Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN HASIL BELAJAR

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI APOTEK SANGKAKALA

OLEH :
WANDA APRILIANA HAIRUL
NIM : 1913015002

PROGRAM STUDI DIPLOMA III (DIII)


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021

i
ii
RIWAYAT HIDUP

Wanda Apriliana Hairul, dilahirkan di Berau 25 April 2001


adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dari bapak Hairul
dan ibu Yuliana. Setelah menyelesaikan di pendidikan TK
Asy-Syadah tahun 2007, SD Negeri 007 Tanjung Redeb
tahun 2013, SMPN 1 Tanjung Redeb tahun 2016, dan
SMAN 4 Tanjung Redeb tahun 2019. Kemudian pada tahun
yang sama melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi
Universitas Mulawarman Samarinda.

Mahasiswa telah menyelesaikan Praktek Kerja Kefarmasian dibeberpa instansi


pada tahun 2021 Program Studi Diploma III (DIII) Fakultas Farmasi Universitas
Mulawarman.

iii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
mengkaruniakan berkah dan kasih sayang-Nya sehingga atas izin-Nya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan penuyusunan laporan praktek kerja kefarmasian.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek kerja lapangan yang telah
selesai dilaksanakan dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Diploma III farmasi (A.Md.,Farm) pada Program Studi Diploma III (DIII)
Farmasi Fakultas Farmasi UniversitasMulawarman.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan praktek kerja kefarmasian
banyak mengalami hambatan namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karna itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Laode Rijai, M.Si. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
jajarannya, serta tenaga pengajar yang senantiasa memberikan dukungan moral,
motivasi, bantuan, dan ilmu-ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan
hingga terselesaikannya laporan ini.
2. Ibu Risna Agustina, S.Farm., M.Si., Apt selaku Ketua Prodi D3 Fakultas
Farmasi, serta tenaga pengajar yang senantiasa memberikan dukungan moral,
motivasi, bantuan, dan ilmu-ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan
hingga terselesaikannya laporan ini.
3. Ibu Dr. Riski Sulistiani, S.Farm.,M,Si.Apt. yang telah memberikan dukungan,
saran, arahan, dan kebijakan kepada penulis dalam proses penyusunan laporan
ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Meliana Kurniawaty, S.Farm,Apt. yang telah membimbing dan selalu
memberikan kemudahan, kebijakan, dan motivasi dalam penyelesaian laporan
ini.
5. Asisten Apoteker yang telah banyak membantu selama pkl berjalan di Apotek
Sangkakala.
6. Orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan doa tulus dan dukungan
moril maupun materil.
7. Rekan-rekan mahasiswa D3 Farmasi 2019 dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan penulis dukungan dan
motivasi dalam penulisan laporan ini.

Akhir kata, semoga segala bantuan dan kebaikan yang diberikan oleh
berbagai pihak mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT dan semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak serta bermanfaat bagi
dunia pendidikan, khususnya dalam bidang farmasi.

Samarinda, September 2021

Wanda Apriliana Hairul


iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ..................................................................... 1
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan ................................................................
1.3.1 Manfaat bagi institusi / sarana tempat praktek ................................................ 2
1.3.2 Manfaat bagi Fakultas Farmasi ....................................................................... 2
1.3.3 Manfaat bagi Mahasiswa................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Uraian Umum Apotek ..................................................................................... 3
2.2 Struktur Organisasi Apotek ............................................................................. 6
2.3 Tugas dan Fungsi Asisten Apoteker ............................................................... 6
2.3.1 Tugas Asisten Apoteker .................................................................................. 6
2.3.2 Fungsi Asisten Apoteker ................................................................................. 6
BAB III PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................... 8
3.2 Gambaran kerja Di Apotek ............................................................................. 8
3.3 Proses Kegiatan Pelayanan ............................................................................. 9
3.4 Administrasi dan Distribusi Gudang .............................................................. 12
3.4.1 Administrasi ................................................................................................... 12
3.4.2 Distribusi Gudang .......................................................................................... 13
3.5 Hasil Yang Dicapai ........................................................................................ 13
3.6 Manfaat Yang Dirasakan................................................................................ 14
3.7 Masalah/Hambatan......................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 16
4.2 Saran............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18
LAMPIRAN ........................................................................................................... 19

v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1. Denah lokasi Apotek Sangkakala ............................................................... 19

LAMPIRAN 2. Tempat tunggu pasien, penyerahan obat, dan pembayaran obat................. 20

LAMPIRAN 3. Tempat peracikkan dan penyimpanan obat Narkotika ................................ 21

LAMPIRAN 4. Tempat penyimpanan obat .......................................................................... 21

LAMPIRAN 5. Tempat penyimpanan Alat kesehatan dan BMHP ........................................ 23

LAMPIRAN 6. Etiket Apotek Sangkakala ........................................................................... 24

LAMPIRAN 7.Surat Pesanan Narkotika, OOT, dan Psikotropika ....................................... 25

LAMPIRAN 8. Surat Pesanan prekusor Apotek Sangkakala ............................................... 26

LAMPIRAN 9. Copy Resep Apotek Sangkakala ................................................................. 27

LAMPIRAN 10. Kwitansi Apotek Sangkakala .................................................................... 28

LAMPIRAN 11.Faktur ......................................................................................................... 29

LAMPIRAN 12. Kartu Stok ................................................................................................. 30

LAMPIRAN 13. Berita Acara Pemusnahan Obat ................................................................ 32

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.9 tahun 2017 tentang
Apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan
perlu mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan,
menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan
keabsahannya terjamin. Apotek menyelenggarakan fungsi pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan bahan medis habis pakai.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.889 tahun 2011


tentang izin kerja Tenaga Kefarmasian pasal 1 adalah Tenaga Kefarmasian yang
membantu Apoteker menjalankan pekerjaan Kefarmasian terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/
Asisten Apoteker.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 2009 tentang pekerjaan
kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat, serta pengembangan obat bahan obat dan obat
tradisional. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetik. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.73 tahun 2016 adalah sebagai suatu pelayanan langsung yang
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Standar kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi
tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.

1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
a. Mengetahui dan memahami tugas serta fungsi TTK dalam pelayanan
kefarmasian
b. Mengetahui jenis – jenis pelayanan kefarmasian di Apotek Sangkakala.
c. Mempraktikkan pelayanan kefarmasian di apotek oleh TTK secara
profesional sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan etika yang
berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
d. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di apotek Sangkakala.

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)


1.3.1 Manfaat bagi Institusi/ Sarana Tempat Praktek
Manfaat bagi Institut/ sarana tempat praktek adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pengalaman kepada Mahasiswa tentang penerapan yang
diberikan tentang teori yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.
b. Mendapatkan masukan untuk perbaikan sistem kerja dan metode yang ada di
apotek melalui laporan PKL yang dibuat oleh mahasiswa.
c. Melatih Mahasiswa agar mampu beradaptasi di dunia kerja.
d. Berpasrtispasi terhadap mahasiswa yang akan menjadi calon Tenaga Teknis
Kefarmasian.

1.3.2 Manfaat bagi Fakultas Farmasi


Manfaat bagi Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman adalah sebagai berikut :
a. Terjalinnya kerjasama yang baik antara Fakultas Farmasi Universitas
Mulawarman dengan apotek swasta.
b. Menjadikan lulusan Ahli Madya (DIII) yang kompeten dan siap untuk
bekerja dibidang pelayanan kefarmasian di apotek.
c. Meningkatkan mutu dalam keahlian dan keilmuan dari mahasiswa Ahli
Madya (DIII) farmasi Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman.

2
1.3.3 Manfaat bagi Mahasiswa
Manfaat Praktek Kerja Lapangan bagi Mahasiswa adalah sebagai berikut :
a. Melatih dan menambah pengalaman serta meningkatkan keterampilan
Mahasiswa dalam melakukan pekerjaan sebagai bekal dalam memasuki
dunia pekerjaan.
b. Mampu menerapkan ilmu yang diperoleh diperkuliahan secara teknis
dengan mengikuti PKL.
c. Memberikan kesempatan dalam mempraktekan langsung keahlian dan
keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa.
d. Memberikan rasa tangungjawab dan disiplin yang tinggi dalam pelatihan
di dunia kerja.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Uraian Umum Apotek

Apotek menurut Peratuan Mentri Kesehatan Nomor 35 tahun 2014


adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian
oleh Apoteker. Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sedaan farmasi
dengn maksud mencapai hasil terapi yang optimal.
Menurut PP 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Tenaga
Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalani
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi,
Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten Apoteker.

Pelayanan Kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan bentuk tanggung


jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk
menigkatkan kualitas hidup pasien (Menkes RI,2004). Menurut PP 51 tahun
2009 pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk menigkatkan mutu kehidupan pasien. Bentuk
pekerjaan kefarmasian yang wajib dilaksanakan oleh seorang Tenaga Teknis
Kefarmasian. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/MENKES
/X/2002 adalah sebagai berikut:

1. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standar


profesinya.

2. Memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan/pemakaian


obat.

3. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan identitas serta data


kesehatan pasien.

4. Melakukan pengelolaan apotek.

5. Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi.


4
Apotek dapat beroperasi setelah mendapat Surat Izin Apotek (SIA). SIA
adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan RI kepada apoteker atau
apoteker yang bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) untuk
menyelenggarakan pelayanan apotek di suatu tempat tertentu. Persyaratan
apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 9 Tahun 2017:

a. Apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri dan / atau


modal dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.

b. Apoteker yang mendirikan apotek bekerjasama dengan pemilik modal


maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh
apoteker yang mendirikan.

Berdasarkan Peraturan pemerintah Repubik Indonesia No.51 tahun


2009 tentang fungsi Apotek, sebagai berikut:

a. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

b. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan


sediaan farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisonal dan
kosmetik.

c. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi,


pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisonal.

Apoteker sebagai tenaga kesehatan profesional di bidang pelayanan


kefarmasian dalam menjalankan tugasnya didasarkan kode etik sebagai
penjiwaan moral pekerjaan keprofesian. Tugas dan kewenangan apoteker dalam
menjalankan pekerjaan kefarmasian adalah dalam pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat
dan obat tradisional. Tanggung jawab apoteker dalam pelayanan obat yang
diresepkan dokter adalah harus mengutamakan kebutuhan dan keselamatan

5
pasien. Tanggung jawab menyeluruh apoteker dalam pelayanan obat adalah
kepedulian farmasi untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Apotek “SANGKAKALA” berdiri pada 16 maret 2006, dengan apoteker


pengelola apotek bernama Adi Wijaya S.Farm.,Apt. Setelah berjalan 1 tahun,
Bapak Adi Wijaya S.Farm., Apt menyerahkan jabatannya kepada Meliana
Kurniawaty S.Farm., Apt. , dimana Ibu Meliana Kurniawaty melanjutkan
tugas sebagai Apoteker pengelola apotek dari tahun 2007 sampai sekarang dan
masih berjalan. Apotek Sangkakala pada mulanya hanya menyediakan sarana
Pelayanan Apotek & praktek dokter umum dan hanya melayani pasien umum
saja. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, Apotek Sangkakala dapat
meningkatkan pelayanan mutu dengan bertambahnya jumlah dokter praktek
dan pelayanan terhadap pasien yang merupakan karyawan perusahaan yang
bekerjasama dengan apotek. Peningkatan pelayanan di apotek Sangkakala
antara lain, dengan adanya dokter umum, dokter spesialis anak, dan dokter
gigi, dan dokter kandungan. Apotek Sangkakala berharap dapat menjadi solusi
dalam membantu masyarakat, dengan berusaha terus melakukan perbaikan
dalam hal pelayanan, jumlah dokter yang berpraktek, dan pembangunan
gedung yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan masyakarat.

6
2.2 Struktur Organisasi Apotek

Pemilik Sarana dan Apoteker


Penanggung Jawab
Apt. Meliana kurniawaty, S.Farm

Apoteker Pendamping
Apt. Rian Pali, S.Farm

Asisten Apoteker Asisten Apoteker Asisten Apoteker Asisten Apoteker

Sielfy Ade Nuari, Amd. Farm Selpi, Amd. Farm Muhammad Sanusi, S.Farm Astuti, Amd. Farm

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Apotek Sangkakala

2.3 Tugas dan Fungsi Asisten Apoteker(AA)


2.3.1 Tugas Asisten Apoteker
a. Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standar
profesinya.
b. Mengkonfirmasi keaslian resep yang diterima kepada apoteker
c. Memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan atau pemakaian
obat.
d. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan identitas serta data
kesehatan pasien.
e. Melakukan pengelolaan apotek dan pelayanan informasi mengenai sediaan
farmasi.
2.3.2 Fungsi Asisten Apoteker
a. Mendata kebutuhan barang, mendata pemasok, merencanakan dan
melakukan pembayaran faktur yang sesuai, kecuali ketentuan lain dari
APA dan memeriksa harga.
b. Menerima dan mengeluarkan berdasarkan fisik barang, menata, merawat,
dan menjaga keamanan barang.

7
c. Melakukan penjualan dengan harga yang telah ditetapkan, menjaga
kenyamanan ruang tunggu, melayani konsumen dengan ramah dan
membina hubungan baik dengan pelanggan.

8
BAB III
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


3.1.1 Waktu
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Pandan
Harum dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober – 05 November 2021.
3.1.2 Tempat
a. Nama Apotek : Apotek Sangkakala Berau

b. Tahun Berdiri 2006

c. Alamat : JL.Durian 2 No. 50 Berau

d. Nama APA : Meliana Kurniawaty, S.Farm.,Apt

e. Nomor SIPA : 440/67/DKK/SDK-FARM/XI/2017

f. Nomor SIA : 440/24/DKK/SDK-SRN/XI/2017

3.2 Gambaran Kerja di Apotek


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Sangkakala di lakukan
selama 4 minggu dengan menggunakan sistem shift. Pembagian shift
dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek, untuk Mahasiswi PKL
diberlakukan shift pagi dan shift sore bergantian, shift pagi di mulai dari pukul
08:00-15:00 dan shift sore dari pukul 15:00-22:00 . Kegiatan yang dilakukan
selama di apotek ialah penerimaan resep, penyiapan obat yang telah
diresepkan, dan penyerahan obat kepada pasien, pelayanan penjualan obat
bebas, obat bebas terbatas, dan Obat Wajib Apotek (OWA), pelayanan
penjualan alat kesehatan, kemudian ada juga kegiatan pengadaan sediaan obat
yang dilakukan oleh Apoteker.

9
3.3 Proses Kegiatan Pelayanan
Adapun proses pelayanan yang dilakukan di Apotek Sangkakala
adalah pelayanan resep dan pelayanan swamedikasi. Pelayanan resep
adalah pelayanan obat berdasarkan dengan resep dari dokter, baik itu
resep dari praktek dokter Apotek Sangkakala ataupun dari dokter luar.
Pelayanan swamedikasi adalah pelayanan obat berdasarkan keluhan
dari pasien yang langsung datang ke apotek untuk mencari obat.
a. Pelayanan Obat Atas Resep
Resep adalah permintaan tetulis dari seorang dokter, dokter gigi,
dokter hewan yang diberi izin berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk menyiapkan dan
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien.
b. Pelayanan Obat Tanpa Resep
Pelayanan obat tanpa resep dokter dilakukan atas permintaan
langsung dari pasien.Obat-obat yang dapat dilayani tanpa resep dokter
meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras yang tercantum
dalam Daftar Obat Wajib Apotek (OWA), obat tradisional, dan alat
kesehatan.

Pengelolaan Sediaan Farmasi di Apotek meliputi :


a. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan pengadaan obat
yang menentukan jumlah obat. Perencanaan penting dilakukan
untuk menginpentarisir semua kebutuhan obat, selain itu tujuan
dari perencanaan ialah untuk mendapat jenis dan jumlah obat
yang sesuai, menghindari kekosongan obat, untuk meningkatkan
penggunaan obat secara rasional.

10
Perencanaan dan perbekalan kesehatan di Apotek Sangkakala
yaitu berdasarkan catatan defecta dan dapat dillihat dari kartu stok
serta persediaan stok-stok obat yang ada digudang. Perencanaan
juga dilakukan berdasarkan pola penyebaran penyakit pada satu
waktu.
b. Pengadaan
Pengadaan sediaan dilakukan yaitu memiliki tujuan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen berdasarkan pada perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya. Pengadaan meliputi proses
pemesanan, pembelian dan penerimaan barang. Proses pengadaan
di Apotek Sangkakala terlebih dahulu dilakukan pengecekan
barang. Apabila barang tersebut hampir habis atau telah habis.
Selanjutnya, pemesanan obat di Apotek Sangkakala dilakukan
secara langsung kepada distributor (Pedagang Besar Farmasi) atau
dapat pula dipesan melalui telepon untuk obat yang dibutuhkan
cito (mendesak).
Surat pesanan narkotika dan psikotropika mempunyai format
yang berbeda dengan surat pesanan yang biasa digunakan untuk
pemesanan obat non narkotika dan non psikotropika. Surat pesanan
untuk obat narkotika dan psikotropika berisi nama apoteker, alamat
rumah apoteker, jumlah dan jenis obat yang dipesan.
Adapun kegiatan pembelian barang atau obat di Apotek
Sangkakala dilakukan dengan cara sebagai berikut :
▪ Pembelian Rutin
Pembelian rutin adalah pembelian yang biasa dilakukan
Apotek Sangkakala kepada distributor (Pedangang Besar Farmasi)
setiap duakali dalam seminggu.
▪ Pembelian mendesak
Pembelian mendesak dilakukan apabila obat yang
dibutuhkan oleh pasien tidak tersedia atau kosong di Apotek

11
Sangkakala, sedangkan kebutuhan obat tersebut harus tersedia
dengan segera.
c. Penerimaan
Kegiatan Penerimaan barang di Apotek Sangkakala yaitu
ketika barang datang petugas penerimaan barang harus
memeriksa terlebih dahulu kesesuaian Surat Pesanan dengan
faktur PBF. Tujuan dari pemeriksaan yaitu untuk memastikan
barang yang datang sesuai dengan barang yang dipesan. Setelah
dilakukan pengecekan faktur kemudian dilakukan pemeriksaan
fisik yang meliputi jenis dan nama barang, dosis obat, jumlah
barang, tanggal kedaluwarsa (expired date) serta kondisi fisik
barang. Apabila barang sesuai dengan pemesanan, faktur diberi
stempel apotek, tanggal dan ditandatangani oleh petugas
pembelian. Faktur yang asli dikembalikan kepada PBF yang
akan digunakan sebagai bukti penagihan, sedangkan satu lembar
salinan disimpan untuk arsip di apotek. Data mengenai hasil
pemeriksaan tersebut kemudian disimpan ke map khusus PBF.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui bahwa jumlah stok telah
bertambah. Jika barang tidak sesuai dengan Surat Pesanan atau
ada kerusakan fisik, maka bagian pembelian akan membuat nota
pengembalian barang atau retur dan mengembalikan barang
tersebut ke PBF yang bersangkutan untuk ditukar dengan barang
yang sesuai.

12
d. Penyimpanan
Sesudah barang diterima dari Pedangang Besar Farmasi, maka
barang atau obat tersebut diinput oleh Tenaga Teknis Kefarmasian bagian
administrasi kemudian disimpan sesuai dengan tempatnya, yaitu gudang
ruang racikan dan tempat penjualan bebas.
Penyimpanan obat atau barang di Apotek Sangkakala dilakukan
berdasarkan bentuk sediaan, golongan dan diurutkan secara alfabetis. Hal
ini penting untuk mempermudah didalam proses pencarian obat.
Untuk penyimpanan obat generic dan antibiotik disimpan di rak
tersendiri untuk mempermudah pengambilan. Untuk obat yang bersifat
termolabil disimpan dalam lemari pendingin, untuk obat bebas dan obat
bebas terbatas disimpan di etalase berdasarkan farmakologi dan bentuk
sediaan serta ditata dengan rapi.
Sedangkan, untuk obat-obatan yang termasuk ke dalam golongan
narkotika dan psikotropika disimpan secara terpisah dari obat yang lainnya
yaitu di dalam lemari khusus 40x80x100 cm. mempunyai dua pintu yang
dilengkapi dengan dua kunci yang berbeda.

Penyimpanan obat oleh Apotek Sangkakala dilakukan secara


alfabetis berdasarkan penggolongan berikut:
1. Berdasarkan bentuk sediaan yang meliputi tablet/kapsul,
drop/sirup/suspensi, tetes mata/telinga, sediaan semi solid
(salep/krim/gel), suppositoria.
2. Berdasarkan stabilitas yang meliputi penyimpanan pada suhu kamar
15-30˚C, contohnya yaitu tablet (Amlodipin, Betahistin, Captopril,
Cataflam, Dexametason, Mefinal, Ranitidin dan lain sebagainya),
sirup/suspensi( Mucera, Inpepsa, Lasal dan lain sebagainya) dan
topikal salep/krim/gel (Gentamicin, hydrokortioson dan lain
sebagainya); serta pada suhu dingin 2-8˚C Suppositoria dan lain
sebagainya.
3. Berdasarkan efek farmakologi atau yang meliputi obat sistem
pernapasan, obat vertigo, analgesik, antiinflamasi, antidiabetes, obat
kolesterol, obat asam urat, hipertensi, antialergi, antibiotik, sistem

13
pencernaan, obat mual muntah, wasir, antijamur.
4. Berdasarkan golongan obat yang obat bebas dan obat bebas terbatas
yang diletakkan di etalase, obat keras dan obat-obat prekusor diletakan
dalam ruangan penyimpanan obat.
Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out). Untuk penyimpanan alat-alat kesehatan dan
BMHP disediakan tempat tersendiri terpisah dari tempat penyimpanan
obat. Penyimpanan sediaan farmasi dilengkapi dengan kartu stok yang
diupdate setiap hari dengan memuat nama obat dan kekuatan, tanggal,
jumlah obat yang masuk keluar dan sisa, expire date, nomor bets.
e. Pemusnahan

Pemusnahan obat-obat yang telah kadaluwarsa atau rusak di Apotek


Sangkakala dilakukan dengan cara mengumpulkan dahulu obat-obatan
yang telah rusak kemudian dipisahkan dan disimpan sebelum dilakukan
dengan pemusnahan dengan memberikan penanda. Pemusnahan harus
dilakukan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat yang
expired date atau rusak di Sangkakala dilakukan oleh pihak apotek sendiri
dengan cara membuat berita acara pemusnahan obat kadaluarsa.
Seharusnya dalam pemusnahan obat kadaluarsa diawasi oleh BPOM.
f. Pengendalian
Sistem pengendalian persediaan di Apotek Sangkakala yaitu dengan
cara melakukan pemantauan barang menggunakan kartu stok baik dengan
cara manual atau melalui komputer untuk mencatat pemasukan dan
pengeluaran barang/obat. Secara computer setiap item akan keliatan stok
minimum begitu barang menyentuh angka fast moving dan slow moving.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan yang dilakukan di Apotek Sangkakala yaitu berupa
pencatatan keuangan menggunakan aplikasi excel, pencatatan tagihan dan
pencatatan mengenai pengadaan (catatan defekta, surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan di Apotek
Sangkakala berupa pelaporan internal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi
pelaporan keuangan, barang dan pelaporan lainnya.Selain melakukan
14
pencatatan dan pelaporan Apotek Sangkakala juga melakukan pengarsipan
mengenai bukti pembayaran, resep, surat pesanan, dan faktur dan lain
sebagainya.

15
3.4 Administrasi dan Distribusi Gudang
3.4.1 Administrasi

Mencatat jumlah barang yang masuk dari pembelian barang dan


jumlah barang yang keluar dari hasil penjualan,serta jumlah barang yang
masih tersedia di apotek. Pencatatan ini untuk mempermudah pengawasan
terhadap persediaan obat dan kebutuhan masing-masing obat, serta
mengawasi arus barang agar penyalurannya mengikuti kaidah FIFO (First
In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) sehingga mengurangi
resiko obat-obat kadaluwarsa. Pencatatan Defekta yang berisi daftar
barang yang habis atau hampir habis selama pelayanan atau barang-barang
yang stoknya dianggap kurang karena diperkirakan akan cepat terjual (fast
moving), sehingga harus segera dipesan agar dapat tersedia secepatnya
sebelum stok habis. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan penolakan
resep oleh apotek. Pencatatan, permintaan dan penerimaan barang dicatat
dalam surat pesanan berupa kebutuhan barang apotek, yang kemudian
diajukan atau dikirimkan ke PBF. Barang yang diterima oleh apotek
kemudiaan dilakukan pemeriksaan jika sudah memenuhi standar kemudian
dilakukan pengarsipan surat pesanan dan faktur pembelian barang sebagai
bukti penerimaan barang apotek. Laporan keuangan meliputi laporan
penjualan, pemasukan dan pengeluaran serta hutang/piutang yang belum di
bayarkan. Pengarsipan bukti pembayaran, resep, surat pesanan, dan faktur
dan lain sebagainya.

16
3.4.2 Distribusi Gudang
Distribusi gudang di Apotek Sangkakala yaitu dimulai dari
penerimaan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang telah diterima dari PBF akan diperiksa oleh apoteker
maupun AA meliputi kesesuaian antara faktur dan surat pesanan serta
kesesuaian faktur dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima
seperti nama sediaan, jenis sediaan, jumlah, nomor bets, tanggal
kadaluarsa dan harga sediaan. Kemudian sediaan farmasi yang telah
diperiksa akan dimasukkan ke dalam lemari penyimpanan obat. Distribusi
gudang di Apotek Sangkakala juga menerapkan sistem FIFO (First In
First Out) yang artinya barang yang pertama masuk akan pertama keluar
dan sistem FEFO (First Expired First Out) yang artinya barang yang
mendekati kadaluarsa akan dikeluarkan terlebih dahulu, hal ini bertujuan
agar tidak terjadi penumpukkan barang kadaluarsa dan arus barang dapat
terkontrol.

3.5 Hasil yang Dicapai


Dalam Prakter Kerja Lapangan yang terlaksana di Apotek Sangkakala
memiliki banyak pencapaian yang didapatkan antara lain :
a. Mengetahui dan memahami cara pengelolahan pembekalan farmasi dari

perencanaan, pengadaan obat, penyimpanan obat, pemusnahan,


administrasi,dan pelayanan resep di Apotek.
b. Mengetahui cara pengelompokkan faktur pembelian berdasarkan nama
PBF.
c. Mengetahui cara mengentry penjualan di computer untuk mengetahui
keuangan yang diperoleh setiap harinya.
d. Mengetahui cara menerima barang yang datang dari PBF lalu
memeriksa faktur serta barang yang di pesan sesuai dengan surat
pesanan.
e. Mengetahui cara pelayanan resep, penyiapan obat serta penyerahan obat
ke pasien.

17
3.6 Manfaat Yang Dirasakan
Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini ada banyak hal
bermanfaat yang di dapatkan. Antara lain :
a. Memahami perbedaan antara obat berbahan prekusor dan obat bebas.
b. Memahami penyimpanan obat yang disesuaikan dengan penggolongan
obat.
c. Mendapatkan kemampuan dalam berkomunikasi kepada pasien.
d. Mendapatkan wawasan dan pengalaman untuk masuk di dunia kerja.
e. Mahasiswa bisa merasakan dunia kerja yang sebenarnya, dapat bekerja
sama antar sesama profesi, disiplin waktu, serta bertanggung jawab.
f. Mahasiswa juga mengetahui cara melayani obat bebas dan obat bebas
terbatas dengan swamedikasi dengan baik dan benar.

3.7 Masalah / Hambatan


a. Apotek Sangkakala merupakan Apotek yang bekerja sama dengan Dokter
Spesialis Anak, Dokter Gigi, Dokter Umum, Dokter Spesialis Kandungan,
namun untuk beberapa dokter memiliki jam kerja yang kurang terjadwal
dan tidak selalu ada. Hal ini menjadikan resep yang ada tidak cukup
banyak sehingga berdampak pada pembelajaran dalam mengkaji dan
meracik resep.

b. Waktu PKL yang tergolong cepat dengan jumlah obat yang sangat banyak
sehingga mahasiswa tidak dapat menghapal dengan cepat tempat
penyimpanan obat.

c. Kurangnya pemahaman tentang pemesanan obat golongan Narkotik,


psikotropik dan prekursor.

d. Karena cukup banyaknya pelayanan pembelian obat maka proses diskusi


juga cukup minim sehingga pembahasan mengenai obat-obat golongan
Narkotik, Psikotropik dan prekursor merasa masih kurang maksimal.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Tugas TTK ialah melayani resep dokter dengan tanggungjawab dan


standar profesinya, mengkonfirmasi keaslian resep.
b. Fungsi Tenaga Teknis Kefarmasian ialah mendata kebutuhan barang,
mendata pemasok, menerima dan mengeluarkan fisik barang, menata,
merawat, dan menjaga keamanan barang.
c. Jenis pelayanan yang ada di Apotek Sangkakala berupa pelayanan obat
atas resep dan pelayanan obat tanpa resep, seperti obat bebas dan bebas
terbatas.
d. Di Apotek Sangkakala melakukan pelayanan Obat Atas resep seperti
menerima resep dari dokter praktek yang ada di apotek maupun resep dari
dokter luar kemudian TTK melakukan PIO (Pemberian Informasi Obat) .
Pelayanan obat tanpa resep atau swamedikasi, pasien datang langsung ke
Apotek dengan menyebutkan nama obat yang di butuhkan atau keluhan
yang di alami. Apotek Sangkakala juga menjelaskan kepada pasien
tentang obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan lain-lain.
e. Ada beberapa permasalahan yang terjadi di Apotek Sangkakala, seperti
barang pesanan yang datang tetapi faktur yang di terima berbeda dari
Surat Pesanan lalu sales kembali mengantar faktur yang asli. lalu,
ketidaktersediaanya semua obat yang telah di resepkan oleh dokter, maka
pihak Apotek akan mengalihkan pasien untuk menembus obat di Apotek
lain.

4.2 Saran
Dari hasil kegiatan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi
Apoteker, maka saran yang dapat diberikan yaitu :
a. Perlu ditingkatkan sistem pelayanan penjualan obat seperti mengunakan
alat scan barcode agar pelayanan menjadi lebih efisien dan cepat.
b. Sebaiknya pihak apotek menyediakan alat pelindung diri (apd) seperti
masker dan handscoon agar dalam peracikkan obat dapat menjaga

19
higenitas sediaan obat serta untuk meningkatkan keselamatan kerja
pegawai apotek.
c. Perlu ditambahkan ruang pribadi untuk AA dan Apoteker.
d. Perlu ditambahkan pendingin ruangan AC pada ruang peracikan dan
penyimpanan obat agar tetap stabil untuk penyimpanannya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehaan RI. 2009. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009


Tentang Pekerjaan Kefarnasian, Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Departemen Kesehaan RI. 2016. Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 2016


Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen
Kesehatan RI: Jakarta.

Departemen Kesehaan RI. 2017. Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 2017


Tentang Apotek, Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

21
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Denah lokasi Apotek Sangkakala

22
LAMPIRAN 2. Tempat tunggu pasien, penyerahan obat, dan pembayaran obat

23
24
LAMPIRAN 3. Tempat peracikan dan penyimpanan obat Narkotika

25
LAMPIRAN 4.Tempat penyimpanan obat

26
27
LAMPIRAN 5.Tempat penyimpanan Alat kesehatan dan BMHP

28
LAMPIRAN 6. Etiket Apotek Sangkakala
a. Etiket Putih (Tablet)

b. Etiket Putih (Sirup)

c. Etiket Biru

29
LAMPIRAN 7.a. Surat Pesanan Narkotika

30
b. Surat Pesanan Obat-obat tertentu

31
c. Surat Pesanan Psikotropika

32
LAMPIRAN 8.Surat Pesanan Prekusor Apotek Sangkakala

33
LAMPIRAN 9. Copy Resep Apotek Sangkakala

34
LAMPIRAN 10.Kwitansi Apotek Sangkakala

35
LAMPIRAN 11.Faktur

36
37
LAMPIRAN 12.Kartu Stok

38
LAMPIRAN.13 Berita Acara

39
40

Anda mungkin juga menyukai