3
I. Pemohon Kredit
1. Subyek Hukum
– Subyek Hukum :
segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan kewajiban secara
hukum atau dengan kata singkat Subyek hukum adalah pendukung
hak dan kewajiban. (Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo,SH)
4
(lanjutan)…
- a. Manusia Pribadi (Person) :
• Manusia didalam hukum dinamakan orang, memiliki kewenangan
hukum. Namun demikian terdapat pengecualian atas kewenangan hukum
pada manusia (orang) adalah dalam hal :
5
(lanjutan)…
b. Badan Hukum (Rechtpersoon) :
Badan Hukum :
suatu badan disamping manusia perorangan, yang dapat bertindak dalam hukum
serta mempunyai hak dan kewajiban dan kepentingan hukum terhadap orang lain
atau badan lain.
Karena memiliki hak dan kewajiban, maka Badan Hukum dapat melakukan
perbuatan hukum, memiliki harta kekayaan dan dapat pula meminjam dari pihak
lain (Prof.Dr.Wirjono Projodikoro,SH )
Yang mewakili Badan Hukum dalam bertindak Hukum adalah melalui Organnya
(Direksi dan Dewan Komisaris).
Tindakan Organ Badan Hukum yang sesuai dengan Aturan Badan Hukum, maka
organ tersebut tidak bertanggung jawab secara pribadi tetapi menjadi Tanggung
Jawab badan Hukum.
Sebaliknya apabila organ melakukan tindakan diluar ketentuan BadanHukum, maka
akan menjadi tanggung jawab pribadi organ tersebut,
6
(lanjutan)…
2. Permohonan Kredit :
a. Perorangan
Aspek hukum pemohon kredit perorangan :
1. Nama
Nama penting untuk menentukan identitas seseorang dan
membedakan antara satu dengan lainnya.
2. Cakap
Seorang pemohon kredit dianggap cakap apabila mampu
melakukan perbuatan hukum, yaitu :
- Dewasa
- Tidak ditaruh dibawah pengampuan
- Tidak dinyatakan pailit..
7
(lanjutan)…
3. Masalah Kewarganegaraan
Kewarganegaraan mempengaruhi Kewenangan seseorang.
WNA tidak berhak memiliki Hak Milik, Hak Guna Bangunan
dan Hak Guna Usaha.
4. Domisili
Domisili adalah tempat tinggal/ kediaman seseorang.
a. Tempat Tinggal yang sesungguhnya
b. Tempat tinggal yang dipilih (misal memilih tempat kediaman hukum di
Pengadilan Negeri tertentu)
b. Badan Usaha
Contoh :
1. Perseroan Terbatas
2. Koperasi
8
II. Perjanjian Kredit
a. Perikatan
hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang
satu berhak menutntut sesuatu hal dari pihak lain dan pihak lain berkewajiban
untuk memenuhi tuntutan itu.
Pihak yang menuntut sesuatu disebut Kreditur, sedangkan pihak yang
berkewajiban memenuhi tuntutan disebut Debitur.
b. Perjanjian
Perjanjian adalah merupakan Salah satu Sumber dari Perikatan disamping yang
berasal dari ketentuan Undang Undang kerena perbuatan manusia yang sesuai
dengan hukum (zaakwaarneming/ mewakili urusan orang lain) dan perbuatan
melawan hukum (onrechmatigedaad).
Menurut Prof Subekti,SH. Perjanjian :
suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang yang lain atau dimana
dua orang saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
9
(lanjutan)…
c. Asas- Asas Hukum Perjanjian
Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata : ”Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
Undang Undang bagi mereka yang membuatnya”.
2. Hukum Pelengkap (Aanvullend recht) :
pasal-pasal dalam KUH Perdata/ KUHD boleh diabaikan apabila para pihak menghendaki dalam
membuat perjanjian.
4. Konsensualitas
Pasal 1320 KUHPerdata yang mensyaratkan bahwa dalam membuat suatu
perjanjian disaratkan adanya konsesus/kesepakatan mengenai sesuatu yang
diperjanjikan
e. Berakhirnya Perjanjian
1.adanya pembayaran
2.adanya penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan/ penitipan (Consignatie)
3.Novasi (Pembaharuan Utang)
4.Kompensasi (Perjumpaan Utang)
5.Percampuran Utang
6.Pembebasan Utang
7.Musnahnya barang terutang
8.Pembatalan perjanjian
9.Berlakunya suatu syarat batal
10.Daluwarsa/ lewat waktu (Verjaring)
12
(lanjutan)…
f. Pengertian Kredit
13
(lanjutan)…
1. Character (watak)
2. Capacity (kemampuan)
3. Capital (permodalan)
4. Colateral (jaminan)
5. Condition of Economic (kondisi ekonomi)
6. Constraint (hambatan masuk ke pasar)
14
(lanjutan)…
g. Perjanjian Kredit
– Dibuat dihadapan berati para pihak sendiri yang membuat perjanjian, Notaris
yang menyaksikan
– Dibuat Oleh berarti Notaris yang membuat perjanjian.
Akte outentik merupakan alat bukti yang sempurna, sehingga hakim tidak dapat
meminta alat bukti lain selain akte autentik itu sendiri.
16
(lanjutan)…
a. Legalisasi :
b. Warmerking (pengesahan) :
pengesahan atas akta dibawah tangan oleh Pejabat yang berwenang (notaris)
yang ditunjuk oleh Undang Undang atau peraturan lain.
Kekuatan hukum akta dibawah tangan yang diwarmerking secara yuridis tidak
mengubah status alat bukti dari akta menjadi akta outentik sehingga bukan
merupakan alat bukti yang sempurna
Tindakan Notaris melakukan warmerking hanya mencatat perjanjian yang
telah dibuat para pihak dalam daftar yang telah disediakan untuk itu, dan tidak
menyatakan kebenaran atas tanda tangan, tanggal dan tempat dibuatnya akta
serta kebenaran isi perjanjian.
18
(lanjutan)…
19
(lanjutan)…
Namun didalam praktek saat ini hak eksekutorial atas akta pengakuan hutang
(grose akta) tidak dapat dilaksanakan, hal tersebut disebahkan oleh beberapa
hal :
20
(lanjutan)…
Contoh :
Dalam Akta Pengakuan Hutang disebutkan bahwa Debitur diberikan fasilitas
kredit dengan plafon Rp.100 juta. Namun debitur hanya menarik kreditnya
sebesar Rp.90 juta
21
III. Jaminan Kredit dan Pengikatannya
a. Jaminan Kredit.
Pasal 8 Undang Undang No.7 tahun 1992 jo Undang Undang No.10 tahun 1998, ayat 1.”
Dalam memberikan kredit (pembiayaan) Bank Umum wajib mempunyai keyakinan
berdasarkan analisis yang mendalam atas etikat dan kemampuan serta kesanggupan
nasabah debitur untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiaayaan dimaksud
sesuai dengan yang diperjanjikan.”
Dalam hal ini tidak dipersyaratkan adannya jaminan.
Namun demikian harus dimaknai bahwa Bank harus mempunyai keyakinan yang
merupakan jaminan utama pengembalian kredit yang diberikan berupa “kelayakan
permohonan kredit yang akan dibiayai”Ini adalah merupakan jaminan utama bagi
Bank. Sedangkan Jaminan kebendaan (Agunan) adalah merupakan jaminan
tambahan.
Dalam praktek pemberian kredit, Bank tetap meminta agunan. Jaminan Tambahan yang
diikat dengan Perjanjian pengikatan jaminan.
Jaminan dapat berupa barang berwujud (materiil) dan tidak berwujud (imateriil)
Barang berwujud dapat berupa benda bergerak maupun tidak bergerak (tetap)
22
(lanjutan)…
Subyek hukum dalam perjanjian pengikatan jaminan adalah pihk- pihak yang
terkait dalam perjanjian pengikatan jaminan, yaitu pemberi jaminan dan
penerima jaminan.
Pemberi jaminan bisa berasal dari Debitur sendiri atau pihak lain (pemilik benda
jaminan). Penerima jaminan adalah Bank.
Pemberi jaminan haruslah pihak yang berwenang untuk menjaminkan barang
jaminan (pemilik barang/ benda jaminan).
23
Dasar hukum :
24
Jenis-jenis Jaminan Kredit
25
Jenis- Jenis Jaminan Kredit
26
1. Jaminan yang lahir karena Undang Undang
Pengertian :
Jaminan yang adanya ditentukan oleh Undang Undang, tidak perlu adanya
perjanjian antara Kreditur dengan debitur
Dasar Hukum :
Pasal 1131 KUH Perdata :
Semua harta dan kekayaan debitur baik benda bergerak atau tidak
bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada menjadi jaminan
atas seluruh hutangnya.
27
2. Jaminan yang lahir karena Perjanjian
Pengertian :
Jaminan yang adanya karena diperjanjikan terlebih dahulu oleh
kreditur dan debitur. Jaminan ini bersifat khusus dapat berupa :
a.Jaminan Kebendaan
b.Jaminan Perorangan
Dasar Hukum :
Pasal 1131 ayat 2 KUHPerdata yaitu hak untuk didahulukuan
(preferent/ istimewa) diantara ktreditur terbit dari hak istimewa
seperti : - hak hipotik, hak tanggungan, gadai, dan Fiducia
28
Jenis- Jenis Pengikatan Hak
29
a. Hak Tanggungan
Pengertian :
Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas
tanah sebagaimana dimaksud dalam UUPA No.5/1960, berikut/ tidak
berikut benda-benda yang lain yang merupakan satu-kesatuan
dengan tanah itu, untuk pelunasan hutang tertentu yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap
kreditur lain.
Dasar hukum :
- Pasal 1 ayat 1 UU No.4/1996 tentang Hak tanggungan
- Pasal 51 UUPA No. 5/1960 , hak tanggungan yang dibebankan pada
tanah dengan Hak Milik, HGB dan HGU dan Hak Pakai
30
Sifat- Sifat Hak Tanggungan
31
b. Fiducia (FEO)
Pengertian :
Fiducia : Penyerahan hak milik atas dasar kepercayaan (Fiduciaire
Eigendomsoverdracht/ FEO).
Pengikatan jaminan dengan menggunakan FEO yang diserahkan
adalah berupa hak kepemilikan atas barang yang dijaminkan
bukan barangnya.
FEO hanya dipergunakan untuk pengikatan jaminan barang
bergerak saja. (Yurisprudensi MA no.372/Sip/1970 tgl 1
September 1971
Dasar hukum :
UU No.42/1999 tentang Jaminan Fidusia
32
Sanksi Pidana Pelanggaran ketentuan FEO
Sanksi :
Pasal 35 dan 36 UU fiducia.
- Bagi debitur yang mengalihkan, menggadaikan/
menyewakan obyek jaminan Fiducia, diancam pidana
paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp.50 juta.
33
c. Gadai
Pengertian :
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang
(kreditur) atas suatu barang bergerak yang diserahkan
kepadanya oleh seorang berhutang (debitur) atau orang lain
atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si
kreditur untuk mengambil pelunasan hutangnya dari barang
tersebut secara didahulukan dari kreditur lainnya.
Dasar hukum :
Buku II KUHPerdata Psl.1150-1160
34
d. Borgtoch
Pengertian :
Borgtoch / jaminan perorangan (personal garantie) adalah
Perjanjian dengan mana seotrang Pihak ketiga, guna
kepentingan si berutang (debitur) mengikatkan diri untuk
memenuhi perjanjian si berutang (debitur) manakala
debitur tidak memenuhi kewajibannya (wanprestasi)
Dasar hukum :
Pasal 1820 KUH Perdata
35
e. Cesie
Pengertian :
Cesie adalah pemindahan/ pengalihan piutang atas nama
dan kebendaan tidak berwujud lainnya dari seorang
berpiutan (kreditur) kepada orang lain yang dilakukan
dengan akta outentik/ dibawah tangan yang selanjutnya
diberitahukan adanya pengalihan piutang tersebut kepada si
berutang (debitur).
Dasar hukum :
Psl. 613 ayat 2 KUH Perdata
36
IV. Penyelesaian dan Penyelamatan Kredit
a. Melalui Restrukturiasi Kredit
1. Penurunan Suku bunga
2. Pengurangan Tunggakan pokok dan/ bunga
3. Perpanjangan Jangka waktu
4. Penambahan Fasilitas kredit
5. Pengambil alihan Agunan / Aset debitur
6. Pembelian jaminan kredit oleh bank
7. Koversi kredit menjadi modal sementara dan kepemilikan saham
8. Alih Manajemen
9. Pengambil Alihan Pengelolaan Proyek
10. Novasi (Pembaharuan Utang)
11. Subrograsi (Penggantian hak dan kewajiban Debitur oleh Pihak Ketiga)
12. Cessie (Pengalihan hak Piutang Debitur)
13. Debitur Menjual Agunannya Sendiri
14. Penghapusan Piutang
15. Cegah Tangkal debitur Macet
37
IV. Penyelesaian dan Penyalamatan Kredit
38
Terima Kasih
39