DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
KELAS 2056 B
RADEN FATAH
PALEMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas mata kuliah
Hukum Bisnis Islam yang berjudul “WANPRESTASI”Tugas mata kuliah
Hukum Bisnis Islam dalam makalah ini kami buat agar dapat memenuhi salah
satu tugas pada semester 4. Tujuan lain penyusunan tugas ini adalah agar
pembaca dapat memahami dan mengetahui tentang “WANPRESTASI”
sebagaimana yang tertulis dalam makalah ini. Materi ini kami sajikan dengan
bahasa yang sederhana dan menggunakan bahasa pada umumnya agar dapat
dipahami oleh pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini mungin terdapat
banyak kekurangan.Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL..........................................................................................
KATAPENGANTAR........................................................................................
DAFTARISI.......................................................................................................
ABSTRAK.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang............................................................................................
B.Rumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertin Wanprestasi..............................................................................
B.Bentuk-Bentuk Wanprestasi.....................................................................
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan..................................................................................................
B.Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
1. Pengertian Wanprestasi
2. Bentuk-Bentuk Wanprestasi
C.Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wanprestasi
1
Yahya Harahap , Segi-segi Hukum Perjanjian, (Bandung: Alumni, 1982), h. 60
timbul karena perjanjian maupun perikatan yang timbul karena
Undang-undang.
2
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian (Bandung: Sumur,1999),h.17
3
Abdul R Akibat Saliman, Esensi Hukum Bisnis Indonesia (Jakarta : Kencana, 2004),h. 15
C. Hukum Bagi Debitur Yang Wanprestasi
Akibat hukum atau sangsi yang diberikan kepada debitur
Karen melakukan wanprestasi adalah sebagai berikut:
a. Kewajiban membayar ganti rugi
Maka Debitur diharuskan membayar ganti kerugian yang telah
di derita oleh kreditur. Ketentuan ini berlaku untuk semua
perikatan.Apakah yang dimaksud dengan ganti rugi , kapan ganti
kerugian itutimbul, dan apa yang menjadi ukuran ganti kerugian
tersebut, dan bagaimana pengaturannya dalam undang-undang. Ganti
rugi merupakan kewajiban pihak yang melakukan wanprestasi untuk
memberikan penggantian atas kerugianyang telah ditimbulkannya.4
Sesuai dengan ketentuan pasal 1243 BW, ganti
rugimeliputi:“Penggantian biaya, rugi dan bunga karena tak
dipenuhinya suatu perikatan, abrulah mulai diwajibkan, apabila si
berutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap
melalakainya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya,
hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah
dilampauinya”.5Dari pasal di atas dapat kita ketahui komponen-
komponen ganti rugi adalah:6
7
Subekti, op.cit h. 49
8
Ibid., h. 50
9
Suharnoko,Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus (Jakarta: Kencana, 2004), h. 63
pembatalan perjanjian disertai penggantian biaya, kerugian, dan
bunga,”10
3.Peralihan Resiko
10
Kitab Undang-Undang KUH Perdata
11
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
12
Subekti., op.cit., h. 52
Adapun alasan yang Anda bisa gunakan untuk membela
diri bila dituduh atau dinyatakan wanprestasi, sebagai berikut:
1. Mengajukan adanya keadaan memaksa (overmacht).
13
H. Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung: PT. Alumni,
2004), hal. 242
melawan tuntutan kreditor akan pemenuhan perjanjian. Sudah bisa
diduga, bahwa tangkisan ini hanya berlaku untuk perjanjian timbal
balik saja.14
Adapun prinsip exceptio non adimpleti contractus ini diatur
dalam Pasal 1478 KUHPerdata menyebutkan bahwa: “si penjual
tidak diwajibkan menyerahkan barangnya, jika si pembeli belum
membayar harganya, sedangkan si penjual tidak telah mengizinkan
penundaan pembayaran kepadanya”.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
prinsip exceptio non adimpleti contractus hanya berlaku pada
perjanjian yang sifatnya timbal-balik, dan debitur tidak dapat
dimintakan pertanggung jawaban atas tindakan wanprestasi bila
faktanya kreditur yang telah lebih dulu wanprestasi.
14
J. Satrio, Beberapa Segi Hukum Tentang Somasi (Bagian IV), Kamis 11 November 2010,
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4cdb67c58d247/beberapa-segi-hukum-
tentang-somasibagian-iv-brioleh-j-satrio-, diakses pada tanggal 18 Juni 2018.
15
R. Subekti, Aneka Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, 1992. hlm. 45
kepemilikan tanah ataupun harta benda. Hal ini diantaranya diatur
dalam Pasal1963 KUH Perdata menyatakan:
“segala tuntutan hukum, baik yang bersifat perbendaan maupun
yang bersifat perseorangan, hapus karena daluwarsa dengan
lewatnya waktu tiga puluh tahun, sedangkan siapa yang menunjukan
akan adanya daluwarsa itu tidak usah mempertunjukan suatu alas
hak, lagipula tak dapatlah dimajukan terhadapnya suatu tangkisan
yang didasarkan kepada itikadnya yang buruk”.Beberapa putusan
Mahkamah Agung sebagai berikut:
16
Muhammad Abdulkadir,Hukum Perdata Indonesia (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2010),
hal.2
17
Ibid.,h. 27
18
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, h. 324
19
Mariam Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2001),h. 25
Unsur-unsur keadaan memaksa itu ialah “adanya hal yang tidak
terdugadan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan” kepada
seseorang. Sedangkan yang bersangkutan dengan segala daya
berusaha secara patut memenuhi kewajibannya. Dengan demikian
hanya debiturlah yang dapat mengemukakan adanya keadaan
memaksa, apabila setelah dibuat suatu perjanjian, timbul suatu
keadaan yang tidak diduga-duga akan terjadi, dan keadaan itu tidak
dapat dipertanggung jawabkan kepadanya.20
20
Ibid., h. 26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak dipenuhi atau
ingkar janji atau kelalaian yang dilakukan oleh debitur baik karena tidak
melaksanakan apa yang telah diperjanjikan maupun malah melakukan
sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.Menurut Satrio
(1999), terdapat tiga bentuk wanprestasi, yaitu:
1. Tidak memenuhi prestasi sama sekali. Sehubungan dengan dengan
debitur yang tidak memenuhi prestasinya maka dikatakan debitur
tidak memenuhi prestasi sama sekali.
2. Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya. Apabila prestasi
debitur masih dapat diharapkan pemenuhannya, maka debitur
dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya.
3. Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru. Debitur yang
memenuhi prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru tersebut
tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur dikatakan tidak memenuhi
prestasi sama sekali.
B. Saran
https://www.dppferari.org/pengertian-bentuk-penyebab-dan-hukum-
wanprestasi/
J. Satrio, Beberapa Segi Hukum Tentang Somasi (Bagian IV), Kamis
11 November 2010,
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4cdb67c58d247/beberapa-
segi-hukum-tentang-somasibagian-iv-brioleh-j-satrio-, diakses pada
tanggal 18 Juni 2018. Sumber: https://konsultanhukum.web.id/
Yahya Harahap , Segi-segi Hukum Perjanjian, (Bandung: Alumni,
1982),
Mariam Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan (Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 2001),
https://abpadvocates.com/catat-inilah-upaya-hukum-yang-dapat-
dilakukan-jika-terjadi-wanprestasi/#:~:text=Akibat%20hukum
%20dari%20debitur%20yang,Peralihan%20resiko.
Muhammad Abdulkadir,Hukum Perdata Indonesia (Bandung: PT
Citra Aditya Bakti, 2010),
Badrulzaman, Mariam. Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung: PT.
Citra AdityaBakti, 2001.
Fuady, Munir. hukum kontrak. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2001.Ghafur Anshari, Abdul.
Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Yogyakarta: UGMPress,2010