Anda di halaman 1dari 10

HUKUM PERIKATAN

Selasa, 1 September 2020


(Pertemuan Pertama)

Dr. Hj Susilowati Suparto S.H., M.H.,


Agus Suwandono S.H., LL.M.,

Agus Suwandono 08112507448

Penilaian
UTS 30%
Tugas 20%
UAS 40%
Quiz 10%

Kontrak Perkuliahan
1. Mahasiswa diharapkan untuk masuk tetap waktu dan toleransi keterlambatan 10 menit
untuk masuk google meet
2. Mahasiswa diharapkan untuk on-camera pada saat perkuliahan berlangsung
3. UTS akan dilaksanakan pada pertemuan ke-7 dan UAS akan dilaksanakan pada
pertemuan ke-14

Materi
Pengantar
1. Istilah dan Pengertian Perikatan (Doktrin)
2. Unsur - Unsur Perikatan (4)
3. Objek dan Subjek Perikatan (Debitor Kreditor)
4. Hak Relatif dan Absolut
5. Schuld dan Haftung 1131 1132 schuld hutang haftung harta kekayaan
6. Eksekusi Riil
7. Sistematika Buku III KUH Perdata (Ketentuan mengenai perikatan kontrak sampai
dengan perjanjian perjanjian khusus)
Perikatan pada umumnya
1. Sumber - sumber perikatan
2. Prestasi
3. Kesalahan, kelalaian dan kesengajaan
4. Ganti rugi
5. Jenis - jenis perikatan

Perikatan yang bersumber dari perjanjian


1. Perjanjian Pada Umumnya
a. Pengertian Perjanjian
(Perbedaan perjanjian dengan janji adalah janji hanya konsukensi ke moral
sedangkan perjanjian terdapat konsekuensi yang harus ditanggung)
b. Sistem terbuka dan ketentuan hukum pelengkap
c. Ketentuan umum dan khusus perjanjian
2. Unsur - Unsur Perjanjian
a. Essentalia unusrlur pokok yang membentuk perjanjian
b. Naturilia unsur yang sewajarnya ada dalam perjanjian
c. Accidentalia unsur yang secara tegas dala perjanjian
3. Syarat Sahnya Perjanjian
a. Kesepakatan 1320
b. Kecakapan
c. Objeknya tertentu
d. Causa yang halal
4. Asas – Asas Hukum Perjanjian Sifat Abstrak
a. Konsesualisme
b. Kebebasan berkontrak
c. Pacta sint servanda
d. Itikad baik
e. Kepribadian
5. Wanprestasi dan Akibat Hukumnya
a. Istilah dan Pengertian Wanprestasi
b. Pengaturan Wanprestasi
c. Syarat - syarat terjadi wanprestasi
d. Bentuk Wanprestasi
e. Akibat Wanprestasi
6. Pembelaan Debitur yang Dituduh Lalai
a. Keadaan Memaksa (Overmacht)
b. Exceptio Non Adimpleti Contractus
e. Pelepasan hak (Rechtsverwerking)
7. Jenis – Jenis Perjanjian
a. Perjanjian konsesuil, riil dan formil
b. Perjanjkan sepihak dan timbal balik
c. Perjanjian dengan cuman-cuma atau atas beban
d. Perjanjian pokok dan accessoir
e. Perjanjian bernama dan tidak bernama
f. Perjanjian perjanjian lainnya (istimewa)
8. Resiko
9. Janji Kepnetingan Pihak Ketiga
10. Actio Paulina
11. Penafsiran Perjanjian
12. Hapusnya Perjanjian

Perikatan Yang Lahir Dari Undang Undang


1. Perwakilan sukarela (zaakwaarneming)
a. Pengertian dan timbulnya perwakilan sukarela
b. Hak dan kewajiban dari seorang wakil sukarela dan orang yang diwakili
2. Pembayaran yang tidak terutang (onverschuldigde betaling)
a. Pengertian onverschuldidge betaling
b. Perikatan Alam
3. Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad)
a. PMH sebelum dan sesudah tahun 1919
b. Unsur-unsur PMH
c. PMH oleh badan hukum
d. PMH oleh penguasa

Hapusnya Perikatan
1. Pembayaran
2. Penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpan atau penitipan (consignatie)
3. Pembaharuan utang (novasi)
4. Perjumpaan utang (kompensasi)
5. Pencampuran utang
6. Pembebasan utang
7. Musnahnya barang yang terutang
8. Kebatalan atau pembatalan
9. Berlakunya syarat batal
10. Lewatnya waktu
HUKUM PERIKATAN
Selasa, 8 September 2020
(Pertemuan Kedua)

Agus Suwandono S.H., LL.M.,

Presentasi:
1. Muhammad Zahiir Al-Faraby (110110190172)
2. Ramos Adi Perisai (110110190176)
3. Vikri Ricardo (110110190163)

Hukum Perikatan

A. Pengaturan
Perikatan diatur dalam Buku III BW Pasal 1233 s.d. 1864 BW
Perikatan tidak disebutkan dalam KUH Perdata mencarinya didalam doktrin

Buku III BW Bersifat:


1. Sistem terbuka, karena adanya asas kebebasan berkontrak 1338 BW ayat 1. Setiap
orang boleh membuat perjanjian perjanjian, baik yang sudah diatur secxara khusus,
maupun tidak diatur secara khusus dalam UU (Pernjanian bernama (sudah diatur
dan diberi nama khusus, contoh Bab 5 – Bab 18, Perjanjian Asuransi (KUHD), PT
Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007) dan Perjanjian tidak bernama)
Dikaitkan pada pasal 1337 BW, pembatasan asas kebebasan kontrak, tetapi tidak
boleh bertentangan dengan ketertiban umum. Kaitan Pasal 1319 BW (Bab II Perikatan
yang bersumber dari perjanjian/kontrak) menyatakan bahwa semua persetujuan, baik
yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak dikenal dengan suatu nama
tertentu, tunduk pada peraturan umum yang termuat dalam bab ini dan bab yang lain
(Bab I: Perikatan pada umumnya).
Bab 1 dan Bab 4 (Umum)
Bab 2, Bab 3, Bab 5 – 18 (Khusus)
2. Mengatur
Pasal 1477 BW Penyerahan harus dilakukan di tempat barang yang dijual itu berada
pada waktu penjualan, jika tentang hal itu tidak diadakan perseutujuan lain.

3. Melengkapi
Pasal 1514 BW Jika pada waktu membuat persetujuan tidak ditetapkan hal-hal
itu, pembeli harus membayar di tempat dan pada waktu penyerahan.

B. Pengertian
- Pitlo
Hubungan hukum yang bersifat harta kekayaan antara dua orang atau lebih atas dasar
mana pihak yang satu berhak (Kreditur) dan pihak yang lain berkewajiban (Debitur)
atas suatu prestasi.
- Subekti
Perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang
satu berhak menuntut hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban
untuk memenuhi tuntutan itu.

C. Unsur-unsur Perikatan
- Hubungan Hukum, yang diatur dan diakui oleh hukum atau melekatkan hak dan
kewajiban kepada para pihak.
- Lapangan Harta Kekayaan, pada awalnya dinilai dengan uang walaupun dalam
perkembangannya tidak hanya uang.
- Para Pihak (Berhak atau berpiutang disebut sebagai Kreditur, yang berkewajiban atau
berhutang disebut Debitur)
- Prestasi

D. Perikatan dan Perjanjian


Perikatan (1 hak dan 1 kewajiban)
B
Perjanjian (terdapat 2 perikatan)

A B
Pasal 1365 KUH Perdata “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya
untuk menggantikan kerugian tersebut.”

E. Hak Absolut dan Hak Relatif


- Hak Absolut : Hak yang dapat ditujukan/dipertahankan terhadap semua orang (Buku
II)
- Hak Relatif : Hak yang hanya dapat ditujukan / dipertahankan terhadap orang tertentu.
(Buku III) Asas Kepribadian, hanya mengikat pada para pihak yang membuatnya,
kecuali ada yang menjaminnya. Contoh : Transaksi jual beli, penjual telah
memberikan barang tetapi pembelinya belum membayar.

F. Subyek Perikatan
1. Kreditur (K)
2. Debitur (D)
G. Schuld Dan Haftung
Pada debitur (D) terdapat 2 kewajiban yaitu: Schuld dan Haftung. Schuld adalah
kewajiban Debitur membayar utang dan Haftung adalah kewajiban Debitur untuk
membiarkan harta kekayaannya ikut di0pertanggung jawabkan pada Kreditur (Pasal
1131 BW)

H. Obyek Perikatan
Obyek Perikatan, berupa Prestasu yang diatur dalam 1234 BW:
1. Memberikan sesuatu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu

I. Sumber Perikatan

Perikatan (1233 BW)

Perjanjian (1313 BW) Undang Undang (1352 BW)

UU Karena Perbuatan Melulu UU (625 BW, 104


Manusia (1353 BW) BW)

Perbuatan Menurut
Hukum : 1. Perwakilan
Sukarela (1354 BW) 2.
Pembayaran Tidak Terutang
(1359 BW)

Perbuatan Melawan Hukum


(1365 BW)
J. Sistematika Buku III BW
1. Ketentuan Umum tentang Perikatan Terdiri dari 4 Bab yakni Bab 1 – Bab 4. Namun
dalam perkembangannya yang termasuk dalam ketentuan umum hanya Bab 1 dan Bab
4 saja
2. Ketentuan Khsus (Perjanjian Bernama terdiri dari 15 bab, Bab 1 – Bab 18. Namun,
dalam perkembangannya ditambahkan Bab 2 dan Bab 3.

Pertanyaan
1. Apakah terjemahan Prof. Subekti dapat digunakan hakim untuk memutuskan perkara?
= Berdasarkan kata pengantar dalam BW, untuk kebutuhan mendesak para hakim
dapat menggunakan terjemahan tersebut. Selain itu terjemahan Prof. Subekti ini telah
menjadi Kebiasaan dimana terjemahan tersebut sudah diakui sebagai sumber hukum
yaitu hukum kebiasaan di Indonesia, sehingga terjemahan tersebut dapat digunakan
para hakim dalam memutuskan perkara.
2. Apa persamaan dan berbedaan Peristiwa Hukum dan Perbuatan Hukum
= Persamaan: sama sama menimbulkan akibat hukum, Perbedaan: tujuan. Perbuatan
hukum misalnya Perjanjian yang tujuannya nanti adanya peralihan hak. Peristiwa
Hukum ada yang dikehendaki dan ada yang tidak dikehendaki misalnya kematian.
3. Perbedaan Janji dengan Perjanjian?
= Janji hanya menimbulkan akibat yang sifatnya moral, sedangkan perjanjian
(hubungan hukum) menimbulkan akibat hukum dan jika ada masalah dapat dibawa ke
pengadilan.
4. Mengapa perjudian (perikatan alam) termasuk dalam perikatan sedangkan tidak ada
haftung?
= Haftung disini tidak dapat dipaksakan pemenuhannya. Di lain sisi, perjudian itu
sifatnya banci karena tidak dapat dibawa ke peradilan karena tidak ada ketentuan
hukum yang lebih lanjut yang mengaturnya.
HUKUM PERIKATAN
Selasa, 15 September 2020
(Pertemuan Ketiga)

Dr. Hj Susilowati Suparto S.H., M.H.,


Agus Suwandono S.H., LL.M.,

Anda mungkin juga menyukai