Anda di halaman 1dari 7

MINI PAPER

HUKUM BISNIS DAN REGULASI


“KASUS GUGATAN JUAL-BELI SAHAM”

DOSEN PENGAMPU :
ZUHDA MILA FITRIANA, S.H., LL.M.

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


CLARISSA BELVA KUSUMA 21013010321
ADELIA DIVANDA AZWARDI 21013010326
ARABELA FIDELIA MASNAL P 21013010346

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Mini Paper Hukum
Bisnis. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu yang telah membimbing
kami, serta juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Selain itu, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini masih terdapat
kekurangan. Oleh Karena itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan di masa
yang akan datang.

Surabaya, 23 Februari 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengimplementasikan dalam seruan jual beli saham adalah harus diciptakan
sarana untuk berinvestasi. Melihat asal Pasal 33 Ayat (4) Republik Indonesia Tahun
1945, dinyatakan bahwa Indonesia menyelenggarakan perekonomian dengan sesuai
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga menggunakan keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. untuk mencapai penyelenggaraan yang
sedemikian, perlu adanya dukungan oleh lembaga perekonomian yang kokoh dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat. Peningkatan kesejahteraan serta tingkat
harapan hidup akan membuat masyarakat berpikir mengenai masa depan serta akan
membawa dampak terhadap perlunya penempatan dana yang umumnya disisihkan
dari pendapatan, namun dalam sesuatu yang dibutuhkan akan meningkat nilainya
pada masa mendatang. Pertimbangan dalam memilih salah satu lahan investasi asal
sekian banyak alternatif investasi keuangan menggunakan aneka macam kelebihan
serta keuntungannya artinya hal yang perlu dipahami lebih mendalam.

B. Rumusan Masalah
a. Siapa saja subjek dari kesepakatan terkait Kasus Gugatan Jual-Beli Saham
Wilmar?
b. Tentang apa kesepakatan tersebut?
c. Siapa yang bertanggung jawab atas penyelesaian permasalahan?
C. Tujuan
a. Mengetahui siapa saja subjek dari kesepakatan terkait Kasus Gugatan
Jual-Beli Saham Wilmar
b. Mengetahui isi kesepakatan terkait Kasus Gugatan Jual-Beli Saham Wilmar
c. Menjelaskan siapa yang bertanggung jawab atas penyelesaian permasalahan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Subjek dari Kesepakatan Terkait Kasus Gugatan Jual-Beli Saham Wilmar


Subjek dari kesepakatan terkait kasus gugatan jual beli saham Wilmar adalah
Farma International Pte. Ltd dan Luwia Farah Utari sebagai penggugat, dan tiga
perusahaan afiliasi Wilmar, yaitu PT Sentratama Niaga Indonesia (SNI), PT Natura
Wahana Gemilang (NWG), dan PT Lumbung Padi Indonesia (LPI) sebagai yang
tergugat.
Dalam kasus ini Farma International Pte. Ltd dan Luwia Farah Utari sebagai
pemilik saham yang menggugat tiga perusahaan afiliasi Wilmar, yaitu PT Sentratama
Niaga Indonesia (SNI), PT Natura Wahana Gemilang (NWG), dan PT Lumbung Padi
Indonesia (LPI) untuk pembatalan jual-beli saham.

B. Kesepakatan atau Objek Perjanjian


Wilmar melalui Kuasa Hukum Mauliate P. Situmeang mengatakan, dalam
persidangan perkara No.197 di PN Jakarta Pusat, para tergugat tiga perusahaan
afiliasi Wilmar selalu hadir dan mengikuti persidangan, termasuk dalam mediasi yang
juga dihadiri oleh prinsipal.
Namun, dalam persidangan mediasi pada 6 Mei lalu yang dipimpin oleh hakim
mediator memerintahkan kepada penggugat untuk menyusun proposal permintaan
perdamaian secara tertulis, yang akan disampaikan kepada para tergugat pada
persidangan berikutnya pada 17 Mei mendatang. Hal ini dimintakan oleh hakim
karena pada persidangan tersebut acara mediasi terlambat lebih dari dua jam dari
jadwal, yang seharusnya pukul 10:00 WIB karena penggugat dan kuasa hukum datang
terlambat. Mereka juga belum mempersiapkan proposal permintaan perdamaian
kepada tergugat.
Pasal 1521 KUHPer menegaskan bahwa apabila penjual lalai tidak menuntut
haknya untuk membeli kembali barang yang dijualnya dalam jangka waktu yang telah
disepakati, maka pembeli akan menjadi pemilik tetap dari barang tersebut. Dalam
suatu perjanjian jual beli dengan hak membeli kembali, terdapat maksud bahwa si
pembeli selama jangka waktu yang diperjanjikan itu tidak akan menjual barang yang
bersangkutan kepada orang lain, karena penjual dapat meminta untuk menjual
kembali barang tersebut. Namun apabila pembeli awal menjual barang tersebut
kepada pihak lain, dan barang ini adalah barang bergerak, maka pembeli kedua tidak
dapat dituntut untuk menyerahkan barangnya kepada penjual pertama.

C. Penanggung Jawab Atas Penyelesaian Permasalahan


Dalam kasus terkait gugatan jual beli saham yang bertanggung jawab atas
penyelesaian permasalahan ini adalah Farma International Pte. Ltd dan Luwia Farah
Utari. Karena dalam kasus ini Farma International Pte. Ltd dan Luwia Farah Utari
sebagai pemilik saham yang menggugat tiga perusahaan afiliasi Wilmar sekaligus
sebagai pemegang mayoritas saham di PT LPI yang telah menjual sahamnya kepada
dua perusahaan afiliasi Wilmar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Farma International Pte. Ltd dan Luwia Farah Utari sebagai pemilik saham
telah menggugat tiga perusahaan afiliasi Wilmar, yaitu PT Sentratama Niaga
Indonesia (SNI), PT Natura Wahana Gemilang (NWG), dan PT Lumbung Padi
Indonesia (LPI) untuk pembatalan jual-beli saham.
Wilmar melalui Kuasa Hukum Mauliate P. Situmeang mengatakan, dalam
persidangan perkara No.197 di PN Jakarta Pusat, para tergugat tiga perusahaan afiliasi
Wilmar selalu hadir dan mengikuti persidangan, termasuk dalam mediasi yang juga
dihadiri oleh prinsipal. Hakim mediator memerintahkan kepada penggugat untuk
menyusun proposal permintaan perdamaian secara tertulis, Hal ini dimintakan oleh
hakim karena pada persidangan tersebut acara mediasi terlambat lebih dari dua jam
dari jadwal, yang seharusnya pukul 10:00 WIB karena penggugat dan kuasa hukum
datang terlambat. Pasal 1521 KUHPer menegaskan bahwa apabila penjual lalai tidak
menuntut haknya untuk membeli kembali barang yang dijualnya dalam jangka waktu
yang telah disepakati, maka pembeli akan menjadi pemilik tetap dari barang tersebut.
Menurut Kuasa Hukum Wilmar Mauliate P. Situmorang, hakim telah menolak
gugatan tersebut dalam putusan sela pada 7 Oktober 2021. Dari keputusan tersebut,
baik tergugat maupun penggugat tidak mengajukan upaya hukum sesuai tenggang
waktu yang ditentukan undang-undang. “Putusan hakim telah inkracht (berkekuatan
hukum tetap) karena sudah lebih lebih dari 14 hari para pihak tidak melakukan
langkah hukum selanjutnya,” kata Mauliate melalui siaran pers.

B. Saran
Sebuah perjanjian terjadi apabila telah ada kesepakatan antara kedua belah
pihak. Pada kasus ini, proses jual-beli saham tersebut telah memenuhi ketentuan
hukum dan juga adanya kesepakatan yang telah dituangkan ke dalam perjanjian jual
beli saham. Seharusnya salah satu pihak tidak boleh mengajukan gugatan untuk
permohonan pembatalan jual beli saham. Karena ketika sudah terikat dalam suatu
perjanjian, sudah sepatutnya menerima dan menjalankan hak dan kewajiban masing
masing yang sudah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

https://investor.id/national/247803/terkait-kasus-gugatan-jualbeli-saham-inipenjelasan-
wilmar

https://mediaindonesia.com/ekonomi/446283/sah-jual-beli-saham-milik-luwia-farah-ke-
anak-usaha-wilmar

https://www.jpnn.com/news/penjelasan-wilmar-group-terkait-gugatan-farma-internatio
nal

https://nasional.kontan.co.id/news/pn-jakarta-pusat-tolak-gugatan-sengketa-industri-te
rhadap-perusahaan-afiliasi-wilmar

Anda mungkin juga menyukai