGD, dan administrasi/kantor. Pencahayaan cukup baik pencahayaan
alami maupun buatan berupa lampu.
44
kontruksi bangunan. Pada lantai dan langit-langit memenuhi
persyaratan yaitu kuat, tidak kotor, dan terbebeas dari binatang
pengganggu. Lantai kuat, tidak retak, kedap air, dan bersih.
Untuk langit-langit sesuai konstruksi, tidak bocor, dan terbebas
dari binatang pengganggu.
1. Peralatan masak
Peralatan masak selalu dalam keadaan bersih dan tidak
patah, tidak karat, terbuat dari bahan dan desain alat yang
mudah dibersihkan, serta talenan dan pisau dibedakan
antara pangan mentah dan pangan siap saji.
2. Penjamah pangan
Penjamah pangan di dapur dalam keadaan sehat dan
bebas dari penyakit menular (koreng), selalu mencuci
tangan sebelum bekerja, memakai pakaian yang bersih
dan memakai APD seperti menggunakan masker, apron
dan lain-lain pada saat mengelola makanan.
3. Kualitas pangan
Bahan pangan sebelum diolah akan dilakukan
pemilihan terlebih dahulu, dan bahan pangan kemasan
(terolah) dalam keadaan baik. Tempat penyimpanan
pangan bersih terlindung dari debu, serangga dan hewan
lainnya, pengambilan pangan dilakukan secara FIFO
(First In First Out) dan First Expired First Out (FEFO).
Lalu selanjutnya pangan diangkut dengan kereta dorong
yang tertutup dan bersih,dan ditutup dengan plastik
wrap. Pangan siap saji yang siap disajikan diwadahi dan
tertutup. Wadah yang digunakan bersifat foodgrade.
Adapun hasil uji laboratorium pengambilan 2
sampel makanan pada hari Jumat, 8 April 2022 Pukul
11.40 WIB di instalasi gizi didapatkan hasil untuk
olahan sayuran dan hewani untuk angka lempeng total
masi memenuhi syarat baku mutu koloni total/gr untuk
45
makanan berdasarkan peraturan BPOM RI NO.13 Tahun
2019.
46
terbuka keluar dan lebar, pintu-pintu yang menjadi akses tempat
tidur pasien sudah di lapisi bahan anti bentur .
5. Jendela
Jendela rumah sakit pada ruang perawat pasien memiliki bukaan
jendela yang dapat di buka secara maksimal untuk pertukaran
udara dan tidak ada kemungkinan pasien dapat melarikan atau
meloloskan diri.
6. Langit-langit
Langit-langit harus kuat tidak bocor, tahan lama, berwarna
terang, mudah di bersihkan, tidak berjamur, tinggi langit-langit
2,8 meter. Dan langit-langit rumah sakit sudah memenuhi
syarat.
47
lebih dari 2 x 24 jam. Hal ini dikhawatirkan
berkembangbiaknya vektor pembawa penyakit seperti lalat di
lingkungan rumah sakit.
Sebagai saran, jika tidak dilakukan pengangkutan lebih dari 2x
24jam dalam sehari. Dilakukan penyimpanan dengan
perlakuan, agar limbah padat tidak dihinggapi vektor dan
menjadi sumber penyakit. Dengan dilakukan pemilahan jenis
limbah, seperti jenis limbah yang bisa diolah, maupun tidak
untuk mengurangi berat jenis sampah.
C. Pengamanan Limbah Cair
Pada pengamanan limbah cair, hasil pengamatan yang kami
dapatkan bahwa Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung
memiliki IPAL yang berizin dan hasil pengolahan limbah yang
kami lakukan yaitu mengukur parameter MPN, suhu dan pH
sudah memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sesuai
dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Nomor. P. 68 Tahun 2016 Tentang Standar Baku Mutu Air
Limbah Domestik.
6. Pengamanan Radiasi
Pada pengamanan radiasi hasil pengamatan yang kami dapatkan
yaitu Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 Bandarlampung telah
mempunyai izin penggunaan alat dari Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (BAPETEN), mempunyai peralatan proteksi radiasi seperti
radiation monitor serta melakukan pemantauan pekerja radiasi
menggunakan alat proteksi diri. Hal ini telah sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
48
konstruksi bangunan, tempat penampungan air tidak memungkinkan
sebagai tempat berkembang biaknya serangga dan tikus. Untuk
penanganan vektor tikus rumah sakit menggunakan pihak ke-2
dalam pembasmian tikus.
8. Penyelenggaraan Linen
Pada hasil pengamatan penyelenggaraan linen di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung didapatkan beberapa persyaratan
telah memenuhi syarat diantaraya yaitu terdapat keran air untk
keperluan hygiene dan sanitasi, terdapat air panas untuk proses
desinfeksi, namun masi menggunakan cara manual, yaitu merebus.
Lalu dilakukan pemilihan antara linen infeksius dan non infeksius
dimulai dari sumber, menghitung dan mencatat linen di ruangan,
tidak melakukan perendaman linen kotor di ruangan sumber, pada
saat pencucian dilakukan pula secara terpisah antara linen infeksius
dan non infeksius. Selain itu pada saat pencucian linen akan
ditimbang untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan
kebutuhan deterjen dan disinfeksi. Pengeringan linen dilakukan
dengan mesin pengering, linen bersih ditata sesuai dengan jenisnya.
Menggunakan kereta yang berbeda dan tertutup antara linen bersih
dan linen kotor, kereta dorong dicuci dengan disinfektan setelah
digunakan mengangkut linen kotor, dan waktu pengangkutan linen
bersih dan linen kotor tidak dilakukan saat bersamaan.
Adapun beberapa persyaratan yang belum memenuhi syarat yaitu
tidak tersedianya setrika uap. Untuk petugas di linen yang
menyetrika, setrika yang digunakan adalah setrika biasa padahal
sebaiknya digunakan setrika uap. Hal ini dikarenakan setrika uap
lebih memudahkan pekerjaan dan menghemat waktu petugas linen,
dan uap yang dihasilkan lebih efektif membunuh mikroba yang tidak
tahan panas, dibandingkan setrika biasa.
49
9. Pengawasan Proses Dekontaminasi Melalui Desinfeksi dan
Sterilisasi
Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya berbagai jenis
mikroorganisme penyakit menular yang dapat menginfeksi pasien,
pengunjung dan staf rumah sakit. Untuk menjamin perlindungan
kesehatan, maka mikroorganisme dirumah sakit perlu dicegah dan
dikendalikan melalui upaya dekontaminasi. Pihak rumah sakit sudah
melakukan proses dekontaminasi seperti mensterilkan perlengkapan
medis dan menyimpannya ditempat yang steril, untuk alat dan
perlengkapan medis pun sebelum disetrika terlebih dahulu
dikelompokan dan dibersihkan sesuai tingkat kekotorannya, serta
dilakukan pembersihan dan desinfeksi lantai.
50
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan kesehatan
lingkungan rumah sakit.
e. Membuat laporan rutin untuk di saerahkan ke penunjang lingkungan
dan kedireksi atau pimpinan rumah sakit
51
BAB IV
1. Kesimpulan
52
e. Penyelenggaraan penyehatan limbah cair dan limbah domestik
padat pada pengamanan limbah padat domestik, hasil pengamatan
yang kami dapatkan bahwa RS TK.IV 02.07.04 memiliki TPS
limbah domestik . Dan pengangkutan di TPS dilakukan dengan
pihak ke 3 karena rumah sakit tidak memiliki incenerator untuk
pengangkutan DLH dilakukan dengan kurung waktu seminggu
sekali, padahal syarat pengangkutan limbah padat domestic di TPS
tidak boleh lebih dari 2 x 24 jam. Pada pengamanan limbah cair,
hasil pengamatan yang kami dapatkan bahwa Rumah Sakit TK.IV
02.07.04 Bandarlampung memiliki IPAL yang berizin dan hasil
pengolahan limbah yang kami lakukan yaitu mengukur parameter
MPN, suhu dan pH sudah memenuhi baku mutu yang telah
ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan Nomor. P. 68 Tahun 2016 Tentang Standar Baku Mutu
Air Limbah Domestik.
f. Pemeriksaan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit. Pada saat pengamatan fisik untuk pengendalian vektor
dan binatang pembawa penyakit di rumah sakit kami mendapatkan
hasil bahwa konstruksi bangunan, tempat penampungan air tidak
memungkinkan sebagai tempat berkembang biaknya serangga dan
tikus. Untuk penanganan vektor tikus rumah sakit menggunakan
pihak ke-2 dalam pembasmian tikus.
g. Pada hasil pengamatan penyelenggaraan linen di Rumah Sakit
TK.IV 02.07.04 Bandarlampung didapatkan beberapa persyaratan
telah memenuhi syarat diantaraya yaitu terdapat kran air untk
keperluan hygiene dan sanitasi, terdapat air panas untuk proses
desinfeksi, namun masi menggunakan cara manual, yaitu merebus.
Lalu dilakukan pemilihan antara linen infeksius dan non infeksius
dimulai dari sumber, menghitung dan mencatat linen di ruangan,
tidak melakukan perendaman linen kotor di ruangan sumber, pada
saat pencucian dilakukan pula secara terpisah antara linen infeksius
dan non infeksius. Selain itu pada saat pencucian linen akan
53
ditimbang untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan
kebutuhan deterjen dan disinfeksi.
h. Pengawasan proses dekontaminasi melalui desinfeksi dan sterilisasi
pihak rumah sakit sudah melakukan proses dekontaminasi seperti
mensterilkan perlengkapan medis dan menyimpannya ditempat
yang steril, untuk alat dan perlengkapan medis pun sebelum
disetrika terlebih dahulu dikelompokan dan dibersihkan sesuai
tingkat kekotorannya, serta dilakukan pembersihan dan desinfeksi
lantai. Untuk pemeriksaan proses desinfeksi lantai yang kami
lakukan pada lantai ruang perawatan persalinan di ruang anggrek,
didapatkan hasil 3,2 koloni/cm2, dimana masi memenuhi syarat
dengan standar baku Permenkes No.07 tahun 2019 dengan standar
baku 0-5 koloni/cm2
2. Saran
Sebagai saran, jika tidak dilakukan pengangkutan lebih dari 2x 24jam
dalam sehari. Dilakukan penyimpanan dengan perlakuan, agar limbah padat
tidak dihinggapi vektor dan menjadi sumber penyakit. Dengan dilakukan
pemilahan jenis limbah, seperti jenis limbah yang bisa diolah, maupun
tidak untuk mengurangi berat jenis sampah.
Dan untuk sirkulasi udara sudah cukup namun bisa lebih di tingkatkan agar
pasien bisa lebih nyaman , solusi yang dapat diberikan adalah dengan cara
pengecekan sirkulasi udara secara menyeluruh dengan membuka pintu dan
jendela di pagi hai dan penambahan sirkulasi udara buatan berupa penyejuk
ruangan
54
Pada perlakuan terhadap linen ditahap pencucian, alat setrika yang
digunakan yaitu setrika biasa, sebaiknya digunakan setrika uap dan mesin
flat ironer (seterika berstandar) untuk membantu mengurangi waktu dalam
menyetrika dan didapatkan hasil seterikaan yang baik.
55
DAFTAR PUSTAKA
56
LAMPIRAN
Lampiran Hasil Kegiatan Praktikum Sanitasi Rumah Sakit
covid-19
Pengambilan sampel limbah cair dari Pengambilan sampel air bersih di ruang
outlet IPAL rumah sakit. laboratorium rumah sakit
57
IPAL Rumah Sakit TK.IV 02.07.04 TPS Limbah B3
Bandarlampung
58
Pengambilan sampel makanan Pengambilan sampel usap alat makan
administrasi
59
Pemeriksaan pH sampel air bersih Pemeriksaan pH sampel limbah cair
menggunakan pHmeter menggunakan pHmeter
60
Ruang Linen Rumah Sakit TK.IV
61