Anda di halaman 1dari 3

C.

Biaya Eksplisit dan Implisit

Biaya penggunaan sumber daya mencakup biaya eksplisit dan biaya implisit. Upah yang
dibayarkan, pengeluaran untuk listrik, pembayaran untuk bahan-bahan baku, bunga yang
dibayarkan kepada para pemegang obligasi perusahaan dan sewa bangunan merupakan contoh-
contoh dari pengeluaran eksplisit. Biaya implisit berkenan dengan setiap keputusan yang jauh
lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya implisit ini tidak memasukkan pengeluaranpengeluaran
tunai dan oleh karena itu seringkali diabaikan dalam analisis pembuatan keputusan. Sewa yang
bisa diterima seorang petani dari ladang jika ia tidak menggunakan ladang tersebut merupakan
biaya implisit dari kegiatankegiatan pertaniannya.

Untuk dapat menggunakan sumber daya, produsen harus membayar kepada pemilik
sumber daya paling tidak opportunity cost dari sumber daya tersebut bagi pemiliknya. Biaya
eksplisit perusahaan adalah pembayaran tunai untuk sumber daya yang dibeli di pasar sumber
daya: upah, sewa, bunga, asuransi, pajak dan sejenisnya. Disamping adanya pengeluaran tunai
langsung ini, atau biaya eksplisit, perusahaan juga menghadapi biaya implisit yang merupakan
opportunity cost dari penggunaan sumber daya milik perusahaan atau pemilik perusahaan.
Contohnya meliputi penggunaan bangunan milik perusahaan sendiri, penggunaan dana
perusahaan atau waktu dari pemilik perusahaan.

D. Biaya Inkremental dan Hangus

Biaya Inkremental adalah biaya yang akan timbul sebagai akibat dari adanya suatu
keputusan. Biaya incremental ini merupakan perubahan biaya total yang disebabkan oleh adanya
suatu keputusan yang sedang dibuat.

Biaya inkremental ini harus diidentifikasi secara tepat, hanya biayabiaya yang berubah
secara nyata sebagai hasil dari suatu keputusan yang bisa dimasukkan, tetapi semua biaya
berubah sebagai akibat dari adanya keputusan tersebut harus dimasukkan. Faktor-faktor produksi
yang menganggur (tak terpakai) yang tidak mempunyai penggunaan alternatif tidak mempunyai
biaya incremental dan oleh karena itu bisa dianggap tidak mempunyai biaya.
E. Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu tingkat output dan harga
secara, tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang hubungan antara biaya dan output suatu
perusahaan atau dengan kata lain fungsi biayanya tergantung pada fungsi produksi perusahaan
dan fungsi penawaran pasar dari input-input yang digunakan perusahaan tersebut.

Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa dalam
produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada input
tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel
(variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua
faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka
waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-
faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan.
Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas
angkutan, dan faktor tenaga kerja. Karena hal itulah biaya yang relevan dalam jangka panjang
adalah biaya total,biaya variabel,biaya rata-rata,dan biaya marginal.

Pertanyaan:

Mengapa manajemen perlu melakukan analisis biaya?

Jawaban:

Sebagai salah satu unsur penentu profit, kalkulasi biaya dalam perusahaan akan sangat berguna
dalam hal penentuan arah dan kebijakan yang akan diambil oleh manajemen. Selain
memperkirakan berapa potensi pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan, manajemen juga
perlu mengkalkulasi berapa estimasi biaya yang akan timbul. Estimasi biaya secara lebih lanjut
dapat digunakan untuk membuat berbagai keputusan bisnis, seperti: penentuan harga produk,
pengembangan lini bisnis baru, dan kebijakan alokasi anggaran.

Sumber:

https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/809-biaya-produksi-jangka-panjang-dan-
pendek

Anda mungkin juga menyukai