(Belanda) atau contract (inggris), ada dua macam teori yang membahas
tentang pengertian perjanjian, yaitu teori lama dan teori baru. Menurut teori
sepakat untuk menimulkan akibat hukum. Lalu, menurut teori baru yang
“Suatu hubungan antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat
berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji
dalam Pasal 1313 ayat (1) KUHPerdata berbunyi: “Perjanjian adalah suatu
perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang atau lebih.” Pasal 1313 ayat (1) KUHPerdata, dapat diketahui
1
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, 2006, hlm. 161.
2
Subekti, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, 1990, hlm. 1.
37
38
banyak adalah periktan yang lahir dari perjanjian. Tiap perikatan adalah
untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat
sumber lain. Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak
itu setuju untuk melakukan sesuatu. Dapat dikatakan bahwa dua perikatan
orang atau dua pihak yang membuat suatu perjanjian, sedangkan perikatan
3
R. Soeroso, Perjanjian Di Bawah Tangan Pedoman Praktis Pembuatan dan Aplikasi
Hukum, hlm 3
4
Subekti, Loc.Cit, hlm. 1.
5
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, 2003, hlm. 136
39
suatu perjanjian maka mereka bermaksud agar antara mereka berlaku suatu
perikatan hukum. Sungguh-sungguh mereka itu terikat satu sama lain karena
janji yang telah mereka berikan. Tali perikatan ini barulah putus kalau janji
2. Jenis-Jenis Perjanjian
jenis, yaitu :
beli hak dan kewajiban ada di kedua belah pihak. Pihak penjual
menerima barangnya.7
6
Subekti, Hukum Perjanjian, Loc.Cit, hlm.3
7
Diakses dari link
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40495/3/Chapter%2011.pdf pada tanggal 12
Februari 2017, pukul 08.30 WIB
40
b. Perjanjian sepihak
hibah. Dalam hibah ini kewajiban hanya ada pada orang yang
terjadi keuntungan bagi salah satu pihak saja. Misalnya hibah (schenking)
8
Diakses dari link
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40495/3/Chapter%2011.pdf pada tanggal 12
Februari 2017, pukul 08.30 WIB
9
Diakses dari link
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40495/3/Chapter%2011.pdf pada tanggal 12
Februari 2017, pukul 08.30 WIB
41
KUHPerdata
dengan bentuk tertentu secara tertulis dengan akta yang dibuat oleh
pejabat umum notaris atau PPAT. Misalnya jual beli tanah, undang-
undang menentukan akta jual beli harus dibuat dengan akta PPAT,
sampai dengan Bab XVIII. Misalnya perjanjian jual beli, sewa menyewa,
hibah dan lain lain.. Perjanjian tak bernama adalah perjanjian yang tidak
10
Diakses dari link
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40495/3/Chapter%2011.pdf pada tanggal 12
Februari 2017, pukul 08.30 WIB
11
Diakses dari link
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40495/3/Chapter%2011.pdf pada tanggal 12
Februari 2017, pukul 08.30 WIB
42
dari dua pihak atau lebih dengan tujuan timbulnya suatu perikatan untuk
kepentingan yang satu atas beban yang lain atau timbal balik, dapat
sepakat, juga bahwa perjanjian tersebut dibuat dalam akta yang dibuat di
12
Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapan di Bidang
Kenotariatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010, hlm. 22
13
Ibid, hlm. 18
43
Jual beli adalah suatu perjanjian dimana satu pihak mengikatkan dirinya
Pasal 584 KUHPerdata, hak milik atas sesuatu kebendaan tidak dapat
memindahkan hak.14
h. Perjanjian Konsensuil
mengikat (Pasal 1338). Satu asas hukum umum dari hukum perjanjian
kata sepakat.15
14
Herlin Budiono, Loc.Cit, hlm. 18
15
Diakses dari link http://rahmadsalim.blogspot.com/2013/10/jenisasas-dan-syarat-
perjanjian.html. pada tanggal 12 Februari 2017, pukul 08.30 WIB
44
i. Perjanjian Riil
mengenal pula jenis perjanjian lain yang mensyaratkan tidak saja kata
j. Perjanjian Liberatoir
16
Herlien Budiono, Op.Cit hlm 42
17
Ibid, hlm, 43
45
l. Perjanjian Untung-untungan
m. Perjanjian Publik
seluruhnya dikuasai oleh hukum publik, karena salah satu pihak yang
18
Ibid, hlm.22.
19
Diakses dari link http://rahmadsalim.blogspot.com/2013/10/jenisasas-dan-syarat-
perjanjian.html pada tanggal 12 Februari 2017, pukul 10.30 WIB.
20
Diakses dari link http://rahmadsalim.blogspot.com/2013/10/jenisasas-dan-syarat-
perjanjian.html pada tanggal 12 Februari 2017, pukul 10.30 WIB.
46
n. Perjanjian Campuran
perjanjian. Pelaksanaan isi perjanjian, yakni hak dan kewajiban, hanya dapat
dituntut oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain, demikian pula
sebaliknya, apabila perjanjian yang dibuat sah menurut hukum. Oleh karena
ditutup. Perjanjian yang sah tidak boleh diubah atau dibatalkan secara
21
Diakses dari link http://rahmadsalim.blogspot.com/2013/10/jenisasas-dan-syarat-
perjanjian.html pada tanggal 12 Februari 2017, pukul 10.30 WIB.
22
Herlin Budiono, Op.Cit hlm 36
23
Yahman, Karakteristik Wanprestasi dan Tindak Pidana Penipuan Yang Lahir Dari
Hubungan Kontraktual, PT. Prestasi Pustakarya, Jakarta, 2011, hlm. 51
47
bahwa para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau ada
yang dilahirkan oleh para pihak dengan tidak ada paksaan, kekeliruan
perbuatan hukum secara sah yaitu harus sudah dewasa, sehat akal pikiran
oleh hukum dianggap cakap, kecuali karena suatu hal dia ditaruh
pemboros.26
24
H. Riduan Syahrani, Loc.Cit, hlm.205
25
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Rajawali Pers, 2007, hlm. 14.
26
H. Riduan Syahrani, Loc.Cit, hlm.208
48
bersuami itu diangkat derajat yang sama dengan pria, untuk mengadakan
diperjanjikan dalam suatu perjanjian adalah harus suatu hal atas suatu
barang yang cukup jelas atau tertentu yakni paling sedikit ditentukan
27
R. Soeroso, Loc.cit, hlm.12
28
Yahman, Op.Cit, hlm. 17
29
R. Soeroso, Loc.Cit, hlm. 13
49
menyatakan bahwa suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat
dibatalkan oleh hakim atas permintaan pihak yang tidak cakap atau yang
(pengadilan).32
30
H. Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, Op.Cit. hlm. 211
31
Ibid, hlm 212
32
Ibid, hlm 213
50
lain meliputi :
Asas ini terdapat dalam pasal 1338 Ayat (1) KUHPerdata yang
bahwa setiap orang bebas membuat perjanjian dengan siapa pun, apapun
membuat perjanjian apa saja, asal tidak melanggar ketertiban umum yang
diatur dalam bagian khusus Buku III KUHPerdata, tetapi pada umunya
dalam Buku III itu. Dengan kata lain peraturan-peraturan yang ditetapkan
dalam Buku III KUHPerdata, itu hanya disediakan dalam hal para pihak
Sistem yang dianut oleh Buku III KUHPerdata itu juga lazim
lain, selain dari yang diatur dalah KUHPerdata sendiri. Disitu dianut
sistem “tertutup”.33
menjamin orang dalam melakukan Perjanjian. Hal ini tidak terlepas juga
dari sifat Buku III KUHPerdata yang hanya merupakan hukum yang
memaksa.34
b. Asas konsensualisme
33
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Loc.Cit. hlm. 127
34
Ahmad Miru, Loc.Cit, hlm. 3
35
Ibid, hlm. 15.
52
penghibahan barang tetap), tetapi hal yang demikian itu merupakan suatu
pengecualian. Yang lazim, bahwa perjanjian itu sudah sah dalam arti
Hal ini dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, yang
Pacta Sunt Servanda diberi arti pactum, yang berarti sepakat tidak perlu
36
R. Subekti. Hukum Perjanjian, Loc.Cit, hlm. 15
53
Pasal 6:2 NBW telah ditinggalkan dari konsep dalam Pasal 1338 ayat (1)
kontrak adalah hasil dari pilihan bebas (free choice), sehingga dianut
kontrak.
pilihannya.
dengan apa yang dikemukakan oleh H.R. Daeng Naja bahwa itikad baik
terikat oleh itikad baik dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata. Itikad
baik berarti bahwa kedua belah pihak harus berlaku terhadap yang lain
baik (te goeder trouw; good faith) adalah “Maksud, semangat yang
bantuan itikad baik dengan istilah “dengan jujur” atau “secara jujur”.38
atau perjanjian antara para pihak, kedua belah pihak akan berhadapan
dalah suatu hubungan hukum khusus yang dikuasai oleh itikad baik dan
hubungan khusus ini membawa akibat lebih lanjut bahwa kedua belah
secara umum itikad baik harus selalu ada pada setiap tahap perjanjian
37
N. Ike Kusmiati, 2016, Undue Influence Sebagai Faktor Penyebab Cacat Kehendak
Diluar KUHPperdata, Dalam Upaya Mengisi Kekosongan Hukum, Jurnal Ilmu Hukum Litigasi,
Naskah 6 Vol. 17, No. 1
38
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak
Komersial, Prenada Media Group, 2010, hlm. 134
39
Ahmadi Miru, Loc. Cit, hlm. 5
56
pihak lainnya.40
seseorang yang akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk
kepentingan perorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan
bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka
yang membuatnya.41
f. Asas Kepercayaan
g. Asas Keseimbangan
40
Ibid, hlm 7
41
Ibid, hlm 12
57
itikad baik.
h. Asas Kepatutan
tidak hanya mengikat untuk apa yang secara tegas diatur, akan tetapi juga
hal-hal yang menurut kebiasaan lazim diikuti. Diatur dalam Pasal 1339
42
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Loc.Cit hlm. 158-160
58
Prestasi adalah suatu yang wajib harus dipenuhi oleh debitur dalam
setiap perikatan. Prestasi merupakan isi dari pada perikatan. Apabila debitur
c. Peralihan risiko.
hakim.45
43
H. Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, Op.Cit. hlm. 218
44
Djaja S. Meliala, Hukum Perdata dalam Perspektif BW, Nuansa Aulia, Bandung, 2012,
hlm. 175
45
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Loc.Cit, hlm.45
59
wanprestasi. Teguran dapat secara tertulis pribadi dan secara tertulis melalui
lagi karena ketentuan ini telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku oleh
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 3 Tahun 1963, oleh karena
itu menurut Subekti cukup ditegur secara pribadi baik lisan maupun secara
tertulis.46
46
Djaja S. Meliala, Hukum Perdata dalam Perspektif BW, OP.Cit, hlm 176
60
wanprestasi ini hanya dapat dilakukan apabila debitur telah dinyatakan lalai
harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam
Ganti rugi sering disebut dengan tiga unsur seperti biaya, rugi dan
sudah dikeluarkan oleh suatu pihak. Rugi adalah kerugian karena kerusakan
oleh kreditur.48
wanprestasi. Ganti rugi karena wanprestasi adalah suatu bentuk ganti rugi
47
Salim HS, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,
Jakarta, 2006, hlm. 96
48
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Loc.Cit, hlm 47
61
yang dibebankan kepada debitur yang tidak memenuhi isi perjanjian yang
bagian Umum Buku III KUHPerdata yang dituangkan dalam Pasal 1244 dan
Pasal 1245.
karena suatu keadaan yang berada diluar kekuasaaanya. Ada tiga hal yang
49
Salim HS, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Loc.Cit, hlm 100.
50
Riduan Syahrani, Loc.Cit, hlm 232.
62
bunga, yaitu :
3. Keadaan memaksa.51
sedemikian rupa, karena keadaan mana suatu perikatan terpaksa tidak dapat
para pihak;
peristiwa tersebut;
yang bersifat mutlak (absolut) dan overmacht yang bersifat nisbi (relatif).
51
Salim HS, Hukum Kontrak, Loc.Cit, hlm.101
52
Rahmat S.S Soemadipraja, Penjelasan Hukum Tentang Keadaan Memaksa Nasional
Legal Reform Program, Jakarta, 2010, hlm.77
63
diperjanjikan.
prestasinya.
53
Riduan Syahrani, Loc.Cit,hlm.235
64
sementara;
7. Berakhirnya Perjanjian
perikatan yang timbul dari perjanjian dan Undang-undang. Pasal 1381 KUH
54
Salim HS, Hukum Kontrak, Loc.Cit, hlm.103
65
1. Pembayaran;
2. Penawaran;
4. Pembaharuan hutang;
5. Perjumpaan hutang;
6. Percampuran hutang;
8. Pembatalan perikatan;
10. Daluarsa;
umumnya perjanjian akan hapus bila tujuan perjanjian telah tercapai. Dan
55
R. Setiawan, Op.Cit, hlm. 69.
56
Ibid, hlm. 70.
66
mengakhiran.
hapus seperti yang disebutkan dalam Pasal 1603 ayat (1) KUH
bersama.
Undang-undang.
B. Perjanjian Online
hukum tersebut yakni harus dilakukan secara “terang” dan “tunai” 57 yang
1. Business to Business
telah saling mengetahui satu sama lain dan sudah terjalin hubungan
2. Business to Customer
commerce yang besar dan terkenal. Pada jenis ini, transaksi disebar
57
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2004, hlm.222
58
Ibid, hlm 227
68
2. Suatu kontrak dapat juga dibentuk melalui website dan jasa online
lainnya;
shrink wrap.
59
Mieke Komar, Op.Cit, hlm 2.
69
adanya penawaran oleh salah satu pihak dan penerimaan oleh pihak yang
lain. Penawaran merupakan suatu usul yang ditujukan kepada pihak lain
perbuatan itu sendiri sebagai ajakan untuk masuk ke dalam suatu ikatan
tersebut dapat menjadi dasar dan alat bukti hukum yang sah. Dalam Pasal 5
60
J. Satrio, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 237
61
Edmon Makarim, Op.Cit, hlm. 229
62
Ibid, hlm. 230
70
ini secara jelas diatur dalam Pasal 17 dan Pasal 18 UU ITE. Akan tetapi,
konsiliasi, arbitrase.
72
kliennya.
63
Diakses dari Tri Jata Ayu, Litigasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar
Pengadilan http://www.hukumonline.com, pada tanggal 19 Januari 2017, pukul 14.00
73
pihak.
5. Penilaian ahli merupakan pendapat para ahli untuk suatu hal yang
penyelesaian sengketa dapat tercapai, maka hal tersebut bersifat final dan
mengikat bagi para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik serta wajib
64
Carolina Novi, Kekuatan Mengikat Perjanjian dalam E-Coomerce, Lex Privatum Vol
2, April 2014, hlm. 31