Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN MATERI KULIAH (RMK)

AKUNTANSI BIAYA
BAB 3 "DEPARTEMENTALISASI BOP DAN
PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD"

Dosen Pengampu :

Sofie Yunida Putri, SE., M. Ak

Disusun oleh :

1. Annisa Dhira Amanda S. P. 21013010022

2. Nur Amirotul Suroyah 21013010024

3. Enrico Muhammad Zidane 21013010161

4. Daniel Efrian Kristianto 21013010189

5. Mohammad Mirza Rafiudin 21013010198

6. Adelia Divanda Azwardi 21013010326

7. I renita Fitri Marlina Siahaan 21013010339

8. Rika Wahyu Permata 21013010351

Kelompok A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 2022
Nama : Irenita Fitri Mar lina Siahaan

NPM : 21013010339

1. Perbedaan Perlakuan atas Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung


Di dalam sebuah bisnis tidak akan pernah lepas dari sebuah biaya, baik itu
biaya langsung maupun biaya tidak langsung. Biaya merupakan suatu bagian
yang sangat krusial dan sangat penting dalam bisnis. Selain itu, biaya juga
merupakan uang yang dikorbankan oleh setiap penggunanya untuk
mendapatkan sebuah jasa atau barang dari pihak ketiga, yang bertujuan untuk
mendapatkan suatu keuntungan atau pun laba usaha.
Berikut adalah perbedaan yang ada mengenai biaya langsung dan biaya tidak
langsung:
a) Biaya Langsung
Biaya langsung atau yang disebut sebagai direct cost adalah biaya yang
dibebankan secara langsung kepada obyek biaya. Penentuan biaya langsung
biasanya dipegang oleh masing-masing departemen. Besaran biaya langsung
biasanya bersifat konstan dan berkelanjutan, sehingga biaya langsung mudah
diketahui besarannya dan mudah untuk dilacak. Biaya langsung berfungsi untuk
menentukan biaya pada produksi barang untuk satu unit atau pengerjaan satu
produk. Dikarenakan hanya memproduksi satu produk maka biaya langsung
dapat ditentukan sebelumproduksi dilaksanakan. Biaya langsung juga berperan
dalam menentukan anggaran perusahaan, catatan keuangan dana akuntansi
perusahaan.
Biaya langsung biasanya digunakan untuk membayar karyawan yang
menghasilkan suatu produk dan mencakup harga pokok produksi pada bahan
baku yang diperlukan untuk memproduksi barang tertentu. Dapat dikatakan
bahwa biaya langsung mencakup manfaat dan program karyawan, peralatan,
perjalanan, dan layanan konsultan. Beberapa jenis dari biaya langsung yaitu:
 Biaya Peralatan
Biaya peralatan adalah biaya terhadap peralatan yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan produksi.
 Biaya Upah Buruh
Biaya upah buruh merupakan suatu pembayaran yang dikhususkan untuk upah
pekerja yang diperhitungkan terhadap satuan item dan biasanya sudah memiliki
standar harga satuannya.
 Biaya Material
Biaya material adalah biaya yang digunakan untuk pembelian bahan dan
material yang dihitung dengan analisis harga satuan.
b) Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dihubungkan dan
dibebankan secara langsung kepada objek biaya, namun untuk periode
selanjutnya akan menjadi beban perusahaan. Biaya tidak langsung adalah biaya
yang akan ditetapkan dikeluarkan namun untuk jangka waktu pembayaran
tidak dilakukan pada waktu saat itu juga.
Biaya tidak langsung digunakan ketika perusahaan memproduksi beberapa
macam barang atau puproduk dan biasanya muncul karena hal yang tidak
terduga. Dengan adanya biaya tidak langsung ini
makaperusahaandapatmenyediakananggaranlebihuntukmemproduksibaran gatau
mengerjakan proyek. Sehingga apabila muncul biaya tak terduga maka
perusahaan masih tetap siap untuk melanjutkan produksi. Beberapa jenis biaya
tidak langsung yaitu:
 Biaya Overhead
Biaya overhead merupakan biaya tambahan yang dimana biaya tersebut tidak
terkait langsung pada proses berjalannya produksinamun tetap harus
dimasukkan kedalam anggaran agar produksidapat berjalan dengan baik.
Contoh dari biaya overhead adalah biaya pengurusan izin usaha, biaya
pengurusan pembangunan gedung atau kantor, biaya kualitas control produk,
biaya untuk penyewaan kantor, dan lain-lain.
 Biaya Tidak Terduga
Biaya ini merupakan biaya yang disisihkan oleh pengelola bisnis untuk
mempersiapkan bisnis di saat ada kondisi darurat pada waktu yang akan
datang. Tidak ada yang bisa menebak kapan biaya tak terduga akan
dikeluarkan, namun biaya ini tetap harus dimiliki oleh setiap bisnis. Contohnya
yaituseperti biayacadanganuntuk menghadapi krisis seperti wabah atau pun
bencana alam.
Nama : Annisa Dhira Amanda Sanjaya

NPM : 21013010022

PROSEDUR PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK

Berikut ini diuraikan alasan pembebanan biaya overhead pabrik


kepada produk atas dasar tarif yang dit entukan dimuka dan langkah –
langkah penent uan tarif biaya overhead pabrik.

 Alasan pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di
muka sebagai berikut :
1. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya
terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok persatuan
produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain. Apabila
BOP yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk, maka harga
pokok produksi per satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab
berikut:
a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.
b. Perubahan tingkat efisiensi produksi.
c. Adanya BOP yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata
selama jangka waktu setahun.
d. BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan
menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan
informasi harga pokok produksi persatuan pada saat pesanan selesai
dikerjakan.

 Langkah – langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik


Tarif BOP diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok
produksi. Berdasarkan penentuan biaya BOP untuk masing-
masing bagian, maka dapat dihit ung tarif BOP dengan cara
membagi BOP dianggarkan dengan t ingkat kegiatan di masing -
masing departemen ( bagian). Penent uan tarif biaya overhead
pabrik dilaksanakan melalui t iga tahap berik ut:
1. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan yang
akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Penentuan kapasitas praktis dan
normal dapat dilakukan dengan lebih dulu menentukan kapasitas teoritis, yaitu
volume produksi maksimum yang dapat dihasilkan oleh pabrik. Ada tiga
macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP
antara lain:
a. Kapasitas Teoritis ( theoretical capacity )
Kapasitas teoritis dapat diartikan sebagai kapasitas pabrik atau suatu
departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa
berhenti selama jangka waktu tertentu. Kapasitas praktis adalah kapasitas
teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat
dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan. Dengan demikian
perlu diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu dalam penentuan
kapasitas seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena
adanya reparasi mesin mesin,tertundanya kedatangan bahan baku dan
suku cadang, hari-hari libur dan lainnya.
b. Kapasitas Normal ( normal capacity )
Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual
produknya dalam jangka panjang. Jika dalam penentuan kapasitaspraktis
hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-
faktor intern perusahaan, maka dalam penentuan kapasitas normal
diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka panjang.
c. Kapasitas Sesungguhnya yang Diharapkan ( expected actual capacity )
Adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai
dalam tahun yang akan datang. Jika anggaran BOP didasarkan pada
kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, maka berarti ramalan penjualan
tahun yang akan datang dipakai sebagai dasar penentuan kapasitas,
sedangkan jika anggaran tersebut didasarkan pada kapasitas praktis dan
normal, maka titik berat diletakkan pada kapasitas fisik pabrik.
Penentuan tarif BOP atas dasar kapasitas sesungguhnya yang
diharapkan merupakan pendekatan jangka pendek, metode ini umumnya
mengakibatkan digunakan tarif yang berbeda dari periode ke periode.
Penentuan tarif BOP atas dasar kapasitas praktis atau kapasitas normal
merupakan pendekatan jangka panjang, yang menghubungkan tingkat
kegiatan perusahaan dengan kapasitas fisik pabrik dan tidak dipengaruhi
oleh perubahan-perubahan penjualan yang bersifat sementara.
Penggunaan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan sebagai dasar
penentuan tariff biaya overhead pabrik mempunyai beberapa kelemahan
yaitu :
- Terjadinya perbedaan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik tahun
ke tahun.
- Perubahan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik dari period eke
periode akibat adanya fasilitas yang menganggur dikapitalisasikan dan
diperhitungkan dalam harga pokok produksi.

2. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada produk


Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar
pembebanan yang dipakai adalah : (1) diperhatikan jenis BOP yang
dominan dalam departemen produksinya, dan (2) diperhatikan sifat – sifat
BOP yang dominan eratnya hubungan sifat- sifat tersebut dengan dasar
pembebanan yang akan dipakai.
a. Satuan produk  dengan langsung membebankan BOP kepada produk.

Tarif BOP per

b. Biaya bahan baku  biaya bahan baku yang dominan akan dipakai untuk
membebankannya kepada produk. Semakin besar biaya bahan baku yang
dipakai maka semakin besar BOP yang dibebankan.
Present ase BOP dari biaya
bahan baku yang dipakai
c. Biaya Tenaga Kerja  dasar yang dipakai untuk membebankan BOP
adalah biaya tenaga kerja langsung.
Present ase BOP dari biaya
tenaga kerja langsung
d. Jam tenaga kerja langsung  apabila BOP mempunyai hubungan erat
dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan adalah jam tenaga kerja langsung.
Tarif BOP perjam tenaga

e. Jam mesin  apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin


(misalnya bahan bakar yang dipakai untuk menjalankan mesin), maka
dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin.
Tarif BOP perjam kerja mesin

3. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik


Berikut ini rumus menghitung tarif biaya overhead pabrik :
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan
= Tarif biaya overhead pabrik
Taksiran dasar pembebanan

Untuk keperluan analisis selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya


dengan yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif, tarif biaya overhead
pabrik harus dipecah menadi 2 yaitu : tarif BOP tetap dan tarif BOP variabel.

Nama : AdeliaDivanda Azwardi


NPM : 21013010326

KONSEP DEPARTEMENTALISASI BIAYA PENENTUAN TARIF


ATAS ABSORPSI BOP

Depart ment alisasi BOP adalah pembagian pabrik kedalam


bagian- bagian yang disebut depart emen/pusat biaya ( Cost Centre) yang
dibebani BOP. Depart ement alisasi BOP bermanfaat untuk :

1. Untuk pengendalian biaya


Pengendalian BOP akan lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan
biaya dengan pusat terjadinya (sehingga akan memperjelas tanggung jawab
setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu).
2. UntukketelitianpenentuanHargaPokokPoduk
Karena tarif BOP untuk tiap departemen berbeda-beda, sehingga pesanan atau
produk yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan BOP
sesuai dengan tariff departemen yang bersangkutan.

Dalam Depart ment alisasi BOP, Umumnya produk diolah lebih


dari satu kali proses produksi sehingga harus melewat i lebih dari satu
departemen produksi, oleh karena itu perlu dihitung tarif BOP untuk
departemen produksi yang dilalui oleh proses pengolahan produk
tersebut. Dan juga dijelaskan penentuan tarif BOP dalam perusahaan
yang mengolah produknya melalui beberapa departemen produksi dan
tarif BOP dihitung untuk set iap departemen prduksi t ersebut.

Adapun cara menghitung tarif BOP dalam depart ment alisasi


adalah dengan tarif BOP dihitung untuk setiap departemen produksi
dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda diant ara departemen-
departemen produksi yang ada.

Langkah penent uan tarif BOP per Departemen :

1. Penyusunan anggaran BOP per Departemen


Perusahaan yang mengolah produksinya melalui beberapa tahap /
proses produksi, biasanya akan membentuk lebihdari 1 Departemen Produksi
dan akan membentuk beberapa Departemen Pembantu (tugas departemen
pembantu melayani berbagai kebutuhan departemen produksi). 4 Tahap utama
penyusunan anggaran BOP per Departemen:
 Penaksiran BOP langsung departemen berdasarkan kapasitas yg
direncanakan untuk tahun anggaran
 Penaksiran BOP tak langsung Departemen
 Distribusi BOP tak langsung departemen ke departemen departemen
yg menikmati manfaatnya
 Penjumlahan BOP per departemen (BOP langsung dan tak langsung
departemen) untuk memperoleh anggaran BOP per Departemen (baik
Departemen produksi ataupun departemen pembantu).
2. Alokasi BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi, ada 2 Metode :
 Metode Alokasi Langsung
 Metode Alokasi Bertahap, terdiri dari :
a. Metode Alokasi Kontinyu
b. Metode Aljabar
c. Metode Urutan Alokasi Yang Diatur
3. Perhitungan tarif pembebanan BOP per Departemen
Tarif pembebanan BOP dihitung dengan cara membagi total BOP
departemen produksi setelah menerima alokasi BOP dari departemen
pembantu, dengan dasar pembebanan yang digunakan.
Nama : Mohammad Mirza Rafiudin

NPM : 21013010198

PROSES ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DARI DEPARTEMEN JASA KE


DEPARTEMEN UTAMA SERTA DASAR YANG SESUAI UNTUK PENENTUAN
TARIF ABSORPSI ATAS BIAYA OVERHEAD PABRIK

Langkah-langkah alokasi biaya departemen pendukung (jasa) ke departemen utama (produksi):

1. Kelompokkan departemen-departemen dalam perusahaan.


2. Identifikasi departemen produksi dan departemen pendukung.
3. Telusuri biaya overhead di perusahaan ke departemen pendukung dan departemen
produksi.
4. Alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi.

Cost driver merupakan sebuah variable dalam bentuk aktivitas atau volume yang menyebabkan
timbulnya biaya. Untuk menentukan dasar alokasi biaya biaya overhead pabrik dari departemen
pendukung ke depatemen produksi dapat ditelusuri dari per departemen.

Menurut Horngren, Datar dan Foster (2011) terdapat tiga macam alokasi biaya, yaitu:

1. Metode Alokasi Langsung (direct method)


Biaya departemen jasa didistribusikan hanya ke departemen produksi saja. Pendekatan ini
meminimalkan pekerjaan klerikal tetapi gagal untuk mengukur total biaya dari setiap
departemen jasa. Dalam metode alokasi langsung, biya biaya yang terjadi di departemen
pendukung dialokasikan secara langsung ke departemen produksi tanpa memperhatikan
jasa yang diberikan ke departemen jasa lainnya. Dengan demikian, tidak ada interaksi
antara departemen pendukung yang diakui. Kelebihan dari penggunaan metode ini adalah
kemudahan dalam penggunaanya karena tidak perlu memprediksi seberapa besar
penggunaan sumber daya dari departemen pendukung yang satu dengan yang lainnya.
Namun, kelemahan dari metode ini, adalah tidak diperhitungkannya hubungan timbal
balik antar departemen pendukung.

Departemen Departemen
Jasa 1 Produksi 1

Departemen Departemen
Jasa 2 Jasa 1
Contoh ilustrasi anggaran biaya overhead perdepartemen:

Departemen pendukung Departemen produksi


Listrik Pemeliharaan Pengasahan Perakitan
Biaya langsung Rp 250000 Rp 160000 Rp100000 Rp60000

Dasar alokasi

Jam penggunaan listrik - 200000 600000 200000

Jam pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500

Langkahperhitunganrasiodenganmetodealokasilangsung:

Pengasahan Perakitan
Sumbertenaga = 600000 = 0,75 -
(Listrik) (600000+ 200000)
= 200000 = - 0,25
(600000+200000)

Pemeliharaan = 4500 = 0,50 -


(4500+4500)
= 4500 = - 0,50
(4500+4500)

Sumber :Mulyadi2007

Anggaran biaya overhead pabrik per departemen alokasi langsung dengan

menggunakan rasio alokasi:

Departemen pendukung Departemen produksi


Sumber tenaga Pemeliharaan Pengasahan Perakitan
Biaya langsung Rp 250000 Rp 160000 Rp 100000 Rp60000
Departemen sumber tenaga (Rp250000) - Rp 187500 Rp62500
Departemen pemeliharaan - (Rp160000) Rp80000 Rp80000
Jumlah 0 0 Rp 367500 Rp 202500

2. Metode alokasi bertahap (Step method)


Metode alokasi bertahap mengakui adanya interaksi antar pendukung. Akan tetapi metode
ini tidak sepenuhnya mengakui interaksi antar departemen pendukung. Maksudnya adalah
salah satu departemen jasa akan dipilih untuk dialokasikan seluruh biayanya ke
departemen jasa yang lain dan kedepartemen operasi. Pemilihan departemen jasa yang
pertama kali dipilih untuk dialokasikan didasarkan pada departemen jasa mana yang
memberikan jasa lebih besar ke departemen jasa lainnya.

Departemen Departemen
Jasa 1 Produksi1

Departemen Departemen
Jasa 2 Produksi2

Departemen jasa1dialokasikan pertama kali biayanya ke departemen jasa 2

dan ke departemen produksi 1 dan departemen produksi 2, kemudian

dedepartemen jasa 2 mengalokasikan seluruh biayanya ke departemen produksi 1

dan departemen produski 2.

Langkah perhitungan rasio dengan metode alokasi bertahap:

Pemeliharaan Pengasahan Perakitan


Sumber tenaga = 200000 = 0,20 - -
(Listrik) (200000+600000+200000)
= 600000 = - 0,60 -
(200000+600000+200000)
= 200000 = - - 0,20
(200000+600000+200000)
Pemeliharaan = 4500 = - 0,50 -
(4500+4500)
= 4500 = - - 0,50
(4500 + 4 500)
Anggaran biaya overhead pabrik per departemen alokasi bertahap dengan

menggunakan rasio alokasi:

Departemen pendukung Departemen produksi

Sumbertenaga Pemeliharaan Pengasahan Perakitan

Biaya langsung Rp 250000 Rp 160000 Rp 100000 Rp60000

Departemen sumber tenaga (Rp250000) Rp50000 Rp 150000 Rp50000

Departemen pemeliharaan - (Rp210000) Rp 105000 Rp 105000

Jumlah 0 0 Rp 355000 Rp 215000


3. Metode alokasi timbal balik (Reciprocal allocationmethod)
Metode timbal balik ini mempertimbangkan hubungan timbal balik jasa
yang diberikan antara satu departemen jasa dengan departemen jasa lainnya.
Dalam metode ini, semua departemen jasa akan saling menerima biaya dari
departemen jasa lainnya tergantungdari jasa yang diterimanya.

Departemen Departemen
Jasa 1 Produksi1

Departemen Departemen
Jasa 2 Produksi2
Untuk menentukan biaya total departemen pendukung agar mencerminkan

adanya interaksi dengan departemen pendukung lainnya, suatu sistem

persamaan linier yang simultan harus dipecahkan. Masing-masing persamaan

biaya bagi sebuah departemen pendukung didefinisikan sebagai jumlah biaya

langsung departemen ditambah proporsi jasa yang diterima dari departemen

pendukung lainnya.

Contohnya adalah sebagai berikut:

Departemen pendukung Departemen produksi

Listrik Pemeliharaan Pengasahan Perakitan

Rasio Alokasi

Departemen Listrik - 0.20 0.60 0.20

Departemen pemeliharaan 0.10 - 0.45 0.45

Persamaan linier :

Biaya total departemen pemeliharaan(Y)=$160000+0,2X


Biaya total departemen sumber tenaga Listrik =$250000+0,1Y
Perhitungannya:
Biaya departemen pemeliharaan =$160000+ 0,2($250000+0,1)
=$160000+ 50000+ 0,02
0,98=$210000
=$214286
Biaya departemen Listrik=$250 000+0,1($214286)
=$250000+21429
=$271429
Pengalokasian biaya departemen pendukung dengan menggunakan rasio alokasi dan
biaya total departemen dari persamaan metode alokasi timbal balik:
Departemen pendukung Departemen produksi

Listrik Pemeliharaan Pengasahan Perakitan

Biaya langsung Rp 250000 Rp 160000 Rp 100000 Rp60000

Departemen sumber tenaga (Rp271429) Rp54286 Rp 162857 Rp54286

Departemen pemeliharaan Rp21429 (Rp214286) Rp96429 Rp96429

Jumlah 0 0 Rp 359286 Rp 210715

Faktor yang diukur sebagai penyebut dari tarif overhead disebut sebagai dasar tarif
overhead. Pemilihan dasar ini adalah penting jika suatu sistem ingin menyediakan data biaya
yang berarti. Dasar-dasar yang digunakan:

1. Output fisik
2. Biaya bahan baku langsung
3. Biaya tenaga kerja langsung
4. Jam tenaga kerja langsung
5. Jam mesin
6. Transaksi atau aktivitas

Nama : Nur Amirotul Suroyah


NPM : 21013010024

Perhitungan BOP dibebankan berdasarkan fungsional based

Dalam pencatatan biaya berdasarkan fungsional, hanya penggerak tingkat unit yang digunakan
untuk menghitung tarif overhead. Penggerak tingkat unit adalah faktor yang mengukur
tuntunan yang ditempatkan pada aktivitas tingkat unit oleh produk. Aktivitas tingkat unit
adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali unit produk diproduksi. Perhitungan Biaya
Overhead Pabrik dengan tarif tunggal terdiri dari dua tahap, yaitu:

a. Prosedur tahap pertama


1) Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas
2) Menghubungkan berbagai biaya dengan berbagai aktivitas.
3) Menentukan Cost Driver yang tepat untuk masing-masing aktivitas
4) Penentuan kelompok-kelompok biaya yang homogen (Homogeneous Cost
Pool).
5) Penentuan tarif kelompok (Pool Rate)
Tarif per unit Cost Driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

b. Prosedur tahap kedua


Tahap kedua menentukan Harga Pokok Produksi berdasar aktivitas adalah
membebankan tarif kelompok berdasarkan Cost Driver. Biaya untuk setiap kelompok
Biaya Overhead Pabrik dilacak ke berbagai jenis produk. Biaya Overhead Pabrik
ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dengan rumus sebagai berikut:

BOP yang dibebankan


= Tarif kelo mpok x Unit cost dr iver yang digunakan

Nama : Enrico Muhammad Zidane


NPM : 21013010161

PENCATATAN AKUNTANSI ATAS BIAYA OVERHEAD PABRIK AKTUAL


Overhead pabrik actual adalah jumlah biaya tidak langsung yang terjadi. Beberapa biaya
overhead pabrik actual dicatat saat terjadi, overhead pabrik actual diikhtisarkan dalam akun
pengendali overhead di buku besar. Rinciannya dimasukkan dalam buku pembantu overhead
pabrik.
Biaya overhead pabrik actual dicatat dengan mendebit dengan mendebit rekening control biaya
overhead pabrik sesungguhnya, berikut contohnya
Biaya overhead pabrik actual
Biaya depresiasi mesin 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin 700.000
Biaya pemeliharaan mesin 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung 500.000
Jumlah 5.700.000

Cara mencatatnya adalah sebagai berikut:

Biaya overhead pabrik Aktual 5.700.000


Akuntansi depresiasi mesin 1.500.000
Akuntansi depresiasi gedung 2.000.000
Persekot asuransi 700.000
Persediaan suku cadang 1.000.000
Persediaan bahan bangunan 500.000
Nama : Rika Wahyu Permata
NPM : 21013010351

PENCATATAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DIBEBANKAN DALAM


JURNAL DAN BUKU BESAR

 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Dibebankan dalam Jurnal


PT. R & R Bersaudara berproduksi atas dasar pesanan. Dalam bulan Januari 2007 perusahaan
menerima pesanan pembuatan 1.500 satuan souvenir berupa asbak dalam rangka ulang tahun
yang ke 50 Bank Makmur Abadi. Karena pesanan ini merupakan pesanan yang membutuhkan
ketepatan spesifikasi yang ditentukan pemesan, maka produk rusak yang terjadi dibebankan
kepada pesanan ini.
Untuk memenuhi pesanan tersebut perusahaan memproduksi 1.650 satuan asbak dengan biaya
produksi sebagai berikut: biaya bahan baku Rp 2.560.000, biaya tenaga kerja langsung Rp
1.650.000 dan biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar tarif sebesar 150% dari biaya
tenaga kerja langsung. Pada saat pesanan tersebut selesai dikerjakan ternyata terdapat 150
satuan produk yang rusak, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki. Produk rusak tersebut
diperkirakan laku dijual Rp 3.250 per satuan. Jurnal untuk mencatat biaya produksi untuk
mengolah 1.650 satuan asbak tersebut adalah sebagai berikut:
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Rp 2.887.500
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 1.650.000
Barang Dalam Proses-Biaya OVERHEAD Pabrik Rp 2.475.000
Persediaan Bahan Baku Rp 2.887.500
Gaji dan Upah Rp 1.650.000
Biaya OVERHEAD yang Dibebankan Rp 2.475.000

 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Dibebankan dalam Buku Besar


Departeme Biaya dari Olympic Garden Company menerima data bulanan berikut ini, yang
khusus menyangkut kegiatan pabrikasi dari klerk buku besar umum:
Persediaan barang dalam proses, 1 Januari Rp 65.000.000
Persediaan bahan, 1 Januari Rp 42.000.000
Pekerja langsung Rp 512.000.000
Pembelian bahan Rp 216.000.000
Pengembalian bahan ke pemasok Rp 10.100.000
Kepenyeliaan Rp 35.000.000
Pekerja tidak langsung Rp 58.100.000
Pemanasan, penerangan, dan sumber tenaga Rp 47.600.000
Penyusutan - gedung pabrik Rp 15.000.000
Pajak kekayaan (bumi dan bangunan) Rp 8.000.000
Asuransi gedung pabrik Rp 6.000.000
Ongkos angkut masuk (overhead pabrik) Rp 13.000.000
Reparasi dan pemeliharaan - peralatan pabrik Rp 16.500.000
Penyusutan - peralatan pabrik Rp 15.000.000
Overhead pabrik rupa-rupa Rp 19.800.000
Persediaan barang jadi, 1 Januari Rp 36.000.000
Overhead pabrik yang diterapkan Rp 230.400.000
Dari stock opname pada tanggal 31 Januari ternyata persediaan bahan berjumlah Rp
18.000.000. Per 31 Januari persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi
mengandung jumlah bahan langsung dan pekerja langsung sebagai berikut:
Bahan Langsung
Barang dalam proses Rp 18.000.000
Barang jadi Rp 20.000.000
Pekerja Langsung
Rp 32.000.000 (2.000 jam)
Rp 80.000.000 (5.000 jam)
Overhead pabrik diterapkan kepada kedua persediaan akhir ini berdasarkan tarif overhead
pabrik sebesar Rp 7.200 per jam kerja langsung.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/profile/Kurnia-
Ekasari/publication/344421486_AKUNTANSI_BIAYA/links/5f73e6bfa6fdcc0086484ba3/AK
UNTANSI-BIAYA.pdf

NAMA : DANIEL EFRIAN KRISTIANTO


NPM : 21013010189

UNDERAPPLIED BIAYA OVERHEAD PABRIK


Underapplied overhead adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi dimana biaya
overhead aktual lebih tinggi dibandingkan biaya overhead yang ditentukan diawal. Jika kos overhead
awal berbeda dengan kos aktualnya maka akan dilakukan penyesuaian terhadap akun Kos Barang
Terjual. Untuk kondisi underapplied overhead, selisih kos overhead akan menambah jumlah Kos
Barang Terjual. Hal ini dikarenakan jika tidak disesuaikan, maka pencatatan biaya akan menjadi lebih
rendah dibandingkan biaya aktulanya. Jika pencatatan biaya overhead lebih rendah, maka akan
membuat akun Kos Barang Terjual kurang saji sehingga jika dalam kondisi underapplied.
Cara yang paling dalam mengatasi underapplied overhead adalah mengalokasikan biaya secara
proporsional dengan upah pekerja produksi, sedangkan ketidak sempurnaan metode ini mempengaruhi
dalam menentukan harga pokok produksi.
Distribusi biaya tidak langsung secara proporsional dengan upah pekerja produksi mengarah pada fakta
bahwa biaya produksi aktual dari bagian-bagian yang sangat mekanis yang dilengkapi dengan peralatan
khusus yang mahal turun tajam karena peningkatan biaya produksi dari bagian-bagian yang tidak di
mekanisasi dengan baik dengan menggunakan tenaga kerja manual.
Metode ini membuat sangat sulit untuk menentukan efisiensi ekonomi aktual dari metode produksi
baru, mengarah pada fakta bahwa jenis produk tertentu dapat menjadi tidak menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai