Anda di halaman 1dari 12

LEGAL MEMORANDUM

PUTUSAN

Nomor 90 PK/Pdt/2023

WANPRESTASI PT TALISMAN INSURANCE BROKERS vs PT AI ASSOCIATES

Siti Nur Lindah (10200120150)

A.Heading
Kepada :pengadilan negri jakarta barat
Dari :Counselur Siti Nur Lindah
Perihal : permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon
Peninjauan Kembali PT TALISMAN INSURANCE
BROKERS (pengugat) lawan PT AI ASSOCIATES
(tergugat) WANPRESTASI PT TALISMAN INSURANCE
BROKERS vs PT AI ASSOCIATES (tergugat)

pihak yang berselisih : PT TALISMAN INSURANCE BROKERS (pengugat)


PT AI ASSOCIATES (tergugat)
Tanggal : 3 Februari 2022

B.steatmean of Assignment
Konsep wanprestasi yang terdapat dalam teks di atas merujuk pada pelanggaran kewajiban atau
ingkar janji yang dilakukan oleh pihak Tergugat (PT AI Associates) terhadap pihak Penggugat
(PT Talisman Insurance Brokers) dalam suatu perjanjian. Dalam putusan tersebut, Mahkamah
Agung Republik Indonesia menyatakan bahwa Tergugat tidak memenuhi kewajibannya sesuai
dengan surat penunjukan (awarded letter) dan dokumen terkait lainnya yang dikeluarkan oleh
Penggugat.
Akibat dari wanprestasi tersebut, Mahkamah Agung memutuskan beberapa hal, antara lain:
1. Menyatakan bahwa Tergugat telah tidak memenuhi kewajibannya (wanprestasi/ingkar janji)
sesuai dengan ketentuan surat penunjukan dan dokumen terkait.
2. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian kepada Penggugat sebesar
Rp1.087.000.000,00 (satu milyar delapan puluh tujuh juta rupiah), yang terdiri dari uang muka
dan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan.
3. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian immateril kepada Penggugat sebesar
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
4. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp1.000.000,00
(satu juta rupiah) per hari, hingga Tergugat menyelesaikan semua kewajibannya yang dituntut
dalam perkara ini kepada Penggugat.
Dengan demikian, putusan tersebut mengakui adanya wanprestasi yang dilakukan oleh
Tergugat dan menetapkan konsekuensi hukum yang harus ditanggung oleh Tergugat sebagai
akibat dari pelanggaran tersebut.
Legal memorandum ini buat untuk mengetahui tentang wanprestasi dalam konteks kontrak
penjualan.

C. issue

1. Penilaian Kerugian: Salah satu issue yang mungkin timbul adalah terkait dengan
penilaian kerugian yang dihukumkan kepada Tergugat. Meskipun Mahkamah Agung
telah menghukum Tergugat untuk membayar kerugian kepada Penggugat, belum
dijelaskan secara rinci bagaimana kerugian tersebut dihitung dan apa dasar
perhitungannya. Jika ada perbedaan dalam interpretasi atau perhitungan kerugian antara
kedua belah pihak, hal ini dapat menjadi sumber perselisihan lebih lanjut.
2. Pembuktian Wanprestasi: Meskipun putusan menyatakan bahwa Tergugat telah
melakukan wanprestasi, tidak dijelaskan secara rinci bagaimana pembuktian
wanprestasi tersebut dilakukan. Dalam kasus-kasus wanprestasi, penting untuk
memastikan bahwa ada bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa Tergugat telah
melanggar kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang ada. Jika ada kelemahan dalam
bukti atau argumen yang diajukan, pihak Tergugat mungkin mempertanyakan
keputusan tersebut.
3. Pelaksanaan Putusan: Selain itu, issue terkait pelaksanaan putusan juga dapat muncul.
Meskipun Mahkamah Agung telah menghukum Tergugat untuk membayar kerugian
kepada Penggugat, belum dijelaskan bagaimana pelaksanaan putusan tersebut akan
dilakukan. Pihak Penggugat mungkin perlu mengambil langkah tambahan untuk
memastikan bahwa mereka dapat mengumpulkan pembayaran yang dihukumkan oleh
pengadilan.
4. Sengketa Lainnya: Kasus wanprestasi ini mungkin juga menimbulkan sengketa lain
terkait perjanjian antara kedua belah pihak. Jika ada ketidakpuasan atau keraguan
tentang pelaksanaan perjanjian atau kepatuhan pihak-pihak terhadap kewajiban
mereka, hal ini dapat mengarah pada sengketa lebih lanjut atau tuntutan hukum.

D brief answer

penilaian kerugian belum dijelaskan secara rinci, sehingga dapat menyebabkan perselisihan
terkait dengan perhitungan kerugian yang harus dibayar oleh pihak yang melanggar
perjanjian.

Pembuktian wanprestasi belum dijelaskan dengan detail, sehingga dapat menjadi sumber
ketidakpastian dan penolakan pihak yang dituduh melakukan wanprestasi.

Pelaksanaan putusan belum dijelaskan, sehingga pihak yang berhak atas pembayaran
kerugian mungkin perlu mengambil tindakan tambahan untuk mengumpulkan pembayaran
yang dihukumkan oleh pengadilan.

Sengketa lainnya yang terkait dengan perjanjian atau kewajiban mungkin timbul sebagai
akibat dari kasus wanprestasi ini.
E. steatment of facts

Dalam Kasus WANPRESTASI PT TALISMAN INSURANCE BROKERS vs PT AI


ASSOCIATES
,di dapatkan beberapa fakta sebagai berikut:

1.Di Indonesia, regulasi tentang wanprestasi tercantum dalam Undang-Undang No. 8


Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 14 ayat (1) UU tersebut
menyebutkan bahwa jika penjual atau penyedia jasa tidak memenuhi kewajibannya
sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah disepakati, maka hal tersebut
dapat dianggap sebagai wanprestasi.

2. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2003 tentang Penyelesaian Sengketa Konsumen juga
mengatur tentang penyelesaian sengketa yang berkaitan dengan wanprestasi. Peraturan
ini memberikan kerangka kerja bagi konsumen dan penjual atau penyedia jasa untuk
menyelesaikan perselisihan secara damai melalui mediasi, arbitrase, atau melalui Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang ada di setiap provinsi.

F.analysis
Dalam kasus wanprestasi yang disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa analisis yang
dapat dilakukan:
1. Pelanggaran kontrak: Dalam kasus tersebut, terdapat sebuah kontrak antara PT TALISMAN
INSURANCE BROKERS dan PT B yang mengatur bahwa PT B akan menyediakan dan
menginstal peralatan yang dibutuhkan oleh PT TALISMAN INSURANCE BROKERS.
Namun, PT AI ASSOCIATES tidak memenuhi kewajibannya untuk menyediakan dan
menginstal peralatan tersebut. Hal ini merupakan pelanggaran kontrak yang dapat
dikategorikan sebagai wanprestasi.

2. Kerugian yang ditimbulkan: Akibat wanprestasi yang dilakukan oleh PT AI ASSOCIATES


, PT TALISMAN INSURANCE BROKERS mengalami kerugian finansial dan gangguan
operasional. PT TALISMAN INSURANCE BROKERS telah membayar uang muka kepada
PT AI ASSOCIATES dan menanggung biaya lainnya yang terkait dengan persiapan untuk
penggunaan peralatan tersebut. Selain itu, PT TALISMAN INSURANCE BROKERS juga
kehilangan kesempatan untuk menggunakan peralatan tersebut secara tepat waktu. Kerugian
ini harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah ganti rugi yang harus dibayarkan oleh
PT AI ASSOCIATES
.
3. Pembuktian: Dalam kasus wanprestasi, penting untuk memiliki bukti yang kuat untuk
mendukung klaim. PT TALISMAN INSURANCE BROKERS harus menyediakan bukti-
bukti seperti kontrak, bukti pembayaran uang muka, dan komunikasi tertulis antara kedua belah
pihak yang menunjukkan ketidakmampuan PT AI ASSOCIATES
dalam memenuhi kewajibannya. Bukti-bukti ini akan menjadi dasar untuk membuktikan
bahwa PT PT AI ASSOCIATES telah melakukan wanprestasi.

4. Penyelesaian sengketa: Dalam kasus ini, PT TALISMAN INSURANCE BROKERS dapat


mencoba menyelesaikan sengketa melalui negosiasi atau mediasi dengan PT PT AI
ASSOCIATES untuk mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak. Jika
penyelesaian damai tidak mungkin dicapai, PT TALISMAN INSURANCE BROKERS
dapat mempertimbangkan untuk mengajukan gugatan ke pengadilan dengan mengacu pada
hukum kontrak dan peraturan perlindungan konsumen yang berlaku di Indonesia.

5. Pengaruh regulasi: Regulasi tentang wanprestasi, seperti Undang-Undang Perlindungan


Konsumen, dapat mempengaruhi proses penyelesaian kasus ini. Regulasi tersebut dapat
memberikan pedoman tentang hak-hak konsumen, mekanisme penyelesaian sengketa, dan
kemungkinan adanya ganti rugi yang harus dibayarkan oleh pihak yang melakukan
wanprestasi.
G.conelusios
Dari analisis kasus wanprestasi yang disebutkan di atas, dapat diambil beberapa simpulan
sebagai berikut:

1. Terdapat pelanggaran kontrak yang mengarah pada wanprestasi yang dilakukan oleh
PT AI Associates terhadap PT Talisman Insurance Brokers.
2. Kerugian finansial dan gangguan operasional dialami oleh PT Talisman Insurance
Brokers sebagai akibat dari wanprestasi yang dilakukan oleh PT AI Associates.
3. Pentingnya pembuktian yang kuat untuk mendukung klaim wanprestasi. Bukti-bukti
seperti kontrak, bukti pembayaran, dan komunikasi tertulis antara kedua belah pihak
dapat menjadi dasar untuk membuktikan pelanggaran kontrak.
4. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui negosiasi, mediasi, atau melalui
pengadilan jika penyelesaian damai tidak mungkin dicapai.
5. Regulasi tentang wanprestasi, seperti Undang-Undang Perlindungan Konsumen, dapat
mempengaruhi proses penyelesaian kasus dan menentukan hak-hak konsumen serta
kemungkinan adanya ganti rugi yang harus dibayarkan oleh pihak yang melakukan
wanprestasi.

Anda mungkin juga menyukai