Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 4

1. Maichle Delpiero 110110190181


2. Darian Amarta 110110190170
3. Christine Naulie Pakpahan 110110190191
4. Fikra Rifat Daffadio 110110190214
5. Anneke Violetta Anjani Putri 110110190155
6. Aloysius Adriandy Pratama Lili 110110190169

PUTUSAN
Nomor. 36/Pid.Prap/2015/PN.JKT.Sel.
A. Fakta Hukum (Legal Facts
Legal Facts (5W +1H) Detail
What Adanya prosedur hukum yang tidak sah yakni penyelidikan
dan penyidikan oleh KPK terhadap Keberatan Pajak.
Who Pemohon: Hadi Poernomo
Termohon: Pimpinan KPK
Why KPK menetapkan pemohon sebagai tersangka dengan
penyelidikan dan penyidikan yang tidak sah.
Where Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
When 2015
How Pengadilan mengabulkan permohonan

B. Dalil Pokok Pemohon dan Penggugat


Dalil Pokok Pemohon:
1. Termohon telah melakukan tindakan-tindakan dan upaya paksa yang tidak sah
menurut hukum
2. Termohon melakukan penyelidikan secara tidak sah
Kelompok kami menitikberatkan kepada “tindakan penyidikan termohon yang
tidak sah”

C. Pertimbangan
Menimbang, bahwa oleh karena sebagaimana ketentuan Pasal 44 Undang-Undang No. 30
Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi proses penyidikan
adalah Tindak lanjut dari proses penyelidikan sedangkan proses penyelidikan tersebut
batal demi hukum, maka seluruh proses penyidikan Pemohon termasuk penggeledahan
dan penyitaan juga menjadi batal demi hukum, apalagi Pasal 45 ayat (1) Undang- Undang
No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tersebut
menegaskan pula bahwa Penyidik adalah Penyidik pada Komisi Pemberantasan Korupsi,
yang diangkat dan diberhentikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi yang berarti pula,
bahwa penyidik yang diangkat oleh KPK sebagai penyidik pada KPK tersebut
sebelumnya harus berstatus sebagai penyidik baik sebagai penyidik Polri, penyidik pada
Kejaksaan ataupun penyidik yang lainnya yang mana hal tersebut sejalan pula dengan
ketentuan Pasal 39 ayat (4) Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang menyatakan " Penyelidik, Penyidik dan
Penuntut Umum yang menjadi pegawai pada Komisi Pemberantasan Korupsi
diberhentikan sementara dari instansi Kepolisian dan Kejaksaan selama menjadi pegawai
pada Komisi Pemberantasan Korupsi."

D. Amar Putusan
Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon berkenaan dengan peristiwa
pidana sebagaimana dinyatakan dalam penetapan sebagai Tersangka terhadap diri
Pemohon yang diduga melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang No.31
Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang-Undang No. 20
Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 JIS Pasal 55
ayat (1) ke 1 KUHP adalah tidak sah oleh karenanya penyidikan aquo tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat dan oleh karena itu di perintahkan kepada Termohon untuk
menghentikan penyidikan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan, No. Sprin DIK-
17/01/04/2014 tanggal 21 April 2014;

E. Pernyataan Sikap
1. Maichle Delpiero 110110190181
Menurut pendapat saya pribadi, saya setuju dengan putusan praperadilan yang diputus
oleh hakim karena memang pada dasarnya tindakan penyidikan yang dilakukan oleh KPK
adalah tidak sah karena tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia (KUHP,
UU, dan Peraturan lainnya) yakni sebagai berikut.
a. Pasal 1 angka 2, maka proses penyidikan itu adalah “untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana
yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya”. Ini berarti bahwa dalam proses
penyidikan yang dilakukan adalah mengumpulkan bukti untuk kemudian menetukan
ada atau tidaknya perbuatan pidana. Setelah adanya perbuatan pidana, maka kemudian
dicari yang bertanggung jawab atas perbuatan pidana itu menjadi tersangka;
b. Tidak sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) KPK itu sendiri. Dalam
perkara penyidikan terhadap PEMOHON, ternyata TERMOHON telah menetapkan
PEMOHON sebagai Tersangka dan menetapkan perbuatan pidanya terlebih dahulu
sejak penyelidikan, baru kemudian dikumpulkan buktinya.
Kemudian saya ingin memberikan sedikit kritikan terhadap tindakan penyidikan oleh
KPK. Pertama, Bagaimana bisa seorang polisi yang sudah dinyatakan pensiun dapat
diangkat menjadi penyidik dengan mengatasnamakan KPK. Terlebih lagi pada saat itu,
belum adanya revisi UU KPK yang memberikan KPK kewenangan untuk menangkat
penyidik di kepolisian. Kedua, bagaimana bisa KPK melakukan penyidikan terhadap
objek kajian yang bukan dilingkupnya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa objek yang
digugat oleh Termohon adalah terkait “Keberatan Pajak” yang pada hakikatnya dalam
kasus ini bukan merupakan objek penyidikan pajak, melainkan upaya hukum administatif
yang belum final Perlu digarisbawahi bahwasannya keberatan pajak ini bukan merupakan
objek penyidikan tindak pidana korupsi. Terakhir, bagaimana bisa seorang KPK
melakukan penyidikan tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkannya sendiri. Jelas
terlihat bahwa dalam SOP secara garis besar seharusnya terdapat proses pemeriksaan
lebih lanjut baru pada akhirnya ditetapkan sebagai tersangka, nyatanya dalam kasus ini
KPK malah melakukan penetapan tersangka sebelum adanya pemeriksaan lebih lanjut
yang sah.
Jika ditinjau dari perspektif pemohon yakni Hadi Poernomo, maka saya menilai
bahwa pemohon memiliki hak untuk meminta ganti kerugian terhadap pihak KPK.
Landasan pijakan pernyataan saya adalah berdasarkan alasan yang dapat dijadikan dasar
tuntutan ganti rugi, yakni adanya penggeledahan ataupun penyitaan yang tidak sah oleh
pihak berwenang, yakni dalam kasus ini adalah KPK.

2. Anneke Violetta Anjani Putri 110110190155


Pernyataan sikap terhadap penyidikan oleh termohon kepada pemohon dengan melihat
aspek pelanggaran Pasal 1 ayat (2) KUHAP dan Pasal 6 ayat (1) KUHAP, dimana saya
setuju dengan dalil yang diajukan oleh pemohon karena pemohon telag ditetapkan
sebagai teesangka tanpa adanya 2 alat bukti yang konkrit (melanggar pasal 1 ayat (14))
dan alat bukti yang diajukan oleh termohon tidak sesuai dengan Pasal 39 ayat (1)
KUHAP, melihat alat bukti tersebut tidak digunakan atau terlibat tindak pidana yang
dituduhkan oleh termohon. Dan bukti bahwa adanya kerugian negara, dan pernyataan
bahwa pemohon akan melarikan diri ke luar negeri, serta pernyataan dilakukannya
pengayaan diri oleh pemohon tidak dapat dibuktikan oleh termohon.

3. Fikra Rifat Daffadio 110110190214


Setuju, menurut Saya ada dua hal yang sangat tendensius dalam putusan tersebut ialah
penyidikan tidak sah karena dilakukan oleh penyelidik independent yang premature
dimana jika memang penyelidik tersebut ingin menjadi penyidik KPK maka harus
melakukan pensiun dini dimana apabila melakukan pensiun dini statusnya bukanlah
penyidik dan harus diatur secara tegas pengangkatannya sebagai pegawai KPK terlebih
dahulu supaya jelas status penyelidiknya. Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 43 ayat
(1) dan Pasal 45 ayat (1) Undang-undang No. 30 Tahun 2002 Jo Pasal 39 ayat (4)
Undang-Undang No.30 Tahun 2002. Kedua karena kewenangan terkait dengan
kewenangan relaitf karena kjeberatan Pajak bukan merupakan objek penyidikan pajak
karena Keberatan Pajak bukan merupakan perbuatan pidana, tetapi adalah merupakan
upaya hukum administratif dan belum final, dimana apabila terjadi sengketa pajak, Wajib
Pajak dapat melakukan banding ke pengadilan Pajak sesuai pasal 27 UU No. 9 Tahun
1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

4. Aloysius Adriandy Pratama Lili 110110190169


Saya setuju dengan putusan hakim yang mengabulkan permintaan dari pemohon untuk
membatalkan hasil dari penyidikan KPK. Karena tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku, serta dalam dilakukan penyidikan tidak sesuai dengan SOP yang dikeluarkan
oleh KPK sendiri.

5. Darian Amarta 110110190170


Setuju, dikarenakan kpk tidak memiliki wewenang untuk menunjuk penyidik independen,
sebagaimana dicerminkan oleh uu kpk ayat 39(3).

6. Christine Naulie Pakpahan 110110190191


setuju , karena dalam ketentuannya Anggota Polri yang telah pensiun atau berhenti dari
Polri ingin difungsikan sebagai penyelidik atau penyidik pada KPK maka tentu harus
diangkat terlebih dahulu menjadi Pegawai Negeri pada KPK dan selanjutnya diangkat
menjadi Pejabat PPNS setelah memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 3A PP No.58 Tahun 2010 tentang Perubahan atas PP No.27 Tahun 1983
Tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang mana
kewenangan untuk mengangkat penyidik PPNS tersebut tentu harus secara tegas diatur
dan disebutkan dalam Undang-Undang KPK.

Anda mungkin juga menyukai