A. Masalah Hukum
B. Tinjauan Teoretik
1
Munir Fuady, “Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis)”, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 1999, hlm. 2
21
22
dua atau jamak, di mana untuk itu diperlukan kata sepakat para
2
R. Setiawan, “Pokok Pokok Hukum Perikatan”, Putra A Bardin, 1999, hlm. 49
3
R. Setiawan, Ibid
4
Sudikno Mertokusumo, “Hukum Acara Perdata Indonesia”, Yogyakarta: Liberty, 1985,
hlm. 97
23
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
unsur :7
a. Perbuatan
b. Satu orang atau lebih terhadap satu orang lain atau lebih,
5
Subekti, “Pokok-Pokok Hukum Perdata”, PT. Intermasa, Jakarta, 2001, hlm. 36
6
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, “Hukum Jaminan di Indonesia, Pokok-Pokok Hukum
Jaminan dan Jaminan Perorangan”, Liberty, (Yogyakarta, 1980)., hlm. 1.
7
AS Tobing, Pengertian Umum Hukum Perjanjian,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23887/3/Chapter%20II.pdf, 16.24 WIB, 29
Mei 2016
24
c. Mengikatkan dirinya,
8
Salim H.S dkk, Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding (MoU),
Jakarta: Sinar grafika, 2007, hlm. 124.
25
yang harus dipenuhi oleh obyek perjanjian oleh karena itu disebut
sebagai berikut:
a. Kata sepakat
9
Subekti, Bunga Rampai Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1992, hlm. 4.
26
perwalian dan
28
perjanjian tertentu.
12
Sri Soedewi Masjchon, Op.Cit., Yogyakarta: Liberty, 1980, hlm. 319
29
unsur yang penting dan pokok dari peraturan hukum. Asas hukum
tersebut.
Selain asas-asas itu, masih terdapat asas itikad baik dan asas
kepribadian.
perjanjian;
14
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perencanaan Kontrak, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2007, hlm. 4.
32
ini tidak terlepas juga dari sifat Buku III KUH Perdata yang
b. Asas Konsensualisme
perjanjian.16
15
Ahmadi Miru, Ibid., hlm. 4
16
Mariam Darus Badrulzaman, Perdata Buku III, Hukum Perikatan Dengan Penjelasan,
Bandung: Alumni, 1996, hlm. 113
33
secara tertulis atau dengan akta Notaris, akan tetapi hal ini ada
perjanjian formil.
mereka yang membuatnya" pada akhir Pasal 1338 ayat (1) KUH
Perdata. Jadi, perjanjian yang dibuat secara sah oleh para pihak
kreditur.
hukum perjanjian seperti yang diatur dalam Pasal 1338 ayat (3)
(pengertian obyektif).17
e. Asas kepribadian
pihak ketiga, selain dalam hal yang diatur klaim Pasal 1317.
17
Subekti, Hukum Pembuktian, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2001, hlm. 42.
35
membuatnya dan tidak dapat mengikat pihak lain. Maka asas ini
4. Perjanjian Kerja
perjanjian mana ditandai oleh ciri-ciri: adanya suatu upah atau gaji
membayar upah.19
18
Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Alumni, 1977, hlm. 63
19
Iman Soepomo, dalam Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi,
Depok: Raja Grafindo Persada, 2014, hlm. 62
36
20
Lalu Husni, Ibid., hlm. 62
37
b. Penunaian kerja
c. Upah.
21
Lalu Husni, Ibid., hlm. 63
22
R Joni Bambang, Op.Cit., hlm 110.
23
Rood, M.S., Hukum Perburuhan (Bahan Penataran), Bandung: Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran, 1989, hlm 28.
38
berbunyi:
menggantikannya.”
undangan.27
tidak terpenuhi.28
kerja. Karena itu dapat ditarik beberapa unsur dari hubungan kerja
yakni;29
demi hukum.
c. Adanya Upah
hukum
30
R Joni Bambang, Loc. Cit., hlm 111
42
yang tidak memenuhi syarat pada huruf c dan d maka batal demi
hukum.31
Apa yang dikehendaki pihak yang satu dikehendaki pihak yang lain.
31
R Joni Bambang, Ibid.
32
Lalu Husni, Op.Cit., hlm. 65
43
artinya dari semula perjanjian tersebut tidak pernah ada. Jika yang
33
Pasal 1 angka 26 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
34
Lalu Husni, Loc. Cit, hlm. 66.
44
:36
4) Tempat pekerjaan
35
Abdul Khakim, Dasar-dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Bandung: PT.Citra
Aditya Bakti, 2009., hlm. 60.
36
Pasal 54 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
45
38
R Joni Bambang, Loc.Cit., hlm. 112
39
R Joni Bambang, Ibid.
47
40
F.X. Djumialdji, Perjanjian Kerja (edisi revisi), Jakarta, Sinar Grafika, 2005., hlm. 23.
48
kerja.
41
Ibid, hlm. 23-24.
42
R Joni Bambang, Op.Cit., hlm. 112.
49
sifatnya;
bersangkutan.
50
diadakan lebih dari 1 (satu) kali dan lebih dari 2 (dua) tahun
43
Pasal 57 ayat (1) Undang Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
44
Lalu husni, Loc.Cit, 2003, hlm. 60.
51
pengusaha.
antara lain :
secara terus-menerus.
45
Pasal 59 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
46
Abdul Khakim, Op. Cit, hlm. 64.
52
Ketenagakerjaan.
ekonomis.47
telah diatur dalam Pasal 57 ayat (2) dan Pasal 59 ayat (7) UU No.
(1), (2), (4), (5), dan (6) UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
Ketenagakerjaan.
47
Abdul Hakim, Ibid, hlm. 72.
53
huruf latin.
Tahun 2004.
Tahun 2004.
48
Abdul Hakim, Ibid, hlm. 73.
49
F.X. Djumialdji, Op. Cit, hlm. 15.
54