Anda di halaman 1dari 21

Rafiuddin Akil, SH, M.

Si
2017-2018

MINGGU VI
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian Perikatan
2. Obyek Perikatan
3. Jenis Perikatan
4. Berakhirnya Perikatan
5. Sumber Hukum Perikatan
a. Perjanjian (Kontrak)
b. Undang-Undang
Ref. Tomassouw, M.A (Study Guide LSPR) 2007
Istilah perikatan berasal dari bahasa
Belanda “Verbintenis” dari kata kerja
Verbiden (mengikat)

Verbintenis menunjukkan adanya


ikatan dan hubungan
Hukum Perikatan adalah  Pihak yang
Suatu perhubungan hukum berkewajiban
antara dua orang/ lebih yang memenuhi perikatan
menyebabkan pihak yang disebut Debitur
satu berhak atas sesuatu dan
pihak yang lain mempunyai  Pihak yang berhak
kewajiban untuk melakukan/ atas pemenuhan
memberikan sesuatu suatu perikatan
disebut Kreditur
Prestasi Yaitu hal pemenuhan perikatan
Hak dari kreditur dan kewajiban dari debitur.
Disebut juga Prestasi

Macam – Macam Prestasi (Psl 1234 KUHPerd.)


1. Memberikan sesuatu (Uang/Barang)
2. Berbuat sesuatu (Membongkar Bangunan)
3. Tidak berbuat sesuatu (Tidak mendrikan
Bangunan, menggunakan merek dagang
tertentu)karena berdasarkan keputusan
pengadilan dsb
Cidera Janji
(wanprestasi)

Jika debitur tidak


menepati perikatan
1a. Perikatan Sipil (Civiele verbintenissen)
Tidak dipenuhi dilakukan gugatan (ada hak tagihan)
b. Perikatan Wajar (Natuurlijke verbintenissen)
Perikatan yang tidak mempunyai hak tagihan
2a. Perikatan yang dapat dibagi (deelbare verbintenissen)
Perikatan yg sifat dan maksudnya dapat dibagi-bagi dlm
pelaksanaan prestasinya (perjanjian mencangkul)
b. Perikatan yang tak dapat dibagi (onderelbare
verbintenissen) Sifat dan maksudnya tidak dapat dibagi-
bagi dlm pelaksanaan prestasinya (perjanjain menyanyi).
3a. Perikatan Pokok ( Principale verbintenissen)
Perikatan yg dapat berdiri sendiri (Jual beli, Sewa Menyewa)
b. Perikatan tambahan (accessoire verbintenissen)
Merupakan tambahan dari perikatan lainnya (Gadai, Hipotik)
4a. Perikatan spesifik (Spesifieke verbintenissen)
(Secara khusus ditetapkan macamnya prestasi)
b. Perikatan generic (genericke verbintenissen)
(Hanya ditentukan menurut Jenisnya)
5a. Perikatan Sederhana (eenvoudige verbin-tenissen)
(hanya satu Prestasi)
b. Perikatan jamak (meervoudige verbin-tenissen)
(Lebih dari satu Prestasi)
6a. Perikatan murni (zuivere verbintenissen)
(Prestasinya saat itu wajib dipenuhi)
b. Perikatan bersyarat (voorwaardelijke verbintenissen
(Pemenuhan Debitur digantungkan syarat tertentu)
Perikatan Dapat Berakhir :
a. Pembayaran (betaling)- Subrogasi
b. Penawaran bayar tunai diikuti penyimpanan
(consignatie)
c. Pembaharuan hutang atau novasi
d. Imbalan / kompensasi (vergelijking)
e. Percampuran hutang (schuldver-menging)
(Kreditur dan debitur dalam satu tangan)
f. Pembebasan hutang (kwijtschelding der schuld)
Perikatan Dapat Berakhir :

g. Batal dan pembatalan (nietigheid of te niet


doening)
h. Hilangnya benda yang diperjanjikan (het
vergaan der verschuldigde zaak)
i. Timbul syarat yang membatalkan (door
werking ener ontbindende woorwaarde)
j. Kadaluwarsa (verjaring)
 Sumber Hukum Perikatan :
1. Perjanjian (Kontrak)
2. Undang – Undang

 Hukum Perikatan yang bersumber pada Perjanjian


Perjanjian adalah suatu perbuatan dimana seseorang
atau beberapa orang mengikatkan dirinya kepada
seorang atau beberapa orang lain.
1. Perjanjian Jual Beli (koop en verkoop)

Jual beli adalah suatu persetujuan antara dua


pihak, dimana pihak ke satu berjanji akan
menyerahkan suatu barang, dan pihak lain akan
membayar harga yang telah disetujui.
Syarat – syarat jual beli :
A. Harus andara mata uang dan barang
B. Barang yang dijual adalah milik sendiri
C. Jual beli bukan antara suami istri yang masih
dalam ikatan perkawinan
2. Perjanjian tukar menukar (Ruil, KUHS pasal
1541 dst.)
3. Perjanjian sewa menyewa (Huur en verhuur,
KUHS pasal 1548 dst.)
4. Pinjam pakai (Bruiklening, KUHS pasal 1740
dst.)
5. Pinjam pakai sampai habis = pinjam mengganti
(Verbuiklening, KUHS pasal 1754 dst.)
6. Perjanjian penitipan (Bewaargeving, KUHS
pasal 1694 dst.)
7. Perjanjian kerja (Arbedscontract, KUHS pasal 1601 dst.)
Sumber Hukum Perikatan
(Perjanjian)

 Syarat Perjanjian Dianggap Sah:

1. Izin kedua belah pihak


berdasarkan persetujuan
2. Kedua belah pihak harus cakap
bertindak
3. Ada objek tertentu
4. Ada sebab yang dibolehkan
Suatu kebebasan
dianggap tidak ada
kebebasan kehendak
apabila terjadi :

a. Paksaan (dwang)
b. Kekeliruan (dwaling)
c. Penipuan (bedrog)
Peraturan perundangan juga dapat menjadi
sumber perikatan.
 Dibagi ke dalam 2 (dua) golongn:
1. Peraturan yang terjadi karena undang-undang itu sendiri
2. Peraturan yang terjadi karena undang-undang disertai
dengan tindakan manusia.

1. Peraturan yang terjadi karena undang-undang itu sendiri


Misal:misalnya: kematian seseorang yang melahirkan
kewajiban kepada ahli warisnya untuk memenuhi kewajiban
pihak yang meninggal (pewaris) kepada para kreditornya,
2. Peraturan yang terjadi karena undang-undang disertai
dengan tindakan manusia.
a. Tindakan Menurut Hukum / Hakiki (Rechtmatige daad)
yaitu perbuatan manusia berdasarkan haknya, seperti
seseorang yang atas kerelaannya mengurus orang lain

b. Tindakan Melanggar Hukum (Onrechtmatige daad)


diatur dalam KUHS pasal 1365 dst.)
Contoh: Seseorang melempar mangga dengan batu dan
kena kaca rumah orang lain, maka ada kewajiban orang
tersebut untuk mengganti kerugian yang ditimbulkan.
Jadi perikatan tersebut lahir karena adanya perbuatan
melanggar hukum yg diatur di dalam UU
 Cara lenyapnya
(berakhirnya) suatu
perjanjian (persetujuan),
yaitu:

1. Telah lampau waktunya


2. Telah tercapai tujuannya
3. Dinyatakan berhenti
4. Dicabut kembali
5. Diputuskan oleh hakim
 Tomasouw, MA, Indonesian Legal System
(Study Guide), LSPR, 2005)

Anda mungkin juga menyukai