Anda di halaman 1dari 4

LAMPIRAN

Berita Acara Diskusi Matakuliah Kapita Selekta Hukum Kepailitan Kamis, 1 Desember 2011
Materi : Dampak Penolakan Perdamaian Terhadap Keberlanjutan Perusahaan Debitor Yang Dipailitkan Oleh : Kelompok 2 Seluruh anggota kelompok hadir, yang terdiri dari : 1. Ukaesih 2. Irni Yuniati 3. Linda Karmila 4. Hilma Muthia Heri 5. Merrie Lovina : Dr. H. Isis Ikhwansyah, S.H., MH., CN. : Linda Karmila

Dosen Presenter

Sesi tanya jawab : 1. Pertanyaan dari : Fachrizal (110620100092) Jika perdamaian ditolak maka proses kepailitan berlanjut sehingga harta Debitor akan berada dalam pengurusan Kurator. Apabila usaha Debitor pailit dilanjutkan, apakah Kurator dalam menjalankan usaha tersebut dapat melakukan RUPS dan penggantian Direksi? Dijawab oleh : Ukaesih Tugas kurator adalah melakukan pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 69 (1) UUKPKPU. Kurator bertindak mewakili Debitor dalam melakukan perbuatan hukum, akan tetapi terbatas dalam hal pengurusan dan pemberesan harta pailit. Menurut pendapat kelompok kami Kurator tidak dapat melakukan RUPS untuk penggantian Direksi karena untuk melakukan RUPS ada ketentuan yang sudah diatur dalam anggaran dasar perseroan sehingga kurator tidak dapat mengadakan RUPS untuk mengambil keputusan yang penting seperti pengangkatan direksi

karena kewenangannya hanya terbatas pada pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit. Masukan dari Dosen : Kurator merupakan Wali yang menggantikan kewenangan seseorang yang dinyatakan pailit dalam melakukan pengurusan pada lapangan harta kekayaan, jadi tidak termasuk tindakan beshickking yang penting atas suatu kebijakan, dan dalam melakukan kewenangannya tersebut Kurator juga diawasi oleh Hakim Pengawas. Jadi, kewenangan organ-organ perusahaan tetap dilaksanakan sesuai anggaran dasar. 2. Pertanyaan dari : Dany Desrandy Syarif (110620100090) Jelaskan bentuk nota kesepakatan antara Debitor dan Kreditor yang harus memperoleh pengesahan atau homologasi! Apakah berupa akta yang dibuat oleh Notaris ? Dijawab oleh : Linda Karmila Perdamaian dalam kepailitan dibuat dalam bentuk Berita Acara berdasarkan hasil perundingan debitor pailit dengan kreditor dalam rapat kreditor yang ditandatangani oleh hakim pengawas dan panitera pengganti dan jika dari hasil rapat tersebut disetujui oleh kreditor maka harus dimintakan pengesahan dari pengadilan, untuk dimintakan penetapan pengadilan tentang sah atau tidaknya perdamaian tersebut, jadi tidak ada peran notaris dalam proses perdamaian kepailitan. Masukan dari Dosen : Perdamaian antara Debitor dan Kreditor adalah perjanjian dalam format khusus yang dilakukan dihadapan Hakim yang kemudian harus dihomologasi sehingga merupakan putusan Hakim yang mempunyai daya mengikat. 3. Pertanyaan dari : Eunike Eriko (110620100058) Jika pengesahan perdamaian ditolak maka dapat diajukan kasasi pada Mahkamah Agung. Apa alasan suatu perdamaian dapat ditolak oleh pengadilan?

Dijawab oleh: Irni Yuniati Alasan penolakan pengesahan perdamaian sudah diatur dalam UUKPKPU, yaitu dalam Pasal 159 ayat (2), bahwa Pengadilan wajib menolak pengesahan perdamaian apabila : a. Harta Debitor, termasuk benda untuk mana dilaksanakan hak untuk menahan suatu benda, jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian; b. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin; dan/atau c. Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu atau lebih Kreditor, atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah Debitor atau pihak lain bekerja sama untuk mencapai hal ini. 4. Pertanyaan dari : Indra Pratama Putra (110620100068) Apabila perdamaian ditolak sedangkan Debitor masih punya kontrak kerja yang belum dipenuhi pelaksanaannya, bagaimana pemenuhan kewajiban Debitor pailit atas kontrak kerja tersebut? Dijawab oleh : Hilma Muthia Hery Dengan adanya penolakan perdamaian maka kepailitan sampai pada fase insolvensi, yang berarti dilakukan pemberesan terhadap harta pailit dengan melakukan penjualan harta benda termasuk budel pailit tersebut dan kemudian Kurator melakukan pembayaran dan pelunasan kepada para Kreditor. Ditambahkan oleh : Irni Yuniati Apabila permohonan perdamaian dari Debitor ditolak oleh Kreditor/para Kreditor, maka kepailitan masuk pada fase insolvensi. Pada masa ini kurator atau kreditor dapat mengusulkan agar perusahaan Debitor pailit dilanjukan. Apabila usul ini disetujui oleh Hakim Pengawas, maka kelangsungan usaha perusahaan dilanjutkan, sehingga perusahaanpun dapat memenuhi kewajibannya atas kontrak kerja dimaksud. Ditambahkan oleh : Merrie Lovina Apabila perusahaan Debitor tidak dilanjutkan, maka terkait masih adanya kontrak kerja Debitor yang dinyatakan pailit dengan Kreditor dalam Pasal 36 UUKPKPU diatur hal-hal sebagai berikut :

a. Pihak yang mengadakan perjanjian dengan Debitor dapat meminta kepada Kurator untuk memberikan kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan perjanjian tersebut, dengan membuat suatu kesepakatan jangka waktu pelaksanaannya; b. Apabila kesepakatan jangka waktu tersebut tidak tercapai maka dapat ditetapkan oleh Hakim Peangawas; c. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditetapkan Kurator tidak memberikan jawaban atau tidak bersedia melanjutkan perjanjian maka perjanjian berakhir dan pihak yang mengadakan perjanjian dengan Debitor dapat mengajukan ganti kerugian dan berkedudukan sebagai Kreditor konkuren. Masukan dari Dosen : Kontrak kerja berarti Debitor mengadakan perjanjian timbal balik, dan apabila ada tindakan Debitor sebelum kepailitan yang merugikan pihak Kreditor maka dapat digolongkan pada Actio Pauliana sehingga Kreditor dapat meminta kepada pengadilan untuk membatalkan perbuatan hukum Debitor yang telah dinyatakan pailit dan merugikan kepentingan Kreditor tersebut.

Masukan dari Dosen tentang metode penulisan makalah : 1. Penomoran bab dan sub-sub bab harus menggunakan ketentuan sebagai berikut : I A 1 a 1) a) (1) (a) i ii 2. Penulisan dalam makalah tidak boleh menggunakan kata ganti orang

Anda mungkin juga menyukai