Anda di halaman 1dari 8

HUKUM PERIKATAN (WANPRESTASI)

Oleh:
Ghayana Aditya Putra
010002100166
Fakultas Hukum, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Suatu perjanjian dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak telah memenuhi
prestasinya. Sebelum membahas tentang wanprestasi kita akan membahas apakah yang
dimakud dengan prestasi itu sendiri? Pengertian prestasi dalam hukum kontrak adalah
dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak yang
dilakukan oleh para pihak-pihak yang mengikatkan diri kepada kontrak/perjanjian tersebut,
pelaksaan tersebut didasarkan pada kontrak/perjanjian yang bersangkutan. Menurut Munir
Fuady dalam bukunya yang berjudul hukum kontrak, prestasi dalam hukum perjanjian
dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu perjanjian oleh
pihak yang telah mengikatkan diri untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan term dan
condition sebagaimana disebutkan dalam perjanjian yang bersangkutan 1 Prestasi diatur
didalam pasal 1234 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menjelaskan bahwa prestasi
itu berupa :

1) Memberikan sesuatu;
2) Berbuat sesuatu;
3) Tidak berbuat sesuatu.

Wanprestasi

Pengertian Wanprestasi menurut beberapa para ahli

 Menurut Harahap (1986), pelaksanaan perjanjian yang tidak tepat waktunya atau
dilakukan tidak menurut selayaknya atau tidak dilaksanakan sama sekali 2. Sehingga
menimbulkan keharusan bagi pihak debitur untuk memberikan atau membayar ganti
rugi (Schadevergoeding), atau dengan adanya wanprestasi oleh satu pihak, pihak yang
lainnya dapat menuntut pembatalan perjanjian.
 Menurut Erawaty dan Badudu (1996), wanprestasi adalah pengingkaran terhadap
suatu kewajiban yang timbul dari suatu perjanjian yang dilakukan oleh salah satu
pihak dalam perjanjian tersebut.

1
Munir Fuady, Hukum Kontrak (dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 87.
2
Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Cet. II, Bandung: Alumni, 1986, hal. 60.
 Menurut Saliman (2004), wanprestasi adalah suatu sikap dimana seseorang tidak
memenuhi atau lali melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah ditentukan
dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur.

Kata Wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang berarti prestasi buruk
(bandingkan : wanbeheer yang berarti penguasaan buruk, wandaad perbuatan buruk)3. Yang
dimaksud dengan wanprestasi adalah suatu keadaan yang karena kelalaian atau kesalahannya,
sehingga debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti apa yang telah ditentukan dalam
perjanjian dan bukan dalam keadaan yang memaksa 4. Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan)
seorang debitur dapat berupa 4 macam yaitu :

a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;


b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

Terhadap debitur yang melakukan wanprestasi, diancamkan beberapa sanksi atau


hukuman. Hukuman atau akibat-akibat yang tidak enak bagi debitur yang lalai terdapat 4
macam, yaitu :

1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkat dinamakan ganti-
rugi;
2. Pembatalan perjanjian atau juga dinamakan pemecahan perjanjian;
3. Peralihan risiko;
4. Membayar biaya perkara, kalau sampai diperkirakan di depan hakim.5

Apabila seorang debitur sudah diperingatkan atau sudah dengan tegas ditagih janjinya
dan ia tetap tidak melakukan prestasinya maka dapat diperlakukan sanksi-sanksi sebagaimana
yang disebutkan dalam poin-poin diatas yaitu berupa ganti rugi, pembatalan perjanjian dan
peralihan risiko. Selain dari sanksi-sanksi yang dapat diterapkan terhadap debitur yang
melakukan wanprestasi, terdapat beberapa hal yang terjadi akibat adanya wanprestasi
tersebut, yaitu sebagai berikut.

3
Subekti, Hukum Perjanjian (Jakarta: Intermasa, 2004), hlm. 45
4
Nindyo Pramono, 2003, Hukum Komersil, Pusat Penerbitan UT, Jakarta, hlm 21
5
Subekti, Op.Cit hlm. 45
a. Perikatan tetap ada, Kreditur masih dapat menuntut kepada debitur pelaksanaan
prestasinya, apabila ia terlambat memenuhi prestasi tersebut. Selain itu, kreditur
berhak menuntut ganti rugi karena keterlambatan pelaksanaan prestasi;
b. Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur (Pasal 1243 KUHPer);
c. Beban resiko beralih untuk kerugian debitur, jika halangan itu timbul setelah debitur
wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar dari pihak kreditur.
Maka dari itu, debitur tidak dibenarkan untuk berpegang pada keadaan memaksa;
d. Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat membebaskan diri dari
kewajibannya memberikan kontra prestasi dengan menggunakan pasal 1266
KUHPer.6

Di dalam hukum kontrak amerika, sanksi utama terhadap breach of contract adalah
pembayaran compensation (ganti rugi), yang terdiri atas costs (biaya) dan damages (ganti
rugi), serta tuntutan pembatalan perjanjian (recission). Akibat kelalaian kreditur yang dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu :

a. Debitur berada dalam keadaan memaksa;


b. Beban risiko beralih untuk kerugian kreditur, dan dengan demikian debitur hanya
bertanggung jawab atas wanprestasi dalam hal ada kesengajaan atau kesalahan besar
lainnya;
c. Kreditur tetap diwajibkan memberi prestasi balasan (Pasal 1602 KUHPerdata). 7

Ganti Rugi

Penyebab timbulnya ganti rugi ada dua yaitu ganti rugi karena wanprestasi dan ganti
rugi karena PMH (perbuatan melawan hukum). Ganti rugi karena wanprestasi diatur dalam
Buku III KUHPer Pasal 124 s/d Pasal 1252 KUHPer. Ganti rugi karena wanprestasi adalah
pembebanan ganti rugi kepada debitur yang tidak memenuhi isi perjanjian yang telah dibuat
antara kreditur dengan debitur. Ganti kerugian yang dapat dituntut oleh kreditur kepada
debitur yaitu sebagai berikut.

1. Kerugian yang telah dideritanya, yaitu berupa penggantian biaya-biaya dan kerugian;
2. Keuntungan yang sedianya akan diperoleh (Pasal 1246 KUHPer), ini ditujukan
kepada bunga-bunga

6
Salim H.S., Hukum Kontrak (Teori & Teknik Penyusunan Kontrak), Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hlm 108
7
Salim H.S., ibid, hlm 109
Ganti rugi dibagi menjadi tiga unsur sebagaimana diatur dalam pasal 1246 dan 1247 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yaitu :

1. Biaya, segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh
satu pihak;
2. Rugi, kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan
oleh kelalaian si debitur;
3. Bunga, kerugian yang berupa kehilangan keuntunga, yang sudah dibayangkan atau
dihitung oleh kreditur.8

Ganti kerugian sebagaimana telah diatur didalam pasal 1249 KUHPer bahwa ganti kerugian
yang disebabkan oleh wanprestasi hanya ditentukan dalam bentuk uang. Tetapi, dalam
perkembangannya menurut para ahli dan yurisprudensi bahwa kerugian itu dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu ganti rugi materiil, dan ganti rugi immateriil (Asser’s 1988: 274).
Kerugian materiil adalah suatu kerugian yang diderita kreditur dalam bentuk
uang/kekayaan/benda. Sedangkan kerugian immaterial adalah suatu kerugian yang diderita
oleh kreditur yang tidak bernilai uang, seperti rasa sakit, dan lain-lain.9

Contoh Kasus

Wanprestasi pada dunia bisnis atau pada praktik kehidupan sehari-hari seringkali
terjadi contohnya terdapat pada kasus Pemeran Sinetron Kevin Hillers yang digugat sebesar
Rp 1,5 Miliar oleh Dokter Siska Khair di Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada tahun 2022
silam.

Usai sidang, Pitra Romadoni selaku kuasa hukum Dokter Siska menjelaskan pokok
permasalahan terkait gugatan wanprestasi. Semuanya berawal saat Kevin Hillers diminta
menjadi brand ambassador untuk mempublikasikan terkait produk-produk yang dimiliki oleh
dokter siska. Perjanjian tersebut dibuat pada 7 Maret 2021, dalam kontrak perjanjian 1 tahun.
Dalam kontrak tersebut Kevin Hillers dalam kurun waktu satu tahun, per bulan harus
melakukan posting 12 kali postingan dengan 2 slide, 1 kali story tambah 3 feed dalam
sebulan.

Ternyata Kevin Hillers tidak melakukan sama seperti kontrak. “ternyata di


pertengahan jalan, nota kesepakatan dokter Siska dengan saudara KH tidak terpenuhi
seutuhnya sehingga sesuai dengan kesepakatan yang dibuat. Yang bersangkutan harus
8
Subekti, Op.Cit, hlm. 47
9
Salim H.S, Op.Cit hlm. 110
mengembalikan secara utuh kontrak yang telah disepakati bersama sekaligus membayar
penalti atas wanprestasi yang dilakukan KH sebesar Rp 428 juta,” tutur Pitra Romadoni.
Adapun uang yang telah diberikan oleh Dokter Siska kepada Kevin Hillers sebesar Rp 120
juta. Secara keseluruhan, Dokter Siska mengalami kerugian secara materil hingga Rp 1,5
Miliar.

Analisis Kasus

Terkait kasus dugaan wanprestasi diatas yang dilakukan oleh saudara Kevin Hillers
kepada saudari Dokter Siska, bahwa Kevin Hillers telah membuat suatu perikatan dengan
Dokter Siska yang berbentuk suatu perjanjian innominate yaitu perjanjian Kerjasama, dimana
dalam perjanjian kontrak tersebut Kevin Hillers selaku bintang sinetron dijadikan sebagai
Brand Ambassador klinik kecantikan milik Dokter Siska pada Maret 2021 lalu. Dalam
kontrak perjanjian 1 tahun tersebut Kevin Hillers berkewajiban dalam 1 tahun, setiap
bulannya harus melakukan posting melalui media Instagram sebanyak 12 kali dengan 2 slide,
dan juga satu kali story yang ditambah dengan 3 feed. Hal tersebut merupakan sebuah
prestasi yang harus dilakukan oleh Kevin Hillers selama terikat dengan perjanjian kontrak
Kerjasama tersebut.

Menurut Munir Fuady bahwa prestasi itu merupakan suatu pelaksanaan hal-hal
tertulis dalam suatu perjanjian kontrak (dalam hal ini kontrak kerjasama antara KH dengan
Dokter Siska) dan berlaku bagi para pihak-pihak yang mengikatkan diri kepada perjanjian
kontrak tersebut (KH dan Dokter Siska). Ternyata di pertengahan jalannya kontrak, nota
kesepakatan Dokter Siska dengan saudara Kevin Hillers tidak terpenuhi seutuhnya, dalam
artian bahwa Kevin Hillers tidak menjalankan sebagian atau seluruhnhya prestasi-prestasi
yang diatur dalam perjanjian Kerjasama antara mereka berdua. Karena menurut Prof.Subekti,
S.H wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang debitur dapat berupa 4 macam yaitu :

a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya;


b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan;
c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

Terkait 4 macam wanprestasi menurut Prof. Subekti diatas Kevin Hillers memenuhi
syarat yang kedua sebagai pihak yang melakukan wanprestasi dimana Kevin Hillers telah
menyetujui perjanjian Kerjasama tersebut yang berarti bahwa menyanggupi melakukan
prestasi-prestasi yang juga terdapat didalam perjanjian itu. Kevin Hillers melaksanakan apa
yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan. Karena, yang dijanjikan dalam
perjanjian kontrak tersebut yaitu :

1) Unggahan melalui media Instagram sebanyak 12 kali dalam satu tahun kontrak;
2) Berkaitan dengan unggahan melalui media Instagram sebanyak 12 kali dilakukan
dengan 2 slide;
3) Ditambah dengan unggahan 1 kali story (InstaStory) dengan 3 feeds Instagram.

Kevin Hillers tidak menjalankan kewajibannya sebagai Brand Ambassador klinik kecantikan
milik Dokter Siska secara penuh, karena kontrak tersebut adalah kontrak 1 tahun tapi Kevin
Hillers tidak menjalankannya sesuai dengan prestasi-prestasi yang tercantum diatas. Perilaku
Kevin Hillers ini termasuk kedalam wanprestasi sebagaimana tercantum dalam poin b diatas.
Menurut Harahap (1986) wanprestasi itu selain pihaknya tidak melakukan prestasi-prestasi
sebagaimana yang diatur didalam perjanjian, wanprestasi juga menimbulkan keharusan bagi
para pihak-pihak debitur untuk memberikan atau membayar ganti rugi (Schadevergoeding).
Perbuatan wanprestasi yang dilakukan oleh Kevin Hillers ini menyebabkan kerugian materil
sebesar 1,5 milyar rupiah kepada Dokter Siska selaku pemilik produk dan klinik kecantikan.
Dokter Siska juga sudah memberikan uang sejumlah 120 juta rupiah terhadap Kevin Hillers
yang berkaitan juga dengan kerugian hingga mencapai sebesar 1,5 milyar rupiah tersebut.

Pada akhirnya Dokter Siska mengajukan gugatan kepada Kevin Hillers atas dasar
wanprestasi yang dalam gugatannya berharap Kevin Hillers mau bertanggungjawab dan
mengembalikan sejumlah uang yang telah disepakati (penuntutan ganti rugi). Terkait dengan
gugatan tersebut Dokter Siska juga menuntut yang bersangkutan yaitu Kevin Hillers untuk
mengembalikan secara utuh kontrak yang telah disepakati bersama dan juga sekaligus
membayar penalti atas wanprestasi yang dilakukan oleh saudara Kevin Hillers sebesar 428
juta rupiah penaltinya.
Daftar Pustaka

Subekti (2004), Hukum Perjanjian. Jakarta : Intermasa

H.S, Salim (2003), Hukum Kontrak (Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak). Jakarta : Sinar
Grafika

Pramono, Nindyo (2003) Hukum Komersil, Jakarta: Pusat Penerbitan UT

Fuady, Munir (1999) Hukum Kontrak (dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Bandung: Citra
Aditya Bakti

Harahap, Yahya (1986), Segi-Segi Hukum Perjanjian, Cet. II, Bandung: Alumni

Gramedia.com. 19 April 2022. Pengertian Wanprestasi dan Contohnya. Diakses pada tanggal
7 Mei 2023, dari https://www.gramedia.com/best-seller/wanprestasi/

KapanLagi.com. Rabu, 12 Oktober 2022. Dokter Siska Gugat Kevin Hillers ‘Ikatan Cinta’ Rp
1,5 Miliar Atas Dugaan Wanprestasi. Diakses pada tanggal 7 Mei 2023, dari Dokter Siska
Gugat Kevin Hillers 'Ikatan Cinta' Rp 1,5 Miliar Atas Dugaan Wanprestasi -
KapanLagi.com

Hot.detik.com. Selasa, 11 Oktober 2022 14:26 WIB. Kevin Hillers Digugat Rp 1,5 M atas
kasus Dugaan Wanprestasi. Diakes pada tanggal 7 Mei 2023, dari Kevin Hillers Digugat
Rp 1,5 M Atas Kasus Dugaan Wanprestasi (detik.com)

Anda mungkin juga menyukai