Anda di halaman 1dari 3

Nama : Febi Nuradina

NIM : 1710516220007

Biaya overhead
Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah biaya produksi
yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung.
Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen lain selain departemen
produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut (termasuk
biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik. Biaya overhead
pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian
bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak langsung, pengawasan mesin produksi, pajak,
asuransi, hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.
Contoh dari biaya overhead bisa berbeda-beda tergantung pada jenis
perusahaannya. Biaya overhead yang terjadi di perusahaan dagang akan berbeda dari
perusahaan manufaktur. Jenis atau contoh biaya overhead secara umum adalah biaya
sewa, utilitas, asuransi, peralatan kantor, dan lainnya.
Biaya overhead dapat dibagi menjadi tiga kategori. Masing-masing kategori
memiliki contoh biaya overhead yang berbeda dari kategori lainnya. Tiga kategori
tersebut adalah Biaya Overhead Tetap, Variabel, dan Semi-Variabel. Khusus biaya
semi-variabel, biaya ini memiliki sedikit kesamaan dengan biaya overhead variabel dan
biaya overhead tetap.
Dalam menentukan dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang akan
digunakan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik itu sendiri, ada beberapa
rumus yang dapat digunakan untuk menghitung tafsiran dasar pembebanan yaitu
sebagai berikut:
a. Berdasarkan jumlah satuan produk
Cara ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memproduksi satu jenis
produk saja. Cara ini langsung membebankan biaya overhead pabrik dengan
produk. Dasar pembebanan biaya overhead pabrik untuk setiap produk yang
diproduksi dapat dihitung dengan rumus:
Tarif biaya overhead pabrik per satuan produk = tafsiran biaya overhead
pabrik dibagi dengan tafsiran jumlah satuan produk yang dihasilkan
b. Berdasarkan biaya bahan baku
Dasar pembebanan biaya overhead pabrik berupa harga pokok bahan baku yang
akan digunakan untuk proses produksi. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Nama : Febi Nuradina
NIM : 1710516220007

Persentase biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan baku =


Tafsiran biaya overhead pabrik dibagi dengan tafsiran biaya bahan baku
yang digunakan kemudian dikali 100%
Semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu
produk maka semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan terhadap
produk tersebut.
c. Berdasarkan biaya tenaga kerja langsung
Cara ini digunakan jika biaya overhead pabrik berkaitan erat dengan jumlah upah
tenaga kerja langsung dari berbagai tingkatan yang terdapat dalam perusahaan.
Rumus perhitungan yang digunakan adalah:
Persentase biaya overhead pabrik berdasarkan biaya tenaga kerja langsung
= Tafsiran biaya overhead pabrik dibagi dengan tafsiran biaya tenaga kerja
langsung kemudian dikali 100%
d. Berdasarkan jam mesin
Cara ini digunakan jika biaya overhead pabrik bervariasi yang didasarkan pada
waktu penggunaan mesin. Rumus yang digunakan adalah:
Tarif biaya overhead pabrik per jam mesin = tafsiran biaya overhead pabrik
dibagi dengan tafsiran jam kerja mesin
e. Berdasarkan jam tenaga kerja langsung
Cara ini digunakan jika biaya overhead pabrik berkaitan erat dengan waktu untuk
memproduksi suatu produk. Rumus perhitungan yang digunakan adalah:
Tarif biaya overhead pabrik jam tenaga kerja langsung = tafsiran biaya
overhead pabrik dibagi dengan tafsiran jam tenaga kerja langsung
Selanjutnya, cara menghitung tarif biaya overhead pabrik adalah dengan rumus:
Tarif biaya overhead pabrik = biaya overhead pabrik yang dianggarkan
dibagi dengan tafsiran dasar pembebanan

Obligasi
Menurut Jonathan B. Berk (2007:212), pengertian obligasi adalah surat berharga
yang diterbitkan (dijual) oleh perusahaan atau pemerintah untuk memperoleh dana dari
investor dengan pemberian kompensasi berupa bunga yang dibayarkan berdasarkan
perjanjian awal.
Nama : Febi Nuradina
NIM : 1710516220007

Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang


merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi
beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada
saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Pada umumnya obligasi dikeluarkan oleh
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pinjaman modal dari pihak
eksternal. Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu tertentu, yaitu 5 tahun hingga 30
tahun.
Cara Kerja Obligasi Ketika sebuah perusahaan atau entitas pemerintah tertentu
membutuhkan dana, maka mereka bisa merilis obligasi melalui mekanisme lelang
(auction), penjaminan emisi (underwriting), atau private placement. Pertama-tama,
penerbit obligasi (debitur) menentukan rincian berapa besar dana, tanggal jatuh tempo,
berapa besar bunga (kupon) yang akan dibayarkan, dan aturan lain. Selanjutnya, dipilih
mekanisme penerbitan apa yang akan ditempuh.
a. Lelang (auction): Dalam proses lelang, lembaga keuangan dan perbankan bisa
mengajukan penawaran untuk obligasi pemerintah. Imbal hasil kelak tergantung
pada aturan obligasi dan harga yang diberikan kreditur. Biasanya, bunga (kupon)
telah ditentukan sejak awal, sedangkan harga ditentukan oleh pasar.
b. Penjaminan Emisi (underwriting): Perusahaan sekuritas, perbankan, atau lembaga
keuangan lain membentuk sebuah sindikasi untuk memborong semua obligasi
yang diterbitkan oleh debitur, kemudian menjualnya kepada investor umum.
Sindikasi menanggung risiko apabila obligasi tak terjual habis, tetapi mereka bisa
menetapkan fee tertentu sebagai imbalan jasa underwriting.
c. Penerbitan khusus (private placement): Obligasi dijual kepada pihak-pihak
tertentu saja dan tidak bisa diperdagangkan secara bebas. Biasanya metode ini
dilakukan untuk penerbitan obligasi dalam skala kecil.
Ada obligasi yang dapat diperdagangkan lagi di pasar sekunder, dan ada obligasi
yang tidak dapat diperdagangkan lagi. Apabila obligasi bisa diperdagangkan di pasar
sekunder, maka sang pemilik obligasi (kreditur) dapat menjualnya kepada pihak lain
berdasarkan harga aktual. Akan tetapi, jika obligasi tidak dapat diperdagangkan di pasar
sekunder, maka sang kreditur hanya dapat hold hingga jatuh tempo, atau menjualnya
kembali (early redemption) kepada debitur atau penjamin emisi sesuai harga dan waktu
yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai