Anda di halaman 1dari 6

Nama : Made Bagus Satrya Yudistira

NIM : 1907521168

Absen : 19

RMK

TEORI DAN ESTIMASI BIAYA

1. Biaya Relevan

Pengertian Biaya Relevan

Biaya Relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing-masing alternatif.
Semua keputusan berhubungan dengan masa depan. Karena itu, hanya biaya masa depan yang
dapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak
hanya harus merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan
alternatif lainnya.

Konsep umum biaya relevan terdiri dari biaya diferensial, biaya tambahan, biaya
kesempatan,biaya terhindarkan dan biaya yang dapat dikendalikan. Konsep dasarnya adalah
biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.

a. Biaya diferensial (differential cost) adalah perbedaan atau selisih biaya antara dua alternative
atau lebih.

b. Biaya tambahan (incremental cost) adalah kenaikan atau tambahan biaya yang terjadi karena
memilih suatu alternatif.

c. Pendapatan diferensial (differential revenue) adalah suatu perbedaan atau selisih pendapatan
antara dua alternatif umumnya berupa incremental revenue atau suatu kenaikan atau suatu
tambahan pendapatan karena memilih suatu alternatif.

d. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah potensi perolehan keuntungan berupa pendapatan
atau penghematan biaya yang hilang karena memilih suatu alternatif.

e. Biaya tenggelam (sunk cost) adalah biaya yang terjadi dan tidak dapat diubah oleh suatu
keputusan yang dibuat sekarang atau pada masa yang akan datang.
f. Biaya terhindarkan (avoidable cost) adalah suatu biaya yang dapat dihilangkan seluruhnya atau
sebagian sebagai akibat dari pemilihan satu alteratif dalam suatu pengambilan keputusan.
Kebalikannya adalah biaya yang tidak dapatdihilangkan karena memilih alternative yang lain
disebut biaya tidak terhindarkan (unavoidable cost).

Langkah Analisis Biaya Relevan

Untuk mengetahui mana yang merupakan biaya relevan diperlukan analisis biaya yang meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghimpun seluruh biaya yangg berkaitan dengan masing-masing alternatif yang


dipertimbangkan.

b. Mengeliminasi sunk cost.

c. Mengeliminasi biaya yang tidak berbeda diantara alternatif yang dipertimbangkan

d. Mengambil kesimpulan berdasarkan data biaya lain yang tersisa, yang merupakan biaya yang
berbeda. Biaya tersebut merupakan biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan.

2. Biaya Kesempatan

Biaya kesempatan (opportunity cost) merupakan biaya yang timbul akibat dari mengorbankan
kesempatan menggunakan barang dan jasa untuk tujuan yang lain. Biaya kesempatan atau biaya
peluang dapat diartikan juga sebagai kesempatan yang hilang karena seseorang telah memilih
alternatif.

3. Biaya Eksplisit dan Implisit

Biaya Eksplisit adalah biaya yang melibatkan pengeluaran langsung uang tunai dari bisnis. Biaya
timbul ketika proses produksi sedang berlangsung, atau aktivitas dilakukan dalam kegiatan bisnis
normal. Biaya adalah biaya untuk penggunaan faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja,
modal dan sebagainya. Semua itu dalam bentuk sewa, gaji, bahan, upah, dan pengeluaran lain
seperti listrik, alat tulis, ongkos kirim, dll.

Biaya Implisit

Biaya Tersirat, juga dikenal sebagai biaya ekonomi, adalah biaya yang perusahaan sebelumnya
kehilangan saat menggunakan tindakan alternatif. Mereka tidak melibatkan arus kas keluar dari
bisnis. Ini adalah nilai pengorbanan yang dibuat oleh entitas pada saat melakukan beberapa
tindakan lainnya. Biaya terjadi ketika suatu aset digunakan sebagai faktor produksi oleh entitas
alih-alih menyewakannya.

Perbedaan Antara Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit

Adapun perbedaan antara biaya eksplisit dan biaya implisit antara lain:

 Biaya Eksplisit dikeluarkan ketika entitas harus membayar untuk pemanfaatan faktor-
faktor produksi. Biaya Implisit adalah biaya peluang, yang terjadi ketika entitas
menggunakan sumber daya pemilik seperti persediaan modal dll.
 Biaya Eksplisit juga dikenal sebagai biaya out-of-pocket sedangkan biaya implisit dikenal
sebagai biaya imputasi.
 Biaya Eksplisit dapat dengan mudah dipastikan, tetapi hanya berlawanan dalam kasus
Biaya Implisit karena tidak memiliki jejak kertas.
 Pengukuran Biaya Eksplisit bersifat obyektif karena sebenarnya terjadi sedangkan Biaya
Implisit terjadi secara tidak langsung dan itulah sebabnya pengukurannya subjektif.
 Biaya Eksplisit membantu dalam perhitungan laba akuntansi dan laba ekonomi.
Sebaliknya, Biaya Implisit membantu dalam perhitungan hanya keuntungan ekonomi.
 Biaya Eksplisit dicatat dan dilaporkan kepada manajemen. Di sisi lain, biaya implisit
tidak dicatat atau dilaporkan kepada manajemen perusahaan.

4. Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Biaya Jangka Pendek

Biaya jangka pendek adalah jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah
jumlahnya.

a. Biaya Total (total cost/TC) Yaitu keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan.Biaya produksi total atau biaya total didapat darimenjumlahkan biaya tetap
total dan biaya berubah total.Dengan demikian biaya total dapat dihitung
denganmenggunakan rumus berikut : TC = TFC + TVC
b. Biaya Tetap Total (total fixed cost/TFC) Yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperolehfaktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya.
c. Biaya Berubah Total (total variable cost/TVC)Yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan
untuk memperolehfaktor produksi yang dapat diubah jumlahnya.

Biaya Jangka Panjang

Biaya jangka panjang yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan. Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu. Penyebutan jangka
panjang oleh para ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumber daya yang digunakan
tidak ada lagi yang bersifat tetap. Isoquant menunjukkan kombinasi 2 macam input yang berbeda
yang menghasilkan output yang sama.

Ciri-ciri isoquant :

 Mempunyai kemiringan negatif


 Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output
 Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yanglainnya
 Isoquant cembung ke titik origin.

5. Analisis Break Even Point

Break Event Point (Hubungan Biaya, Volume, dan Laba)

Analisis titik impas atau analisis break-even point diperlukan untuk mengetahui hubungan antara
volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainnya baik bersifat tetap
maupun variable, dan laba atau rugi. Oleh karena itu, analisis titik impas ini sering di sebut cost-
volume-profit analisis. Analisis titik impas hanya di perlukan bagi perusahaan-perusahaan yang
dalam menyelenggarakan oprasinya harus menanggung beban tetap, yaitu berupa biaya tetap
disamping adanya biaya variable yang harus ditutup dari hasil penjualan.

Penetapan Tingkat Break Even Point

Pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan BEP ada tiga cara yaitu:

1. Pendekatan Secara Matematika

Sebuah perusahaan akan mencapai keadaan impas jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah
biaya. Perhitungan BEP dalam unit atau satuan produk yang dijual adalah sebagai berikut :
Dimana

FC = Fix Cost / biaya tetap

P = Price / harga jual

VC = Variabel cost / biaya variabel

Sedangkan rumus perhitungan BEP dalam rupiah penjualan adalah sebagai berikut:

2. Pendekatan Trial and Error

Perhitungan dengan menggunakan dasar keuntungan neto dari nilai suatu volume produksi.
Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambil volume produksi yang
lebih rendah.

3. Pendekatan Grafik

Berdasarkan cara ini BEP dapat ditentukan apabila garis penghasilan penjualan dan garis biaya
bertemu di satu titik yang sama, dengan kata lain BEP terletak pada perpotongan antara garis
penghasilan penjualan dan garis biaya seperti yang digambarkan pada grafik di bawah ini:
6. Penafsiran Kurva Pembelajaran

Kurva pembelajaran (learning curve) menunjukkan penurunan dalam biaya input rata-rata dalam
produksi serta peningkatan output total secara kumulatif sepanjang waktu.

Contoh Kurva pembelajaran :

Kurva di atas menunjukkan sebuah kurva pembelajaran, yang mengindikasikan bahwa biaya
rata-rata menurun dari $250 untuk memproduksi unit produk ke-100 (titik F), menjadi $200
untuk memproduksi unit yang ke-200 (titik G dan menjadi $165 untuk unit yang ke-400 (titik H).

Kurva pembelajaran dapat dinyatakan secara aljabar sebagai berikut:

C = aQb

Untuk menunjukkan C dan nilai output kumulatif yang diteliti dalam bentuk lograitma, kita
rumuskan dengan cara sebagai berikut:

Log C = log a + b logQ

Kurva pembelajaran telah dialami oleh berbagai sektor manufaktur dan jasa, dari memproduksi
pesawat terbang, peralatan, bangunan kapal, penyaringan produk minyak bumi, hingga operasi
pabrik pembangkit listrik.

Seberapa cepat kurva pembelajaran (biaya input variabel) menurun dapat berbeda antar
perusahaan dan akan lebih besar dengan semakin rendahya pergantian karyawan, semakin
sedikitnya interupsi produksi, dan semakin besarnya kemampuan perusahaan untuk mentransfer
pengetahuan produksi dari produk lain yang serupa.

Anda mungkin juga menyukai